Soeparmono, Praperadilan dan Penggabungan perkara Ganti Kerugian dalam KUHAP

Setiap orang pastilah berpotensi untuk melakukan tindakan melanggar hukum baik sengaja maupun tidak sengaja 1 Negara memberikan kewenangan kepada para penegak hukum untuk melakukan tindakan-tindakan upaya paksa terhadap seseorang yang melanggar ketentuan yang telah diatur oleh undang-undang. Upaya paksa ini merupakan pengurangan-pengurangan hak asasi dari seorang yang telah melakukan pelanggaran tadi. Kewenangan-kewenangan tersebut juga memiliki batasan- batasan tertentu yang telah diatur didalam undang-undang. . Maka dari itu harus ada kepastian hukum mana tidak boleh dilakukan oleh setiap orang, agar tujuan dari hukum yaitu keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum dapat tercapai. Para aparat penegak hukum juga tidak terlepas dari kemungkinan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan kewenangannya yang telah diatur undang-undang yang berlaku. Para penegak hukum sering juga melakukan kesalahan dan juga pelanggaran terhadap hak-hak asasi dari pelaku tindak pidana dalam melakukan upaya paksa. Maka dari itu KUHAP menjamin terlindunginya hak-hak pelaku tindak pidana baik sebelum maupun sesudah putusan hakim. Jika pelanggaran tersebut terjadi sebelum putusan pengadilan, maka tersangkaterdakwa dapat mengajukan praperadilan, 2 1 Sengaja ini dapat diartikan kemauan untuk melakukan atau tidak melakukan perbuatan- perbuatab yang dilarang atau diperintahkan oeh undang-undang. Sedangkan tidak sengaja bisa dikategorikan dalam culpa kelalaian. sedangkan jika pelanggaran hak terjadi setelah putusan pengadilan yang telah inkracht maka terpidana dapat 2

R. Soeparmono, Praperadilan dan Penggabungan perkara Ganti Kerugian dalam KUHAP

, Mandar Maju, Bandung , 2003, hlm.16. mengajukan peninjauan kembali PK. 3 “Mengingat demi kepentingan pemeriksaan perkara diperlukan adanya pengurangan-pengurangan dari hak-hak asasi tersangka, namun bagaimanapun hendaknya selalu berdasar ketentuan yang diatu dalam undang-undang, maka untuk kepentingan pengawasan terhadap perlindungan hak-hak asasi tersangkaterdakwa diadakan suatu lembaga yang dinamakan Praperadilan. Latar belakang terbentuknya kedua lembaga ini adalah sama. Latar belakang praperadilan menurut pedoman pelaksanaan KUHAP disebutkan : 4 Namun apabila hak pelaku tindak pidana terpidana dilanggar setelah adanya putusan pengadilan yang sudah inkracht, maka terpidana tetap dapat diberi kesempatan untuk memperjuangkan keadilan bagi dirinya dengan cara melakukan PK, karena PK disediakan semata-mata untuk memulihkan keadilan dan hak-hak terpidana yang telah dirampas Negara secara tidak sah. 5 Pengajuan praperadilan dalam praktik banyak diajukan oleh tersangkaterdakwa guna melindungi haknya dari kesewenangan penegak hukum. Praperadilan ini juga memiliki kepastian hukum yang diatur dalam Kitab Undang- Undang Hukum Acara Pidana KUHAP pada Pasal 1 butir 10 dan Bab X, bagian kesatu dalam Pasal 77 sampai dengan Pasal 83 KUHAP. 6 Menurut Pasal 1 butir 10 KUHAP menyatakan : “Praperadilan adalah wewenang pengadilan negeri untuk memeriksa dan memutus menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini, tentang : a. Sah atau tidaknya penangkapan atau penahanan atas permintaan tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas kuasa tersangka; b. Sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan atas permintaan demi tegaknya hukum dan keadilan; 3 Adami Chazawi, Lembaga Peninjauan Kembali PK Perkara Pidana, Penegakan Hukkum dalam Penyimpangan Praktik dan Peradilan Sesat , Sinar Graha, Jakarta, 2010, hlm.6. 