3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2009 sampai Mei 2009. Penelitian dilakukan di Kolam Percobaan Babakan dan Laboratorium
Lingkungan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan, penggaris, aerator, akuarium untuk pembiusan berukuran 76x52x41
cm
3
, akuarium berukuran 21x15,5x15,5
cm
3
untuk penentuan jumlah es untuk pembiusan dan ember plastik serta peralatan pengukuran kualitas air, yaitu termometer, pH-meter, DO-meter,
spektrofotometer dan pengukur waktu. Bahan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan nila
Oreochromis niloticus ukuran 5-6 ekorkg atau ± 200 gramekor yang diperoleh dari kolam ikan di desa Situdaun, Bogor. Ukuran ikan nila yang digunakan
disajikan pada Lampiran 1. Bahan pembantu yang digunakan adalah air tawar untuk aklimatisasi, media pemingsanan dan sebagai bahan pembuatan es batu
untuk pendingin dalam kemasan dan penurunan suhu media air saat pemingsanan, kertas koran untuk pembungkus es dan ikan dalam kemasan,
kantong plastik ukuran 15x25
cm
2
berkapasitas 1000 gr sebagai wadah untuk membungkus es batu, serbuk gergaji digunakan sebagai bahan pengisi dalam
kemasan, kotak styrofoam ukuran 30x30x40
cm
3
digunakan sebagai wadah pengemas, karet gelang dan lakban.
3.3 Prosedur dan Tahap Penelitian 3.3.1 Persiapan penelitian
a. Pengukuran kualitas air Kualitas air yang digunakan dalam percobaan ini perlu diketahui dengan
melakukan pengukuran suhu, kadar oksigen terlarut DO, CO
2
, pH, amoniak dan alkalinitas terhadap air kolam tempat ikan hidup, air laboratorium yang belum
diendapkan serta air laboratorium yang telah diendapkan selama 2 hari. Tujuan
pengukuran kualitas air yaitu untuk memastikan bahwa kualitas air tersebut dalam kondisi yang layak untuk kelangsungan hidup ikan nila sehingga tidak
mempengaruhi pada saat ikan nila dipelihara dan diadaptasikan serta diberi perlakuan dalam proses pembiusan maupun pembugaran.
Alat dan cara peneraannya dalam pengukuran kualitas air disajikan pada Tabel 4. Prosedur cara
peneraan dari masing-masing parameter kualitas media air tersebut dicantumkan pada Lampiran 2.
Tabel 4. Parameter kualitas air, alat dan cara peneraannya
No Parameter
Alat Cara peneraan
1 Suhu air
Termometer Pembacaan skala
2 DO
DO-meter Pembacaan skala
3 CO
2
Alat gelas Titrasi
4 pH
pH-meter Pembacaan skala
5 Amoniak
Spektrofotometer Pembacaan skala
6 Alkalinitas
Alat gelas Titrasi
Sumber: Handini 2008
b. Media serbuk gergaji dingin Bahan pengisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk gergaji.
Serbuk gergaji sebelum digunakan dicuci dengan air tawar kemudian dijemur. Proses pencucian dan penjemuran ini dilakukan sebanyak tiga kali. Serbuk gergaji
kering kemudian direndam dengan air tawar di dalam ember yang kemudian ditambahkan sejumlah es batu dan diaduk sampai suhu serbuk gergaji sesuai
dengan suhu pembiusan ikan nila. c. Ikan nila yang diuji
Ikan yang dipilih dalam kondisi yang sehat dan tidak cacat, gerakannya aktif dan responsif terhadap rangsangan. Ikan yang baru dibeli dalam keadaan hidup
dari kolam dipindahkan pada akuarium yang diberi aerasi untuk dilakukan adaptasi 2x24 jam kemudian dipuasakan 24 jam. Pada saat ikan baru
dipindahkan pada akuarium, ikan tidak diberi pakan terlebih dahulu, karena ikan berada dalam lingkungan yang baru sehingga perlu penyesuaian diri terhadap
lingkungannya tersebut. d. Media kemasan
Media kemasan yang digunakan yaitu styrofoam. Persiapan media kemasan dilakukan pada pelaksanaan percobaan. Kemasan dipersiapkan bersamaan dengan
berlangsungnya proses pembiusan dengan penurunan suhu rendah terhadap ikan nila. Pada saat pembiusan ikan nila telah dilakukan, pengemas sudah disiapkan
sesuai dengan teknik pengemasan sistem kering. Serbuk gergaji yang sudah siap digunakan dimasukkan ke dalam styrofoam yang pada bagian dasarnya diberi
butiran es batu sebanyak kurang lebih 500 gram yang dibungkus dalam kantong plastik agar serbuk gergaji tetap dingin selama penyimpanan ikan
Subasinghe 1997. Penyusunan ikan nila di dalam kemasan secara berurutan dengan melapisi
bagian dasar dengan es batu sebanyak 500 gram yang dibungkus plastik yang di atasnya dilapisi kertas koran dan serbuk gergaji dengan ketebalan 3 cm kemudian
ikan dibungkus dengan kertas koran diletakkan dengan posisi miring di atasnya kemudian ditaburi kembali dengan serbuk gergaji sampai tertutup semua.
