LAPORAN PENELITIAN HUKUM
|hn-doc-sotk-bdg-2015|Naskah Akademik Ranperda Kabupaten Badung tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa
48
dimaksud pada ayat 1 dengan Peraturan Daerah KabupatenKota.
Pasal 33 Calon Kepala Desa wajib memenuhi persyaratan:
a. warga negara Republik Indonesia; b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan memelihara keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika;
d. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah pertama atau sederajat;
e. berusia paling rendah 25 dua puluh lima tahun pada saat mendaftar;
f. bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa; g. terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal di Desa
setempat paling kurang 1 satu tahun sebelum pendaftaran; h. tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;
i. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 lima tahun atau lebih, kecuali 5
lima tahun setelah selesai menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara jujur dan terbuka kepada publik bahwa
yang bersangkutan pernah dipidana serta bukan sebagai pelaku kejahatan berulang-ulang;
j. tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan pengadilan yang telah mwempunyai kekuatan hukum tetap;
k. berbadan sehat; l. tidak pernah sebagai Kepala Desa selama 3 tiga kali masa
jabatan; dan
m. syarat lain yang diatur dalam Peraturan Daerah.
Pasal 50 ayat 1
Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48
36
diangkat dari warga Desa yang memenuhi persyaratan:
a. berpendidikan paling rendah sekolah menengah umum atau yang sederajat;
b. berusia 20 dua puluh tahun sampai dengan 42 empat puluh dua tahun;
c. terdaftar sebagai penduduk Desa dan bertempat tinggal di Desa paling kurang 1 satu tahun sebelum pendaftaran; dan
d. syarat lain yang ditentukan dalam Peraturan Daerah
36
Pasal 48 UU 62014: Perangkat Desa terdiri atas: a. sekretariat Desa;
b. pelaksana kewilayahan; dan c. pelaksana teknis.
LAPORAN PENELITIAN HUKUM
|hn-doc-sotk-bdg-2015|Naskah Akademik Ranperda Kabupaten Badung tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa
49
KabupatenKota.
Pasal 50 ayat 2
Ketentuan lebih lanjut mengenai perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48, Pasal 49,
37
dan Pasal 50 ayat 1
38
diatur dalam Peraturan Daerah KabupatenKota berdasarkan Peraturan Pemerintah.
Pasal 65 ayat 2
Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Permusyawaratan Desa diatur dalam Peraturan Daerah KabupatenKota.
Pasal 84 ayat 3
Pengaturan lebih lanjut mengenai perencanaan, pelaksanaan pembangunan Kawasan Perdesaan, pemanfaatan, dan
pendayagunaan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diatur dalam Peraturan Daerah KabupatenKota.
Pasal 98 ayat 1
Desa Adat ditetapkan dengan Peraturan Daerah KabupatenKota.
39
Pasal 101 ayat 2
Penataan Desa Adat sebagaimana dimaksud pada ayat 1
40
ditetapkan dalam Peraturan Daerah.
Tabel tersebut menunjukkan tidak ada ketentuan dalam UU 62014 yang memerintahkan dibentuknya Peraturan Daerah tentang organisasi
dan tata kerja Pemerintah Desa. Ketentuan tentang itu berkenaan dengan kewenangan Kepala Desa. Pasal 26 ayat 3 huruf a UU 62014, dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Kepala Desa berhak mengusulkan struktur organisasi dan tata kerja Pemerintah Desa.
Ayat 1 Pasal 26 UU 62014 menentukan Kepala Desa menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan Pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa. Ketentuan tentang Kepala Desa berhak mengusulkan struktur
organisasi dan tata kerja Pemerintah Desa berada di bawah Bab V UU 62014, perihal Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Pasal 23 UU 62014
menetukan, Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa.
37
Pasal 49 UU 652014 perihal tugas dan pengangkatan Perangkat Desa.
38
Pasal 50 ayat 1 UU 62014 perihal persyaratan Perangkat Desa.
39
Penjelasan Pasal 98 ayat 1 UU 62014: Yang dimaksud dengan penetapan Desa Adat adalah penetapan untuk pertama kalinya.
40
Pasal 101 ayat 1 UU 62014: Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah KabupatenKota dapat melakukan penataan Desa Adat.
