Analisis Hubungan Rasio Modal Kerja dan Leverage dengan Rentabilitas Ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyintraco

(1)

SKRIPSI

ANALISIS HUBUNGAN RASIO MODAL KERJA DAN

LEVERAGE DENGAN RENTABILITAS EKONOMI

PADA PT. CAHAYA KAWI POLYINTRACO

OLEH:

NURDIANA

070521097

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN

DEPARTEMEN EKONOMI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN MANAJEMEN MEDAN

PENANGGUNGJAWAB SKRIPSI

Nama : Nurdiana

NIM : 070521097

Program Studi : S1 Manajemen

Konsentrasi : Manajemen Keuangan

Judul : Analisis Hubungan Rasio Modal Kerja dan Leverage dengan Rentabilitas Ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyintraco.

Medan, Penulis Skripsi

Nurdiana 070521097


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN MANAJEMEN MEDAN

BERITA ACARA UJIAN

Hari :

Tanggal :

Nama : Nurdiana

Program Studi : S1 Manajemen

Konsentrasi : Manajemen Keuangan

Judul : Analisis Hubungan Rasio Modal Kerja dan Leverage dengan Rentabilitas Ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyintraco.

Ketua Program Studi S1 Manajemen Pembimbing Skripsi

Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si Drs. Syahyunan, M.Si NIP. 196205131992032001 NIP. 196609041991031003

Penguji I Penguji II

Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Dra. Nisrul Irawati, MBA NIP. 196710191993032002 NIP. 196212041989032003


(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN MANAJEMEN MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

Nama : Nurdiana

NIM : 070521097

Program Studi : S1 Manajemen

Judul : Analisis Hubungan Rasio Modal Kerja dan Leverage dengan Rentabilitas Ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyintraco

Tanggal: Ketua Program Studi

Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si NIP. 196205131992032001

Tanggal: DEKAN

Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec NIP. 195508101983031004


(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul:

”Analisis Hubungan Rasio Modal Kerja dan Leverage dengan Rentabilitas Ekonomi pada

PT. Cahaya Kawi Polyintraco.”

adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akhir guna untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan ini saya kutip dari hasil karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan,

Nudiana 070521097


(6)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Hubungan Rasio Modal Kerja dan Leverage dengan Rentabilitas Ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyintraco”.

Penelitian ini dilakukan guna memenuhi salah satu syarat untuk meperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara tahun akademik 2011/2012. Terima kasih buat kedua orang tuaku yang tercinta dan tersayang, Ayahanda Agus Salim, SH dan Ibunda Nurbaranti Sinaga yang telah memberikan bantuan dalam segala hal serta motivasi yang tiada henti untuk penulis.

Penulis mengucapkan terimakasih yang kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini terutama kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai dosen penilai pembaca yang telah meluangkan waktu dan memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(7)

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara .

5. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk kesempurnaan skripsi.

6. Bapak Drs. Liasta Ginting, M.Si, selaku Dosen Wali.

7. Seluruh Dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU yang telah banyak mendidik mahasiswa/i dengan penuh dedikasi.

8. Seluruh Pimpinan dan Staff PT. Cahaya Kawi Polyintraco yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian di perusahaan tersebut.

9. Terima kasih buat kak Ridho Agutina, bang Asri Lubis dan adikku Aulia Rahman yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi kepada penulis.

10.Terima kasih buat teman-temanku Nursuzannah, Farida, Feby, Ahmad, Fery, Lilis, Ijah, Dian, Monik, bg Jeff, bang Neo, Ayu, Adra, teman-teman sekantor di PT. Bonita Jaya, dan teman-teman di Departemen Manajemen USU angkatan 2007 atas persahabatannya.

Akhirnya, tanpa henti penulis bersyukur yang tak terhingga kepada Allah SWT, karena atas ridho-Nya skripsi ini dapat diselesaikan, semoga dapat bermanfaat bagi semuanya. Amin.

Medan, Januari 2012 Penulis


(8)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Analisis Hubungan Rasio Modal Kerja Dan Leverage Dengan Rentabilitas Ekonomi Pada PT. Cahaya Kawi Polyintraco”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis hubungan manajemen modal kerja yang terdiri dari variabel Working Capital Turnover, Receivables Turnover, Inventory Turnover dan Current Ratio dan utang yang terdiri dari variabel Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio dengan rentabilitas ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyintraco.

Penelitian ini menggunakan data sekunder laporan keuangan tahunan periode tahun 2005-2010. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis korelasi Pearson pada tingkat signifikansi α = 5 %. Pengerjaan model Korelasi Pearson ini menggunakan alat bantu program SPSS 15.0 for Windows.

Hasil penelitian dari koefisien korelasi (r) menunjukkan bahwa variabel working capital turnover (X1) memiliki hubungan yang positip dan signifikan dengan

rentabilitas ekonomi. Variabel receivables turnover (X2) memiliki hubungan yang

negatif dan tidak signifikan dengan rentabilitas ekonomi. Variabel inventory turnover (X3) memiliki hubungan yang negatif dan tidak signifikan dengan rentabilitas ekonomi.

Variabel current ratio (X4) memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan

rentabilitas ekonomi. Variabel debt to equity ratio (X5) memiliki hubungan yang positip

dan tidak signifikan dengan rentabilitas ekonomi. Variabel debt to asset ratio (X6)

memiliki hubungan yang negatif dan signifikan dengan rentabilitas ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyntraco.

Kata Kunci : Working Capital Turnover, Receivables Turnover, Inventory Turnover, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Debt to Asset Ratio, Rentabilitas Ekonomi.


(9)

ABSTRACT

The research entitles “Analysis of Correlation of Working Capital Ratio and Leverage with Economic Profitability at PT.Cahaya Kawi Polyintraco”. The purpose of this research is to understand and to analyze correlation of working capital management with a variable of Working Capital Turnover which consists of Receivables Turnover, Inventory Turnover, and Current Ratio and Liabilities that consists of Debt to Equity Ratio and Debt to Asset Ratio with Economic Profitability at PT.Cahaya Kawi Polyintraco.

This research is using secondary annual financial report in period of 2005 – 2010. The method applied is Analysis of Pearson Correlation with significance level with α = 5 %. The working sheet for Pearson Correlation Model uses SPSS 15.0 for Windows program.

The research result of correlation coefficient (r) indicates that variable of working capital turnover (X1) is both positively and significantly correlated with

economic profitability. The variable of receivable turnover (X2) is both negatively and

insignificantly correlated with economic profitability. The variable of inventory turnover (X3) is both negatively and insignificantly correlated with economic

profitability. The variable of current ratio (X4) is both positively and significantly

correlated with economic profitability. The variable of debt to equity ratio (X5) is both

positively and significantly correlated with economic profitability. The variable of debt to asset ratio (X6) is both negatively and insignificantly correlated with economic

profitability at PT.Cahaya Kawi Polyntraco.

Keywords: Working capital turnover, Receivables turnover, Inventory

Turnover, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Debt to Asset ratio, Economic Profitability.


