Mekanisme Pertanggungjawaban Kepala Daerah Dalam Pelaksanaan

lembaga pengelolaan keuangan daerah dan unit-unit pengelolaan layanan publik dalam pengambilan kebijakan. 70

C. Mekanisme Pertanggungjawaban Kepala Daerah Dalam Pelaksanaan

APBD. Dalam bahagian ini akan digunakan perkataan pertanggungjawaban liability yang menggambarkan situasi didalamnya menurut hukum seseorang boleh menagih dan menurut hukum itu pula orang lain tersebut tunduk kepada penagihan itu 71 . Artinya adalah bahwa kepada seseorang yang diberikan kewenangan kepadanya, maka menurut hukum seseorang tersebut wajib pula mempertanggungjawabkan kewenangan tersebut agar tidak terjadinya penyalahgunaan wewenang. Dalam Undang-Undang mengenai Keuangan Negara, terdapat penegasan dibidang pengelolaan keuangan, yaitu bahwa kekuasaan pengelolaan keuangan negara adalah sebagai bahagian dari kekuasaan pemerintahan, dan kekuasaan pengelolaan keuangan negara dari presiden sebahagian diserahkan kepada gubernurbupatiwalikota selaku kepala pemerintahan daerah untuk mengelola keuangan daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan. Ketentuan tersebut tentunya berimplikasi pada pengaturan pengelolaan keuangan daerah, yaitu bahwa gubernurbupatiwalikota bertanggungjawab atas pengelolaan keuangan daerah. Dengan demikian pengaturan tentang pengelolaan dan pertanggungjawaban 70 Abdul Gaffar Karim, op.cit, hlm. 297. 71 Roscoe Pound, Pengantar Filsafat Hukum, Jakarta: Bhratara Karya Aksara, 1982, hlm. 80. Universitas Sumatera Utara keuangan daerah melekat dan menjadi satu dengan pemerintahan daerah, yaitu dalam Undang-Undang mengenai pemerintahan daerah. 72 Dalam kaitan ini, maka untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara dalam arti luas, maka laporan pertanggungjawaban keuangan perlu disampaikan secara tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standard akuntansi pemerintah. Sehubungan dengan itu, perlu ditetapkan ketentuan yang mengatur mengenai hal-hal tersebut agar: 1. Laporan keuangan dihasilkan melalui proses akuntansi. 2. Laporan keuangan disajikan sesuai dengan standard akuntansi keuangan pemerintahan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran LRA neraca, dan laporan arus kas disertai dengan catatan atas laporan keuangan. 3. Laporan keuangan disajikan sebagai wujud pertanggungjawaban setiap entitas pelaporan yang meliputi laporan keuangan pemerintah pusat, laporan keuangan kementrian negaralembaga, dan laporan keuangan pemerintah daerah. 4. Laporan keuangan pemerintah pusatdaerah disampaikan kepada Dewan Perwakilan RakyatDewan Perwakilan Rakyat Daerah selambat-lambatnya 6 enam bulan setelah anggaran yang bersangkutan berakhir. 5. Laporan keuangan pemerintah diaudit oleh lembaga pemeriksa ekstern yang independen dan profesional sebelum disampaikan kepada Dewan Perwakilan RakyatDewan Perwakilan Rakyat Daerah. 73 72 Ateng Syafrudin, Kapita Selekta Hakikat Otonomi dan Desentralisasi Dalam Pembangunan Daerah, Yogyakarta: Citra Media, 2006, hlm. 43. Universitas Sumatera Utara Dalam kaitan ini, berkenaan dengan pertanggungjawaban kepala daerah dalam melaksanakan APBD harus pula dilakukan melalui mekanisme-mekanisme yang sudah tentu pula keseluruhan mekanisme tersebut harus sesuai dengan hukum. Adapun mekanisme pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan APBD yang dilakukan oleh kepala daerah dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban LKPJ disusun dan disampaikan sebelum akhir maret. 2. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban LKPJ tersebut dimasukkan ke DPRD untuk diparipurnakan. 3. Paripurna diagendakan oleh DPRD. 4. Paripurna disampaikan dihadapan DPRD, LSM, Tokoh Masyarakat, dan lain- lain. 5. Setelah rapat paripurna dilaksanakan, lalu diadakan dengar pendapat dari tiap- tiap fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. 6. Kemudian pendapat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tersebut dijawab oleh kepala daerah. 7. Setelah itu dilakukan pembahasan dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD terkait. 8. Dari hasil pembahasan dibuatlah kesimpulan. 74 Selanjutnya, apabila dijabarkan lebih lanjut mengenai mekanisme pertanggungjawaban kepala daerah terhadap pelaksanaan APBD, maka dimulai dari Kepala SKPD selaku pengguna anggaran menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, hutang, dan ekuitas dana, yang berada dalam tanggungjawabnya. Penyelenggaraan akuntansi merupakan pencatatanpenatausahaan atas transaksi keuangan dilingkungan SKPD dan menyiapkan laporan keuangan sehubungan dengan pelaksanaan anggaran yang dikelolanya. Laporan keuangan tersebut terdiri 73 Penjelasan Umum Angka 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara. 74 Wawancara dengan Zul Abdiman, Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan dan Perencanaan Pembangunan Pemerintah Kota Tanjung Balai, Selasa 18 Mei 2010. Universitas Sumatera Utara dari laporan realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas laporan keuangan yang disampaikan kepada kepala daerah melalui Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah PPKD selambat-lambatnya 2 dua bulan setelah tahun anggaran berakhir. Kepala SKPD selaku pengguna anggaranpengguna barang memberikan pernyataan bahwa pengelolaan APBD yang menjadi tanggungjawabnya telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. 