LAPORAN PENELITIAN HUKUM
|hn-doc-sotk-bdg-2015|Naskah Akademik Ranperda Kabupaten Badung tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa
50
Berbeda dengan UU 322004, Pasal 200 ayat 1 merumuskan:
...pemerintahan desa ... terdiri dari pemerintah desa dan badan
permusyawatan desa. Jadi, Pemerintahan Desa menurut UU 62014 adalah Pemerintah Desa, sedangkan Badan Permusyawaratan Desa
sebagaimana diatur dalam Bagian Ketujuh, sekalipun berada di bawah Bab V Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, tapi tidak ditegaskan sebagai
penyelenggara Pemerintahan Desa. Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 adalah
Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dan dibantu oleh perangkat Desa atau disebut dengan nama lain Pasal 25 UU 62014.
Perangkat Desa terdiri atas: a. sekretariat Desa; b. pelaksana kewilayahan; dan c. pelaksana teknis Pasal 48 UU 62014. Perangkat
Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya Pasal 49 ayat 1 UU 62014. Dalam melaksanakan tugas
dan wewenangnya, perangkat Desa bertanggung jawab kepada Kepala Desa Pasal 49 ayat 3 UU 62014.
Dengan demikian, struktur organisasi dan tata kerja Pemerintah Desa itu berkenaan dengan Kepala Desa dan perangkat Desa, yang meliputi
sekretariat Desa, pelaksana kewilayahan, dan pelaksana teknis.
A.3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa PP 432014
Pertanyaan yang penting diajukan adalah apakah PP 432014 mengatur mengenai struktur organisasi dan tata kerja pemerintah desa
diatur dengan atau dalam peraturan daerah?. Untuk itu perlu ditelusuri pasal-pasal PP 432014 berkenaan dengan peraturan daerah dan materi
muatannya.
LAPORAN PENELITIAN HUKUM
|hn-doc-sotk-bdg-2015|Naskah Akademik Ranperda Kabupaten Badung tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa
51
Tabel 3.3. Pengaturan Desa Lebih Lanjut dengan Peraturan Daerah
KabupatenKotaKabupatenKota dalam PP 432014 Ketentuan
Substansi Pasal 5 ayat 4
pembentukan Desa di kawasan yang bersifat khusus dan strategis bagi kepentingan nasional.
Pasal 13 ayat 5 pembentukan Desa persiapan menjadi Desa
Pasal 18 ayat 3 Pembentukan Desa melalui penggabungan beberapa
Desa menjadi 1 satu Desa baru Pasal 22 ayat 7
perubahan status Desa menjadi kelurahan Pasal 26 ayat 7
perubahan status desa adat menjadi desa Pasal 29 ayat 3
menetapkan desa dan desa adat hasil inventarisasi Desa yang ada yang telah mendapatkan kode Desa yang
dilakukan oleh Pemerintah daerah kabupatenkota.
Pasal 31 ayat 2 menetapkan desa adat yang telah memenuhi syarat
berdasarkan hasil identifikasi dan kajian yang dilakukan pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah
kabupatenkota bersama majelis adat atau lembaga lainnya yang sejenis.
Pasal 31 Penetapan desa adat penetapan desa menjadi desa
adat. Pasal 65 ayat 2
Syarat lain pengangkatan perangkat Desa Pasal 72 ayat 4
Penetapan mekanisme pengisian keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa
Tabel di atas menunjukkan tidak ada ketentuan dalam PP 432014 mengenai struktur organisasi dan tata kerja pemerintah desa diatur
dengan atau dalam Peraturan Daerah KabupatenKota. Ketentuan yang berkenaan dengan pemerintah desa diatur dalam
Peraturan Daerah KabupatenKota adalah Pasal 65 ayat 2 PP 432014, yang menentukan syarat lain pengangkatan perangkat Desa ditentukan
dalam Peraturan Daerah KabupatenKota. Ketentuan yang terkait dengan struktur organisasi dan tata kerja
pemerintah desa, terdapat dalam Bagian Kedua perihal Perangkat Desa, Paragraf 1 perihal Umum, yakni:
1. Perangkat Desa terdiri atas: a. sekretariat Desa; b. pelaksana kewilayahan; dan
c. pelaksana teknis. Perangkat Desa
LAPORAN PENELITIAN HUKUM
|hn-doc-sotk-bdg-2015|Naskah Akademik Ranperda Kabupaten Badung tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa
52
berkedudukan sebagai unsur pembantu kepala Desa Pasal 61 ayat 1 dan ayat 2 PP 432014.