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis ... 8

2.1.1. Modal Kerja ... 8

2.1.2. Jenis Modal Kerja ... 9

2.1.3. Rasio Modal Kerja ... 10

2.1.4. Leverage ... 12

2.1.5. Rentabilitas ekonomi ... 13

2.2. Penelitian Terdahulu ... 15

2.3. Kerangka Konseptual ... 17

2.4. Hipotesis ... 19

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 21

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

3.3. Batasan Penelitian ... 21

3.4. Definisi Operasional Variabel ... 22

3.5. Jenis Data ... 24

3.6. Metode Pengumpulan Data... 25

3.7. Analisis Data ... 25

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum PT. Cahaya Kawi Polyintraco ... 29

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 29

4.1.2. Bidang Usaha Perusahaan... 30

4.1.3. Visi dan Misi Perusahaan ... 30


(11)

4.2. Deskriftif Variabel Penelitian ... 36

4.2.1. Variabel Working Capital Trunover ... 37

4.2.2. Variabel Receivable Turnover ... 39

4.2.3. Variabel Inventory Turnover ... 40

4.2.4. Variabel Current Ratio ... 41

4.2.5. Variabel Debt to Equity Ratio... 43

4.2.6. Variabel Debt to Total Asset Ratio ... 44

4.2.7. Variabel Rentabilitas Ekonomi ... 46

4.3. Analisis Data Statistik ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 63

5.2. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65


(12)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Modal kerja, Utang dan Laba Usaha PT. Cahaya

Kawi Polyintraco (Dalam Rupiah) ... 4 4.1 Deskriptif Rasio Modal Kerja, Utang Dan Rentabilitas

Ekonomi PT. Cahaya Kawi Polyntraco 2005-2010 ... 37 4.2 Correlations... 48


(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 19

4.1 Fluktuasi Working Capital Turnover 2005-2010 ... 38

4.2 Fluktuasi Receivables Turnover 2005-2010 ... 40

4.3 Fluktuasi Inventory Turnover 2005-2010 ... 41

4.4 Fluktuasi Current Ratio 2005-2010 ... 42

4.5 Fluktuasi Debt to Equity Ratio 2005-2010 ... 44

4.6 Fluktuasi Debt to Total Asset Ratio 2005-2010 ... 45

4.7 Fluktuasi Rentabilitas Ekonomi 2005-2010 ... 47

4.8 Hubungan Working Capital dengan Rentabilitas Ekonomi ... 50

4.9 Hubungan Recevables Turnover dengan Rentabilitas Ekonomi... 52

4.10 Hubungan Inventory Turnover dengan rentabilitas Ekonomi ... 54

4.11 Hubungan Current Ratio dengan Rentabilitas Ekonomi... 56

4.12 Hubungan Debt to Equity Ratio dengan Rentabilitas Ekonomi ... 58


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1. Correlations ... 67

2. Graph Working Capital Turnove r 2005-2010 ... 68

3. Graph Receivables Turnover 2005-2010 ... 69

4. Graph Inventory Turnover 2005-2010 ... 70

5. Graph Current Ratio 2005-2010 ... 71

6. Graph Debt to Equity Ratio 2005-2010 ... 72

7. Graph Debt to Total Asset Ratio 2005-2010 ... 73

8. Graph Rentabilitas Ekonomi 2005-2010 ... 74


(15)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Analisis Hubungan Rasio Modal Kerja Dan Leverage Dengan Rentabilitas Ekonomi Pada PT. Cahaya Kawi Polyintraco”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis hubungan manajemen modal kerja yang terdiri dari variabel Working Capital Turnover, Receivables Turnover, Inventory Turnover dan Current Ratio dan utang yang terdiri dari variabel Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio dengan rentabilitas ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyintraco.

Penelitian ini menggunakan data sekunder laporan keuangan tahunan periode tahun 2005-2010. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis korelasi Pearson pada tingkat signifikansi α = 5 %. Pengerjaan model Korelasi Pearson ini menggunakan alat bantu program SPSS 15.0 for Windows.

Hasil penelitian dari koefisien korelasi (r) menunjukkan bahwa variabel working capital turnover (X1) memiliki hubungan yang positip dan signifikan dengan

rentabilitas ekonomi. Variabel receivables turnover (X2) memiliki hubungan yang

negatif dan tidak signifikan dengan rentabilitas ekonomi. Variabel inventory turnover (X3) memiliki hubungan yang negatif dan tidak signifikan dengan rentabilitas ekonomi.

Variabel current ratio (X4) memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan

rentabilitas ekonomi. Variabel debt to equity ratio (X5) memiliki hubungan yang positip

dan tidak signifikan dengan rentabilitas ekonomi. Variabel debt to asset ratio (X6)

memiliki hubungan yang negatif dan signifikan dengan rentabilitas ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyntraco.

Kata Kunci : Working Capital Turnover, Receivables Turnover, Inventory Turnover, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Debt to Asset Ratio, Rentabilitas Ekonomi.


(16)

ABSTRACT

The research entitles “Analysis of Correlation of Working Capital Ratio and Leverage with Economic Profitability at PT.Cahaya Kawi Polyintraco”. The purpose of this research is to understand and to analyze correlation of working capital management with a variable of Working Capital Turnover which consists of Receivables Turnover, Inventory Turnover, and Current Ratio and Liabilities that consists of Debt to Equity Ratio and Debt to Asset Ratio with Economic Profitability at PT.Cahaya Kawi Polyintraco.

This research is using secondary annual financial report in period of 2005 – 2010. The method applied is Analysis of Pearson Correlation with significance level with α = 5 %. The working sheet for Pearson Correlation Model uses SPSS 15.0 for Windows program.

The research result of correlation coefficient (r) indicates that variable of working capital turnover (X1) is both positively and significantly correlated with

economic profitability. The variable of receivable turnover (X2) is both negatively and

insignificantly correlated with economic profitability. The variable of inventory turnover (X3) is both negatively and insignificantly correlated with economic

profitability. The variable of current ratio (X4) is both positively and significantly

correlated with economic profitability. The variable of debt to equity ratio (X5) is both

positively and significantly correlated with economic profitability. The variable of debt to asset ratio (X6) is both negatively and insignificantly correlated with economic

profitability at PT.Cahaya Kawi Polyntraco.

Keywords: Working capital turnover, Receivables turnover, Inventory

Turnover, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Debt to Asset ratio, Economic Profitability.


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendirian perusahaan mempunyai tujuan umum yaitu untuk memperoleh laba dengan optimal, meningkatkan penjualan dan memaksimumkan nilai saham, serta meningkatkan kesajahteraan pemegang saham, juga untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dengan baik agar perusahaan dapat berkembang sesuai dengan kegiatan yang dijalankan pada waktu yang akan datang. Dengan adanya harapan tersebut, perusahaan diharuskan dan dituntut untuk dapat mengambil tindakan dan kebijakan yang tepat dalam segala aktivitasnya termasuk manajemen keuangan.

Keputusan manajemen yang tepat akan dapat meningkatkan efisiensi operasi perusahaan. Efisiensi operasi perusahaan sangat berperan terhadap keberhasilan perusahaan, sebab dengan adanya penjualan yang meningkat maka perolehan laba juga akan meningkat. Efisiensi operasi perusahaan tidaklah cukup hanya dinilai dengan melihat tingkat perolehan laba, tetapi juga harus melihat tingkat rentabilitasnya.

Rentabilitas ekonomi merupakan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui seluruh modalnya, baik modal asing maupun modal sendiri. Masalah rentabilitas merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perusahaan sebagai alat pengukur efisiensi penggunaan modal dalam perusahaan sehingga usaha perusahaan harus diarahkan pada pencapaian tingkat rentabilitas maksimum.


