volumenya dan akan mencapai nilai maksimal pada usia 19-21 tahun. Setelah usia tersebut nilai faal paru akan terus menurun sesuai dengan pertambahan umur.
28
Hal ini didukung oleh Ria Faridawati 1995 yang dikutip dari Gadistina 2009 yang
menyatakan bahwa umur berpengaruh terhadap perkembangan paru-paru, semakin bertambahnya umur maka kualitas paru dapat memburuk dengan cepat dan terjadinya
gangguan fungsi paru di dalam tubuh serta menyebabkan fungsi dari organ tubuh pekerja termasuk saluran pernapasan akan semakin berkurang. Hal yang sama
terdapat pada penelitian Soemirat 1993 yang dikutip dari Gadistina 2009 yang menggungkapkan bahwa umur berpengaruh terhadap perkembangan paru.
25
5.2 Gejala Gangguan Pernapasan Berdasarkan Masa Kerja
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 70 responden diperoleh hasil bahwa gejala gangguan pernapasan dalam 1 bulan terakhir yang paling banyak
dialami pada responden dengan masa kerja 13 tahun adalah batuk sebanyak 32 orang 94,1, diikuti gejala berupa batuk berdahak sebanyak 29 orang 85,2,
gejala berupa napas bunyi sebanyak 15 orang 44,1, gejala berupa nyeri dada sebanyak 14 orang 41,1, serta yang paling sedikit adalah gejala berupa batuk
berdarah sebanyak 2 orang 5,8, gejala berupa sesak napas sebanyak 2 orang 5,8 dan gejala berupa demam sebanyak 2 orang 5,8. Sedangkan gejala
gangguan pernapasan yang paling banyak dialami pada responden dengan masa kerja ≥ 13 tahun adalah nyeri dada sebanyak 33 orang 91,6, diikuti gejala berupa batuk
sebanyak 27 orang 75, gejala berupa batuk berdahak sebanyak 20 orang 55,5, gejala berupa napas bunyi sebanyak 17 orang 47,2, gejala berupa batuk berdarah
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 9 orang 25, gejala berupa sesak napas sebanyak 9 orang 25, serta yang paling sedikit adalah gejala berupa demam sebanyak 6 orang 16,6.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak dengan masa kerja 13 tahun yaitu sebanyak 36 orang dan 32 orang diantaranya mengalami gejala gangguan
pernapasan berupa batuk. Batuk bukanlah suatu penyakit, batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernapasan dan merupakan gejala suatu
penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap dan sebagainya. Batuk terjadi karena rangsangan tertentu,
misalnya debu di reseptor batuk hidung, saluran pernapasan, bahkan telinga. Kemudian reseptor akan mengalirkan lewat syaraf ke pusat batuk yang berada di
otak. Di sini akan memberi sinyal kepada otot-otot tubuh untuk mengeluarkan benda asing tadi, hingga terjadilah batuk.
27
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masa kerja tidak berperan terhadap terjadinya gejala gangguan pernapasan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Widodo, Tri 2007 yang menyatakan tidak ada hubungan antara masa kerja dengan kapasitas vital paru yang merupakan salah satu indikator gangguan pernapasan. Hal
ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Solech, M 2001 yang dikutip dari Widodo, Tri yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara lama
pemaparan debu kapur tulis dengan kapasitas vital fungsi paru.
28
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada bukti signifikan antara masa kerja dengan gejala
gangguan pernapasan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Sembiring 2005
yang menunjukkan adanya hubungan bermakna antara masa kerja dengan gangguan
Universitas Sumatera Utara
pernapasan, maka semakin lama masa kerja seseorang semakin lama terpajan dengan lingkungan kerja sehingga semakin mengganggu kesehatan paru.
12
Demikian juga hasil penelitian Mayasari 1999 yang dikutip dari sembiring2005 menyatakan
bahwa lama kerja seseorang mempengaruhi timbulnya gangguan pernapasan.
12
Masa kerja penting diketahui untuk melihat lamanya seseorang terpajan dengan lingkungan
kerja. Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan teori dari Sumakmur 1993 semakin lama seseorang bekerja semakin banyak dia telah terpapar bahaya yang
ditimbulkan oleh lingkungan kerja tersebut.
26
Menurut Harrington yang dikutip dari Widodo, Tri 2007 apabila kondisi paru terpapar dengan berbagai komponen pencemar, fungsi fisiologis paru sebagai organ
utama pernapasan akan mengalami beberapa gangguan sebagai akibat dari pemaparan secara terus menerus dari berbagai komponen pencemar. Fungsi paru dapat berubah-
ubah akibat sejumlah faktor non pekerjaan seperti usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok, kondisi kesehatan dan sebagainya.
28
Terpajan lingkungan kerja yang sama selama berpuluh-puluh tahun memungkinkan responden sudah terbiasa dengan
lingkungan kerja tersebut sehingga tubuh responden telah memiliki sistem kekebalan tubuh terhadap lingkungan kerja berupa udara dingin laut saat malam hari, dan hal
tersebut juga perlu diperhitungkan.
5.3 Gejala Gangguan Pernapasan Berdasarkan Riwayat Pekerjaan