2. Sekretariat Desa dipimpin oleh sekretaris Desa dibantu oleh unsur staf sekretariat yang bertugas membantu
kepala Desa dalam bidang administrasi pemerintahan. Sekretariat Desa paling banyak
terdiri atas 3 tiga bidang urusan. Ketentuan mengenai bidang urusan diatur dengan Peraturan Menteri Pasal 62 ayat 1 - ayat
3 PP 432014. 3. Pelaksana kewilayahan merupakan unsur pembantu kepala Desa
sebagai satuan tugas kewilayahan. Jumlah pelaksana kewilayahan ditentukan secara proporsional antara pelaksana kewilayahan
yang dibutuhkan dan kemampuan keuangan Desa. Pasal 63 ayat 1 dan ayat 2 PP 432014.
4. Pelaksana teknis merupakan unsur pembantu kepala Desa sebagai pelaksana tugas operasional. Pelaksana teknis paling banyak
terdiri atas 3 tiga seksi. Ketentuan mengenai pelaksana teknis diatur dengan Peraturan Menteri Pasal 64 ayat 1 - ayat 3 PP
432014. Berdasarkan keseluruhan uraian tersebut di atas berkenaan dengan
UU 62014 dan PP 432014 menunjukkan sejumlah hal penting, yakni: 1. Tidak ada ketentuan yang menentukan struktur organisasi dan
tata kerja pemerintah desa diatur dengan atau dalam Peraturan Daerah KabupatenKota.
2. Berkaitan dengan pemerintahan desa sebagai materi muatan Peraturan Daerah KabupatenKota menyangkut hal-hal sebagai
berikut:
LAPORAN PENELITIAN HUKUM
|hn-doc-sotk-bdg-2015|Naskah Akademik Ranperda Kabupaten Badung tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa
53
a. Kebijakan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa secara serentak ditetapkan dengan Peraturan Daerah KabupatenKota Pasal
31 ayat 2 UU 62014. b. syarat lain yang wajib dipenuhi Calon Kepala Desa diatur
dalam Peraturan Daerah Pasal 33 huruf m UU 62014. c. Syarat lain pengangkatan perangkat Desa yang harus dipenuhi
warga Desa
ditentukan dalam
Peraturan Daerah
KabupatenKota Pasal
50 ayat
1 huruf
d UU
62014.Dipertegas dalam
PP 432014,
Syarat lain
pengangkatan perangkat Desa yang ditetapkan dalam peraturan daerah kabupatenkota harus memperhatikan hak
asal usul dan nilai sosial budaya masyarakat Pasal 65 ayat 2 PP 432014.
d. Ketentuan lebih lanjut mengenai perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48, Pasal 49, dan Pasal 50 ayat 1
diatur dalam Peraturan Daerah KabupatenKota berdasarkan Peraturan Pemerintah Pasal 50 ayat 2 UU 62014.
e. Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Permusyawaratan Desa diatur dalam Peraturan Daerah KabupatenKota Pasal
65 ayat 2 UU 62014. Penetapan mekanisme pengisian keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa dilaksanakan
dengan berpedoman pada peraturan daerah kabupatenkota Pasal 72 ayat 4 PP 432014.
3. Struktur organisasi dan tata kerja Pemerintah Desa itu berkenaan dengan Kepala Desa dan perangkat Desa, yang meliputi:
a. Sekretariat Desa dipimpin oleh sekretaris Desa dibantu oleh unsur staf sekretariat yang bertugas membantu kepala Desa
dalam bidang administrasi pemerintahan. Sekretariat Desa
LAPORAN PENELITIAN HUKUM
|hn-doc-sotk-bdg-2015|Naskah Akademik Ranperda Kabupaten Badung tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa
54
paling banyak terdiri atas 3 tiga bidang urusan. Ketentuan mengenai bidang urusan diatur dengan Peraturan Menteri
Pasal 62 ayat 1 - ayat 3 PP 432014. b. Pelaksana kewilayahan merupakan unsur pembantu kepala
Desa sebagai satuan tugas kewilayahan. Jumlah pelaksana kewilayahan ditentukan secara proporsional antara pelaksana
kewilayahan yang dibutuhkan dan kemampuan keuangan Desa. Pasal 63 ayat 1 dan ayat 2 PP 432014.