(18)

Modal kerja mempunyai bagian besar dalam aset yang dimiliki perusahaan, sehingga masalah modal kerja merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dikelola secara baik, guna mencapai efisiensi operasi perusahaan. Modal kerja menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mencapai salah satu tujuan, yaitu memperoleh laba melalui perputaran yang dihasilkan dari kegiatan operasionalnya. Kemampuan menghasilkan laba akan dapat ditingkatkan apabila perusahaan mampu mengelola modal kerja dengan tepat.

Modal kerja pada umumnya berhubungan dengan aktiva lancar dan utang lancar. Modal kerja merupakan dana yang disediakan oleh perusahaan untuk melakukan aktivitas operasionalnya, terutama membiayai pengeluaran-pengeluaran operasional rutin seperti pembayaran upah dan gaji pegawai, dan pembelian bahan baku. Tingkat modal kerja yang berlebih dapat dengan mudah membuat perusahaan merealisasikan pengembalian atas investasi yang rendah karena terdapat dana yang tidak produktif. Akan tetapi, perusahaan dengan jumlah modal kerja yang terlalu sedikit dapat mengalami kekurangan dan kesulitan dalam mempertahankan operasi yang lancar.

Perusahaan membutuhkan sumber dana dalam menjalankan operasinya. Sumber dana tersebut dapat berasal dari sumber internal (internal financing) yang terdiri atas laba ditahan dan depresiasi dan sumber eksternal (external financing) yang berupa utang (pinjaman dari pihak lain) dan modal sendiri.

Pembiayaan dari modal sendiri memiliki keterbatasan pada jumlahnya sehingga perusahaan melakukan pinjaman untuk menambah kebutuhan modalnya. Leverage


(19)

merupakan penggunaan dana dengan beban tetap dengan harapan atas penggunaan dana tersebut akan memperbesar pendapatan. Penggunaan leverage tersebut haruslah dikelola dengan baik karena penggunaan utang juga mempunyai risiko yang cukup besar yaitu di masa yang akan datang penggunaan utang mempunyai konsekuensi yang pasti berupa kewajiban finansial dalam hal membayar angsuran pokok dan angsuran bunga. Kebutuhan dana yang cukup besar akan mengakibatkan penggunaan dana pinjaman yang besar sehingga akan menyebabkan tingginya beban, dimana pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat rentabilitas perusahaan.

Efektivitas modal kerja dapat ditunjukkan dengan perputaran modal kerja (Working Capital Turnover). Sejumlah dana yang telah dikeluarkan untuk membelanjai operasi perusahaan tersebut diharapkan dapat masuk kembali ke perusahaan dalam jangka waktu pendek melalui hasil penjualan barang atau hasil produksinya guna membiayai operasi perusahaan selanjutnya. Oleh sebab itu pihak manajemen harus pandai mengelola modal kerja tersebut sehingga tingkat perputarannya cepat dan pada akhirnya dapat meningkatkan laba.

Masalah rentabilitas dihadapi oleh semua sektor usaha, termasuk di dalamnya sektor manufaktur.

PT. Cahaya Kawi Polyintraco merupakan suatu perusahaan swasta nasional yang berperan untuk memproduksi dan memasarkan produk nya yang berupa furniture.


(20)

Berdasarkan data keuangan PT. Cahaya Kawi Polyintraco yang diperoleh 5 (lima) tahun terakhir yaitu tahun 2005 hingga tahun 2010 dapat diketahui bahwa modal kerja, utang dan laba usaha mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun.

Tabel 1.1

Modal kerja, Utang dan Laba Usaha PT. CAHAYA KAWI POLYINTRACO

Periode Tahun 2005-2010 Dalam Rupiah Tahun Modal Kerja

(Rp)

Utang (Rp)

Laba Usaha (Rp) 2005 163.296.757,80 1.369.579.689,42 1.729.805.933,52 2006 407.845.977,89 5.307.533.699,46 74.355.788,02 2007 (2.430.432.483,87) 3.963.308.931,09 (2.366.552.832,27) 2008 580.576.812,22 5.252.958.628,13 171.062.597,94 2009 741.677.687,32 7.141.929.647,56 193.160.545.04 2010 955.175.857,85 6.006.558.958,96 269.616.717,85 Sumber: Bagian Keuangan PT. Cahaya Kawi Polyntraco (2011)

Tabel 1.1 menunjukkan modal kerja, utang dan laba usaha serta rentabilitas ekonomi PT. Cahaya Kawi Polyntraco mengalami fluktuasi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun. Dimana tabel diatas menunjukkan bahwa fluktuasi dari modal kerja searah dengan laba usaha dan rentabilitas ekonomi pada tahun 2007, tahun 2008, tahun 2009 dan 2010. Kecuali pada tahun 2006 modal kerja mengalami peningkatan, sedangkan laba usaha mengalami penurunan, dan rentabilitas ekonomi mengalami penurunan.

Menurut Martono & Harjito (2001: 300), dengan pemakaian utang maka diharapkan akan meningkatkan pendapatan perusahaan. Semakin tinggi pemakaian


(21)

utang maka pendapatan perusahaan akan meningkat dan sebaliknya. Hal ini sesuai dengan PT. Cahaya Kawi Polyntraco, untuk tahun 2007 dan tahun 2009, tetapi tidak sesuai pada tahun 2006, tahun 2008 dan tahun 2010. Pada tahun 2006, utang PT. Cahaya Kawi Polyntraco mengalami peningkatan,tetapi laba usaha mengalami penurunan. Pada tahun 2008, utang mengalami peningkatan tetapi laba usaha mengalami penurunan. Pada tahun 2010 utang mengalami penurunan, tetapi laba usaha mengalami peningkatan. Dimana pada tahun 2007 perusahaan mengalami kerugian yang cukup besar. Identifikasi yang dilakukan perusahaan terkait dengan tantangan yang menyebabkan perusahaan mengalami kerugian dan tidak dapat tumbuh lebih cepat serta mempunyai daya saing baik di pasar internasional maupun domestik adalah : perlakuan barang contoh yang hampir mirip dengan barang impor pada umumnya, proses karantina terhadap bahan mentah meskupun telah diolah, kebijakan minimum order Bahan Bakar Minyak yang jumlahnya sangat besar, hambatan dalam perdagangan kayu dan produk kayu antar daerah, peraturan daerah dan pajak daerah, dan juga persaingan yang cukup ketat dalam industri furniture dalam memperebutkan pangsa pasar mancanegara dengan membanjirnya produk mebel kayu dari negara lain ditambah lagi dengan maraknya peraktek ilegal logging yang menyebabkan bahan baku tidak mudah di dapatkan dan masalah permodalan (meliputi keuangan dan peralatan), membuat perusahaan tambah mengalami kesulitan dalam menjalankan usahanya.


(22)

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Hubungan Rasio Modal Kerja dan Leverage Dengan

Rentabilitas Ekonomi Pada PT. CAHAYA KAWI POLYINTRACO”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara variabel working capital turnover dengan rentabilitas ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyntraco?

2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara variabel receivables turnover dengan rentabilitas ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyntraco?

3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara variabel inventory turnover dengan rentabilitas ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyntraco?

4. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara variabel current ratio dengan rentabilitas ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyntraco?

5. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara variabel debt to equity ratio dengan rentabilitas ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyntraco?

6. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara variabel debt to total asset ratio dengan rentabilitas ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyntraco?

1.3 Tujuan Penelitian


(23)

1. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara variabel working capital turnover dengan rentabilitas ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyntraco.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara variabel receivables turnover dengan rentabilitas ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyntraco.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara variabel inventory turnover dengan rentabilitas ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyntraco.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara variabel current ratio dengan rentabilitas ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyntraco.

5. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara variabel debt to equity ratio dengan rentabilitas ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyntraco.

6. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara variabel debt to total asset ratio dengan rentabilitas ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyntraco.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi PT. Cahaya Kawi Polyntraco, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan selanjutnya, khususnya dalam menghitung rasio dalam manajemen modal kerja, leverage dengan rentabilitas ekonomi.

2. Bagi Peneliti, untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang manajemen keuangan dan kesempatan untuk menerapkan teori yang telah didapatkan di perkuliahan terutama mengenai manajemen modal kerja, utang dan rentabilitas ekonomi.


(24)

3. Bagi Peneliti Selanjutnya, sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya dan menambah wawasan.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUTAKA

2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Modal Kerja

Setiap perusahaan yang melakukan kegiatannya selalu membutuhkan dana. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari. Dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar hutang, dan pembayaran lainnya disebut modal kerja. Modal kerja merupakan salah satu unsur aktiva yang sangat penting dalam perusahaan tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan dana untuk menjalankan aktivitasnya (Sutrisno, 2000:49).

Menurut Syahyunan (2004:37), ada tiga konsep pengertian modal kerja, yaitu: a. Konsep Kuantitatif.

Modal kerja menurut konsep kuantitatif didasarkan pada kuantitas dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, sekali berputar akan kembali ke dalam bentuk semula dalam waktu yang tidak terlalu lama. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (gross working capital).


(26)

menurut konsep kualitatif adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu merupakan kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancarnya Modal kerja dalam konsep ini sering disebut modal kerja neto (net working capital).

b. Konsep Fungsional

Modal kerja menurut konsep fungsional berdasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana yang digunakan dalam periode akuntansi tertentu yang seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan pada periode tersebut dan ada sebagian dana lainnya digunakan selama periode tersebut namun tidak seluruhnya digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada periode tersebut. Sebagian dana tersebut digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada periode berikutnya. Dalam konsep ini dikenal modal kerja potensial, yaitu modal kerja yang menghasilkan pendapatan di luar kegiatan utama dari perusahaan yang bersangkutan.

2.1.2. Jenis Modal Kerja

Riyanto (2001:61) mengutip pendapat Taylor membagi modal kerja menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital) yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau


(27)

dengan kata lain modal kerja yang secara terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja ini dapat dibedakan ke dalam:

a. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital) yaitu modal kerja yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kelancaran usahanya.

b. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital) yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal (dinamis).

2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja ini dapat dibedakan menjadi:

a. Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan fluktuasi musim.

b. Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan fluktuasi konyungtur.

c. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital) yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak).

2.1.3. Rasio Modal Kerja

Dalam mengadakan interpretasi dan menganalisa modal kerja pada suatu


(28)

ukuran yang sering digunakan dalam analisa keuangan adalah ratio. Pengertian dari ratio sendiri adalah alat yang dinyatan dalam aritmatical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data financial (Riyanto, 2001:263).

Menurut Syahyuna

angka-angka ratio dapat dikelompokkan menjadi dua golongan. Golongan yang pertama adalah rasio yang didasarkan pada sumber data keuangan dan golongan kedua adalah ratio yang disusun berdasarkan tujuan penganalisa dan mengevaluasi perusahaan. Dan berdasarkan sumber datanya, ratio-ratio ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :

1.Ratio-ratio neraca (balance sheet ratios), yaitu ratio-ratio yang disusun dari data yang berasal dari neraca.

2.Ratio-ratio laporan laba rugi (income statement ratios), yaitu ratio-ratio yang disusun dari data yang berasal dari laporan perhitungan laba rugi.

3.Rati-ratio antar laporan (intern statement ratios), yaitu ratio-ratio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi.

Rasio yang terdapat di dalam modal kerja biasanya diukur dengan menggunakan working capital turnover (perputaran modal kerja), receivables turnover (perputaran piutang), inventory turnover (perputaran persediaan), dan current ratio (rasio lancar). Semakin tinggi working capital turnover, receivables turnover, dan inventory turnover maka semakin tinggi kemampuan perusahaan memperoleh laba. Hal ini sesuai dengan pendapat Syamsuddin (2004:48), yang menyatakan bahwa semakin tinggi perputaran (turnover) dana yang diperoleh maka semakin efisien perusahaan di dalam


(29)

melaksanakan operasinya sehingga semakin besar peluang perusahaan dalam mendapatkan laba atas dana yang ditanam.

2.1.4. Leverage

Leverage berkaitan dengan penggunaan biaya tetap dalam usaha meningkatkan

profitabilitas, yakni melibatkan pembiayaan aktiva berupa kekayaan perusahaan dengan memanfaatkan dana yang diperoleh perusahaan dari kreditor atau pemegang saham preferen dengan tingkat bunga tertentu. Leverage biasanya dipergunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik/pemegang saham perusahaan, (Syahyunan,2004:110). Leverage meningkatkan ekspektasi pengembalian bagi pemegang saham, tetapi juga meningkatkan risiko, (Brealey, dkk, 2008:11). Rasio leverage biasanya diukur dengan menggunakan debt to equity ratio (rasio utang terhadap ekuitas) dan debt to total asset ratio (rasio utang terhadap total aktiva).

1. Debt to Equity Ratio

Rasio ini adalah perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri (ekuitas). Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut (Van Horne, 2005:209):

Debt to Equity Ratio =

Equity Debt Total


(30)

2. Debt to Total Asset Ratio

Rasio ini menekankan pada peran penting pendanaan utang bagi perusahaan dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan utang (Van Horne, 2005:209). Debt to total asset ratio mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin utangnya dengan sejumlah aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah utang yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan dibanding dengan aktiva yang dimiliki dan pendapatan yang diharapkan semakin tinggi.

Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Debt to Total Asset Ratio =

ts Total Asse

Total Debt

2.1.5. Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan total modal yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase (Riyanto, 2001:36). Oleh karena pengertian rentabilitas sering dipergunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal di dalam suatu perusahaan, maka rentabilitas ekonomi sering dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba.

Rentabilitas perusahaan dapat dinilai dengan beberapa cara, tergantung laba dan aktiva mana yang akan dibandingkan, baik laba yang berasal dari operasi perusahaan


(31)

atau laba bersih sesudah pajak yang dibandingkan dengan seluruh aktiva yang digunakan ataupun laba bersih sesudah pajak yang dibandingkan dengan modal sendiri.

Beberapa cara perhitungan rasio rentabilitas ini dapat dikemukakan sebagai berikut (Harahap, 2008: 304) :

a. Margin Laba (Profit Margin). Angka ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan.

b. Aset Turn Over. Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan.

c. Return on Equity. Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik.

d. Return on Total Asset (Return on Investment). Rasio ini menunjukkan berapa laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.

e. Basic Earning Power. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva.

f. Earning Per Share. Rasio ini menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba.

