Kecelakaan menurut M. Sulaksmono 1997 adalah suatu kejadian tak terduga dan dikehendaki yang mengacaukan proses suatu aktivitas yang telah teratur.
Kecelakaan terjadi tanpa disangka-sangka dalam sekejap mata, dan setiap kejadian menurut bannett NBS 1995 terdapat 4 faktor bergerak dalam satu kesatuan berantai,
yakni; lingkungan, bahaya, peralatan dan manusia Dani, 2008.
2.3.1. Penyebab kecelakaan
Menurut Suma’mur, kecelakaan kerja yang terjadi dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu:
a. Faktor manusia meliputi aturan kerja, kemampuan kerja usia, masa kerjapengalaman, kurangnya kecakapan dan lambatnya mengambil
keputusan, disiplin kerja, perbuatan-perbuatan yang mendatangkan kecelakaan, ketidakcocokan fisik dan mental. Kesalahan-kesalahan yang
disebabkan oleh pekerja dan karena sikap yang tidak wajar seperti terlalu berani, sembrono, tidak mengindahkan instruksi, kelalaian, melamun, tidak
mau bekerja sama, dan kurang sabar. Kekurangan kecakapan untuk mengerjakan sesuatu karena tidak mendapat pelajaran mengenai pekerjaan.
Kurang sehat fisik dan mental seperti adanya cacat, kelelahan dan penyakit. b. Faktor mekanik dan lingkungan
Keadaan dan alat-alat kerja dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Kesalah letak mesin, tidak dilengkapi dengan alat pelindung, alat pelindung tidak
dipakai, alat-alat kerja yang rusak. Lingkungan kerja berpengaruh besar terhadap moral pekerja. Faktor-faktor keadaan lingkungan kerja yang penting
dalam kecelakaan kerja terdiri dari pemeliharaan rumah tangga house
Universitas Sumatera Utara
keeping, kesalahan disini terletak pada rencana tempat kerja, cara menyimpan bahan baku dan alat kerja tidak pada tempatnya, lantai kotor dan licin.
Ventilasi yang tidak sempurna sehingga ruangan kerja terdapat debu, keadaan lembab yang tinggi sehingga orang merasa tidak enak kerja. Pencahayaan
yang tidak sempurna misalnya ruangan gelap, terdapat kesilauan dan tidak ada pencahayaan setempat.
Menurut Heinrich, suatu kecelakaan bukanlah suatu peristiwa tunggal; kecelakaan ini merupakan hasil dari serangkaian penyebab yang saling berkaitan.
Domino dalam gambar 2.3. menggambarkan rangkaian penyebab tersebut kejadian atau situasi yang mengawali kecelakaan yang menimbulkan cedera atau kerusakan.
Jika satu domino jatuh maka domino ini akan menimpa domino-domino lainnya hingga domino terakhir pun jatuh, artinya, kecelakaan. Jika salah satu dari domino
sebab-sebab itu dihilangkan, misalnya kita melakukan tindakan keselamatan kerja yang benar, maka tidak akan ada kecelakaan Ridley, 2008.
Gambar 2.3. Teori Domino Heinrich
Dalam Teori Domino Heinrich, kecelakaan terdiri atas lima faktor yang saling berhubungan: 1 Kondisi kerja; 2 Kelalaian manusia; 3 Tindakan dan kondisi tidak
aman; 4 Kecelakaan; 5 Cedera. Kelima faktor ini tersusun layaknya kartu domino
Universitas Sumatera Utara
yang didirikan. Jika satu kartu jatuh, maka kartu ini akan menimpa kartu lain hingga kelimanya akan roboh secara bersama. Ilustrasi ini mirip dengan efek domino yang
telah kita kenal sebelumnya, jika satu bangunan roboh, kejadian ini akan memicu peristiwa beruntun yang menyebabkan robohnya bangunan lain Hernendi, 2009.
Menurut Heinrich, kunci untuk mencegah kecelakaan adalah dengan menghilangkan tindakan tidak aman sebagai poin ketiga dari lima faktor penyebab
kecelakaan. Menurut penelitian yang dilakukannya, tindakan tidak aman ini menyumbang 98 penyebab kecelakaan. Lalu bagaimana penjelasan dengan
menghilangkan tindakan tidak aman ini dapat mencegah kecelakaan? Kembali ke analogi kartu domino tadi, jika kartu nomor 3 tidak ada lagi, seandainya kartu nomor
1 dan 2 jatuh, ini tidak akan menyebabkan jatuhnya semua kartu. Dengan adanya gapjarak antara kartu kedua dengan kartu keempat, jika kartu
kedua terjatuh, ini tidak akan sampai menimpa kartu nomor 4. Akhirnya, kecelakaan poin 4 dan cedera poin 5 dapat dicegah. Kecelakaan tidak lagi dianggap sebagai
sekedar nasib sial atau karena peristiwa kebetulan.
2.3.2. Faktor Manusia dalam Keselamatan Kerja