Tahapan pelaksanaan Budidaya Deskripsi Teori 1.

35 1. Intensifikasi budidaya Pola pengembangan ini memanfaatkan kondisi lahan yang ada dengan mengintensifkan teknologi, modal, dan sumber daya untuk mendapatkan hasil optimal. Hatima dan Djajadiredjamenyebutkan bahwa kolam seluas 1 ha menghasilkan ikan sebanyak 6,6 ton. Kondisi ini dinilai tidak memuaskan karena dalam kondisi optimal kolam dapat menghasilkan 10-12 tonhatahun Cahyo Saparinto, 2008:21. Terdapat beberapa sifat yang terlihat pada pola pengembangan intensifikasi, antara lain : a Cukup dengan memanfaatkan lahan produksi yang relativesempit; b Menggunakan teknologi yang cenderung lebih modern; c Membutuhkan modal cukup tinggi, tetapi dengan waktu pengembalian modal yang relatif lebih singkat; d Jumlah produksi output relatif tinggi; e Lama waktu budidaya relative lebih singkat karena pertumbuhan ikan relatiflebih cepat; serta f Mengurangi kerusakan pada daya dukung lahan budidaya jika pemanfaatan lahannya dilakukan secara berlebihan Cahyo Saparinto, 2008:21. Peningkatan usaha dengan pola intensifikasi memerlukan penanganan yang intensif. Hal ini terkait dengan adanya faktor- faktor penghambat terhadap usaha peningkatan hasil panen. 2. Ekstensifikasi budidaya Ekstensifikasi didasarkan pada pola pikir yang masih sederhana, teknologi yang terbatas, dan kondisi sumber daya alam yang masih memungkinkan. Pola ini hanya memanfaatkan 36 faktor alam karena belum banyak campur tangan manusia dalam pengelolaannya. Pengembangannya dilakukan karena banyak lahan yang belum dimanfaatkan untuk kepentingan lain. Pola ekstensifikasi kurang efisien, hal tersebut disebabkan untuk menghasilkan atau meningkatkan hasil panen dibutuhkan lahan budidaya yang lebih luas. Cahyo Saparinto 2008:21 mengemukakan beberapa sifat dari pola ekstensifikasi, antara lain : a Membutuhkan lahan produksi yang luas; b Teknologi yang diterapkan cenderung masih tradisional, penebaran benih rendah, pemberian pakan dilakukan kadang-kadang, dan pengelolaan budidaya secara sederhana; c Membutuhkan investasi cukup besar sehingga membutuhkan waktu panjang untuk bias mengembalikan modal; d Jumlah produksi output relatif rendah; e Lama waktu budidaya relatif lebih panjang pertumbuhan ikan kurang cepat Ketersediaan sumber daya perairan yang luas dan sumber daya manusia yang melimpah merupakan modal dasar untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha perikanan.Kemauan masyarakat untuk berkembang dan mengetahui kemampuan yang dimiliki menjadi modal awal dalam membentuk kelompok budidaya. Permintaan yang tinggi terhadap ikan air tawar menjadi jalan untuk meningkatkan pendapatan anggota. Keuntungan budidaya ikan air tawar, secara ekonomis sangat menguntungkan karena ikan memiliki nilai ekonomis yang 37 tinggi. Selain itu, ikan juga sangat mendukung bagi pemenuhan gizi masyarakat. Menurut Bambang Cahyono 2000:10, segi keuntungan yang dapat diperoleh dari memelihara ikan antara lain: a Luas lahan yang sempit dapat menghasilkan ikan yang cukup banyak. b Pembudidayaan ikan tidak memerlukan perawatan yang rumit, asal airnya cukup dan sehat. Ikan dapat hidup dan berkembang dengan baik asal mendapat air yang cukup. c Ikan memiliki nilai gizi yang tinggi dengan kandungan kolestrol rendah, sehingga sangat baik untuk kesehatan tubuh. d Ikan merupakan penghasil protein yang tinggi sehingga sangat baik untuk pemenuhan gizi masyarakat. e Ikan banyak digemari oleh masyarakat sehingga secara ekonomis sangat menguntungkan bila dibudidayakan secara intensif. Dari gambaran keuntungantersebut, maka pengembangan sektor perikanan sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Budidaya ikan ini semakin luas di kenal masyarakat sehingga daerah-daerah lain juga banyak melakukan budidaya ikan ini. Di kabupaten Purbalingga juga telah membudidayakan ikan air tawar. Salah satu daerah budidaya ikan berada di Desa Brobot yang masuk wilayah Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga. Semakin banyaknya daerah yang membudidayakan ikan khususnya ikan air tawar menunjukan banyaknya peminat usaha budidaya ikan.