Dalam penelitian ini rasio yang digunakan untuk mengukur rentabilitas adalah Return on Investment. Semakin besar rasio ini semakin baik. Rumus untuk menilai rasio ini adalah sebagai berikut (Harahap, 2008, 341):


(32)

Ada dua faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi/earning power, yaitu (Riyanto, 2001:37):

a. Profit margin, yaitu perbandingan antara net operating income dengan net sales. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa profit margin ialah selisih antara net sales dengan operating expenses (harga pokok penjualan + biaya administrasi + biaya penjualan + biaya umum). Selisih ini dinyatakan dalam persentase dari net sales.

b. Turnover of operating assets (tingkat perputaran aktiva usaha), yaitu kecepatan berputarnya operating assets dalam suatu periode tertentu. Turnover tersebut dapat ditentukan dengan membagi net sales dengan operating assets.

Profit margin bertujuan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan, sedangkan operating assets turnover dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada kecepatan perputaran operating assets dalam suatu periode tertentu.

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Firnady (2007) yang berjudul “Analisa Hubungan Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada PT. Pola Indah Gas Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rasio working capital turnover, total assets turnover, current ratio, dan receivables turnover mempunyai hubungan dengan profitabilitas. Penelitian ini menunjukkan bahwa working capital turnover, total assets


(33)

turnover, current ratio memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan profitabilitas sedangkan receivables turnover memiliki hubungan yang tidak signifikan dengan profitabilitas perusahaan.

Siregar (2008) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Hubungan Manajemen Modal Kerja dengan Rentabilitas pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan manajemen modal kerja (current ratio, working capital turnover, dan receivable turnover) dengan rentabilitas pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan periode 2003-2007. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa current ratio dan receivable turnover mempunyai hubungan yang positif namun tidak signifikan dengan Return on Investment (ROI), working capital turnover memiliki hubungan yang negatif dan signifikan dengan ROI.

Penelitian yang dilakukan oleh Sinaga (2006) dengan judul penelitian “Analisis Hubungan Manajemen Modal Kerja terhadap Kemampulabaan pada PT. (Persero) Angkasa Pura II Medan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel receivables turnover, working capital turnover, total assets turnover mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap kemampulabaan perusahaan sedangkan variabel current ratio tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kemampulabaan perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Sinuhaji (2009) berjudul “Analisis Hubungan Manajemen Modal Kerja dan Hutang dengan Rentabilitas Ekonomi pada PT. PUSRI Medan”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel working capital turnover, inventory turnover memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap rentabilitas


(34)

ekonomi, variabel current ratio memiliki hubungan negatif dan tidak signifikan, variabel receivables turnover, debt to equity ratio dan Debt to Asset Ratio memiliki hubungan positif dan tidak signifikan terhadap rentabilitas ekonomi pada PT PUSRI Medan.

Tonny (2004) melakukan penelitian dengan judul penelitian “AnalisisPengaruh Modal Pinjaman terhadap Rentabilitas Ekonomi pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan modal pinjaman dengan rentabilitas ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal pinjaman mempunyai hubungan yang negatif dan signifikan dengan rentabilitas ekonomi.

2.3. Kerangka Konseptual

Manajemen modal kerja merupakan pengelolaan kas & surat berharga yang diperjualbelikan, piutang, persediaan, serta pendanaan (terutama kewajiban jangka pendek) yang dibutuhkan untuk mendukung aktiva lancar (Van Horne, 2005:308). Untuk mengukur kinerja dalam manajemen modal kerja, kita dapat menggunakan beberapa rasio yang berkaitan modal kerja. Dimana bila tingkat modal kerja berlebihan maka dapat dengan mudah membuat perusahaan merealisasikan pengembalian atas investasi yang rendah. Akan tetapi, perusahaan dengan jumlah modal kerja yang terlalu sedikit dapat mengalami kekurangan dan kesulitan dalam mempertahankan operasi yang lancar.


(35)

Modal kerja merupakan unsur yang berperanan penting dalam menghasilkan pendapatan pada PT. Cahaya Kawi Polyntraco. Tingginya investasi perusahaan dalam aktiva lancar menunjukkan hal tersebut. Dengan demikian penerapan modal kerja yang tepat merupakan salah satu aspek yang dibutuhkan oleh PT. Cahaya Kawi Polyntraco.

Rasio yang berkaitan dengan modal kerja biasanya diukur dengan menggunakan working capital turnover (perputaran modal kerja), receivables turnover (perputaran piutang), inventory turnover (perputaran persediaan), dan current ratio (rasio lancar). Semakin tinggi working capital turnover, receivables turnover, dan inventory turnover maka semakin tinggi kemampuan perusahaan memperoleh laba. Hal ini sesuai dengan Syamsuddin (2004:48), yang menyatakan bahwa semakin tinggi perputaran (turnover) dana yang diperoleh maka semakin efisien perusahaan di dalam melaksanakan operasinya sehingga semakin besar peluang perusahaan dalam mendapatkan laba atas dana yang ditanam.

Current ratio digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan. Menurut Van Horne (2005:313) profitabilitas berbanding terbalik dengan likuiditas, yang berarti bahwa bila terjadi peningkatan pada kemampuan membayar hutang jangka pendek, maka kemampuan memperoleh laba akan menurun.

Perusahaan membutuhkan sumber dana untuk menjalankan operasinya. Sumber-sumber modal dapat menggunakan modal sendiri dan utang (pinjaman dari pihak lain). Pembiayaan dari modal sendiri memiliki keterbatasan pada jumlahnya sedangkan kebutuhan yang sangat besar untuk pembiayaan modal umumnya ditambah


(36)

dari utang. Utang merupakan penggunaan dana dengan beban tetap dengan harapan atas penggunaan dana tersebut akan memperbesar pendapatan (Martono dan Harjito, 2001:300). Penggunaan utang tersebut harus dikelola dengan baik sebab penggunaan leverage juga mempunyai risiko yang cukup besar yaitu di masa yang akan datang mempunyai konsekuensi yang pasti berupa kewajiban finansial dalam hal membayar angsuran pokok dan angsuran bunga. Leverage dapat diukur dengan menggunakan debt to equity ratio (rasio utang terhadap ekuitas) dan debt to total asset ratio (rasio utang terhadap total aktiva).

Setiap perusahaan selalu berusaha meningkatkan labanya agar perusahaan tersebut dapat survive. Untuk itu perusahaan akan berusaha memaksimalkan pendapatan sebesar mungkin. Namun, peningkatan laba bukanlah tolak ukur keberhasilan perusahaan. Rentabilitas lebih penting daripada laba karena rentabilitas mengukur seberapa efektif perusahaan dalam menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Salah satu alat ukur rentabilitas adalah rentabilitas ekonomi, yang merupakan perbandingan antara laba usaha dengan total modal yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase (Riyanto, 2001:36). Adapun kerangka konseptual yang menjadi dasar penelitian ini adalah sebagai berikut:

Rasio Modal Kerja:

1. Working Capital Turnover 2. Receivables Turnover 3. Inventory Turnover 4. Current Ratio


(37)

Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual

Sumber : Djarwanto (2004), Van Horne (2005), Riyanto (2001).

2.4. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel working capital turnover dengan rentabilitas ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyntraco.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel receivables turnover dengan rentabilitas ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyntraco.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel inventory turnover dengan rentabilitas ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyntraco.

4. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel current ratio dengan rentabilitas ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyntraco.

5. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel debt to equity ratio dengan rentabilitas ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyntraco.

6. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel debt to total asset ratio dengan rentabilitas ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyntraco.

Rasio Leverage:

1. Debt to Equity Ratio 2. Debt to Total Asset Ratio


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif (hubungan) yang bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel bebas (independn), yaitu rasio modal kerja dan rasio leverage dengan variabel terikat (dependen), yaitu rentabilitas ekonomi.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Cahaya Kawi Polyntraco yang berlokasi di Jl.Sidodadi No.17 Kelurahan Deli Tua Kecamatan Deli Tua Medan. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Oktober 2011 sampai dengan Desember 2011.

3.3. Batasan Penelitian

Batasan operasional berguna agar penelitian ini fokus dalam menganalisa dan membahas permasalahan. Batasan operasional penelitian ini yaitu:

a. Penelitian ini terbatas untuk menganalisis hubungan rasio modal kerja, leverage dan rentabilitas ekonomi.

b. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio modal kerja terdiri dari working capital turnover, receivables turnover, inventory turnover,dan


(39)

current ratio. Rasio leverage terdiri dari variabel debt to equity ratio dan debt to total asset ratio. Rasio rentabilitas terdiri dari rentabilitas ekonomi.

c. Data laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan PT. Cahaya Kawi Polyntraco, periode 2005 sampai dengan 2010.

3.4. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Working Capital Turnover (X 1)

Rasio ini dapat digunakan untuk menguji efisiensi penggunaan modal kerja yakni rasio antara penjualan dengan modal kerja. Working capital turnover ini menunjukkan jumlah rupiah penjualan neto yang diperoleh bagi setiap rupiah modal kerja (Djarwanto, 2004:159).

Working Capital Turnover =

g Capital Net Workin

Sales

b. Receivables Turnover (X2)

Rasio ini menggambarkan kualitas piutang perusahaan dan kesuksesan perusahaan dalam penagihan piutang yang dimiliki. Dimana rasio ini juga dapat dijadikan dasar untuk pemberian kebijakan kredit yang dapat meningkatkan jumlah penjualan dengan memperhitungkan kerugian piutang tak tertagih dan semakin tinggi


(40)

perputaran piutang maka semakin cepat piutang dapat tertagih (Darsono dan Ashari, 2005:59).

Receivables Turnover =

ceivables Average

Net Sales Re c. Inventory Turnover (X3)

Rasio ini berfungsi untuk mengukur sampai seberapa jauh efisiensi perusahaan dalam mengelola dan menjual persediaannya. Rasio ini menggambarkan kecepatan perputaran persediaan sehingga semakin besar rasio ini akan semakin baik (Syamsuddin, 2004:49).

Inventory Turnover =

ventory Average In

ods Sold Cost of Go

d. Current Ratio (X4)

Current ratio digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan. Current ratio digunakan untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang tersedia.

Rumus yang digunakan adalah (Brigham & Houston, 2006:131):

Current Ratio =

abilities Current Li

sets Current As

e. Debt to Equity Ratio (X5)

Rasio ini adalah perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri (ekuitas). Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut (Van Horne, 2005:209):


(41)

Debt to Equity Ratio =

Equity Debt Total

f. Debt to Total Asset Ratio (X6)

Rasio ini menekankan pada peran penting pendanaan utang bagi perusahaan dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan utang (Van Horne, 2005:209).

Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Debt to Total Asset Ratio =

ts Total Asse

Total Debt

g. Rentabilitas ekonomi (Y), merupakan perbandingan antara laba usaha dengan total modal yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase (Riyanto, 2001:36).

Rentabilitas Ekonomi =

Operasi Modal

Operasi Laba

3.5. Jenis Data

Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh peneliti dari dokumen – dokumen perusahaan, yaitu Neraca dan Laporan Laba Rugi PT. Cahaya Kawi Polyintraco periode 2005 sampai dengan 2010.


(42)

Data sekunder yang dibutuhkan oleh peneliti yaitu: a. Gambaran Umum PT. Cahaya Kawi Polyntraco. b. Struktur Organisasi PT. Cahaya Kawi Polyntraco.

c. Laporan Keuangan PT. Cahaya Kawi Polyntraco periode tahun 2005-2010. d. Literatur ilmiah yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.6. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

a. Metode Wawancara

Teknik wawancara dilakukan dengan melakukan wawancara langsung dengan pihak yang berwenang dalam memberikan informasi atau data yang diperlukan dalam penelitian ini.

b. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yang dilakukan adalah berupa pengumpulan data tentang gambaran umum, struktur organisasi, laporan keuangan PT. Cahaya Kawi Polyintraco dan literatur ilmiah yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

3.7. Analisis Data


(43)

Metode analisis deskriptif merupakan metode untuk mengetahui keadaan perusahaan melalui pengumpulan, penyusunan, dan penganalisaan sebagai gambaran umum dari permasalahan yang dihadapi.

b. Metode Analisis Korelasi Pearson

Data ke dua variabel adalah data ratio, oleh karena itu teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah Korelasi Pearson (Sugiyono, 2008:155). Analisis korelasi ini digunakan untuk melihat keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, dengan menggunakan rumus berikut (Suharyadi dan Purwanto, 2004:461):

r =

( )

[

∑ ∑

][

]

− 2 2 2 2 ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( Y Y n X X n Y X XY n Dimana:

r : Nilai koefisien korelasi

∑X : Jumlah pengamatan variabel X ∑Y : Jumlah pengamatan variabel Y

∑XY : Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y (∑X²) : Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X

(∑X) ² : Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel X (∑Y²) : Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y


(44)

n : Jumlah pasangan pengamatan Y dan X

Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat bantu program SPSS 13.0 for Windows untuk menghitung koefisien Korelasi Pearson. Koefisien korelasi mempunyai nilai antara -1 sampai 1. Nilai r = -1 yang disebut dengan linier sempurna negatif terjadi apabila titik contoh atau kombinasi terletak tepat pada suatu garis lurus yang mempunyai kemiringan negatif. Nilai r = 1 disebut dengan linier sempurna positif, dan hal ini terjadi apabila semua titik contoh terletak tepat pada satu garis lurus dengan kemiringan positif. Nilai koefisien korelasi yang mendekati -1 atau 1 menyatakan bahwa hubungan kedua variabel adalah kuat atau korelasi kedua variabel tinggi. Akan tetapi apabila nilai koefisien korelasi mendekati 0, hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau mungkin tidak ada sama sekali.

c. Uji Statistik t

Pengujian ini dilakukan untuk menguji signifikansi dari koefisien korelasi yang diperoleh. Pengujian signifikansi menggunakan rumus sebagai berikut (Suharyadi dan Purwanto, 2004:466):

t = r 2 1

2 r n

−− Dimana:


(45)

r : Nilai koefisien korelasi n : Jumlah data pengamatan

Bentuk pengujian: 0

: i =

o b

H , artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas (working capital turnover, receivables turnover, inventory turnover, current ratio, debt to equity ratio dan debt to total asset ratio) dengan variabel terikat (rentabilitas ekonomi).