c. Pelaksana teknis merupakan unsur pembantu kepala Desa sebagai pelaksana tugas operasional. Pelaksana teknis paling
banyak terdiri atas 3 tiga seksi. Ketentuan mengenai pelaksana teknis diatur dengan Peraturan Menteri Pasal 64
ayat 1 - ayat 3 PP 432014. Jadi, tidak ada ketentuan dalam UU 62014 dan PP 432014 yang
menentukan struktur organisasi dan tata kerja pemerintah desa diatur dengan atau dalam Peraturan Daerah KabupatenKota. Dibandingkan
dengan peraturan
perundang-undangan sebelumnya,
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa PP
722005 mengaturnya dalam Bab IV perihal Penyelenggara Pemerintahan Desa, Bagian Kedua perihal Pemerintahan Desa, Paragraf 1 perihal
Pemerintah Desa, Pasal 12 dan Pasal 13, sebagaimana dikemukakan dalam kotak berikut:
Pasal 12 1 Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 terdiri
dari Kepala Desa dan Perangkat Desa. 2 Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terdiri dari
Sekretaris Desa dan Perangkat Desa lainnya. 3 Perangkat Desa lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat 2
terdiri atas: a. sekretariat desa;
b. pelaksana teknis lapangan;
LAPORAN PENELITIAN HUKUM
|hn-doc-sotk-bdg-2015|Naskah Akademik Ranperda Kabupaten Badung tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa
55
c. unsur kewilayahan. 4 Jumlah Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat 2,
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat.
5 Susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa ditetapkan dengan peraturan desa.
Pasal 13 1 Ketentuan lebih lanjut mengenai Pedoman Penyusunan
Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa diatur dengan Peraturan Daerah KabupatenKota.
2 Peraturan Daerah KabupatenKota sebagaimana dimaksud pada ayat 1, sekurang-kurangnya memuat:
a. tata cara penyusunan struktur organisasi; b. perangkat;
c. tugas dan fungsi; d. hubungan kerja.
Hal tersebut menunjukkan sejumlah hal penting berkenaan dengan instrumen pengaturan susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan
desa, yakni: 1. Susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa ditetapkan
dengan peraturan desa. 2. Ketentuan lebih lanjut mengenai Pedoman Penyusunan
Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa diatur dengan Peraturan Daerah KabupatenKota.
3. Peraturan Daerah
KabupatenKota mengenai
Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa,
sekurang-kurangnya memuat: a.
tata cara penyusunan struktur organisasi; b.
perangkat; c.
tugas dan fungsi; d.
hubungan kerja.
LAPORAN PENELITIAN HUKUM
|hn-doc-sotk-bdg-2015|Naskah Akademik Ranperda Kabupaten Badung tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa
56 A.4.
Memahami Nomenklatur, Tugas dan Wewenang Perangkat Desa Berdasarkan Peraturan Menteri,
Peraturan Pemerintah, dan Undang-Undang tentang Desa.
PP 432014 mengamanatkan sejumlah peraturan menteri tentang perangkat desa, yakni:
1. Peraturan Menteri mengenai bidang urusan Pasal 62 ayat 3 PP 432014.
2. Peraturan Menteri mengenai pelaksana teknis Pasal 64 ayat 3 PP 432014.
Sampai saat naskah ini ditulis, Peraturan Menteri itu belum ditetapkan. Sehingga tidak diperoleh kejelasan mengenai nomenklatur dari
bidang urusan dan pelaksana teknis tersebut beserta tugas dan wewenangnya.
Bidang Urusan. Untuk memahami persoalan bidang urusan perlu
memahami kedudukan bidang urusan dalam perangkat desa. Pasal 62 PP 432014 menentukan, Sekretariat Desa dipimpin oleh sekretaris Desa
dibantu oleh unsur staf sekretariat yang bertugas membantu kepala Desa dalam bidang administrasi pemerintahan. Jadi, bidang urusan itu adalah
unsur staf sekretariat yang bertugas membantuk kepala Desa dalam bidang administrasi pemerintahan.
PP 432014 tidak memberikan makna mengenai administrasi pemerintahan.
Abdurokhman Widyaiswara pada Kantor Diklat
Kabupaten Banyumas dalam tulisannya berjudul
Mewujudkan Perangkat Desa Yang Berkualitas: Sebuah Kajian Menyongsong
Implementasi Undang-undang Desa mengemukakan, dalam menentukan bidang urusan dilakukan analisis berdasarkan fungsi manajemen dan
kewenangan Kepala Desa. Mendasarkan pada Hadari Nawawi dalam B. Suryosubroto yang menyebutkan bahwa manajemen operatif kegiatannya
LAPORAN PENELITIAN HUKUM
|hn-doc-sotk-bdg-2015|Naskah Akademik Ranperda Kabupaten Badung tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa
57
meliputi; a tata usaha, b perbekalan, c kepegawaian, d keuangan, dan
e hubungan
masyarakat, Abdurokhman
selanjutnya mengemukakan:
1. Untuk melaksanakan fungsi tata usaha, perbekalan, kepegawaian dan hubungan masyarakat dibutuhkan seorang Kepala Urusan
Tata Usaha. Beban tugas urusan Tata Usaha cukup berat sehingga pada desa yang besar perlu ada staf urusan tata usaha.
