Eksplorasi Pteridophyta di Kawasan Hutan Telagah Taman Nasional Gunung Leuser
(2)
Lampiran 2. Faktor Fisik Kimia Lingkungan
Ketinggian 1060 1160 1090 1190
Kelembaba
n Udara 90 % 78 % 80% 85%
Suhu Tanah 220C 220C 230C 210C
Suhu Udara 220C 23,50C 23,80C 21,80C
pH Tanah 6 5,5 3,9 6,5
Intensitas
Cahaya 224 120 120 159
N 03017’01.5” 03016’87.8” 03017’03.2” 03016’79.7”
E 098
022’07.0
” 098
022’12.9
” 098
022’06.0
” 098
022’17.9
(3)
Kepada YTH,
Sdr/i : Desi Sari Munthe NIM : 110805070
Instansi : S-1 Biologi, FMIPA Universitas Sumatera Utara
No No. Koleksi Famili Spesies
57. Munthe 61, 77 Thelypteridaceae Abacopteris peltochlamys Holttum 58. Munthe 58, 72 Abacopteris triphylla (Sw.) Ching 59. Munthe 55, 81 Abacopteris urophylla Ching
60. Munthe 18, 24 Pneumatopteris ecallosa Holttum 61. Munthe 49, 99 Thelypteris unidentata (Bedd.) Holttum 62. Munthe 06,98 Thelypteris chlamydophora Ching 63. Munthe 16, 27 Cyclosorus interuptus (Willd.) H. 64. Munthe 22, 101 Pteridaceae Adiantum polyphyllum Willd. 65. Munthe 09, 12 Adiantum tenerum Sw. 66. Munthe 53, 93 Pteris biaurita L. 67. Munthe 38 Aspleniaceae Asplenium nidus L.
68. Munthe 17, 45 Asplenium batuense Alderw. 69. Munthe 25, 103 Asplenium normale D. Don 70. Munthe 14, 59 Asplenium tenerum G. Forst. 71. Munthe 64, 107 Asplenium praemorsum Sw. 72. Munthe 35, 80 A. pellucidum Lam.
73. Munthe 43, 63 Athyriaceae Athyrium bantamense Milde 74. Munthe 36, 106 Athyrium cordifolium Copel 75. Munthe 57, 105 Athyrium crenato-serratum Milde 76. Munthe 47, 100 Athyrium dilatatum (Bl.) Milde 77. Munthe 13, 20 Athyrium riparium Holttum 78. Munthe 15, 23 Athyrium sorzogonense Milde 79. Munthe 11, 76 Diplazium asperum Bl.
80. Munthe 31, 60 Athyrium esculentum (Retz.) Copel 81. Munthe 66, 78 Diplazium angustipinna Hotll. 82. Munthe 42, 95 Polypodiaceae Belvisia revoluta Copel.
83. Munthe 69, 104 Pyrrosia angustata (Sw.) Ching 84. Munthe 65, 85 Pyrrosia petiolosa (H. Christ) Ching 85. Munthe 46 Leptochilus decurrens Bl.
86. Munthe 44,88 Microsorium musifolium (Bl.) Ching 87. Munthe 19, 21 Microsorium heterocarpum (Bl.) Ching
(4)
No No. Koleksi Famili Spesies
88. Munthe 51, 90 Phymatodes longissima (Bl.) J. Sm. 89. Munthe 68, 67 Phymatodes nigrescens (Bl.) Pichi Serm. 90. Munthe 56 Goniophlebium persicifolium Desv. 91. Munthe 92, 97 Cheiropleuria bicuspis (Bl.) Presl. 92. Munthe 33 Dipteris conjugata Reinw.
93. Munthe 30, 83 Blechnaceae Blechnum indicum Burm. f. 94. Munthe 01, 03 Davalliaceae Humata repens (L. f.) J. Small 95. Munthe 62, 71 Davallia denticulata (Burm.) Mett. 96. Munthe 54, 73 Davallia trichomanoides Bl.
97. Munthe 39, 79 Aspidiaceae Didymochlaena truncatula (Sw.) J. Sm. 98. Munthe 41 Tectaria barberi (H.) Copel.
99. Munthe 32, 48 Lomariopsidaceae Elaphoglossum callifolium (Bl.) T. Moore 100. Munthe 04, 82 Gleicheniaceae Gleichenia curranii Copel
101. Munthe 07, 87 Hypolepidaceae Histiopteris stipulacea Copel. 102. Munthe 05, 84 Lindsaeaceae Lindsaea scandens Hook.
103. Munthe 70, 89 Tapeinidium luzonicum (H.) K. U. Kramer 104. Munthe 40, 91 Dennstaedtiaceae Microlepia speluncae (L.) T. Moore 105. Munthe 26, 52 Nephrolepidaceae Nephrolepis dicksonioides Christ 106. Munthe 10, 29 Osmundaceae Osmunda javanica Blume
107. Munthe 28 Selaginellaceae Selaginella stipulata (Blume) Spring 108. Munthe 08, 94 Selaginella willdenowii Baker 109. Munthe 50, 96 Vittariaceae Vittaria ensiformis Sw. 110. Munthe 37, 74 Cyatheaceae Cyathea borneensis Copel. 111. Munthe 02, 75 Cyathea hymenodes Mett.
112. Munthe 34, 86 Marattiaceae Angiopteris evecta (Forst.) Hoffm.
Kepala Herbarium Medanense.
Dr. Nursahara Pasaribu, M.Sc NIP. 1963 01 23 1990 03 2001
(5)
Bakri. 2009. Analisis Vegetasi Dan Pendugaan Cadangan Karbon Tersimpan Pada Pohon di Hutan Taman Wisata Alam Taman Eden Desa Sionggang Utara Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir. [Tesis]. Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Betty, J., Linda, R. dan Lovadi, I. 2015. Inventarisasi Jenis Paku-pakuan (Pteridophyta) Terestrial di Hutan Dusun Tauk Kecamatan Air Besar Kabupaten Landak. Jurnal Protobiont (2015) Vol. 4 (1) : 94-102.
Darma, I. D. P. dan Peneng, I. N. 2007. Inventarisasi Tumbuhan Paku di Kawasan Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti Sumba Timur,Waingapu, NTT. Biodiversitas Vol. 8 (3) : 242-248.
Daryanti. 2009. Keanekaragaman Paku-Pakuan Teresterial di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo. [Tesis]. Magister Sains FMIPA USU. Hartini, S. 2005. Perkecambahan Spora dan Siklus Hidup Paku Kidang
(Dicksonia blumei Moore) pada Berbagai Media Tumbuh Spore
germination and life cycle of paku kidang (Dicksonia blumei Moore) on the various growing media. Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bogor. Biodiversitas. 7: 1. Hlm. 85-89.
Holttum, E. R. 1968. A Revised Flora Of Malaya, Fern Of Malaya. Vol II. Geverment Printing Office. Singapore.
Ichlas. 2009. Ekotaksonomi Tumbuhan Paku di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara. [Tesis]. Medan. Universitas Sumatera Utara. Sekolah Pascasarjana.
Jamsuri. 2007. Keanekaragaman Tumbukan Paku di Sekitar Curug Cikaracak, Bogor, Jawa Barat. [Skripsi]. Jakarta. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Loveless, A. R. 1989. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik 2. Pt Gramedia. Jakarta. Hlm.79, 82-84.
(6)
Lubis, S. R. 2009. Keanekaragaman Dan Pola Distribusi Tumbuhan Paku di Hutan Alam Taman Eden Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara. [Tesis]. Universitas Sumatera Utara. Sekolah Pascasarjana. Mahar, A. 2011. Pengaruh Keasaman Tanah Terhadap Nilai Aluminium Dapat
Ditukar Pada Tanah Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. [Karya Ilmiah]. Universitas Sumatera Utara. Program Studi D3 Kimia Analis. Mildawati, Ardinis, A. Dan Winda, H. 2014. Tumbuhan Paku Famili
Polypodiaceae di Gunung Talang, Sumatera Barat. BioETI. ISBN 978-602-14989-0-3
Nelson, G. 1949. The Fern Of Florida. Pineapple Press, Inc. Florida. Page 11-12. Piggot, A. G. 1984. Fern of Malaya in Colour. University of Singapore Press.
Singapore.
Polunin, N. 1990. Pengantar Geografi Tumbuhan dan Beberapa Ilmu Serumpun. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Hlm. 77.
Ratnasari, J. 2008. Panduan Praktis Mengenal Keunikan 767 Jenis “Galeri Tanaman Hias Daun”. Penebar Swadaya. Jakarta.
Salisbury, F. B. dan Cleon W. R. 1984. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 3. Edisi Keempat. ITB Bandung. Bandung. Hlm. 314.
Sastrapradja, S. dan Afriastini, J. J. 1985. Kerabat Paku. Lembaga Biologi Nasional. Bogor.
Sastrapradja, S. 1979. Jenis Paku Indonesia. Lembaga Nasional Biologi. Bogor. Soni, N. K. dan Soni, V. 2010. Fundamentals Of Botany. Volume 1.
McGraw-Hill. New Delhi. Page 158.
Tjitrosoepomo, G. 1989. Taksonomi Tumbuhan Schiophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Widhiastuti, R., T. A. A. dan Wina D. P. S. 2006. Struktur dan Komposisi
Paku-Pakuan di Kawasan Hutan Sinabung Kabupaten Karo. Jurnal Biologi Sumatera. Vol. 138 (2): 38-41.
Yulianingsih, T. M. 2010. Jelajah Wisata Nusantara. MedPress. Yogyakarta. Hlm. 10.