4 Hari Sasangka, Penyidikan, Penahanan, Penuntutan, dan Praperadilan dalam Teori dan Praktek untuk Praktisi, Dosen, dan Mahasiswa, Mandar Maju, Bandung, 2007, hlm16. 5 Adami Chazawi, Loc. Cit. 6 R. Soeparmono, Loc.Cit. c. Permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi oleh tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas kuasanya yang perkaranya tidak dilanjutkan ke pengadilan.” Jadi, praperadilan ini lebih memiliki kepastian hukum dalam melindungi hak-hak tersangkaterdakwa dalam upaya paksa, seperti yang dinyatakan dalam pasal 77 KUHAP bahwa: “Pengadilan Negeri berwenang untuk meeriksa dan memutus, sesuai dengan yang diatur dalam undang-undang ini tentang: a. Sah tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan; b. Ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seorang yang perkara pidanya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan.” Hal yang sama juga dikemukakan oleh R. Soeparmono dalam bukunya Praperadilan dan Penggabungan Perkara Gugatan Ganti Kerugian dalam KUHAP, tujuan diadakannya lembaga praperadilan adalah demi tegaknya hukum, kepastian hukum dan perlindungan hak asasi tersangka 7 dan M. Yahya Harahap dalam bukunya Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali menambahkan bahwa tujuan praperadilan ini adalah untuk melakukan pengawasan horizantal atas tindakan upaya paksa yang dikenakan terhadap tersangka selama ia berada dalam pemeriksaan penyidikan atau penuntutan, agar benar-benar tindakan itu tidak bertentangan dengan ketentuan hukum dan undang- undang. 8 7 Ibid. 8 M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali . Sinar Grafika, Jakarta, 2000, hlm. 4. selanjutnya disebut buku I Selain itu, pemberantasan korupsi di Negara kita dewasa ini semakin gencar dilakukan 9 , semakin banyak kasus-kasus korupsi yang terungkap 10 . Untuk mempermudah dalam proses pemeriksaan kasus korupsi, maka jika diperlukan aparat penegak hukum melakukan upaya paksa. Namun upaya paksa yang dilakukan oleh aparat penegak hukum ini juga harus sesuai dengan prosedur yang diatur di dalam undang-undang. Jika dikaitkan dengan lembaga praperadilan, apabila upaya paksa tersebut ini dilakukan tidak sesuai dengan undang-undang, maka orang tersebut dapat mempertanyakan kepada hakim mengenai sah tidaknya upaya paksa yang dilakukan terhadapnya melalui praperadilan seperti yang terjadi pada pengajuan permohonan praperadilan yang diajukan oleh Bupati Sragen, Untung Wiyono, terhadap sah tidaknya penahanan yang dilakukan penyidik KejaksaanTinggi Jateng. Untung Wiyono disangka melakukan tindak pidana korupsi APBD Sragen senilai 11,2 Miliar. Namun pada saat pemeriksaan pertama yang masih menyangkut tentang identitas dirinya, dirinya langsung ditahan oleh penyidik 11 , Gayus Tambunan yang mengajukan gugatan praperadilan atas penahanan yang dilakukan oleh pihak Kejaksaan. Penahanan itu terkait dengan kasus mafia pajak yang dilakukan oleh Gayus Tambunan 12 9 Keluarnya Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. , Romli 10 Kapolri Jenderal Timur Pradopo mengungkapkan jumlah perkara kasus korupsi yang ditangani oleh Kepolisian pada tahun 2011 ini meningkat drastis. Pada 2010 lalu, polisi hanya menangani 585 perkara. Angka tersebut melonjak mencapai 1.323 perkara pada tahun ini. Sumber: http:www.republika.co.idberitanasionalumum111230lx0qxx-jumlah-kasus-korupsi- meningkat. 11 http:antikorupsijateng.wordpress.com20111017kasus-korupsi-apbd-sragen- penahanan-untung-tidak-sah . dengan judul : “Kasus Korupsi APBD Sragen: Penahanan Untung Tidak Sah”, diakses tanggal 6 Januari 2012. 