BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Wanita sangat rentan dengan terjadinya infeksi venereal yang berakibat timbulnya gejala fluor albus, sepuluh tahun belakangan ini. Kasus yang sering
ditemukan para ahli adalah vulvovaginitis dan bakterial vaginosis.
1
Data juga menunjukkan, 85 dari wanita yang sudah menikah dan tinggal di Jakarta menderita keputihan fluor albus .
2
Sebagian besar datang dengan keluhan yang sudah menunjukkan keadaan yang lebih berat.
2
Fluor albus itu sendiri bukanlah sebuah penyakit, melainkan sebuah proses fisiologis pada
keadaan tertentu misal : masa gestasi,menarche,dll ataupun gejala yang mungkin akan muncul pada infeksi primer dan penyakit kronis yang menyerang organ
genitalia wanita.
2
Adanya perubahan fluor albus fisiologi menjadi fluor albus patologis akibat infeksi akut ataupun kronis pada vagina hingga serviks, memberikan pengaruh
besar bagi perubahan suasana asam-basa di masa gestasi yang dapat diukur dari kadar pH vagina.
3
Sayangnya, perubahan ini sering tidak disadari atau bahkan tidak menimbulkan gejala khas seperti, sekret bau dengan warna kuning
kehijauan, disuria pada ibu hamil , gatal pada organ genital.
4
Kondisi ini didukung dengan adanya hasil penelitian bahwa terdapat gejala fluor albus
patologis pada 11,2 dari 18 ibu hamil di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tahun 1992.
2
Empat belas tahun berikutnya, penelitian yang lebih spesifik juga diadakan di Jakarta. Dinyatakan bahwa 40 subjek ibu dengan usia kehamilan 11-24 minggu,
41 diantaranya positif fluor albus akibat vaginal bakteriosis.
5
Kedua penelitian inilah yang menjadi acuan bagi penulis untuk mengetahui lebih spesifik mengenai
jenis fluor albus yang mungkin dialami oleh ibu saat hamil, mengingat komplikasi yang dapat berpengaruh kepada perkembangan janin pada masa kehamilan,
misalnya : kelahiran prematur, ketuban pecah dini, endometriosis, dll.
1
1.2 Rumusan Masalah