(7)
identifikasi sampel di Herbarium Medanense USU, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.
3.2 Deskripsi Area a. Letak dan Luas
Kawasan hutan Telagah Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Secara
administratif hutan Telagah terletak di desa Telagah dan termasuk Kecamatan Sei Bingei, Kabupaten Langkat. Secara geografis terletak pada 03014”-04013”BT dan 97052”-98045” LU, terletak pada ketinggian 700-910 m dpl (Lampiran 1).
Kawasan Hutan Telagah Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) berbatasan dengan:
a. Sebelah Utara : Desa Rumah Galoh b. Sebelah Selatan : Kawasan Gunung Leuser c. Sebelah Barat : Kawasan Ekosistem Leuser d. Sebelah Timur : Desa Tanjung Gunung
b. Topografi
Berdasarkan pengamatan di lapangan, pada umumnya memiliki topografi relatif rata sampai dengan curam serta memiliki kemiringan sekitar 350 yang rawan akan bahaya erosi.
c. Curah Hujan
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) terdekat di Kecamatan Sei Bingei, diperoleh data curah hujan kawasan hutan Telagah Taman Nasional Gunung Leuser adalah rata-rata 2674 mm per tahunnya.
(8)
d. Tipe Iklim
Tipe iklim di kawasan hutan Telagah Taman Nasional Gunung Leuser adalah tipe B dengan rata-rata curah hujan bulanan di desa Telagah sekitar 105-406 mm dan jumlah hari hujan setiap tahunnya berkisar 170-210 hari serta penyebaran hujanan bulanan hampir merata setiap tahun.
e. Vegetasi
Berdasarkan pengamatan di sekitar areal penelitian vegetasi yang umum ditemukan yaitu dari suku Annonaceae, Urticaceae, Dipterocarpaceae, Selaginellaceae, Moraceae, Araceae, Polypodiaceae, dan Aspleniaceae.
3.3. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian Pteridophyta dengan menggunakan metode eksplorasi, dengan melakukan penjelajahan di sepanjang jalur pengamatan dan kawasan sekelilingnya.
3.4 Pelaksanaan Penelitian a. Di Lapangan
Penelitian tumbuhan paku dilakukan dengan menggunakan metode survei yaitu dengan penjelajahan di sepanjang jalur pendakian pada jarak ± 5 m di sebelah kanan dan kiri jalur serta di sepanjang jalur yang memungkinkan untuk dilakukan penjelajahan. Semua jenis tumbuhan paku yang ditemukan dicatat karakter penting meliputi ciri-ciri morfologi seperti habitat, warna daun, warna spora dan tata letak spora. Pengawetan dilakukan dengan menyusun dan membungkus spesimen dengan kertas koran dan dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi alkohol 70%. Udara dalam kantong plastik dikeluarkan dan kantong plastik ditutup dengan lakban, selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dikeringkan.
Faktor abiotik yang diukur meliputi suhu udara dengan Termometer, kelembaban udara dengan Higrometer, pH tanah dengan Soiltester, titik koordinat dengan GPS (Global Positioning System), suhu tanah dengan Soil Termometer, intensitas cahaya dengan Luxmeter, dan ketinggian dengan Altimeter.
(9)
b. Fern Of Malaya In Colour (A. G. Piggot, 1984). c. Jenis Paku Indonesia (Sastrapradja,1979). d. Kerabat Paku (Sastrapraja & Afrisiani, 1985).
Setelah diidentifikasi spesimen tumbuhan paku disimpan di Herbarium Medanense USU(Lampiran 3).
3.5. Deskripsi Jenis
Data jenis-jenis tumbuhan paku disajikan dalam bentuk deskripsi morfologi dan kunci identifikasi. Data dilengkapi dengan ketinggian tempat, letak titik koordinat, kelembaban, foto dan gambaran habitat secara umum dari masing-masing jenis tumbuhan paku yang ditemukan.
(10)
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Paku
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di kawasan hutan Telagah Taman Nasional Gunung Leuser diperoleh 56 jenis tumbuhan paku yang termasuk ke dalam 2 kelas, 19 suku dan 34 marga (Tabel 4.1). Jumlah jenis paku-pakuan di lokasi ini lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah paku-pakuan yang dilaporkan oleh Widhiastuti dkk. (2006) di hutan gunung Sinabung yaitu sebanyak 44 jenis. Selanjutnya Arini dan Kinho (2012) melaporkan di Cagar Alam Gunung Ambang Sulawesi Utara terdapat 41 jenis paku.
Jumlah tersebut lebih sedikit jika dibandingkan dengan penelitian Darma dan Peneng (2007) pada kawasan Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti Sumba Timur, Waingapu, NTT yang menemukan 70 jenis paku-pakuan. Sutrisna (1981) dalam Betty dkk. (2015) menyatakan bahwa perbedaan jumlah jenis dan jenis-jenis di suatu lingkungan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti habitat, daya adaptasi dan lingkungan.
Polypodiaceae merupakan suku paling banyak jumlah jenisnya dari semua suku yang ditemukan yaitu sebanyak 11 jenis, diikuti suku Athyriaceae sebanyak 9 jenis. Hasil ini menunjukkan bahwa suku Polypodiaceae dan Athyriaceae dapat hidup dengan baik pada kondisi lingkungan hutan Telagah. Mildawati dkk. (2014), menyatakan bahwa keanekaragaman yang tinggi pada famili Polypodiaceae didukung oleh kemampuannya untuk beradaptasi pada habitat yang beranekaragam dan pada ketinggian yang bervariasi dari dataran rendah ke dataran tinggi. Holttum (1968), menyatakan bahwa suku Polypodiaceae mempunyai jumlah anggota terbesar di kawasan Malesia, yang sebagian besar terdapat di kepulauan Indonesia.
(11)
7. + -
8. Thelypteris unidentata + -
9. T. chlamydophora + -
10. Cyclosorus interuptus + -
11. Pteridaceae Adiantum polyphyllum - +
12. A. tenerum + -
13. Pteris biaurita + -
14. Aspleniaceae Asplenium nidus + +
15. A. batuense - +
16. A. normale - +
17. A. tenerum - +
18. A. praemorsum + +
19. A. pellucidum - +
20. Athyriaceae Diplazium bantamense + -
21. D. cordifolium + -
22. D. crenato-serratum + -
23. D. dilatatum + -
24. D. riparium + -
25. D. sorzogonense + -
26. D. asperum + -
27. D. esculentum + -
28. D. angustipinna + -
29. Polypodiaceae Belvisia revoluta - +
30. Pyrrosia angustata - +
31. P. petiolosa - +
32. Leptochilus decurrens + -
33. Microsorium musifolium + -
34. M. heterocarpum + -
35. Phymatodes longissima + -
36. P. nigrescens + -
37. Goniophlebium persicifolium + +
38. Cheiropleuria bicuspis + -
39. Dipteris conjugata + -
40. Blechnaceae Blechnum indicum + -
41. Davalliaceae Davallia denticulata - +
42. D. trichomanoides - +
(12)
Lanjutan Tabel 4.1
No Kelas Suku Jenis Habitat
Teresterial Epifit
44. Lomariopsidaceae Elaphoglossum callifolium + -
45. Gleicheniaceae Gleichenia curranii + -
46. Hypolepidaceae Histiopteris stipulacea + -
47. Lindsaeaceae Lindsaea scandens + +
48. Tapeinidium luzonicum + -
49. Aspidiaceae Tectaria barberi + -
50. Didymochlaena truncatula + -
51. Dennstaedtiaceae Microlepia speluncae + - 52. Nephrolepidaceae Nephrolepis dicksonioides + +
53. Osmundaceae Osmunda javanica + -
54. Vittariaceae Vittaria ensiformis - +
55. Cyatheaceae Cyathea borneensis + -
56. C. hymenodes + -
+ : Ditemukan - : Tidak ditemukan 40 jenis teresterial,
11 jenis epifit dan 5 jenis teresterial dan epifit.
4.2 Ekologi Tumbuhan Paku
Jenis-jenis tumbuhan paku pada lokasi penelitian umumnya mempunyai habitat yang bervariasi mulai dari ketinggian 1060-1190 m dpl dengan kelembaban udara 78-90%, suhu tanah 21-230C, pH tanah 3,9-6 dan intensitas cahaya 120-224 Cd (Lampiran 2). Tumbuhan paku memiliki daya adaptasi yang cukup tinggi diantaranya dapat tumbuh di berbagai habitat seperti teresterial, epifit dan ada beberapa di antaranya yang dapat hidup secara teresterial dan epifit. Soerianegara dan Indrawan (1980) dalam Purnawati dkk. (2014) menyatakan bahwa banyak jenis dan jumlah individu pada suatu lokasi tergantung pada keadaan tempat tumbuhnya.
