lampau, masa kini, dan masa mendatang. Fakta, peristiwa, konsep, dan generalisasi yang terdapat dalam pengetahuan sosial berfungsi untuk
mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan sosial siswa agar dapat direfleksikan dalam kehidupan masyarakat, bangsa,
dan negara Indonesia. Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung
jawab, dan damai. IPS juga berfungsi untuk membekali siswa dengan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang bukan hanya penting bagi
kelanjutan pendidikan siswa melainkan juga bermanfaat bagi persiapan untuk hidup selaras, serasi, dan seimbang di masyarakat kelak
Suprayogi 2007:11.
b. Hakekat Pembelajaran IPS Sejarah
IPS Sejarah adalah suatu mata pelajaran yang menanamkan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat
Indonesia dan dunia dari masa lampau hingga masa kini. IPS Sejarah adalah salah satu unsur ilmu pendidikan humaniora yang bertujuan
untuk menanamkan dan mengembangkan sikap dan nilai serta memperkuat kepribadian agar siswa menjadi manusia yang berwatak
berbudi luhur dan memiliki kesadaran sejarah akan bangsanya. Sejarah merupakan suatu ilmu yang memiliki ciri khas yang berbeda dengan
ilmu pengetahuan lainnya. Menurut Garraghan dalam Wasino, 2007:3, sejarah memiliki mencakup tiga arti, yaitu:
1 Kejadian-kejadian atau kegiatan yang dilakukan oleh manusia pada
masa yang lalu sejarah sebagai peristiwa 2
Catatan dari sejarah kejadian-kejadian atau kegiatan manusia tersebut sejarah sebagai cerita atau kisah
3 Proses atau teknik cara atau metode untuk pembuatan catatan dari
kejadian-kejadian tersebut sejarah sebagai ilmu Sejarah merupakan hasil dari rekonstruksi ataupun sebuah
proses pembangunan kembali tentang apa yang pernah terjadi di masa lampau Wasino, 2007:4. Peristiwa masa lampau diangkat kembali
melalui prosedur penelitian sejarah oleh ahli sejarah dianggap memiliki manfaat atau kegunaan bagi kehidupan manusia pada masa
sekarang. Wasino 2007:10 mengemukakan beberapa guna sejarah bagi manusia yang mempelajarinya, yakni edukatif untuk
pendidikan, instruktif memberikan pengajaran, inspiratif memberi ilham, serta rekreatif memberikan kesenangan.
c. Pengajaran Sejarah di Sekolah Menengah Pertama SMP
Menurut PP nomor 19 tahun 2005 pasal 6 ayat 1 dan penjelasannya, pendidikan sejarah adalah termasuk kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini dikarenakan cakupan dari kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi adalah sebagai berikut
“Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SDMISDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi,
dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang
kritis, kreatif dan mandiri. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi
pada SMPMTsSMPLB
dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir
ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. Kelompok mata pelajaran
ilmu pengetahuan
dan teknologi
pada SMAMASMALB
dimaksudkan untuk
memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta
membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi pada SMKMAK dimaksudkan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi, membentuk kompetensi,
kecakapan, dan kemandirian kerja.” Sementara pada pasal 7 ayat 4 dan penjelasannya,
menyebutkan bahwa
pendidikan sejarah
pada tingkatan
SMPMTsSMPLBPaket B, sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Sosial. Kompetensi pendidikan sejarah yang tercantum dalam standar
kompetensi dan kompetensi dasar kurikulum yang telah dikembangkan oleh tim pengembang kurikulum pendidikan sejarah di jenjang Sekolah
Menengah Pertama yaitu kompetensi membaca, memahami, berkomunikasi, menghargai, menerapkan dalam kehidupan, berpikir
historis dan penulisan. Pembelajaran sejarah pada tingkat Sekolah Menengah Pertama
mengharapkan partisipasi yang besar dari guru dan siswa. Pembelajaran sejarah tidak mengharapkan siswa pasif belajar di kelas,
tetapi akan selalu memberikan dorongan agar siswa aktif dalam mengembangkan
fakta, pendapat
dan sebagainya
Kasmadi,
2001:155. Hal ini dipertegas dengan pendapat Kuntowijoyo yang menyatakan bahwa untuk Sekolah Menengah Pertama SMP, guru
memberikan pengajaran sejarah dengan pendekatan etis. Guru menanamkan pemahaman kepada siswa tentang konsep hidup
bersama, sehingga selain dapat memiliki rasa cinta perjuangan, pahlawan, tanah air, dan bangsa siswa tidak canggung dalam pergaulan
masyarakat yang semakin majemuk Kuntowijoyo, 2005:4.
2. Minat Belajar