12 http:us.detiknews.comread20100827170315142965210gayus-tambunan-ajukan- gugatan-praperadilan-penahanan , judul artikel : Gayus Tambunan Ajukan Gugatan Praperadilan Terhadap Penahanan, diakses pada 6 Januari 2012. Atmasasmita, mantan Dirjen Administrasi Hukum Umum AHU Depkum dan HAM yang mengajukan praperadilan ke Pengadilan Negeri PN Jakarta Selatan terkait penahanan dirinya oleh Kejaksaan Agung Kejagung. Penahanan itu berkaitan dengan kasus dugaan korupsi Sistem Administrasi Badan Hukum Sisminbakum di Ditjen AHU, Depkum dan HAM, yang merugikan negara sekitar Rp 400 miliar 13 , pengajuan praperadilan oleh Eko Endang Koswara, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Banten melalui pengacaranya, Gusti Hendra mendaftarkan gugatan praperadilan terhadap Kejaksaan Negeri Kejari Serang atas penahannya sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan alat peraga Teknlogi Informasi TI Rp 5,3 miliar 14 Dari beberapa contoh kasus diatas, dapat dilihat bahwa praperadilan adalah lembaga yang ampuh untuk menegakkan hak-hak seseorang yang masuh disangka melakukan tindak pidana korupsi. Hal ini dikarenakan pada hakikatnya praperadilan berfungsi untuk kepentingan pengawasan terhadap perlindungan hak-hak asasi tersangkaterdakwa. . 15 13 Lebih lanjut dikatakan oleh M. Yahya Harahap, memang sangat beralasan untuk mengawasi tindakan upaya paksa yang dilakukan penyidik atau penuntut umum terhadap tersangka, supaya tindakan itu benar-benar dilaksanakan sesuai dengan ketentuan undang-undang, dan benar- http:pasarkreatif.comkomisiyudisial16index.php?option=com_contentview=article id=2692:korupsi-sisminbakum-romli-praperadilankan-jaksa- agungcatid=8:Berita20TerakhirItemid=86 , judul artikel : Korupsi Sisminbakum : Romli praperadilankan Jaksa Agung,diakses tanggal 6 Januari 2012. 14 http:www.mediabanten.comberita-887-tersangka-koruptor-tik-rp-53-miliar-gugat- praperadilan-kejari-serang.html , judul artikel : Tersangka Koruptor TIK Rp 5,3 Miliar Gugat Praperadilan Kejari Serang, diakses tanggal 6 Januari 2012. 15 Hari Sasangka, Loc.cit. benar proporsional dengan ketentuan hukum serta tidak merupakan tindakan yang bertentangan dengan ketentuan hukum. 16 Dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagi tentang praperadilan yang diajukan oleh seorang yang disangka melakukan tindak pidana korupsi terhadap upaya paksa yang dilakukan penyidik, khususnya upaya paksa penahanan. Sebagai bahan penelitiannya, penulis mengambil salah satu putusan pengadilan negeri stabat No. 01PidPra.Per2011PN.STB tentang praperadilan yang diajukan oleh tersangka tindak pidana korupsi terhadap penahanan yang dilakukan penyidik kejaksaan untuk dijadikan bahan kajian dalam penelitian ini. Pada putusan tersebut yaitu permohonan praperadilan dimohonkan oleh Drs. Hasnil, AK., MM yang ditahan oleh termohon, Jaksa Agung Republik Indonesia di Jakarta cq. Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara di Medan cq. Kepala Kejaksaan Negeri Stabat di Stabat. Disini, pemohon yang merupakan tersangka kasus korupsi ditahan oleh pihak kejaksaan, dan atas penahanan tersebut, tersangka Drs. Hasnil, AK., MM menilai bahwa penahanan atas dirinya tersebut adalah tidak sah. Atas penahanan yang dianggapnya tidak sah tersebut, maka tersangka Drs. Hasnil, AK., MM telah mengajukan permohonan pra peradilan kepada Pengadilan Negeri Stabat. Sebaliknya, pihak kejaksaan Negeri Stabat menyatakan bahwa penahanan terhadap diri Drs. Hasnil, AK., MM adalah telah memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku dan menurut pihaknya penahanan tersebut adalah sah. Bahwa setelah 16

M. Yahya Harahap buku I , op.cit. hlm. 4.