75 Kemudian PPKD menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, hutang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi pembiayaan dan perhitungannya. Aset adalah sumber daya yang antara lain meliputi uang, tagihan, investasi, barang yang dapat diukur dalam satuan uang, yang dikuasai danatau dimiliki oleh pemerintah daerah yang memberi manfaat ekonomisosial dimasa depan. Ekuitas dana adalah kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih antara nilai seluruh aset dan nilai seluruh kewajiban atau hutang pemerintah daerah. Selanjutnya PPKD menyusun laporan keuangan pemerintah daerah yang disusun dan disajikan dengan bentuk Peraturan Pemerintah tentang standard akuntansi pemerintahan terdiri dari: a. Laporan realisasi anggaran. b. Neraca. c. Laporan arus kas. 75 Ahmad Yani, op.cit, hlm. 408. Universitas Sumatera Utara d. Catatan atas laporan keuangan. 76 Selanjutnya laporan keuangan tersebut diatas dilampiri dengan laporan ikhtisar realisasi kinerja dan laporan badan keuangan milik daerahperusahaan. Ikhtisar realisasi kinerja disusun dari ringkasan laporan keterangan pertanggungjawaban kepala daerah. Laporan keuangan pemerintah daerah tersebut diatas disusun berdasarkan laporan keuangan SKPD dan disampaikan kepada kepala daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Kemudian kepala daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan BPK paling lambat 6 enam bulan setelah tahun anggaran berakhir. Laporan keuangan terhadap pelaksanaan APBD disampaikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan BPK selambat-lambatnya 3 tiga bulan setelah tahun anggaran berakhir. Pemeriksaan laporan keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan BPK diselesaikan selambat-lambatnya 2 dua bulan setelah menerima laporan keuangan dari pemerintah daerah. Apabila sampai batas waktu 2 dua bulan sebagaimana tersebut diatas Badan Pemeriksa Keuangan BPK belum menyampaikan laporan hasil pemeriksaan, rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD diajukan kepada DPRD. Selanjutnya kepala daerah memberikan tanggapan dan melakukan penyesuaian terhadap laporan 76 Ibid, hlm. 409. Universitas Sumatera Utara keuangan berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan BPK atas laporan keuangan pemerintah daerah 77 . Selanjutnya, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban LKPJ kepala daerah dalam melaksanakan APBD disampaikan dalam rapat paripurna DPRD. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban LKPJ yang telah disampaikan oleh kepala daerah kemudian dibahas oleh DPRD secara internal sesuai dengan tata tertib DPRD. Kemudian berdasarkan hasil pembahasan tersebut DPRD menetapkan keputusan DPRD. Keputusan DPRD sebagaimana dimaksud disampaikan paling lambat 30 tiga puluh hari setelah Laporan Keterangan Pertanggungjawaban LKPJ diterima. Kemudian keputusan DPRD disampaikan kepada kepala daerah dalam rapat paripurna yang bersifat istimewa sebagai rekomendasi kepada kepala daerah untuk perbaikan penyelenggaraan pemerintahan daerah kedepan. Apabila Laporan Keterangan Pertanggungjawaban LKPJ yang telah disampaikan oleh kepala daerah tidak ditanggapi oleh DPRD dalam jangka waktu 30 tiga puluh hari setelah laporan Keterangan Pertanggungjawaban LKPJ diterima, maka dianggap tidak ada rekomendasi untuk penyempurnaan. Kemudian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban LKPJ akhir masa jabatan kepala daerah adalah merupakan ringkasan laporan tahun-tahun sebelumnya dengan laporan Keterangan Pertanggungjawaban LKPJ sisa masa jabatan yang belum dilaporkan. Sisa waktu penyelenggaraan pemerintahan daerah yang belum dilaporkan dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban LKPJ oleh kepala daerah yang berakhir masa 77 Ibid. Universitas Sumatera Utara jabatannya, dilaporkan oleh kepala daerah terpilih atau penjabat kepala daerah atau pelaksana tugas kepala daerah berdasarkan laporan dalam memori serah terima jabatan. Apabila kepala daerah berhenti atau diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban LKPJ disampaikan oleh pejabat pengganti atau pelaksana tugas kepala daerah 78 . Akhirnya dapat dikatakan bahwa dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan, pemerintah daerah wajib menyampaikan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Laporan keuangan dimaksud disusun sesuai dengan standard akuntansi pemerintahan, sebelum dilaporkan kepada masyarakat melaui DPRD, laporan keuangan perlu terlebih dahulu diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan BPK. Fungsi pemeriksaan merupakan salah satu fungsi manajemen sehingga tidak dapat dipisahkan dari manajemen keuangan daerah. Berkaitan dengan pemeriksaan telah dikeluarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara. Pemeriksaan atas pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan sejalan dengan amandemen keempat Undang-Undang Dasar 1945. Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, pemeriksaan atas laporan keuangan dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan BPK. Dalam rangka pemeriksaan keuangan ini, Badan Pemeriksa 78 Pasal 23 sampai dengan Pasal 26 Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 Tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada DPRD, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat. Universitas Sumatera Utara Keuangan BPK sebagai auditor yang independen akan melaksanakan audit sesuai dengan standard audit yang berlaku dan akan memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan. Kewajaran atas laporan keuangan pemerintah ini diukur dari kesesuaiannya terhadap standard akuntansi pemerintahan. Selain pemeriksaan ekstern oleh Badan Pemeriksa Keuangan BPK, juga dapat dilakukan pemeriksaan intern. Pemeriksaan ini pada pemerintah daerah dilaksanakan oleh Inspektorat. Adapun yang menjadi tugas Inspektorat adalah sebagai berikut: 1. Inspektorat provinsi mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah provinsi, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupatenkota dan pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupatenkota. 2. Inspektorat kabuptenkota mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupatenkota, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa. 3. Inspektorat provinsi dan inspektorat kabupatenkota dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas menyelenggarakan fungsi : a. perencanaan program pengawasan; b. perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan; dan c. pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan. 79 Selain BPK dan Inspektorat, pemeriksaan internal terhadap APBD dapat juga dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan BPKP, Keberadaan BPKP sebagai lembaga internal pemerintah hakikatnya ditujukan pada tugasnya untuk mengendalikan dan mengawasi jalannya manajemen pemerintahan negara secara umum. Hal ini tentu berkaitan dengan kekuasaan presiden sebagaimana diatur dalam pasal 4 ayat 1 UUD 1945, sehingga menjadi kewenangan presiden untuk 79 Perhatikan Pasal 3 dan Pasal 4 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Organisasi danTata Kerja Inspektorat Provinsi dan KabupatenKota. Universitas Sumatera Utara membentuk unit organisasi pemerintah di bawah presiden yang memiliki tugas dan fungsi mengendalikan manajemen pemerintahan negara dan mengawasi pengelolaan APBN yang dalam hal ini juga termasuk APBD sebagai bahagian dari APBN yang diserahkan kepada menteripimpinan lembaga. 80 Mengingat ruang lingkup pengawasan akuntabilitas keuangan negara sangat luas dan memiliki kompleksitas yang tinggi, serta mengingat kewenangan pengelolaan keuangan negara baik financial maupun non financial sudah terfragmentasi, penguatan institusi BPKP sangat dibutuhkan demi mendukung terselenggaranya kegiatan pemerintahan yang efisien dan efektif, serta mengeliminasi praktik-praktik KKN. Terlebih lagi BPKP, dalam Peraturan Pemerintah Nompr 60 Tahun 2008, diberikan kewajiban guna berperan dalam melakukan pembinaan sistem pengendalian intern di seluruh instansi pemerintah baik di pusat maupun daerah.Internal audit dan sistem pengendalian inten pemerintah adalah pilar bagi terselenaggaranya akuntabilitas pemerintah dalam membangun good governance and clean government. Penguatan institusi BPKP sebagai perangkat pengendalian control yang bertindak sebagai “tangan kanan” serta “mata dan telinga” presiden akan memberikan nilai tambah dan berguna bagi efektivitas penyelenggaraan manajemen pemerintahan melalui pemberian rekomendasi dini dan solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi oleh manajemen pemerintahan dalam pengelolaan keuangan negara yang 80 wordpress.com 2010 02 27 revitalisasi-lembaga-pengawas-internal-pemerintah-peran-dan kedudukan-badan- pengawasan-keuangan -dan-pembangunan- dalam-sistem-pengawasan-keuangan negara. Universitas Sumatera Utara sarat dengan diskresi kebijakan guna kepentingan umum, masyarakat, bangsa dan negara dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Adanya BPKP sebagai bagian dari alat manajemen pemerintahan, hakikatnya merupakan bagian dari tugas presiden sebagai kepala pemerintahan yang bertanggung jawab secara tunggal atas pemerintahan negara dan pengelolaan keuangan negara, berarti pemerintah berhak memperoleh laporan pertanggung jawaban pengelolaan keuangan negara dan keuangan daerah dari semua unit pemerintahan. 81 Oleh karena itu, dengan spirit sinkronisasi dan sinergitas terhadap berbagai peraturan perundang-undangan tersebut diatas, pengelolaan keuangan daerah dalam hal ini lebih menekankan kepada hal yang bersifat prinsip, norma, asas landasan umum dalam penyusunan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan daerah. 82 Berdasarkan hal tersebut, diharapkan daerah didorong untuk lebih tanggap, kreatif dan mampu mengambil inisiatif dalam perbaikan dan pemutakhiran sistem dan prosedurnya dalam meninjau kembali sistem tersebut secara terus menerus dengan tujuan memaksimalkan efisiensi tersebut berdasarkan keadaan, kebutuhan, dan kemampuan setempat. Dalam kerangka otonomi, pemerintah daerah dapat mengadopsi sistem yang disarankan oleh pemerintah sesuai dengan kebutuhan dan kondisinya, dengan tetap memperhatikan standard dan pedoman yang ditetapkan 83 . 81 Ibid. 82 Ahmad Yani, op.cit, hlm. 356. 83 Ibid, hlm. 357. Universitas Sumatera Utara