Menurut Holttum (1968), lingkungan tumbuhan paku mencakup tanah untuk akarnya, sinar matahari yang sampai ke daun, hujan, angin, perubahan suhu, termasuk tumbuhan lain yang tumbuh di sekitarnya. Kondisi lingkungan di hutan tertutup ditandai dengan sedikitnya jumlah sinar yang menembus kanopi hingga mencapai permukaan tanah dan kelembaban udara yang tinggi. Kondisi ini dapat terlihat dari jumlah paku yang dapat beradaptasi dengan cahaya matahari penuh
(13)
sedangkan tanah yang kering pHnya agak tinggi. Selain itu kemasaman tanah juga dipengaruhi juga oleh kadar bahan organik, mineral dan kapur yang terkandung di dalamnya.
keasaman tanah (pH) menentukan ketersediaan dan keseimbangan unsur hara dalam tanah. Unsur hara meliputi unsur hara makro dan mikro seperti N, P, K, Mg, dan Ca (Sunarko, 2009). Selanjutnya Hanafiah (2005) dalam Mahar (2011), menyatakan bahwa nilai pH tanah dapat digunakan sebagai indikator kesuburan kimiawi tanah, karena dapat mencerminkan ketersediaan hara dalam tanah tersebut. pH optimum untuk ketersediaan unsur hara tanah adalah sekitar 7,0 karena pada pH ini semua unsur makro tersedia secara maksimum sedangkan unsur hara mikro tidak maksimum kecuali Mo, sehingga kemungkinan terjadinya toksisitas unsur mikro tertekan. Pada pH di bawah 6,5 dapat terjadi defisiensi P, Ca, dan Mg serta toksisitas B, Mn, Cu, dan Fe, sedangkan pada pH di atas 7,5 dapat terjadi defisiensi P, B, Fe, Mn, Cu, Zn, Ca dan Mg, juga keracunan B dan Mo.
(14)
Morfologi Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan kormus yaitu tumbuhan yang sudah dapat dibedakan antara akar, batang dan daun. Tumbuhan paku terdiri dari rhizome, enthal dan sori. Batang tumbuhan paku disebut rhizome yang umumnya menjalar dan ada beberapa berbatang tegak. Enthal terdiri dari stipe, rachis dan lamina atau helaian daun (Tjitrosoepomo, 1989).
Gambar 4.1 Morfologi Tumbuhan Paku. (a) Enthal (b) Lamina (c) Akar (d) Rhizome (e) Stipe (f) Pinnae (g) Rachis (h) Pinnule
(15)
habitat teresterial dan epifit (Gambar 4.2).
Gambar 4.2 Habit Tumbuhan Paku, (a) Habit Pohon (b) Habit Herbaceus (c) Teresterial (d) Epifit
(16)
Susunan Daun
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan beberapa variasi susunan daun yaitu daun tunggal dan majemuk. Daun majemuk terbagi menjadi menyirip (pinnatus), menyirip ganda 2 (bipinnatus) dan menyirip ganda tiga (tripinnatus) (Gambar 4.3).
(17)
sepanjang ibu tulang enthal (Blechnum indicum) (Gambar 4.4).
Gambar 4.4 Susunan Sori (a) Strobili (b) Sori di sepanjang urat enthal (c) sori pada subapikal urat enthal (d) sori di sepanjang tepi pinnule (e) sori pada ujung enthal yang menyempit atau meruncing (f) sori tersusun menyebar (g) sori pada tepi pinnule (h) sori di sepanjang ibu tulang enthal.
(18)
4.3 Kunci Identifikasi
4.3.1 Kunci Identifikasi Famili
1. a. Rhizome menjalar ... 2
b. Rhizome tegak atau melingkar ... 4
2 a. Rhizome dengan stipe > 1 cm ... 3
b. Rhizome dengan stipe < 1cm ... 6
3. a. Rachis memiliki percabangan yang banyak ... Gleicheniaceae b. Rachis bercabang atau tanpa cabang ... 5
4. a. Stipe berdaging, pangkal menggembung, memiliki sepasang stipula pada pangkal ... Maratttiaceae b. Stipe berbulu pada bagian pangkal ... Cyatheaceae 5. a. Permukaan rachis ditutupi daun kecil ... Selaginellaceae b. Permukaan stipe licin ... 7
6. a. Enthal sederhana dan memanjang ... Vittariaceae b. Enthal menyirip ... 8
7. a. Letak pinnae dan pinnule selalu berhadapan... Hypolepidaceae b. Letak pinnae dan pinnule berseling dan kadang-kadang berhadapan ... 9 8. a. Sori ditutupi dengan indusia ... 10
b. Sori terbuka ... 14
9. a. Indusia berbentuk piala ... Davalliaceae b. Indusia berbentuk selaput ... 11
10. a. Sori pada ujung urat pinnule ... Dennstaedtiaceae b. Sori pada tepi enthal yang bergerigi ... Lindsaeaceae 11. a. Sori menyebar pada permukaan bawah enthal... Lomariopsidaceae b. Sori berbentuk bulat atau memanjang ... 12
12. a. Sori tersusun bulat ... 16
b. Sori tersusun memanjang ... 13 13. a. Sori tersusun memanjang pada urat enthal yang
menyirip ...
Aspleniaceae
b. Sori pada urat enthal yang menyirip dan
kadang-kadang menggarpu ...
(19)
b. Sori bulat atau memanjang ... 18 18. a. Sori berwarna orange hingga cokelat tua ... Polypodiaceae b. Sori berwarna cokelat ... Aspidiaceae
4.2.2 Kunci Identifikasi Spesies Aspleniaceae
1. a. Enthal tunggal ... 3 b. Enthal majemuk menyirip ... 2 2. a. Enthal majemuk menyirip genap ... A. pellucidum b. Enthal majemuk menyirip gasal ... 4 3. a. Ujung enthal meruncing ... A. nidus b. Ujung enthal runcing ... A. batuense 4. a. Ujung pinnae membulat ... A. normale
b. Ujung pinnae runcing ... 5 5. a. Tepi pinnae berlekuk ... A. praemorsum b. Tepi pinnae bergerigi ... A. tenerum
Thelypteridaceae
1. a. Enthal majemuk menyirip ... 2 b. Enthal majemuk menjari ... A. triphyla 2. a. Bangun Pinnae lanset, berseling dan
kadang-kadang berhadapan ...
3
b. Bangun Pinnae memanjang, berseling ... 5 3. a. Ujung pinnae runcing ... T. chlamydophora b. Ujung pinnae meruncing ... 4
(20)
4. a. Pangkal pinnae tumpul ... A. urophylla b. Pangkal pinnae runcing ... P. ecallosa 5. a. Tepi pinnae berlekuk ... T. unidentata b. Tepi pinnae bergerigi kasar ... 6 6. a. Sori pada subapikal urat pinnae ... C. Interuptus b. Sori pada pertengahan urat pinnae ... A. Peltochlamys
Athyriaceae
1. a. Rhizome melingkar ... 2 b. Rhizome menjalar ... 4 2. a. Stipe berwarna hijau muda ... D. esculentum b. Stipe berwarna hijau tua ... 3 3. a. Pangkal enthal berlekuk ... D. angustipinna
b. Pangkal enthal rata ... D. crenato-serratum 4. a. Bangun enthal delta ... D. dilatatum b. Bangun enthal segitiga ... 5 5. a. Pinnae memanjang dan tersusun berseling .... D. asperum
b. Pinnae lanset tersusun berseling atau
berhadapan ... 6 6. a. Ujung pinnae meruncing ... D. bantamense b. Ujung pinnae runcing ... 7 7. a. Tekstur enthal tipis tapi cukup kaku ... D. cordifolium b. Tekstur enthal seperti kertas ... 8 8. a. Tepi enthal berlekuk ... D. sorzogonense b. Tepi enthal bergerigi kasar ... D. riparium
Polypodiaceae
1. a. Akar kaku berwarna cokelat ... B. revoluta b. Akar kaku berwarna hitam ... 2 2. a. Rhizome melingkar ... M. musifolium
b. Rhizome menjalar ... 3 3. a. Rhizome berwarna cokelat ... G. persicifolium
(21)
b. Ujung enthal runcing ... 7 7. a. Tulang enthal menyirip ... 8 b. Tulang enthal menjari ... D. conjugata 8. a. Tekstur enthal seperti kertas ... P. nigrescens b. Tekstur enthal tipis tapi cukup kaku ... 9 9. a. Sori ditutupi dengan indusia ... P. longissima
b. Sori terbuka ... 10 10. a. Sori bulat, di tepi enthal ... P. angustata
b. Sori bulat, menyebar pada permukaan bawah
enthal ... M. heterocarpum
Pteridaceae
1. a. Habitat epifit ... A. polyphyllum b. Habitat teresterial ... 2 2. a. Stipe berwarna hijau kehitaman, enthal majemuk
menyirip ganda 2 dengan pinnae berseling ... A. tenerum b. Stipe berwarna hijau tua, enthal majemuk menyirip
(22)
4.3 Deskripsi Tumbuhan Paku Aspleniaceae
Asplenium nidus L.
Herba, epifit dan teresterial, akar kaku, hitam; rhizome melingkar, ditutupi sisik, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan berbulu halus, hitam; enthal tunggal, monomorfisme, bangun memanjang, ujung meruncing, pangkal runcing, tulang menyirip, tepi rata, tekstur tipis seperti kertas, permukaan licin, hijau muda; sorus dengan indusia, tersusun memanjang seperti garis di sepanjang urat enthal yang menyirip rapat, pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat.
Spesimen yang Diuji : Munthe 38
Habitat : Epifit dan teresterial
Distribusi : Sumatera dan Malesiana (Filipina, Malaysia, Singapura dan Papua Nugini)
Gambar 4.5 Asplenium nidus a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori, c. Habit
Asplenium batuense Alderw.
Herba, epifit, akar kaku, hitam; rhizome melingkar, ditutupi sisik, hitam; stipe berbentuk berbentuk bulat, hitam, enthal tunggal, monomorfisme, bangun memanjang, ujung dan pangkal runcing, tulang menyirip, tepi rata, tekstur tipis seperti kertas, permukaan licin, hijau muda; sorus dengan indusia, tersusun memanjang seperti garis di sepanjang urat enthal percabangan kedua yang menyirip, pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat tua.