2. Sedangkan fungsi keuangan karena begitu luasnya tugas yang harus dikerjakan mulai dari penyusunan rencana RAPBDes,
pembukuan, dan
laporan pertanggungjawaban,
sesuai kewenangan poin 5, maka dibutuhkan seorang Kepala Urusan
Keuangan dan dibantu seorang staf. 3. Untuk mendukung pelaksanaan tugas pemerintahan dan
pembangunan desa secara maksimal dibutuhkan perencanaan yang matang, yang meliputi tugas
pengumpulan data, pengolahan, penyusunan program, evaluasi dan pelaporan.
Pekerjaan ini cukup luas karena menyangkut berbagai aspek yang ada
di desa, maka dibutuhkan seorang Kepala Urusan
Perencanaan. 4. Dengan demikian pada sekretariat dibutuhkan minimal 3 tiga
Kepala Urusan yaitu Urusan Tata Usaha, Urusan Keuangan, dan Urusan Perencanaan.
41
41
Abdurokhman, Mewujudkan Perangkat Desa Yang Berkualitas: Sebuah Kajian Menyongsong
Implementasi Undang-undang
Desa , http:static.banyumaskab.go.idwebsitefile221120140946461417229206.pdf diunduh
1962015 Perencanaan, dalam kutipan di atas, tidak disebutkan sebagai cakupan manajemen
operatif, namun digunakan sebagai dasar untuk menentukan adanya kepala urusan perencanaan. Perencanaan, di dalam literatur ilmu administrasi disebutkan sebagai salah
satu proses administrasimanajemen. William H. Newman mengemukakan lima proses administrasimanajemen,
yakni: 1
Perencanaan, 2
Pengorganisasian, 3
Pengumpulan sumber, 4 Pengendalian kerja, dan 5 Pengawasan. Dalton E. Mc.
LAPORAN PENELITIAN HUKUM
|hn-doc-sotk-bdg-2015|Naskah Akademik Ranperda Kabupaten Badung tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa
58
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, 3 tiga bidang urusan yang bertugas membantu kepala Desa dalam bidang administrasi
pemerintahan sebagaimana diamanatkan Pasal 62 ayat 2 PP 432014 tersebut meliputi 1 bidang urusan tata usaha dapat juga disebut bidang
urusan organisasi, 2 Bidang urusan perencanaan, dan 3 bidang urusan keuangan. Adapun tugas dan wewenangnya adalah:
1. Bidang urusan tata usaha sebagai unsur staf sekretariat bertugas membantu kepala Desa dalam bidang urusan tata usaha.
Wewenangnya adalah di bidang tata usaha, seperti surat- menyurat dan kearsipan.
2. Bidang urusan perencanaan sebagai unsur staf sekretariat bertugas membantu kepala Desa dalam bidang urusan
perencanaan. Wewenangnya perencanaan pembangunan desa. Pasal 26 ayat 1 UU 62014 antara lain menentukan Kepala
Desa berugas melaksanakan Pembangunan Desa, dan pada ayat 2 huruf m, menentukam dalam melaksanakan tugas tersebut,
Kepala Desa berwenang mengordinasikan Pembangunan Desa secara
partisipatif. Pembangunan
Desa meliputi
tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan Pasal 78 ayat 2
UU 62014. Perencanaan pembangunan desa menjadi pedoman bagi Pemerintah Desa dalam menyusun rancangan RPJMDesa,
RKP Desa, dan daftar usulan RKP Desa Pasal 115 PP 432014. Merujukan pada ketentuan-ketentuan tersebut, maka bidang
urusan perencanaan
mempunyai wewenang
di bidang
penyusunan rancangan RPJM Desa, RKP Desa, dan daftar usulan
Farland menyebutkan: 1 Perencanaan, 2 Pengorganisasian, dan 3 Pengawasan. F.W. Taylor menyebutkan: 1 Perencanaan, 2 Pembinaan kerja, dan 3 Mengatur
pekerjaan. Terkutip dalam Soewarno Handayaningrat, 1985,
Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Managemen
, Jakarta: PT Gunung Agung, hlm. 21-22.