0 :

1 bi

H , artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel bebas (working capital turnover, receivables turnover, inventory turnover, current ratio, debt to equity ratio dan debt to total asset ratio) dengan variabel terikat (rentabilitas ekonomi).

Selanjutnya akan dilakukan uji signifikan dengan membandingkan tingkat signifikan α (alpha) 5 % dan derajat kebebasan (n-2) dengan

hitung

t yang diperoleh. Jika thitung>ttabel berarti H ditolak atau terdapat 0 hubungan yang nyata (signifikan) b terhadap rentabilitas ekonomi dan i sebaliknya.

Dapat disimpulkan sebagai berikut:

0

H diterima jika -ttabelthitungttabel

1


(46)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum PT. Cahaya Kawi Polyintraco

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco Medan merupakan salah satu bentuk penanaman modal dalam negeri yang bergerak dalam bidang industri manufaktur. PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco berdiri pada tahun 1989 oleh Tjoe Edy Muliono dengan modal awal Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta Rupiah). Perusahaan ini merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. Cahaya Buana Group yang berkantor pusat di Jalan Padjajaran Bogor Jawa barat. Mengikuti visi dari induk perusahaan ini yaitu dari PT. Cahaya Buana Group Cahaya Kawi Ultra Polyintraco mempunyai filosofi unggul berkarya dan puas bekerjasama. Karena itu perusahaan ini sangat mengutamakan kualitas, mutu dari barang – barang yang diproduksinya tidak hanya mutu barang tetapi harganya juga terjangkau sehingga semua kalangan dapat menggunakannya .

Pada awalnya PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco Medan berkedudukan di jalan ternak medan dengan pabrik di jalan Sidodadi Delitua namun sejak tahun 1999 kantor pusat medan bergabung dengan tempat produksi (pabrik ) sehingga kedudukan PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco Medan saat ini ada di jalan Sidodadi nomor 37 lingkungan VII Kelurahan Deli Tua Kecamatan Deli Tua Medan.


(47)

4.1.2. Bidang Usaha Perusahaan

PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco Medan bergerak di bidang usaha manufaktur. Perusahaan ini memproduksi furnitur yang meliputi tempat tidur seperti springbed , peralatan kantor seperti kursi kantor, meja, lemari arsip, dan juga memproduksi perabotan rumah tangga yang terbuat dari bahan plastik. Fokus usaha perusahaan ini adalah pada pembuatan spring bed dengan merek Big Land, sedangkan untuk produk furniture lainnya diberi merek Bigpanel, dan untuk produk – produk yang terbuat dari plastik diberi merek Napolly Top.

Bahan – bahan baku yang digunakan untuk memproduksi furnitur sangat berkualitas karena sebagian diperoleh dari bahan berkualitas dari dalam dan luar negeri. Terutama bahan pembuatan Springbed diperoleh dari Switzerland yang telah terbukti sejak tahun 1877 di dunia furnitur internasional.

Springbed yang diproduksi siap dipasarkan kepada konsumen langsung maupun kepada distribusor besar dengan daerah pemasaran wilayah pulau sumatera dan fokus daerah sumatera utara dan sekitarnya.

4.1.3. Visi dan Misi Perusahaan

Misi PT. Cahaya Kawi Ultra Polyntraco

1. Unggul berkarya dan Puas bekerjasama menghasilkan produk terbaik

2. Mengelolah usaha dengan baik untuk meningkatkan nilai perusahaan secara profesional dengan berpegang teguh pada nilai – nilai etika bisnis dan senantiasa berpedoman pada tata kelola perusahaan yang sehat


(48)

Visi PT. Cahaya Kawi Ultra Polyntraco adalah :

Menjadi Perusahaan penyedia perlengkapan kantor , perabot rumah tangga dan furnitur yang profesional dan etikal, terkemuka di Indonesia, serta mampu bersaing di pasar global. Dengan berbekal pengalaman yang luas, perusahaan melihat ke depan untuk mengantisipasi dan sekaligus memanfaatkan peluang – peluang bisnis yang akan muncul. Oleh karena itu, manajemen melakukan revisioning pada visi dan misi untuk mentransformasikan PT. Cahaya Kawi Ultra Polyntraco dari sekedar perusahaan penyedia furnitur, perabot rumah tangga, dan peralatan kantor lokal menjadi perusahaan penyedia furnitur perabot rumah tangga, dan peralatan kantor yang terkemuka di Indonesia dan bertaraf internasional dengan menggunakan teknologi informasi yang mutakhir.

Dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan usaha yang sehat dan Undang-Undang Perseroan Terbatas, dalam melaksanakan misi tersebut

PT. Cahaya Kawi Ultra Polyntraco mencanangkan visi untuk menjadi perusahaan penyedia furnitur, perabot rumah tangga, dan peralatan kantor yang profesional dan etikal.

4.1.4. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur Organisasi perusahaan adalah suatu rangkaian hubungan antara individu dengan individu lainnya dalam perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi maka pembagian tugas dan tanggungjawab dari masing – masing pegawai dapat dengan jelas


(49)

dan tegas. Sehingga diharapkan setiap satuan – satuan organisasi dapat bekerja bersama – sama secara harmonis.

Struktur organisasi penting mengingat pembentukan struktur organisasi yang akan membantu melaksanakan pembagian tugas dan yanggungjawab yang jelas dan tegas antara suatu bagian dengan bagian lainnya, baik manajemen atas maupun manajemen tingkat bawah. Struktur organisasi yang baik harus mampu berfungsi sebagai alat pengatur maupun pengawas usaha pelaksanaan pencapaian tujuan perusahaan, sehingga usaha – usaha yang dilakukan dapat berjalan efisien dan efektif. Pengelolaan kegiatan perusahaan dilakukan oleh Direksi dan Para Pemegang Saham. Para Pemegang Saham berfungsi pula sebagai pengawas atas jalannya manajemen perusahaan. Untuk mendekatkan diri kepada para pelanggan, PT. Cahaya Buana Group membuka kantor-kantor cabang di seluruh Indonesia, yang sebagian besar berada di kota-kota utama yang merupakan pelanggan yang tetap dari PT. Cahaya Buana Group itu sendiri. Dimana untuk kantor cabang Medan diberi nama PT. Cahaya Kawi Ultra Polyntraco.

Struktur organisasi harus sederhana dari sudut pandang ekonomis dan harus flexibel sehingga bila ada perluasan tidak mengganggu secara serius susunan – susunan bagian yang telah ada. Struktur tersebut juga harus memungkinkan pekerjaan semua bagian terintegrasi dan terkoordinasi dengan baik, Susunan Direksi dan Pembagian tugas serta tanggungjawab dari setiap departemen pada PT. Cahaya Kawi Ultra Polyntraco adalah sebagai berikut :


(50)

1. Susunan Pengurus Perusahaan

a. Direktur Utama : Muliono

b. Factory Manager ( Manager Pabrik) : Hendry Sucihadi c. Kepala Produksi / Ware House : M.Amat

d. Kepala Pemasaran / Marketing : Haeril e. Kepala Finance dan Accounting : Jenniwatty f. Kepala Pembelian dan Pengadaan : Sabarita g. Kepala Personalia :nZulchairil

2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab a. Direktur Utama

1. Memimpin Perusahaan dalam mengambil keputusan dan menetapkan langkah–langkah dalam melaksanakan kebijakan dan sasaran perusahaan. 2. Mengkordinasikan para manajer/kepala bidang dalam perusahaan agar

tercapai pelaksanaan operasional secara teratur, terarah, terkendali dan terpadu.