Spesimen yang Diuji : Munthe 17, 45
Habitat : Epifit
(23)
Gambar 4.6 Asplenium batuense a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori Asplenium normale D. Don
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome melingkar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau tua; enthal majemuk, menyirip gasal, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae tersusun berseling, ujung membulat, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi beringgit, tekstur tipis tetapi cukup kaku, permukaan licin, hijau tua; sorus dengan indusia, tersusun memanjang seperti garis di urat enthal yang menyirip pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat tua.
Spesimen yang Diuji : Munthe 25, 103
Habitat : Teresterial
Distribusi : Sumatera, Afrika Timur, Asia Tropis, Hawai dan Malaya.
Gambar 4.7 Asplenium normale a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori, c. Habit Asplenium tenerum G. Forst.
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau muda, enthal
(24)
majemuk, menyirip gasal, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae tersusun berseling, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi bergerigi, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau tua; sorus dengan indusia, tersusun memanjang seperti garis di sepanjang urat enthal yang menyirip pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat tua.
Spesimen yang Diuji : Munthe 14, 59
Habitat : Teresterial
Distribusi : Sumatera dan Malaya
Gambar 4.8 Asplenium tenerum a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori
Asplenium praemorsum Sw.
Herba, epifit, akar kaku, hitam; rhizome melingkar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau tua; enthal majemuk, menyirip gasal, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae tersusun berseling, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi berlekuk, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau tua; sorus dengan indusia, tersusun memanjang seperti garis di sepanjang urat enthal yang menyirip pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat tua.
Spesimen yang Diuji : Munthe 64, 107
Habitat : Epifit
(25)
Gambar 4.9 Asplenium praemorsum a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori, c. Habit Asplenium pellucidum Lam.
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan berbulu, hijau tua, enthal majemuk, menyirip genap, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae tersusun berseling, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi beringgit, tekstur tipis tapi cukup kaku, permukaan licin, hijau tua; sorus dengan indusia tipis, tersusun menyirip pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat muda.
Spesimen yang Diuji : Munthe 35, 80
Habitat : Teresterial
Distribusi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara
Gambar 4.10 Asplenium pellucidum a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori
Thelypteridaceae
Abacopteris triphylla (Sw.) Ching
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam, stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau kehitaman, enthal
(26)
majemuk manjari beranak tiga, monomorfisme, bangun bulat telur terbalik, ujung runcing, pangkal membulat, tepi rata, tulang menyirip, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau tua; sorus tanpa indusia, bentuk bulat, tersusun antara urat enthal, cokelat muda.
Spesimen yang Diuji : Munthe 58, 72
Habitat : Teresterial
Distribusi : Sumatera, Asia dan Australia
Gambar 4.11 Abacopteris triphylla a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori Abacopteris urophylla ching
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau kehitaman, enthal majemuk, menyirip gasal, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae lanset, tersusun berseling, ujung meruncing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi rata, tekstur seperti kertas, permukaan licin, hijau tua; sorus dilindungi oleh indusia, bentuk bulat, tersusun membentuk 2 barisan pada pertengahan urat pinnae, pada permukaan bagian bawah, cokelat tua.
Spesimen yang Diuji : Munthe 55, 81
Habitat : Teresterial
(27)
Gambar 4.12 Abacopteris urophylla a. Susunan Sori, b. Bangun Enthal Cyclosorus interuptus (Willd.) H.
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome melingkar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau kehitaman, enthal majemuk, menyirip gasal, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae memanjang, tersusun berseling, ujung meruncing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi bergerigi kasar, tekstur seperti kertas, permukaan licin, hijau tua; sorus dengan indusia, bentuk bulat, tersusun pada subapikal urat enthal, pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat muda.
Spesimen yang Diuji : Munthe 16, 27
Habitat : Teresterial
Distribusi : Sumatera, India dan Malaya
Gamabar 4.13 Cyclosorus interuptus a dan b Bangun Enthal, c. Susunan Sori
Thelypteris chlamydophora Ching
Herba, teresterial, akar kaku, hitam, rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau kehitaman, enthal majemuk, menyirip gasal, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae lanset,
(28)
tersusun berhadapan, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi berlekuk, tekstur seperti kertas, permukaan licin, hijau tua; sorus dengan indusia, tersusun pada subapikal urat pinnae, pada permukaan bawah enthal, cokelat muda.
Spesimen yang Diuji : Munthe 06, 98
Habitat : Teresterial
Distribusi : Sumatera dan Malaya
Gambar 4.14 Thelypteris chlamydophora a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori
Thelypteris unidentata (Bedd.) Holttum
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome, permukaan ditutupi rambut, hitam;
stipe berbentuk bulat, permukaan berbulu halus, hijau tua; enthal majemuk,
menyirip gasal, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae memanjang, tersusun berseling, ujung runcing, pangkal membulat, tulang menyirip, tepi berlekuk, tekstur tipis lunak, permukaan gundul, hijau tua; sorus dengan indusia, bentuk bulat, tersusun pada subapikal urat enthal, pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat tua.
Spesimen yang Diuji : Munthe 49, 99
Habitat : Teresterial
(29)
Gambar 4.15 Thelypteris unidentata a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori Pneumatopteris ecallosa Holttum
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan berbulu halus, hijau tua; enthal majemuk, menyirip gasal, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae lanset, tersusun berseling, ujung meruncing, pangkal runcing, tulang menyirip, tepi bergerigi kasar, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau tua; sorus dengan indusia, bentuk bulat, tersusun pada subapikal urat enthal, pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat muda.
Spesimen yang Diuji : Munthe 18, 81
Habitat : Teresterial
Distribusi : Sumatera dan Malaysia
Gambar 4.16 Pneumatopteris ecallosa a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori Abacopteris peltochlamys Holttum
Herba, teresterial, akar kaku, cokelat; rhizome menjalar, permukaan ditutupi sisik, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan berbulu halus, hijau tua, enthal majemuk, menyirip gasal, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae memanjang, tersusun berseling, ujung merucing, pangkal runcing, tulang menyirip, tepi bergerigi kasar, tekstur tipis lunak, permukaan gundul, hijau tua; sorus dengan
(30)
indusia, bentuk bulat, tersusun pada pertengahan urat enthal, pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat tua.
Spesimen yang Diuji : Munthe 61, 77
Habitat : Teresterial
Distribusi : Sumatera dan Malaya
Gambar 4.17 Abacopteris peltochlamys a. & b. Bangun Enthal, c. Susunan Sori, d. Habit
Pteridaceae
Adiantum polyphyllum willd.
Herba, epifit, akar kaku, hitam, rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau tua, enthal majemuk, menyirip gasal, monomorfisme, bangun segitiga, tersusun berseling, ujung membulat, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi atas beringgit, tepi bawah rata, tekstur tipis tapi cukup kaku, permukaan licin, hijau tua; sorus dengan indusia, tersusun membentuk silindris di tepi bagian atas pada lekukan pinnule, pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat tua.
Spesimen yang Diuji : Munthe 22, 101
Habitat : Epifit
(31)
b. Rachis bercabang atau tanpa cabang ... 5 4. a. Stipe berdaging, pangkal menggembung,
memiliki sepasang stipula pada pangkal ...
Maratttiaceae
b. Stipe berbulu pada bagian pangkal ... Cyatheaceae 5. a. Permukaan rachis ditutupi daun kecil ... Selaginellaceae b. Permukaan stipe licin ... 7 6. a. Enthal sederhana dan memanjang ... Vittariaceae b. Enthal menyirip ... 8 7. a. Letak pinnae dan pinnule selalu berhadapan... Hypolepidaceae
b. Letak pinnae dan pinnule berseling dan
kadang-kadang berhadapan ...
9
8. a. Sori ditutupi dengan indusia ... 10 b. Sori terbuka ... 14 9. a. Indusia berbentuk piala ... Davalliaceae b. Indusia berbentuk selaput ... 11 10. a. Sori pada ujung urat pinnule ... Dennstaedtiaceae b. Sori pada tepi enthal yang bergerigi ... Lindsaeaceae 11. a. Sori menyebar pada permukaan bawah enthal... Lomariopsidaceae b. Sori berbentuk bulat atau memanjang ... 12 12. a. Sori tersusun bulat ... 16 b. Sori tersusun memanjang ... 13 13. a. Sori tersusun memanjang pada urat enthal yang
menyirip ...
Aspleniaceae
b. Sori pada urat enthal yang menyirip dan
kadang-kadang menggarpu ...
(32)
14. a. Sori pada ibu tulang pinnule ... Blechnaceae b. Sori pada tepi pinnule ... 15 15. a. Sori pada bagian tengah pinnule tanpa lamina... Osmundaceae b. Sori pada tepi pinnule ... 17 16. a. Sori pada subapikal urat pinnae ... Thelypteridaceae b. Sori pada pertengahan urat pinnae ... Nephrolepidaceae 17. a. Sori lonjong atau memanjang ... Pteridiaceae b. Sori bulat atau memanjang ... 18 18. a. Sori berwarna orange hingga cokelat tua ... Polypodiaceae b. Sori berwarna cokelat ... Aspidiaceae
4.2.2 Kunci Identifikasi Spesies Aspleniaceae
1. a. Enthal tunggal ... 3 b. Enthal majemuk menyirip ... 2 2. a. Enthal majemuk menyirip genap ... A. pellucidum b. Enthal majemuk menyirip gasal ... 4 3. a. Ujung enthal meruncing ... A. nidus b. Ujung enthal runcing ... A. batuense 4. a. Ujung pinnae membulat ... A. normale
b. Ujung pinnae runcing ... 5 5. a. Tepi pinnae berlekuk ... A. praemorsum b. Tepi pinnae bergerigi ... A. tenerum
Thelypteridaceae
1. a. Enthal majemuk menyirip ... 2 b. Enthal majemuk menjari ... A. triphyla 2. a. Bangun Pinnae lanset, berseling dan
kadang-kadang berhadapan ...