LAPORAN PENELITIAN HUKUM
|hn-doc-sotk-bdg-2015|Naskah Akademik Ranperda Kabupaten Badung tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa
59
RKP Desa. Selain itu, bidang urusan perencanaan juga dikontruksikan untuk membantu Kepala Desa menyusun 1
laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa setiap akhir tahun anggaran kepada BupatiWalikota, 2 laporan penyelenggaraan
Pemerintahan Desa pada akhir masa jabatan kepada BupatiWalikota, 3 laporan keterangan penyelenggaraan
pemerintahan secara tertulis kepada Badan Permusyawaratan Desa setiap akhir tahun anggaran, dan 4 informasi
penyelenggaraan pemerintahan
secara tertulis
kepada masyarakat Desa setiap akhir tahun anggaran Pasal 27 UU
62014. 3. Bidang Urusan keuangan sebagai unsur staf sekretariat bertugas
membantu kepala Desa dalam bidang urusan keuangan. Wewenangnya dapat dirujuk pada Pasal 26 ayat 2 huruf c UU
62014 yang menentukan, Kepala Desa memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset Desa. Sebagai unsur sekretariat
yang membantu Kepala Desa dalam bidang administrasi keuangan,
maka bidang
urusan keuangan
mempunyai wewenang di bidang pengelolaan Keuangan dan Aset Desa.
Pelaksana Kewilayahan, merupakan unsur pembantu Kepala Desa
sebagai satuan tugas kewilayahan Pasal 63 ayat 1 PP 432014. Jadi, pelaksana kewilayahan bertugas membantu Kepala Desa dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya di wilayah kerja masing-masing dari pelaksana kewilayahan.
Pelaksana kewilayahan terkait dengan ketentuan dalam Pasal 8 ayat 4 UU 62014, bahwa dalam wilayah Desa dibentuk dusun atau yang
disebut dengan dengan nama lain yang disesuaikan dengan asal usul, adat istiadat, dan nilai social budaya masyarakat Desa. Keterkaitannya
LAPORAN PENELITIAN HUKUM
|hn-doc-sotk-bdg-2015|Naskah Akademik Ranperda Kabupaten Badung tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa
60
adalah pelaksana kewilayahan itu dapat dimaknai sebagai dusun, yang dipimpin oleh seorang kepala dusun.
Dengan demikian dusun sebagai pelaksana kewilayahan bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya
sebagaimana tercantum dalam Pasal 26 ayat 1 dan ayat 2 UU 62014 di wilayah kerja masing-masing.
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka tugas dan wewenang dusun dapat dikonstruksikan sebagai
berikut: 1. Dusun
mempunyai tugas
di bidang
penyelenggaraan Pemerintahan
Desa, pelaksanaan
pembangunan Desa,
pembinaan kemasyarakatan
Desa, dan
pemberdayaan masyarakat Desa di wilayah kerjanya masing-masing.
2. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Dusun mempunyai wewenang:
a. memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa; b. membina kehidupan masyarakat Desa;
c. membina ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa; d. membina dan meningkatkan perekonomian Desa serta
mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian skala produktif untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat
Desa; e. mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat Desa;
f. memanfaatkan teknologi tepat guna; g. mengoordinasikan Pembangunan Desa secara partisipatif;
dan h. melaksanakan Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa;
di wilayah kerjanya.
LAPORAN PENELITIAN HUKUM
|hn-doc-sotk-bdg-2015|Naskah Akademik Ranperda Kabupaten Badung tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa
61 Seksi. Pelaksana teknis, paling banyak terdiri dari 3 tiga seksi,
merupakan unsur pembantu Kepala Desa sebagai pelaksana teknis operasional Pasal 64 UU 62014. Ini terkait dengan Pasal 26 ayat 1 UU
62014 yang menentukan, Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa,
dan pemberdayaan
masyarakat Desa.
Keterkaitannya adalah tiga seksi itu mempunyai tugas pada keempat bidang tersebut. Dengan pertimbangan pembinaan kemasyarakat Desa
dan pemberdayaan masyarakat Desa berhimpitan, maka dijadikan satu seksi. Dengan demikian tiga seksi itu dan tugasnya adalah:
1. Seksi Pemerintahan Desa, mempunyai tugas membantu Kepala Desa dalam tugas operasional pemerintahan desa.
2. Seksi Pembangunan Desa, mempunyai tugas membantu Kepala Desa dalam tugas operasional pembangunan desa.
3. Seksi Pembinaan Kemasyarakatan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, mempunyai tugas membantu Kepala Desa dalam tugas
operasional pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat desa.
