63
Medan Electronic Center
Hasbi Gunawan S. 060406042
yang tahan tarikan. Hal ini memberi peluang bagi arsitektur High-Tech untuk mendramatisasi fungsi teknologi dan elemen bangunan.
3.2.4. Ruang dan Fleksibilitas
Berbagai elemen dari bangunan High-Tech diantaranya dapat disebutkan sebagai berikut:
o Kekuatan dari struktur baja
o Keluwesan permukaan yang mengagumkan
o Pipa-pipa dan penghawaan udara yang diekspose
o Memperhatikan ekspresi kekuatan dan fungsi teknologi
o Bentuk dari keseluruhan bangunan yang sering tidak mengekspresikan kegunaan
bangunannya o
Moulding ruangan, dimana dimaksudkan sehingga pola atau efek visual tidak pernah menjadi permasalahan dalam arsitektur high tech
3.2.5. Dampak Bangunan Berdinding Kaca
Pemakaian kaca sebagai salubung bangunan merupakan salah satu ciri dari arsitektur High-Tech. Namun demikian, ada keraguan akan dampak negatif yang
diakibatkan oleh kaca sebagai selubung bangunan, misalnya timbulnya efek silau, kumulasi panas sekeliling gedung dan kemungkinan adanya pantulan bising oleh bidang
kaca tersebut.
3.2.6. Transmisi Radiasi Lewat Kaca
Kaca mentransmisikan radiasi matahari dengan panjang gelombang antara 300- 2800 mm dengan distribusi spectral. Keistimewaan kaca adalah sifatnya yang tidak
dapat ditembus radiasi gelombang panjang yang berasal dari sumber panas suhu rendah, tetapi bersifat transparan terhadap radiasi gelombang pendek dari cahaya matahari.
Radiasi matahari yang diterima oleh kaca dalam bangunan memanasi benda-benda yang ada dalam bangunan menjauhkan sumber panas suhu rendah dan memancarkan radiasi
gelombang panjang. Namun sifat dinding kaca yang ditembus radiasi gelombang panjang maka gelombang radiasi yang dipancarkan ini menjadi ‘terkurang’ di dalam
ruangan mengakibatkan suhu ruangan meningkat. Gejala ini disebut “efek rumah kaca”. Kaca warna lebih sedikit memantulkan dan meneruskan energi dibanding
dengan kaca bening, namun menyerap lebih banyak panas
Tabel
Universitas Sumatera Utara
64
Hasbi Gunawan S. 060406042
Tabel 3.1. Proporsi energi matahari yang dipantulkan, diteruskan, dan diserap. Jenis kaca
Pemantulan Penerusan
Penyerapan
Kaca polos 8
77 15
Kaca warna 5
45 50
Untuk menghitung energi total yang masuk ke kaca harus diperhitungkan pula pengaruh radiasi langsung dan radiasi difus, untuk menghitungnya dapat digunakan
faktor radiasi matahari. Faktor radiasi matahari untuk berbagai jenis kaca dapat dilihat pada tabel
Tabel 3.2. Faktor radiasi matahari untuk berbagai jenis kaca Posisi peneduh dan jenis pelindung terhadap radiasi
matahari Faktor radiasi matahari SF
untuk jenis kaca Peneduh jenis pelindung terhadap radiasi matahari
Tunggal Double
Tanpa Tanpa kaca polos
0,76 0,64
Kaca pengisap panas, tipis 0,51
0,38 Kaca pengisap panas, padat
0,39 0,25
Kaca lapis lak, abu-abu 0,56
- Kaca pemantul panas, warna
emas 0,26
0,25
Peneduh dalam Kerai plastik tenun terbuka hijau
0,62 0,56
Venetian blind, putih 0,46
0,46 Tirai katun, putih
0,41 0,40
Holland linen blind, krem 0,33
0,30
Peneduh luar Kerai plastik tenun hijau tua
0,22 0,17
Canvas roller blind 0,14
0,11 Louvred sunbreaker putih, bilah
bersudut 45 derajat 0,14
0,11 Dark green miniature louvred
blind 0,13
0,10
Dari tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa:
Pemakaian kaca polos bias tanpa pelindung meneruskan kalor radiasi matahari
sebanyak 76-78 dari energi panas yang datang. Dengan kaca dobel penerus kalor ini dapat dikurangi sebanyak 20 disbanding dengan kaca bening tunggal.
Pemakaian kaca pengisap panas heat absorbing glass bisa mengurangi 40-41
Universitas Sumatera Utara
65
Medan Electronic Center
Hasbi Gunawan S. 060406042
Kaca pemantul panas heat reflecting glass bisa mengurangi energi kalor yang
diteruskan hingga 66 dibandingkan dengan diteruskan oleh kaca polos biasa.
Pemakaian sunscreen mengurangi transmisi kalor sebanyak 42 Alat peneduh luar seperti sun shading mengurangi energi transmisi sebesar 80
Kaca juga memberikan efek silau jika terkena cahaya matahari, semakin tinggi suatu bangunan dari permukaan tanah maka semakin panjang daerah yang terkena silau. lihat
gambar
Gambar 3.5. Panjang Daerah Silau
3.2.7. Pengaruh Bangunan Kaca pada Bangunan