3
b. Bangun Pinnae memanjang, berseling ... 5 3. a. Ujung pinnae runcing ... T. chlamydophora b. Ujung pinnae meruncing ... 4
(33)
Athyriaceae
1. a. Rhizome melingkar ... 2 b. Rhizome menjalar ... 4 2. a. Stipe berwarna hijau muda ... D. esculentum b. Stipe berwarna hijau tua ... 3 3. a. Pangkal enthal berlekuk ... D. angustipinna
b. Pangkal enthal rata ... D. crenato-serratum 4. a. Bangun enthal delta ... D. dilatatum b. Bangun enthal segitiga ... 5 5. a. Pinnae memanjang dan tersusun berseling .... D. asperum
b. Pinnae lanset tersusun berseling atau
berhadapan ... 6 6. a. Ujung pinnae meruncing ... D. bantamense b. Ujung pinnae runcing ... 7 7. a. Tekstur enthal tipis tapi cukup kaku ... D. cordifolium b. Tekstur enthal seperti kertas ... 8 8. a. Tepi enthal berlekuk ... D. sorzogonense b. Tepi enthal bergerigi kasar ... D. riparium
Polypodiaceae
1. a. Akar kaku berwarna cokelat ... B. revoluta b. Akar kaku berwarna hitam ... 2 2. a. Rhizome melingkar ... M. musifolium
b. Rhizome menjalar ... 3 3. a. Rhizome berwarna cokelat ... G. persicifolium
(34)
b. Rhizome berwarna hitam ... 4 4. a. Dimorfisme ... 5 b. Monomorfisme ... 6 5. a. Bangun enthal tropofil dan sporofil memanjang .... L. decurrens
b. Bangun enthal tropofil bulat dan sporofil
memanjang ... C. bicuspis 6. a. Ujung enthal tumpul ... P. petiolosa b. Ujung enthal runcing ... 7 7. a. Tulang enthal menyirip ... 8 b. Tulang enthal menjari ... D. conjugata 8. a. Tekstur enthal seperti kertas ... P. nigrescens b. Tekstur enthal tipis tapi cukup kaku ... 9 9. a. Sori ditutupi dengan indusia ... P. longissima
b. Sori terbuka ... 10 10. a. Sori bulat, di tepi enthal ... P. angustata
b. Sori bulat, menyebar pada permukaan bawah
enthal ... M. heterocarpum
Pteridaceae
1. a. Habitat epifit ... A. polyphyllum b. Habitat teresterial ... 2 2. a. Stipe berwarna hijau kehitaman, enthal majemuk
menyirip ganda 2 dengan pinnae berseling ... A. tenerum b. Stipe berwarna hijau tua, enthal majemuk menyirip
(35)
dengan indusia, tersusun memanjang seperti garis di sepanjang urat enthal yang menyirip rapat, pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat.
Spesimen yang Diuji : Munthe 38
Habitat : Epifit dan teresterial
Distribusi : Sumatera dan Malesiana (Filipina, Malaysia, Singapura dan Papua Nugini)
Gambar 4.5 Asplenium nidus a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori, c. Habit
Asplenium batuense Alderw.
Herba, epifit, akar kaku, hitam; rhizome melingkar, ditutupi sisik, hitam; stipe berbentuk berbentuk bulat, hitam, enthal tunggal, monomorfisme, bangun memanjang, ujung dan pangkal runcing, tulang menyirip, tepi rata, tekstur tipis seperti kertas, permukaan licin, hijau muda; sorus dengan indusia, tersusun memanjang seperti garis di sepanjang urat enthal percabangan kedua yang menyirip, pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat tua.
Spesimen yang Diuji : Munthe 17, 45
Habitat : Epifit
(36)
Gambar 4.6 Asplenium batuense a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori Asplenium normale D. Don
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome melingkar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau tua; enthal majemuk, menyirip gasal, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae tersusun berseling, ujung membulat, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi beringgit, tekstur tipis tetapi cukup kaku, permukaan licin, hijau tua; sorus dengan indusia, tersusun memanjang seperti garis di urat enthal yang menyirip pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat tua.
Spesimen yang Diuji : Munthe 25, 103
Habitat : Teresterial
Distribusi : Sumatera, Afrika Timur, Asia Tropis, Hawai dan Malaya.
Gambar 4.7 Asplenium normale a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori, c. Habit Asplenium tenerum G. Forst.
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau muda, enthal
(37)
Distribusi : Sumatera dan Malaya
Gambar 4.8 Asplenium tenerum a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori
Asplenium praemorsum Sw.
Herba, epifit, akar kaku, hitam; rhizome melingkar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau tua; enthal majemuk, menyirip gasal, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae tersusun berseling, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi berlekuk, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau tua; sorus dengan indusia, tersusun memanjang seperti garis di sepanjang urat enthal yang menyirip pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat tua.
Spesimen yang Diuji : Munthe 64, 107
Habitat : Epifit
(38)
Gambar 4.9 Asplenium praemorsum a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori, c. Habit Asplenium pellucidum Lam.
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan berbulu, hijau tua, enthal majemuk, menyirip genap, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae tersusun berseling, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi beringgit, tekstur tipis tapi cukup kaku, permukaan licin, hijau tua; sorus dengan indusia tipis, tersusun menyirip pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat muda.
Spesimen yang Diuji : Munthe 35, 80
Habitat : Teresterial
Distribusi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara
Gambar 4.10 Asplenium pellucidum a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori
Thelypteridaceae
Abacopteris triphylla (Sw.) Ching
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam, stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau kehitaman, enthal
(39)
Gambar 4.11 Abacopteris triphylla a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori Abacopteris urophylla ching
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau kehitaman, enthal majemuk, menyirip gasal, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae lanset, tersusun berseling, ujung meruncing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi rata, tekstur seperti kertas, permukaan licin, hijau tua; sorus dilindungi oleh indusia, bentuk bulat, tersusun membentuk 2 barisan pada pertengahan urat pinnae, pada permukaan bagian bawah, cokelat tua.
Spesimen yang Diuji : Munthe 55, 81
Habitat : Teresterial
(40)
Gambar 4.12 Abacopteris urophylla a. Susunan Sori, b. Bangun Enthal Cyclosorus interuptus (Willd.) H.
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome melingkar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau kehitaman, enthal majemuk, menyirip gasal, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae memanjang, tersusun berseling, ujung meruncing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi bergerigi kasar, tekstur seperti kertas, permukaan licin, hijau tua; sorus dengan indusia, bentuk bulat, tersusun pada subapikal urat enthal, pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat muda.
Spesimen yang Diuji : Munthe 16, 27
Habitat : Teresterial
Distribusi : Sumatera, India dan Malaya
Gamabar 4.13 Cyclosorus interuptus a dan b Bangun Enthal, c. Susunan Sori
Thelypteris chlamydophora Ching
Herba, teresterial, akar kaku, hitam, rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau kehitaman, enthal majemuk, menyirip gasal, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae lanset,
(41)
Gambar 4.14 Thelypteris chlamydophora a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori
Thelypteris unidentata (Bedd.) Holttum
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome, permukaan ditutupi rambut, hitam;
stipe berbentuk bulat, permukaan berbulu halus, hijau tua; enthal majemuk,
menyirip gasal, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae memanjang, tersusun berseling, ujung runcing, pangkal membulat, tulang menyirip, tepi berlekuk, tekstur tipis lunak, permukaan gundul, hijau tua; sorus dengan indusia, bentuk bulat, tersusun pada subapikal urat enthal, pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat tua.
Spesimen yang Diuji : Munthe 49, 99
Habitat : Teresterial
(42)
Gambar 4.15 Thelypteris unidentata a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori Pneumatopteris ecallosa Holttum
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan berbulu halus, hijau tua; enthal majemuk, menyirip gasal, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae lanset, tersusun berseling, ujung meruncing, pangkal runcing, tulang menyirip, tepi bergerigi kasar, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau tua; sorus dengan indusia, bentuk bulat, tersusun pada subapikal urat enthal, pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat muda.
Spesimen yang Diuji : Munthe 18, 81
Habitat : Teresterial
Distribusi : Sumatera dan Malaysia
Gambar 4.16 Pneumatopteris ecallosa a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori Abacopteris peltochlamys Holttum
Herba, teresterial, akar kaku, cokelat; rhizome menjalar, permukaan ditutupi sisik, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan berbulu halus, hijau tua, enthal majemuk, menyirip gasal, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae memanjang, tersusun berseling, ujung merucing, pangkal runcing, tulang menyirip, tepi bergerigi kasar, tekstur tipis lunak, permukaan gundul, hijau tua; sorus dengan
(43)
Gambar 4.17 Abacopteris peltochlamys a. & b. Bangun Enthal, c. Susunan Sori, d. Habit
Pteridaceae
Adiantum polyphyllum willd.