Penyusunan ikan dalam kemasan dapat dilihat pada Gambar 2.
Serbuk gergaji Ikan nila 5 ekor dibungkus kertas koran
Serbuk gergaji Kertas koran
Es batu yang dibungkus plastik
Gambar 2. Penyusunan ikan nila Oreochromis niloticus dalam kemasan 3.3.2 Metode Penelitian
a. Penelitian pendahuluan 1 Penentuan jumlah es untuk pembiusan
Sebanyak 4 buah akuarium yang berukuran 21x15,5x15,5
cm
3
diisi dengan 1 liter air dan dilengkapi dengan aerasi. Aerasi bertujuan untuk mempercepat
penyebaran suhu pengesan di dalam akuarium Salin 2005. Masing-masing akuarium diberi es yang dibungkus dengan plastik sebanyak 0,5 kg, 1 kg, 1,5 kg
dan 2 kg. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan penurunan suhu media air dan kemampuan es menurunkan suhu media air yang akan digunakan untuk
pembiusan ikan nila pada perbandingan volume media air pembius dan jumlah es tertentu tanpa ikan nila. Penurunan suhu media air yang mencapai kisaran suhu
terendah untuk pembiusan ikan nila akan digunakan pada penelitian tahap selanjutnya.
2 Penentuan suhu pembiusan ikan nila Akuarium yang digunakan pada penentuan suhu pembiusan ikan nila
memiliki ukuran 76x52x41
cm
3
. Perbandingan jumlah es sebanyak 2 kg dengan volume air sebanyak 1 liter berdasarkan hasil penelitian pendahuluan, maka
diperlukan 40 kg es dengan 20 liter air dan ditambahkan 5 ekor ikan dilengkapi dengan aerasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui suhu pembiusan dan fase
imotil ikan nila. Pada proses pembiusan, tingkah laku ikan diamati sampai ikan mengalami pingsan. Pada penelitian tahap ini akan diketahui suhu pembiusan dan
fase imotil ikan nila yang akan digunakan pada penelitian utama. Klasifikasi respon tingkah laku ikan secara umum selama pembiusan disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Klasifikasi respon tingkah laku ikan selama pembiusan
Fase Respon tingkah laku
Normal Reaktif terhadap rangsangan luar, keseimbangan dan
kontraksi otot normal Pingsan ringan
Reaktivitas terhadap rangsangan luar lambat, gerak operkulum lambat dan gerak renang aktif
Pingsan berat Reaktivitas terhadap rangsangan luar tidak ada, kecuali
dengan tekanan kuat, pergerakan operkulum lambat Roboh
Gerak operkulum tidak ada atau sangat lemah, respon terhadap rangsang luar tidak ada, gerak renang tidak ada
Sumber : Mc Farland 1959, diacu dalam Achmadi 2005
b. Penelitian utama 1 Pembiusan ikan nila dengan suhu rendah secara langsung
Ikan nila yang akan dibius diseleksi terlebih dahulu kondisi fisik dan kesehatannya, karena akan mempengaruhi keberhasilan penerapan teknik
pembiusan untuk ditransportasikan dalam keadaan hidup tanpa media air. Ikan nila dibius dengan penurunan suhu secara langsung sesuai dengan suhu
pembiusan yang mencapai fase pingsan ringan, fase pingsan berat dan fase roboh pada penelitian pendahuluan.
