274
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab IV, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Kinerja keuangan perusahaan manufaktur go public di Indonesia ditinjau dari
rasio likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah dilakukannya merger dan akuisisi. Hal
ini diketahui dari nilai t
hitung
masing-masing rasio keuangan tersebut yang lebih besar dari nilai t
tabel
t
h
t
t
pada tingkat signifikansi 5 a = 0,05. 2.
Kinerja keuangan perusahaan manufaktur go public di Indonesia ditinjau dari rasio profitabilitas, terutama untuk rasio Gross Profit Margin, Operating
Profit Margin, dan Net Profit Margin, terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah dilakukannya merger dan akuisisi. Hal ini dapat
diketahui dari nilai t
hitung
masing-masing rasio tersebut yang sama dengan nilai t
tabel
pada tingkat signifikansi 5 a =0,05. Perbedaan yang signifikan tersebut dimungkinkan terjadi karena adanya perbedaan efisiensi operasi
perusahaan, pemanfaatan fasilitas penghematan pajak, atau karena perubahan besarnya beban bunga utang yang harus dibayar perusahaan akibat dilakukannya
merger dan akuisisi.
275
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat dikaji implikasinya baik teoritis maupun praktis berikut ini:
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mendukung teori-teori yang sudah ada, yaitu bahwa merger dan akuisisi merupakan salah satu strategi
perusahaan dalam mengelola bisnisnya. Dengan kata lain, merger dan akuisisi dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif bagi perusahaan untuk meningkatkan
kinerja keuangannya. 2.
Implikasi Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi perusahaan
manufaktur go public di Indonesia yang akan melakukan merger dan akuisisi, yaitu bahwa merger dan akuisisi tidak selalu memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Namun demikian, untuk rasio likuiditas, solvablitas, dan aktivitas menunjukkan adanya perbaikan
kinerja keuangan, walaupun pengaruh tersebut tidak signifikan. Sedangkan untuk rasio profitabilitas menunjukkan perbedaan yang signifikan, tetapi ke
arah negatif penurunan kinerja keuangan. Hal ini sangat dimungkinkan sebagai akibat adanya beban bunga utang yang memberatkan, sehingga untuk
tahun-tahun pertama sesudah merger dan akuisisi, rasio profitabitas perusahaan cenderung tampak menurun.
C. Saran