Herba, epifit, akar kaku, hitam, rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau tua, enthal majemuk, menyirip gasal, monomorfisme, bangun segitiga, tersusun berseling, ujung membulat, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi atas beringgit, tepi bawah rata, tekstur tipis tapi cukup kaku, permukaan licin, hijau tua; sorus dengan indusia, tersusun membentuk silindris di tepi bagian atas pada lekukan pinnule, pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat tua.
Spesimen yang Diuji : Munthe 22, 101
Habitat : Epifit
(44)
Gambar 4.18 Adiantum polyphyllum a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori, c. Habit
Adiantum tenerum Sw.
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau kehitaman, enthal majemuk, menyirip ganda dua, monomorfisme, bangun delta, pinnae tersusun berseling, ujung membulat, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi ujung bergerigi, tepi bawah rata, tekstur tipis tapi cukup kaku, permukaan licin, hijau tua; sorus dengan indusia, tersusun membentuk silindris di tepi bagian atas pada lekukan pinnule, pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat tua.
Spesimen yang Diuji : Munthe 09, 12
Habitat : Teresterial
Distribusi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Nugini.
Gambar 4.19 Adiantum tenerum a. Susunan Sori, b. Habit
Pteris biaurita L.
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam, stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau tua, enthal majemuk,
(45)
Gambar 4.20 Pteris biaurita a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori, c. Habit
Athyriaceae
Diplazium bantamense Milde
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam, stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau kehitaman; enthal majemuk, menyirip gasal, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae lanset, tersusun berseling, ujung meruncing, pangkal membulat, tulang menyirip, tepi berombak, tekstur tipis tapi cukup kaku, permukaan licin, hijau tua pada bagian atas, hijau tua; sorus dengan indusia, tersusun memanjang seperti garis di sepanjang urat enthal yang menggarpu pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat muda.
Spesimen yang Diuji : Munthe 43, 63
Habitat : Teresterial
Distribusi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Nugini.
(46)
Gambar 4.21 Diplazium bantamense a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori Diplazium cordifolium Copel
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau kehitaman, enthal majemuk, menyirip gasal, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae lanset, tersusun berhadapan, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi rata, tekstur tipis tapi cukup kaku, permukaan licin, hijau tua; sorus dengan indusia, tersusun memanjang seperti garis di sepanjang urat enthal yang menggarpu pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat tua.
Spesimen yang Diuji : Munthe 36, 106
Habitat : Teresterial
Disribusi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua Nugini.
Gambar 4.22 Diplazium cordifolium a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori, c. Habit Diplazium crenato-serratum Milde
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome melingkar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau tua; enthal majemuk, menyirip gasal, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae lanset, tersusun berseling, ujung runcing, pangkal rata, tulang menyirip, tepi bergerigi kasar,
(47)
Gambar 4.23 Diplazium crenato-serratum a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori, c. Habit
Diplazium dilatatum (Blume) Milde
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau kehitaman, enthal majemuk, menyirip ganda dua, monomorfisme, bangun delta, pinnae lanset, tersusun berseling, ujung dan pangkal membulat, tulang menyirip, tepi berlekuk kedalam, tekstur seperti kertas, permukaan licin, hijau tua; sorus dengan indusia, tersusun memanjang seperti garis di sepanjang urat enthal yang menggarpu pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat tua.
Spesimen yang Diuji : Munthe 47, 100
Habitat : Teresterial
Distribusi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara
(48)
Gambar 4.24 Diplazium dilatatum a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori
Diplazium riparium Holttum
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau kehitaman, enthal majemuk, menyirip gasal, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae lanset, tersusun berseling, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi bergerigi kasar, tekstur seperti kertas, permukaan licin, hijau tua; sorus dengan indusia, bentuk bulat, tersusun memanjang seperti garis di sepanjang urat enthal yang menyirip kecuali pertengahan urat, pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat muda.
Spesimen yang Diuji : Munthe 13, 20
Habitat : Teresterial
Distribusi : Sumatera dan Sarawak
Gambar 4.25 Diplazium riparium a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori Diplazium sorzogonense Milde
Herba, teresterial, akar kaku, hitam, rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau kehitaman, enthal
(49)
Distribusi : Sumatera dan Malaya
Gambar 4.26 Diplazium sorzogonense a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori
Diplazium asperum Blume
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau kehitaman, enthal majemuk, menyirip gasal, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae lanset, tersusun berseling, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi bergerigi kasar, tekstur seperti kertas, permukaan licin, hijau tua; sorus dengan indusia, tersusun memanjang seperti garis di sepanjang urat enthal yang menyirip, pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat muda.
Spesimen yang Diuji : Munthe 11, 76
Habitat : Teresterial
(50)
Gambar 4.27 Diplazium asperum a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori
Diplazium esculentum (Retz.) Copel
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome melingkar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau muda; enthal majemuk, menyirip ganda dua, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae lanset, tersusun berseling, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi bergerigi kasar, tekstur tpis tapi cukup kaku, permukaan licin, hijau tua; sorus dengan indusia, tersusun memanjang seperti garis di sepanjang urat enthal yang menyirip pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat tua.
Spesimen yang Diuji : Munthe 31, 60
Habitat : Teresterial
Distribusi : Sumatera Utara dan Malaya
Gambar 4.28 Diplazium esculentum a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori Diplazium angustipinna Hotll.
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome melingkar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau tua; enthal tunggal, monomorfisme, bangun memanjang, ujung runcing, pangkal berlekuk, tulang
(51)
Gambar 4.29 Diplazium angustipinna a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori
Polypodiaceae
Pyrrosia angustata (Sw.) Ching
Herba, epifit, akar kaku, hitam; rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hitam; enthal tunggal, monomorfisme, bangun memanjang, ujung dan pangkal runcing, tulang menyirip, tepi rata, tekstur tipis tapi cukup kaku, permukaan licin, urat menyirip, hijau tua;
sorus dengan indusia, bentuk bulat, tersusun di tepi enthal, pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat tua.
Spesimen yang Diuji : Munthe 69, 104
Habitat : Epifit
(52)
Gambar 4. 30 Pyrrosia angustata a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori Pyrrosia petiolosa (H. Christ) Ching
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau tua; enthal tunggal, monomorfisme, bangun jorong atau oval, ujung dan pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi rata, tekstur tipis tapi cukup kaku, permukaan licin, hijau tua; sorus dengan indusia, tersebar pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat muda. Spesimen yang Diuji : Munthe 65, 85
Habitat : Teresterial
Distribusi : Sumatera Utara dan Malaya
Gambar 4.31 Pyrrosia petiolosa a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori Dipteris conjugata Reinw.
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau tua; enthal menyirip tunggal yang terbagi dua, monomorfisme, bangun bulat, tulang menggarpu, tepi berlekuk, tekstur seperti kertas, permukaan licin, hijau tua; sorus tanpa indusia, tersebar pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat tua.
(53)
Gambar 4.32 Dipteris conjugata a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori, c. Habit Cheiropleuria bicuspis (Bl.) Presl
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau tua; enthal tunggal, dimorfisme, bangun enthal tropofil bulat, (bangun enthal sporofil memanjang, ujung dan pangkal runcing) tulang menjari, tepi rata, tekstur tpis tapi cukup kaku, permukaan licin, hijau tua; sorus dengan indusia seperti selaput berwarna cokelat, tersusun menyebar pada permukaan enthal sporofil bagian bawah, cokelat muda. Spesimen yang Diuji : Munthe 92, 97
Habitat : Teresterial
Distribusi : Sumatera Utara dan Malaya
Gambar 4.33 Cheiropleuria bicuspis a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori, c. Habit Belvisia revoluta Copel.
Herba, epifit, akar kaku, cokelat; rhizome melingkar, permukaan berbulu pada pangkal, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan berbulu halus pada bagian
(54)
pangkal meruncing, tulang menyirip, tepi rata, tekstur seperti kulit, permukaan licin, hijau muda; sorus pada ujung enthal yang menyempit atau meruncing, pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat muda.
Spesimen yang Diuji : Munthe 42, 95
Habitat : Epifit
Distribusi : Sumatera Utara dan Malaya
Gambar 4.34 Belvisia revoluta a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori Goniophlebium persicifolium Desv.
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome menjalar, permukaan ditutupi sisik, cokelat; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau kehitaman, enthal majemuk, menyirip gasal, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae memanjang, tersusun berseling, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi rata, tekstur seperti kertas, permukaan licin, hijau tua; sorus tanpa indusia, bentuk bulat, tersusun di antara tulang pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat muda.
Spesimen yang Diuji : Munthe 56
Habitat : Teresterial
(55)
indusia, bentuk bulat, tersusun berseling di sepanjang tulang enthal pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat kekuningan.
Spesimen yang Diuji : Munthe 51, 90
Habitat : Epifit
Distribusi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Malaysia
Gambar 4.36 Phymatosorus longissima a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori, c. Habit
Phymatodes nigrescens (Bl.) Pichi Serm.
Herba, epifit, akar kaku, hitam; rhizome menjalar, permukaan ditutupi sisik, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hitam, enthal tunggal, monomorfisme, bangun oval, ujung meruncing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi berlekuk, tekstur seperti kertas, permukaan licin, hijau tua; sorus tanpa indusia, bentuk bulat, tersusun berhadapan di sepanjang tulang enthal pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat muda.