Teknik pembiusan dilakukan dengan memasukkan ikan secara langsung dalam media air yang suhunya telah ditentukan pada suhu pembiusan ikan nila.
Akuarium ukuran 76x52x41
cm
3
sebanyak 3 buah untuk masing-masing perlakuan diisi air sebanyak 20 liter dengan aerasi dan diberi es sebanyak 40 kg untuk
mengatur suhu media air sesuai dengan suhu pembiusan ikan nila kemudian ikan nila dimasukkan setelah suhu media air telah mencapai suhu pembiusan. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat kelulusan hidup ikan jika dibius secara langsung dengan suhu sesuai dengan fase pingsan ikan nila. Pada tahap ini
dilakukan pencatatan waktu, suhu dan pengamatan tingkah laku ikan nila selama proses pembiusan tersebut berlangsung.
2 Penyimpanan ikan nila Oreochromis niloticus Kotak styrofoam kosong terlebih dahulu diberi es batu dalam kantong plastik
sebanyak kurang lebih 0,5 kg yang kemudian ditutup kertas koran. Media serbuk gergaji lembab dan dingin sesuai dengan suhu pembiusan ikan nila, ditaburkan
setebal 3 cm di atas kertas koran. Ikan yang telah imotil masing-masing dibungkus kertas koran dan disusun miring di atas serbuk gergaji kemudian ditaburi kembali
dengan serbuk gergaji sampai tertutup semua. Tahap selanjutnya kotak ditutup rapat dan dilakban untuk menghindari pengaruh suhu lingkungan luar terhadap isi
kemasan. Pada saat proses penyimpanan tersebut dilakukan pengamatan dan
pengukuran beberapa parameter yang berpengaruh terhadap tingkat mortalitas ikan nila, yaitu :
a. Interval lama penyimpanan
Lama penyimpanan ikan nila Oreochromis niloticus terdiri dari 4 taraf waktu, yaitu 0 jam, 3 jam, 6 jam dan 9 jam. Pada setiap perlakuan waktu
penyimpanan terdiri dari 3 kali ulangan. b.
Pengukuran suhu media pengisi Pengukuran suhu media serbuk gergaji dilakukan sebelum ikan dikemas
dalam kemasan styrofoam dan sesudah dilakukan penyimpanan ikan dalam kemasan media serbuk gergaji dingin menggunakan termometer.
c. Kelulusan hidup ikan nila Oreochromis niloticus
Perhitungan tingkat kelulusan hidup ikan nila Oreochromis niloticus dilakukan setelah disimpan dengan interval waktu lama penyimpanan, kemudian
dilakukan proses pembugaran dengan cara membongkar kemasan. Tahap selanjutnya ikan dibersihkan dan dilakukan proses pembugaran. Pada proses
pembugaran ikan dimasukkan ke dalam akuarium yang berisi air tawar disertai
dengan aerasi secara terus-menerus. Suhu media pembugaran disesuaikan dengan habitat ikan nila yaitu 27-28
o
C. Tingkat kelulusan hidup ikan dihitung berdasarkan persentase ikan yang hidup setelah penyimpanan. Persamaan yang
digunakan untuk perhitungan tingkat kelulusan hidup ikan adalah : M = UtUo x 100
Keterangan : M
: Tingkat kelulusan hidup Ut
: Jumlah ikan yang hidup pada akhir periode ekor Uo
: Jumlah ikan yang hidup pada awal periode ekor
Gambar 3. Diagram alir penyimpanan ikan nila dalam serbuk gergaji dingin Adaptasi 2 hari
Ikan nila hidup
Penyeleksian kesehatan ikan nila
Penentuan suhu pembiusan ikan nila
Penentuan jumlah es untuk pembiusan
Pemuasaan 24 jam
Pembiusan secara langsung pingsan berat 7-9
o
C Pembiusan secara langsung
roboh 6-7
o
C Pembiusan secara langsung
pingsan ringan 9-10
o
C Pengemasan
Penyimpanan 0 jam, 3 jam, 6 jam dan 9 jam
Pembongkaran
Pembugaran
Pengamatan dan
perhitungan
3.4 Analisis Data