Wewenang dari masing-masing seksi tersebut dapat merujuk pada Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala
Desa Permendes 12015.
Pertama, wewenang Seksi Pemerintahan Desa merujuk pada Pasal 8 Permendes 12015 yang menentukan, kewenangan lokal berskala Desa di
bidang pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a antara lain meliputi:
a. penetapan dan penegasan batas Desa; b. pengembangan sistem administrasi dan informasi Desa;
c. pengembangan tata ruang dan peta sosial Desa; d. pendataan dan pengklasifikasian tenaga kerja Desa;
LAPORAN PENELITIAN HUKUM
|hn-doc-sotk-bdg-2015|Naskah Akademik Ranperda Kabupaten Badung tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa
62
e. pendataan penduduk yang bekerja pada sektor pertanian dan sektor non pertanian;
f. pendataan penduduk menurut jumlah penduduk usia kerja, angkatan kerja, pencari kerja, dan tingkat partisipasi angkatan
kerja; g. pendataan penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja
menurut lapangan pekerjaan jenis pekerjaan dan status
pekerjaan; h. pendataan penduduk yang bekerja di luar negeri;
i. penetapan organisasi Pemerintah Desa; j. pembentukan Badan Permusyaratan Desa;
k. penetapan perangkat Desa; l. penetapan BUM Desa;
m.penetapan APB Desa; n. penetapan peraturan Desa;
o. penetapan kerja sama antar-Desa; p. pemberian izin penggunaan gedung pertemuan atau balai Desa;
q. pendataan potensi Desa; r. pemberian izin hak pengelolaan atas tanah Desa;
s. penetapan Desa dalam keadaan darurat seperti kejadian bencana,
konflik, rawan pangan, wabah penyakit, gangguan keamanan, dan kejadian luar biasa lainnya dalam skala Desa;
t. pengelolaan arsip Desa; dan u. penetapan pos keamanan dan pos kesiapsiagaan lainnya sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi sosial masyarakat Desa. Kedua, wewenang Seksi Pembangunan Desa merujuk pada Pasal 9
Permendes 12015 yang menentukan, kewenangan lokal berskala Desa di bidang pembangunan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b
meliputi:
a. pelayanan dasar Desa; b. sarana dan prasarana Desa;
c. pengembangan ekonomi lokal Desa; dan d. pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan Desa.
LAPORAN PENELITIAN HUKUM
|hn-doc-sotk-bdg-2015|Naskah Akademik Ranperda Kabupaten Badung tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa
63
Pasal 10 Permendes 12015 menentukan, kewenangan lokal berskala Desa di bidang pelayanan dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
huruf a antara lain meliputi: a. pengembangan pos kesehatan Desa dan Polindes;
b. pengembangan tenaga kesehatan Desa; c. pengelolaan dan pembinaan Posyandu melalui:
1 layanan gizi untuk balita; 2 pemeriksaan ibu hamil;
3 pemberian makanan tambahan; 4 penyuluhan kesehatan;
5 gerakan hidup bersih dan sehat; 6 penimbangan bayi; dan
7 gerakan sehat untuk lanjut usia.
d. pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan tradisional; e. pemantauan dan pencegahan penyalahgunaan narkotika dan zat
adiktif di Desa; f. pembinaan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini;
g. pengadaan dan pengelolaan sanggar belajar, sanggar seni budaya, dan perpustakaan Desa; dan
h. fasilitasi dan motivasi terhadap kelompok-kelompok belajar di Desa.
Pasal 11 Permendes 12015 menentukan, kewenangan lokal berskala Desa di bidang sarana dan prasarana Desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 huruf b antara lain meliputi: a. pembangunan dan pemeliharaan kantor dan balai Desa;
b. pembangunan dan pemeliharaan jalan Desa; c. pembangunan dan pemeliharaan jalan usaha tani;
d. pembangunan dan pemeliharaan embung Desa; e. pembangunan energi baru dan terbarukan;
f. pembangunan dan pemeliharaan rumah ibadah; g. pengelolaan pemakaman Desa dan petilasan;
h. pembangunan dan pemeliharaan sanitasi lingkungan; i. pembangunan dan pengelolaan air bersih berskala Desa;
j. pembangunan dan pemeliharaan irigasi tersier;
LAPORAN PENELITIAN HUKUM
|hn-doc-sotk-bdg-2015|Naskah Akademik Ranperda Kabupaten Badung tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa
64
k. pembangunan dan pemeliharaan lapangan Desa; l. pembangunan dan pemeliharaan taman Desa;
m.pembangunan dan pemeliharaan serta pengelolaan saluran untuk
budidaya perikanan; dan n. pengembangan sarana dan prasarana produksi di Desa.
