DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
yang tumbuh lebih kecil. Begitu pula komposisinya juga agak berbeda. Pada ekosistem ini biasanya kaya akan jenis Orchidaceae dan tumbuhan paku. Di
samping itu pada umumnya dihuni oleh berbagai jenis tumbuhan antara lain dari famili: Anonaceae, Burseraceae, Bambosaceae, Dipterocarpaceae, Leguminoceae,
Meliaceae, Sapindaceae, dan Sapotaceae. Menurut Mackinnon 2000 dalam Lubis 2009, hutan pegunungan
terdapat zona-zona vegetasi dengan jenis dan struktur dan penampilan yang berbeda. Di gunung yang rendah semua zona vegetasi lebih sempit, sedangkan di
gunung yang tinggi atau di bagian yang tengah memiliki zona vegetasi yang lebih luas.
2.2 Karakteristik Tumbuhan paku
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan vaskuler pertama yang tumbuh di darat. Tumbuhan paku umumnya herbaceus, dengan arah tumbuh merayap diatas
permukaan tanah lembab dengan stem yang memanjang. Tumbuhan ini juga disebut ular dari kingdom tumbuhan karena habitnya merayap Soni dan Soni,
2010. Tumbuhan paku banyak ditemukan di daerah tropis, meliputi jenis-jenis
paku yang berukuran kecil sampai yang terbesar yang berupa pohon. Tumbuhan paku pohon, batangnya dapat mencapai besar satu lengan atau lebih, umumnya
tidak bercabang dan pada ujungnya terdapat daun. Daun-daun itu menyirip ganda, panjangnya dapat sampai 3 m dan jika telah gugur meninggalkan bekas-bekas
yang jelas pada batang Tjitrosoepomo, 1989. Tumbuhan paku umumnya dicirikan oleh pertumbuhan pucuknya yang
melingkar. Terdapat bintik-bintik pada permukaan bawahnya dan yang kadang- kadang tumbuh teratur dalam barisan, menggerombol ataupun tersebar. Masing-
masing bintik itu adalah kotak spora yang dikenal dengan istilah sporangium. Kotak ini berisi spora yang jumlahnya banyak, tetapi ukurannya sangat kecil.
Oleh karena itu, bila kotak spora pecah, menyebarlah butir-butir spora itu seperti tepung Sastrapradja, 1979.
Daun yang masih muda selalu menggulung, sifat ini sebagai salah satu karakteristik bagi tumbuhan paku. Daun muda menggulung disebabkan karena
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
sel-sel pada sisi bawah daun lebih cepat pertumbuhannya Tjitrosoepomo, 1989. Loveless 1989, menambahkan hal tersebut akibat lebih lambatnya pertumbuhan
permukaan daun sebelah atas daripada sebelah bawah pada perkembangan awalnya.
Menurut Loveless 1989, berdasarkan ukurannya daun tumbuhan paku dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Daun kecil mikrofil: hanya setebal selapis sel dan berbentuk rambut. Tidak
memiliki mesofil daging daun. Belum ditemukan tangkai dan tulang daun. b.
Daun besar makrofil: berukuran cukup besar dan tipis. Sudah memiliki bagian-bagian tangkai daun, tulang daun, epidermis dan mesofil.
Daun-daun yang mempunyai spora dinamakan sporofil. Kadang-Kadang daun paku yang fertil sporofil mempunyai bentuk yang berlainan dengan daun
yang steril. Daun-daun steril dinamakan tropofil. Pada kebanyakan tumbuhan paku, sporanya mempunyai sifat-sifat yang sama, dan setelah berkecambah akan
menghasilkan suatu protalium yang mempunyai anteridium dan arkegonium. Jenis-jenis paku yang menghasilkan spora yang berumah satu dan sama besar
dinamakan paku homospora. Pada golongan tumbuhan paku yang protaliumnya tidak sama besar dan berumah dua dinamakan heterospora. Selain jenis-jenis
paku homospora dan heterospora ada pula jenis-jenis paku yang sporangiumnya menghasilkan spora yang sama besar, tetapi berbeda jenis kelaminnya. Tumbuhan
paku dengan sifat demikian itu dianggap sebagai bentuk peralihan antara homospora dan heterospora Tjitrosoepomo, 1989.
2.3 Penyebaran Tumbuhan paku