Objek Persepsi Konsistensi dalam Persepsi Pengukuran persepsi

f. Budaya : seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan menginterpretasikan orang-orang dalam kelompoknya secara berbeda, namun akan mempersepsikan orang-orang di luar kelompoknya sebagai sama saja. Belajar atau pemahaman learning merupakan salah satu faktor dari dalam diri seseorang yang mempengaruhi proses seleksi. Semua faktor-faktor dari dalam yang membentuk adanya perhatian kepada sesuatu objek sehingga menimbulkan adanya persepsi adalah didasarkan dari kekomplekan kejiwaan. Kekomplekan kejiwaan ini selaras dengan proses pemahaman atau belajar learning dan motivasi yang dipunyai oleh masing-masing orang Thoha, 2007.

2.1.4. Objek Persepsi

Objek yang dapat dipersepsi sangat banyak, yaitu segala sesuatu yang ada di sekitar manusia. Manusia itu sendiri dapat menjadi obek persepsi. Orang yang menjadikan dirinya sendiri sebagai objek persepsi, ini yang disebut sebagai persepsi diri atau self-perception. Karena sangat banyaknya objek yang dapat dipersepsi, maka pada umumnya objek persepsi diklasifikasikan. Objek persepsi dapat dibedakan atas objek yang nonmanusia dan manusia. Objek yang berujud manusia ini disebut person perception atau social perception, sedangkan nonmanusia disebut nonsocial perception atau things perception Walgito, 2004.

2.1.5. Konsistensi dalam Persepsi

Pengalaman seseorang akan berperan dalam seseorang mempersepsi sesuatu. Persepsi merupakan aktivitas yang integrated. Dikemukakan oleh Wertheimer bahwa pada persepsi itu tidak hanya ditentukan oleh stimulus secara objektif, tetapi juga Universitas Sumatera Utara akan dipengaruhi oleh keadaan diri orang yang mempersepsi. Adanya aktivitas dalam diri seseorang yang berperan sehingga menghasilkan hasil persepsi tersebut Walgito, 2004. Menurut Davidoff 1981 dan Rogers 1965 dalam Walgito 2004 bahwa karena persepsi merupakan aktivitas yang intergrated dalam diri individu, maka apa yang ada dalam diri individu akan ikut aktif dalam persepsi. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam persepsi dapat dikemukakan karena perasaan, kemampuan berpikir, pengalaman-pengalaman individu tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antara individu satu dengan individu lain. Persepsi itu bersifat individual.

2.1.6. Pengukuran persepsi

Persepsi dapat diukur dengan kuesioner yang menggunakan skala Guttman. Skala Guttman merupakan skala kumulatif. Jika seseorang menyisakan pertanyaan yang berbobot lebih berat, ia akan mengiyakan pertanyaan yang kurang berbobot lainnya. Skala Guttman mengukur suatu dimensi saja dari suatu variabel yang multidimensi. Skala Guttman disebut juga skala scalogram yang sangat baik untuk meyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi dari sikap atau sifat yang diteliti, yang sering disebut dengan atribut universal Riduwan, 2002. Skala Guttman merupakan skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas tegas dan konsisten. Misalnya: yakin – tidak yakin; Ya – tidak; benar – salah; positif – negatif; pernah – belum pernah; setuju – tidak setuju, dan lain sebagainya. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau ratio dikotomi dua alternatif yang berbeda. Universitas Sumatera Utara Skala Guttman disamping dapat dibuat bentuk pilihan ganda dan bisa juga dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban responden dapat berupa skor tertinggi bernilai 1 dan skor terendah 0. Penilaian untuk persepsi pekerja tentang risiko kecelakaan kerja terbagi atas dua kategori, yaitu Kurniawati, 2009: 1. Persepsi kuat = skor responden nilai mean 67,7. 2. Persepsi lemah = skor responden nilai mean 67,7.

2.2. Risiko

Menurut Imam Ghozali 2007, aktivitas suatu badan usaha atau perusahaan pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari aktivitas mengelola risiko. Operasi suatu badan usaha atau perusahaan biasanya berhadapan dengan risiko usaha dan risiko non usaha. Risiko usaha adalah semua risiko yang berkaitan dengan usaha perusahaan untuk menciptakan keunggulan bersaing dan memberikan nilai bagi pemegang saham. Sedangkan risiko non usaha adalah risiko lainnya yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan Kasidi, 2010.

2.2.1. Pengertian Risiko

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia risiko adalah kemungkinan terjadinya peristiwa yang dapat merugikan perusahaan. Isto menyebut bahwa risiko adalah bahaya yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang Hoctro, 2008. Menurut Depnaker RI 1999, risiko adalah kemungkinan seseorang untuk mengalami luka atau cedera karena bahaya tertentu. Risiko adalah besarnya kecenderungan atau kemungkinan untuk terjadinya kecelakaankerugian pada periode Universitas Sumatera Utara