Pasal 12 Permendes 12015 menentukan, kewenangan lokal berskala Desa bidang pengembangan ekonomi lokal Desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 huruf c antara lain meliputi: a. pembangunan dan pengelolaan pasar Desa dan kios Desa;
b. pembangunan dan pengelolaan tempat pelelangan ikan milik Desa;
c. pengembangan usaha mikro berbasis Desa; d. pendayagunaan keuangan mikro berbasis Desa;
e. pembangunan dan pengelolaan keramba jaring apung dan bagan
ikan; f. pembangunan dan pengelolaan lumbung pangan dan penetapan
cadangan pangan Desa; g. penetapan komoditas unggulan pertanian dan perikanan Desa;
h. pengaturan pelaksanaan penanggulangan hama dan penyakit pertanian dan perikanan secara terpadu;
i. penetapan jenis pupuk dan pakan organik untuk pertanian dan perikanan;
j. pengembangan benih lokal; k. pengembangan ternak secara kolektif;
l. pembangunan dan pengelolaan energi mandiri; m.pendirian dan pengelolaan BUM Desa;
n. pembangunan dan pengelolaan tambatan perahu; o. pengelolaan padang gembala;
p. pengembangan wisata Desa di luar rencana induk pengembangan
pariwisata kabupatenkota; q. pengelolaan balai benih ikan;
r. pengembangan teknologi tepat guna pengolahan hasil pertanian dan perikanan; dan
LAPORAN PENELITIAN HUKUM
|hn-doc-sotk-bdg-2015|Naskah Akademik Ranperda Kabupaten Badung tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa
65
s. pengembangan sistem usaha produksi pertanian yang bertumpu pada sumberdaya, kelembagaan dan budaya lokal.
Ketiga, wewenang
Seksi Pembinaan
Kemasyarakatan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa merujuk pada Pasal 13 dan Pasal 14 Permende 12015.
Pasal 13 Permendes 12015 menentukan, kewenangan lokal berskala Desa di bidang kemasyarakatan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal
7 huruf c meliputi: a. membina keamanan, ketertiban dan ketenteraman wilayah dan
masyarakat Desa; b. membina kerukunan warga masyarakat Desa;
c. memelihara perdamaian, menangani konflik dan melakukan mediasi di Desa; dan
d. melestarikan dan mengembangkan gotong royong masyarakat Desa.
Pasal 14 Permendes 12015 menentukan, kewenangan lokal berskala Desa bidang pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 huruf d antara lain: a. pengembangan seni budaya lokal;
b. pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi lembaga kemasyarakatan dan lembaga adat;
c. fasilitasi kelompok-kelompok masyarakat melalui:
1 kelompok tani; 2 kelompok nelayan;
3 kelompok seni budaya; dan 4 kelompok masyarakat lain di Desa.
d. pemberian santunan sosial kepada keluarga fakir miskin; e. fasilitasi
terhadap kelompok-kelompok
rentan, kelompok
masyarakat miskin, perempuan, masyarakat adat, dan difabel; f.
pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi paralegal untuk memberikan bantuan hukum kepada warga masyarakat
Desa;
g. analisis kemiskinan secara partisipatif di Desa;
LAPORAN PENELITIAN HUKUM
|hn-doc-sotk-bdg-2015|Naskah Akademik Ranperda Kabupaten Badung tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa
66
h. penyelenggaraan promosi kesehatan dan gerakan hidup bersih dan sehat;
i. pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi kader
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat; j.
peningkatan kapasitas melalui pelatihan usaha ekonomi Desa; pendayagunaan teknologi tepat guna; dan
k. peningkatan kapasitas masyarakat melalui:
1 kader pemberdayaan masyarakat Desa; 2 kelompok usaha ekonomi produktif;
3 kelompok perempuan; 4 kelompok tani;
5 kelompok masyarakat miskin; 6 kelompok nelayan;
7 kelompok pengrajin; 8 kelompok pemerhati dan perlindungan anak;
9 kelompok pemuda; dan 10 kelompok lain sesuai kondisi Desa.
B. EVALUASI DAN