Spesimen yang Diuji : Munthe 67, 68
Habitat : Epifit
(56)
Gambar 4.37 Phymatodes nigrescens a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori Leptochilus decurrens Blume
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome melingkar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau tua; enthal tunggal, dimorfisme, bangun memanjang, ukuran enthal sporofil lebih kecil, ujung dan pangkal runcing, tulang menyirip, tepi rata, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau tua; sorus dengan indusia, tersusun menyebar pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat tua.
Spesimen yang Diuji : Munthe 46
Habitat : Teresterial
Distribusi : Sumatera Utara, India, China dan Malaysia
Gambar 4.38 Leptochilus decurrens a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori, c. Habit Microsorium musifolium (Bl.) Ching
Herba, epifit, akar kaku, hitam; rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hitam; enthal tunggal, monomorfisme, bangun memanjang, ujung dan pangjal runcing, tulang menyirip, tepi rata, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau muda; sorus dengan indusia,
(57)
Gambar 4.39 Microsorium musifolium a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori
Microsorium heterocarpum (Bl.) Ching
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut kaku, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau tua, enthal tunggal, monomorfisme, bangun memanjang, ujung dan pangkal runcing, tulang menyirip, tepi berombak, tekstur tipis tapi cukup kaku, permukaan licin dan bergelombang, ujung dan pangkal runcing, hijau tua, sorus dengan indusia seperti selaput berwarna cokelat, tersusun menyebar pada urat yang bercabang, pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat tua.
Spesimen yang Diuji : Munthe 19, 21 Habitat : Teresterial
(58)
Gambar 4.40 Microsorium heterocarpum a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori, c. Habit
Hypolepidaceae
Histiopteris stipulaceae (Hook.) Copel.
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome menjalar, permukaan bersisik, cokelat; stipe berbentuk bulat, permukaan licin dan mengkilat, hitam; enthal majemuk, menyirip ganda dua, bangun segitiga, pinnae memanjang, tersusun berhadapan, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi berlekuk, tekstur seperti kertas, permukaan licin, hijau tua; sorus dengan indusia, di sepanjang lekukan pinnule, kecuali di ujung pinnule, pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat tua.
Spesimen yang Diuji : Munthe 07, 87
Habitat : Teresterial
Distribusi : Sumatera Utara dan Malaya
Gambar 4.41 Histiopteris stipulaceae a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori, c. Habit
Davalliaceae
Humata repens (L. f.) J. Small
Herba, epifit dan teresterial, akar kaku, hitam; rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, cokelat; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau tua; enthal majemuk, menyirip gasal, dimorfisme, bangun delta, pinnae tersusun berseling, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi bergerigi kasar, tekstur tipis tapi cukup kaku, permukaan licin, hijau tua; sorus dengan indusia, bentuk bulat, tersusun di tepi bagian ujung pinnule, pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat tua.
Spesimen yang Diuji : Munthe 01, 03
(59)
Gambar 4.42 Humata repens a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori, c. Habit Davallia trichomanoides Bl.
Herba, epifit dan teresterial, akar kaku, cokelat; rhizome menjalar, permukaan bersisik, cokelat; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau tua; enthal majemuk, menyirip ganda dua, dimorfisme, bangun delta, pinnae tersusun berseling, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi berbagi, tekstur tipis tapi cukup kaku, permukaan licin, hijau muda; sorus dengan indusia, bentuk bulat, pada tepi pinnule, pada permukaan enthal bagian bawah, orange.
Spesimen yang Diuji : Munthe 54, 73, 102 Habitat : Epifit dan teresterial
Distribusi : Sumatera Utara, Himalaya, Jepang dan Malaya
Gambar 4.43 Davallia trichomanoides a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori Davallia denticulata (Burm.) Mett.
Herba, epifit dan teresterial, akar kaku, cokelat; rhizome menjalar, permukaan bersisik, cokelat; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau tua; enthal majemuk, menyirip ganda dua, dimorfisme, bangun delta, pinnae tersusun berseling, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi bergerigi ganda,
(60)
tekstur tipis tapi cukup kaku, permukaan licin, hijau tua; sorus dengan indusia, bentuk bulat, pada tepi pinnule, orange.
Spesimen yang Diuji : Munthe 62, 71 Habitat : Epifit dan teresterial
Distribusi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Papua Nugini, Jepang, Thailand.
Gambar 4.44 Davallia denticulata A. Bangun Enthal, b. Susunan Sori
Lomariopsidaceae
Elaphoglossum callifolium (Blume) T. Moore
Herba, teresterial, akar kaku, hitam, rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau tua; enthal tunggal, dimorfisme, bangun lanset, ukuran enthal sporofil lebih kecil dari tropofil, ujung dan pangkal runcing, tulang menyirip, tepi rata, tekstur seperti tipis tapi cukup kaku, permukaan licin, hijau tua; sorus tanpa indusia, tersusun menyebar pada permukaan enthal sporofil bagian bawah, orange.
Spesimen yang Diuji : Munthe 32, 48
Habitat : Teresterial
(61)
pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi berlekuk, tekstur tipis tapi cukup kaku, permukaan licin, hijau tua; sorus tanpa indusia, bentuk bulat, terletak pada urat pinnule, kuning kehijauan.
Spesimen yang Diuji : Munthe 04, 82
Habitat : Teresterial
Distribusi : Sumatera Utara dan Malaya
Gambar 4.46 Gleichenia curranii a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori, c. Habit
Lindsaeaceae
Lindsaea scandens Hook.
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome melingkar, permukaan ditutupi rambut, cokelat; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau tua, enthal majemuk, menyirip gasal, monomorfisme, bangun delta, pinnae tersusun berseling, ujung membulat, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi atas bergerigi, tepi bawah rata, tekstur tipis tapi cukup kaku, permukaan licin, hijau tua; sorus dengan indusia, tersusun membentuk silindris di tepi bagian atas pada lekukan pinnule, pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat tua.
Spesimen yang Diuji : Munthe 05, 84
(62)
Distribusi : Sumatera Utara dan Malaya
Gambar 4.47 Lindsaea scandens a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori, c. Habit Tapeinidium luzonicum (Hook) K. U. Kramer
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, cokelat; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau tua; enthal majemuk, menyirip ganda dua, monomorfisme, bangun delta, pinnae tersusun berseling, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi bergerigi, tekstur tipis tapi cukup kaku, permukaan licin, hijau tua; sorus dengan indusia, bentuk bulat, tersusun di tepi bagian atas pada lekukan pinnule, pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat tua.
Spesimen yang Diuji : Munthe 70, 89
Habitat : Teresterial
Distribusi : Sumatera Utara dan Malaya
Gambar 4.48 Tapeinidium luzonicum a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori, c. Habit
Dennstaedtiaceae
Microlepia speluncae (L.) T. Moore
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, cokelat; stipe berbentuk bulat, berambut, hijau tua; enthal majemuk,
(63)
Gambar 4.49 Microlepia speluncae a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori
Nephrolepidaceae
Nephrolepis dicksonioides Christ
Herba, epifit, akar kaku, hitam; rhizome melingkar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau tua; enthal majemuk, menyirip gasal, dimorfisme, bangun segitiga, pinnae lanset, tersusun berseling, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi enthal sporofil bergerigi kasar, tepi enthal tropofil rata, tekstur seperti kertas, permukaan licin, hijau tua;
sorus dengan indusia, bentuk bulat, tersusun di tepi lekukan pinnule, pada
permukaan enthal bagian bawah, cokelat tua. Spesimen yang Diuji : Munthe 26, 52
Habitat : Epifit
(64)
Gambar 4.50 Nephrolepis dicksonioides a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori, c. Habit
Osmundaceae
Osmunda javanica Blume
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome melingkar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hijau tua; enthal majemuk, menyirip gasal, dimorfisme, bangun segitiga, pinnae lanset, tersusun berseling, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi rata, tekstur seperti kertas, permukaan licin, hijau tua, sorus tanpa indusia, pada bagian tengah pinnae tanpa lamina, cokelat muda.
Spesimen yang Diuji : Munthe 10, 29
Habitat : Teresterial
Distribusi : Sumatera Utara dan Malaya
Gambar 4.51 Osmunda javanica a & b. Bangun Enthal, c. Susunan Sori
Selaginellaceae
Selaginella stipulata (Blume) Spring
Herba, teresterial, akar kaku, cokelat; rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, cokelat; stipe berbentuk bulat, permukaan di tutupi daun kecil yang
(65)
Malaysia, dan China
Gambar 4.52 Selaginella stipulata a. Bangun Enthal, b. Letak Sporangium Selaginella willdenowii (Desv. ex Poir.) Baker
Herba, teresterial, akar kaku, cokelat; rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, cokelat; stipe berbentuk bulat, permukaan di tutupi daun kecil yang rapat, hijau tua; enthal majemuk, menyirip gasal, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae tersusun berseling, ujung runcing, pangkal tumpul, menyirip, tepi berlekuk, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau tua; sporangium terkumpul membentuk kerucut, tanpa indusia, pada ujung enthal, putih kekuningan.
Spesimen yang Diuji : Munthe 08, 94
Habitat : Teresterial
Distribusi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Papua Nugini, Malaysia, dan China
(66)
Gambar 4.53 Selaginella willdenowii a. Bangun Enthal, b. Letak Sporangium, c. Habit
Blechnaceae
Blechnum indicum Burm. f.
