Faktor Manusia dalam Keselamatan Kerja Perilaku tidak Aman

yang didirikan. Jika satu kartu jatuh, maka kartu ini akan menimpa kartu lain hingga kelimanya akan roboh secara bersama. Ilustrasi ini mirip dengan efek domino yang telah kita kenal sebelumnya, jika satu bangunan roboh, kejadian ini akan memicu peristiwa beruntun yang menyebabkan robohnya bangunan lain Hernendi, 2009. Menurut Heinrich, kunci untuk mencegah kecelakaan adalah dengan menghilangkan tindakan tidak aman sebagai poin ketiga dari lima faktor penyebab kecelakaan. Menurut penelitian yang dilakukannya, tindakan tidak aman ini menyumbang 98 penyebab kecelakaan. Lalu bagaimana penjelasan dengan menghilangkan tindakan tidak aman ini dapat mencegah kecelakaan? Kembali ke analogi kartu domino tadi, jika kartu nomor 3 tidak ada lagi, seandainya kartu nomor 1 dan 2 jatuh, ini tidak akan menyebabkan jatuhnya semua kartu. Dengan adanya gapjarak antara kartu kedua dengan kartu keempat, jika kartu kedua terjatuh, ini tidak akan sampai menimpa kartu nomor 4. Akhirnya, kecelakaan poin 4 dan cedera poin 5 dapat dicegah. Kecelakaan tidak lagi dianggap sebagai sekedar nasib sial atau karena peristiwa kebetulan.

2.3.2. Faktor Manusia dalam Keselamatan Kerja

Faktor-faktor manusia di tempat kerja mengacu ke setiap masalah yang mempengaruhi pendekatan individu ke pekerjaan dan kemampuan untuk melaksanakan tugas pekerjaannya. Pengaruh-pengaruh tersebut dapat diejawantahkan di setiap kegiatan harian kita, baik di rumah, di tempat kerja, dalam perkumpulan sosial, maupu n dalam kegiatan-kegiatan di waktu luang. Faktor-faktor manusia merupakan salah satu bagian dalam ilmu perilaku Ridley, 2008. Universitas Sumatera Utara 1. Faktor-faktor manusia mencakup: a. Sikap pekerja terhadap pekerjaannya. b. Hubungan antara para pekerja dengan kelompok kerjanya. c. Interaksi antara pekerja dengan pekerjaannya atau lingkungan pekerjaannya. d. Kemampuan kerja dan kekeliruan human error. e. Perilaku individu setiap orang. f. Cakupan pelatihan dan instruksi yang disediakan. g. Desain dan kondisi pabrik dan perlengkapan. h. Aturan-aturan dan sistem kerja-apakah logis dan dapat diterima. 2. Faktor-faktor individu: a. Sikap individu terhadap tugas dan pekerjaan. b. Derajat motivasi pribadi terhadap pekerjaan. c. Apakah pelatihan yang diterima memuaskan kebutuhan individu. d. Persepsi terhadap peran individu dalam perusahaan. e. Kemampuan memenuhi tuntutan pekerjaan. f. Melihat kerja sebagai tantangan.

2.3.3. Perilaku tidak Aman

Perilaku tidak aman Bird dan Germain, 1990 adalah perilaku yang dapat mengizinkan terjadinya suatu kecelakaan atau insiden. Sedangkan menurut Heinrich 1980, perilaku tidak aman adalah tindakan atau perbuatan dari seseorang atau beberapa orang karyawan yang memperbesar kemungkinan terjadinya kecelakaan terhadap karyawan. Universitas Sumatera Utara Menurut Kletz 2001, perilaku tidak aman merupakan kesalahan manusia dalam mengambil sikap atau tindakan. Klasifikasi kesalahan manusia, yaitu: 1. Kesalahan karena lupa Kesalahan ini terjadi pada seseorang yang sebetulnya mengetahui, mampu dan berniat mengerjakan secara benar dan aman serta telah biasa dilakukan. Namun orang tersebut melakukan kesalahan karena lupa. Contohnya menekan tombol yang salah. Cara mengatasinya yaitu mengubah sarana dan lingkungan, mengingatkan untuk lebih berhati-hati, meningkatkan pengawasan, mengurangi dampak, dan lain-lain. 2. Kesalahan karena tidak tahu Kesalahan ini terjadi karena orang tersebut tidak mengetahui cara mengerjakan atau mengoperasikan peralatan dengan benar dan aman, atau terjadi kesalahan perhitungan. Hal tersebut biasanya terjadi disebabkan kurangnya pelatihan, kesalahan instruksi, perubahan informasi yang tidak diberitahukan dan lain-lain. 3. Kesalahan karena tidak mampu Kesalahan jenis ini terjadi karena orang tersebut tidak mampu melakukan tugasnya, contohnya pekerjaan terlalu sulit, beban fisik maupun mental pekerjaan terlalu berat, tugas atau informai terlalu banyak, dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara 4. Kesalahan karena kurang motivasi Kesalahan karena kurangnya motivasi dapat terjadi akibat: a. Dorongan pribadi, misalnya ingin cepat selesai, melalui jalan pintas, ingin merasa nyaman, malas memakai APD, menarik perhatian dengan mengambil risiko yang berlebihan, dan lain-lain. b. Dorongan lingkungan, misalnya lingkungan fisik, sistem manajemen, contoh dari pimpinan, dan lain-lain.

2.3.4. Keselamatan dan Pengalaman