D. Analisis Terhadap Pertanggungjawaban Kepala Daerah Dalam Pelaksanaan

Dokumen yang terkait

Pertanggungjawaban Kepala Daerah Sebagai Pelaksana Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Dalam Rangka Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Menurut Undang-Undang No 32 Tahun 2004

2 56 119

Analisis Kontribusi Pendapatan Asli Daerah Dalam Memenuhi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Pemerintahan Kota Medan

11 102 66

Pengaruh Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah ( Apbd) Terhadap Pengalokasian Belanja Daerah Di Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang

6 97 79

PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH DALAM PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG

4 20 66

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN KOTA DI SUMATERA UTARA.

0 7 16

KONTRIBUSI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) PEMERINTAHAN KOTA TEBING TINGGI.

1 7 22

PENDAHULUAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) SELAMA PERIODE 2005-2009 (Studi Kasus Pemerintahan Daerah Kota Wonogiri).

0 2 8

PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH SEBAGAI PELAKSANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH.

0 6 60

Analisis kinerja pemerintah daerah berdasarkan rasio keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) : studi kasus di Pemerintahan Kabupaten Tana Toraja.

1 8 138

TINJAUAN YURIDIS PENGATURAN LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN (LKPJ) KEPALA DAERAH DALAM PERSPEKTIF PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

0 0 10