Herba, teresterial, akar kaku, cokelat; rhizome melingkar, permukaan ditutupi sisik, cokelat; stipe berbentuk bulat, permukaan licin, cokelat kehijauan; enthal majemuk, menyirip gasal, dimorfisme, bangun segitiga, pinnae lanset, tersusun berseling, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi rata, tekstur tipis tapi cukup kaku, permukaan licin, hijau tua; sorus dengan indusia, tersusun di sepanjang ibu tulang enthal, pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat tua. Spesimen yang Diuji : Munthe 30, 83
Habitat : Teresterial
Distribusi : Sumatera Utara dan Malaya
Gambar 4.54 Blechnum indicum a & b. Bangun Enthal, c. Habit
Cyatheaceae
Cyathea borneensis Copel.
Pohon, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome atau batang tegak, berduri berwarna cokelat tua sampai hitam; stipe berbentuk bulat, pangkal ditutupi sisik, cokelat
(67)
Gambar 4. 55 Cyathea borneensis a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori Cyathea hymenodes Mett.
Pohon, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome atau batang tegak, permukaan licin, cokelat tua; stipe berbentuk bulat, pangkal ditutupi sisik, hijau kehitaman; enthal majemuk, menyirip ganda dua, monomorfisme, bangun delta, pinnule tersusun berseling, ujung runcing, pangkal rata, tulang menyirip, tepi berlekuk, tekstus tipis lunak, permukaan berbulu, hijau tua; sorus tanpa indusia, bentuk bulat, pada pangkal urat annule, pada permukaan bagian bawah pinnule, cokelat tua.
Spesimen yang Diuji : Munthe 02, 75
Habitat : Teresterial
(68)
Gambar 4.56 Cyathea hymenodes a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori
Vittariaceae
Vittaria ensiformis Sw.
Herba, epifit, akar kaku, hitam; rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; tanpa stipe; enthal tunggal, monomorfisme, bangun garis, ujung dan pangkal runcing, tulang sejajar, tepi rata, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau tua; sorus tanpa indusia, tersusun di sepanjang tepi enthal, pada permukaan bagian bawah enthal, cokelat tua.
Spesimen yang Diuji : Munthe 50, 96
Habitat : Epifit
Distribusi : Sumatera Utara dan Malaya
Gambar 4.57 Vittaria ensiformis a. Habit, b. Susunan Sori
Marattiaceae
Angiopteris evecta (Forst.) Hoffm.
Pohon, teresterial, akar kaku, cokelat; rhizome atau batang tegak, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk bulat, pangkal ditutupi sisik, hijau muda; enthal majemuk, menyirip ganda dua, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae tersusun berseling, ujung runcing, pangkal rata, tulang menyirip, tepi bergerigi, tekstur tipis tapi cukup kaku, permukaan licin, hijau tua; sorus tanpa indusia, tersusun di sepanjang tepi pinnule, pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat tua.
Spesimen yang Diuji : Munthe 34, 86
Habitat : Teresterial
(69)
Gambar 4.58 Angiopteris evecta a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori
Aspidiaceae
Tectaria barberi (Hook.) Copel.
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome melingkar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe berbentuk segi empat, permukaan licin, hijau tua; enthal majemuk, menyirip genap, monomorfisme, bangun segitiga, tersusun berseling, ujung dan pangkal runcing, tulang menyirip, tepi rata, tekstur tipis tapi cukup kaku, permukaan licin, hijau tua; sorus dengan indusia, bentuk bulat, tersusun pada pertengahan urat enthal, pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat tua. Spesimen yang Diuji : Munthe 41
Habitat : Teresterial
Distribusi : Sumatera Utara dan Malaya
Gambar 4.59 Tectaria barberi a. Bangun Enthal, b. Susunan Sori
Didymochlaena truncatula (Sw.) J. Sm.
Herba, teresterial, akar kaku, hitam; rhizome melingkar, permukaan ditutupi rambut, cokelat; stipe berbentuk segi empat, permukaan berambut, hijau tua; enthal majemuk, menyirip ganda dua, monomorfisme, bangun delta, pinnae tersusun berseling, ujung membulat, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi bagian atas berombak, tepi bagian bawah rata, tekstur seperti kertas, permukaan licin,
(1)
vi
EKSPLORASI PTERIDOPHYTA DI KAWASAN HUTAN TELAGAH
TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER
ABSTRAK
Penelitian ini telah dilaksanakan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan paku.
Hasil identifikasi didapat berdasarkan ciri-ciri morfologi yang meliputi habit,
habitat, perawakan rhizome, perawakan akar, stipe, enthal (bangun, ujung,
pangkal, tepi, pertulangan, tekstur, permukaan dan warna enthal) dan sorus
(susunan hingga warna sorus). Ditemukan 56 jenis tumbuhan paku yang termasuk
ke dalam 2 kelas, 19 suku dan 34 marga. Dari 56 jenis tumbuhan paku yang
ditemukan, 40 jenis teresterial, 11 jenis epifit dan 5 jenis di antaranya dapat hidup
baik teresterial dan epifit. Jenis paku yang mendominasi adalah suku
Polypodiaceae sebanyak 11 jenis, diikuti suku Athyriaceae 9 jenis. Seluruh jenis
ditemukan pada ketinggian 1060-1190 m dpl dengan kelembaban udara 78-90%
dan intensitas cahaya 120-224 Cd.
(2)
vii
EXPLORATION OF FERNS IN TELAGAH FOREST GUNUNG LEUSER NATIONAL PARK
ABSTRACK
Research has been conducted to determine fern species in Telagah forest, Gunung Leuser National Park. Identification of fern species was based on morphological characteristics such as habit, habitat, stature of rhizome, stature of roots, stipe, enthal (form, tip, base, edge, texture, surface and color of enthal) and sorus (arrangement and colour). The result showed there were 56 fern species, belonging to two classes, nineteen families and thirty-four genera. Of total 56 species, forty were categorized as terrestrial fern, eleven species were epiphytes and five species were both habits. The most dominan species were member of Polypodiaceae and Athyriaceae with total of 11 and 9 species, respectively. Overall, species were found within altitude from 1060-1190 metre above sea level, with air humidity of 78-90%, and light intensity of 120-224 Cd.
(3)
viii
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN i
PERNYATAAN ii
PENGHARGAAN iii
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
DAFTAR ISI vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Permasalahan 2
1.3 Tujuan Penelitian 2
1.4 Manfaat Penelitian 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Hutan 3
2.2 Karakteristik Tumbuhan Paku 4
2.3 Penyebaran Tumbuhan Paku 5
2.4 Manfaat Tumbuhan Paku 6
BAB 3. BAHAN DAN METODE 7
3.1
Waktu Dan Tempat
73.2 Deskripsi Area 7
3.3 Metode Penelitian
83.4 Pelaksanaan Penelitian
8a. Di Lapangan 8
b. Di Laboratorium
93.5 Deskripsi Jenis 9
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 10
4.1 Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Paku 10
4.2 Ekologi Tumbuhan Paku 13
4.3 Kunci Identifikasi 19
4.4 Deskripsi Tumbuhan Paku 23
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 59
5.1 Kesimpulan 59
5.2 Saran 59
DAFTAR PUSTAKA 60
(4)
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
4.1 Morfologi Tumbuhan Paku 14
4.2 Habit Tumbuhan Paku 15
4.3 Susunan Daun 16
4.4 Susunan Sori 17
4.5 Asplenium nidus 23
4.6 Asplenium batuense 24
4.7 Asplenium normale 24
4.8 Asplenium tenerum 25
4.9 Asplenium praemorsum 26
4.10 Asplenium pellucidum 26
4.11 Abacopteris triphylla 27
4.12 Abacopteris urophylla 28
4.13 Cyclosorus interuptus 28
4.14 Thelypteris chlamydophora 29
4.15 Thelypteris unidentata 29
4.16 Pneumatopteris ecallosa 30
4.17 Abacopteris peltochlamys 31
4.18 Adiantum polyphyllum 32
4.19 Adiantum tenerum 32
4.20 Pteris biaurita 33
4.21 Diplazium bantamense 34
4.22 Diplazium cordifolium 34
4.23 Diplazium crenato-serratum 35
4.24 Diplazium dilatatum 36
4.25 Diplazium riparium 36
4. 26 Diplazium sorzogonense 37
4.27 Diplazium asperum 38
4.28 Diplazium esculentum 38
4.29 Diplazium angustipinna 39
4.30 Pyrrosia angustata 39
4.31 Pyrrosia petiolosa 40
4.32 Dipteris conjugata 41
4.33 Cheiropleuria bicuspis 41
4.34 Belvisia revoluta 42
4.35 Goniophlebium persicifolium 42
4.36 Phymatosorus longissima 43
4.37 Phymatodes nigrescens 44
4.38 Leptochilus decurrens 44
4.39 Microsorium musifolium 45
4.40 Microsorium heterocarpum 45
(5)
x
4.42 Humata repens 47
4.43 Davallia trichomanoides 47
4.44 Davallia denticulata 48
4.45 Elaphoglossum callifolium 48
4.46 Gleichenia curranii 49
4.47 Lindsaea scandens 50
4.48 Tapeinidium luzonicum 50
4.49 Microlepia speluncae 51
4.50 Nephrolepis dicksonioides 52
4.51 Osmunda javanica 52
4.52 Selaginella stipulata 53
4.53 Selaginella willdenowii 54
4.54 Blechnum indicum 54
4.55 Cyathea borneensis 55
4.56 Cyathea hymenodes 55
4.57 Vittaria ensiformis 56
4.58 Angiopteris evecta 57
4.59 Tectaria barberi 57
(6)
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul halaman
1 Peta Kawasan Hutan Telagah Taman Nasional
Gunung Leuser
62
2 Faktor Fisik Kimia Lingkungan 63