3. Menyetujui dan menandatangani surat–surat penting yang berkenaan dengan keputusan penting dalam perusahaan.

b. Factory Manager

1. Membantu memberikan saran dan pemikiran kepada Direktur Utama dalam melaksanakan fungsi–fungsi manajemen perusahaan di bidang secretariat,


(51)

aspek legal (Corporate Law) dan kepatuhan (Compliance), aspek manajemen hubungan investor, aspek komunikasi perusahaan (Corporate Communication), hubungan masyarakat.

2. Mengkordinasikan para manajer/kepala bidang dalam perusahaan agar tercapai pelaksanaan operasional secara teratur, terarah, terkendali dan terpadu

3. Menggunakan sumber daya di bagian Produksi sebaik mungkin sesuai dengan kegiatan dan anggaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

c. Kepala Produksi / Ware House

1. Melaksanakan rencana kerja operasional pabrik agar berjalan dengan lancar dan memenuhi target.

2. Melakukan pembinaan sumber daya manusia di lingkungan pabrik.

3. Menggunakan sumber daya di bagian Produksi sebaik mungkin sesuai dengan kegiatan dan anggaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

4. Bertanggungjawab atas seluruh kelangsungan dan pemeliharaan mesin – mesin yang dioperasikan.


(52)

1. Membantu dan memberikan saran serta pemikiran kepada direksi dalam melaksanakan fungsi–fungsi manajemen di bidang sumber pemasaran. 2. Mengambil keputusan yang berhubungan dengan tugas utama pemasaran

yang tidak menyimpang dari kebijakan perusahaan.

3. Melakukan penilaian serta mengusulkan promosi, mutasi, pengiriman pelatihan intern, maupun ekstern dan tindakan disiplin bagi jajaran di bagian pemasaran.

4. Menggunakan sumber daya dibagian pemasaran sesuai dengan kegiatan dan anggaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

5. Bertanggungjawab atas seluruh kegiatan pemasaran perusahaan dan pelayanan pelanggan.

6. Meningkatkan kuantitas penjualan melalui strategi pemasaran.

e. Kepala Bagian Keuangan (Finance and Accounting)

1. Membantu dan memberikan saran serta pemikiran kepada direksi dalam melaksanakan fungsi – fungsi manajemen di bidang keuangan.

2. Mengambil keputusan yang berhubungan dengan tugas utama pemasaran yang tidak menyimpang dari kebijakan perusahaan.

3. Bertanggungjawab atas semua aktivitas keuangan perusahaan, terhadap pengelolaan keuangan.


(53)

4. Menggunakan sumber daya dibagian keuangan sesuai dengan kegiatan dan anggaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

5. Membuat kebijakan mengenai efisiensi perusahaan.

6. Menandatangani surat – surat yang berkaitan dengan keuangan perusahaan.

f. Kepala Bagian Pembelian

1. Melakukan pemilihan atas suplier, mengawasi efektivitas dan efisiensi pembelian.

2. Menggunakan sumber daya dibagian pembelian sesuai dengan kegiatan dan anggaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

3. Melaporkan setiap pembelian kepada direktur, serta mengeluarkan Purchasing Order (PO).

g. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia

1. Membantu dan memberikan saran serta pemikiran kepada direksi dalam melaksanakan fungsi – fungsi manajemen di bidang sumber daya manusia.


(54)

2. Menggunakan sumber daya dibagian pemasaran sesuai dengan kegiatan dan anggaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

3. Melakukan evaluasi kinerja karyawan serta melakukan perbaikan sumber daya manusia.

4. Mengkordinir, membina serta mengendalikan pengelolaan unit usaha yang ada di dalam grupnya untuk mencapai kinerja masing – masing karyawan secara efektif dan efisien.

5. Bertanggungjawab atas seluruh kegiatan administrasi guna menunjang kontinuitas operasional perusahaan.

4.2. Deskriptif Variabel Penelitian

Berdasarkan hasil pengolahan data maka akan dilakukan analisis dengan tujuan untuk menjawab seluruh permasalahan dalam penelitian ini. Sebelum peneliti sampai pada tahap analisis model maka peneliti akan membahas secara deskriptif nilai variabel bebas (Working Capital Turnover, Receivables Turnover, Inventory Turnover, Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Debt to Assets Ratio) dan variabel terikat (Rentabilitas Ekonomi). Rasio-rasio tersebut dihitung pada periode tahun 2005-2010. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut:


(55)

Tabel 4.1

Deskriptif Rasio Modal Kerja, Utang dan Rentabilitas Ekonomi PT. CAHAYA KAWI POLYINTRACO

Tahun 2005-2010

Sumber: Laporan Keuangan PT. Cahaya Kawi Polyintraco

4.2.1. Variabel Working Capital Turnover

Working capital turnover menggambarkan jumlah rupiah penjualan neto yang diperoleh bagi setiap rupiah modal kerja. Modal kerja PT. Cahaya Kawi Polyintraco meliputi kas & bank, piutang, persediaan, uang muka, dan biaya yang dibayar dimuka. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa working capital turnover

PT. Cahaya Kawi Polyntraco mengalami fluktuasi dari tahun 2005 sampai tahun 2010.

Rasio 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Working Capital Turnover 24,55 x 14,65 x 1,65 x 15,10 x 16.37 x 17.82 x Receivables Turnover 6,09 x 6,09 x 5,92 x 5,42 x 0,38 x 0,40 x Inventory Turnover 4,84 x 3,92 x 5,58 x 3,97 x 0,48 x 0,37 x Current Ratio 2,72 x 1,08 x 0,03 x 1,11 x 1,13 x 1,16 x Debt to Equity Ratio 0,57% 2,56% (2,46%) 2,41% 3,26% 3,00% Debt to Assets Ratio 0,32% 0,71% 168,35% 0,71% 0,77% 0,75% Rentabilitas Ekonomi 0,41% 0,01% (1,01%) 0,02% 0,03% 0,04%


(56)

Secara deskriptif, pergerakan working capital turnover PT. Cahaya Kawi Polyintracodari tahun 2005-2010

Tahun2,008.002,009.002,010.00 2,007.00 2,006.00 2,005.00

Working Capital Turnover

25.0020.0015.00

10.005.000.00

Sumber : Laporan Keuangan PT. Cahaya Kawi Polyintraco

Gambar 4.1 : Fluktuasi Working Capital Turnover Periode Tahun 2005-2010

Periode tahun 2005-2006 working capital turnover mengalami penurunan yang disebabkan oleh turunnya penjualan neto dan meningkatnya jumlah modal kerja (khususnya piutang dan kas & bank). Periode tahun 2006-2010 working capital turnover mengalami penurunan yang disebabkan oleh turunnya penjualan neto dan meningkatnya jumlah modal kerja (khususnya piutang dan kas & bank)Pada periode tahun 2007-2010, working capital turnover mengalami peningkatan yang disebabkan oleh peningkatan penjualan neto dan adanya penurunan jumlah modal kerja (khususnya kas & bank dan piutang).


(57)

Polyintraco sebesar 24,55 x dalam setahunnya. Nilai terendah pada rasio ini berada pada tahun 2007 yaitu sebesar 1.65 x.

4.2.2. Variabel Receivables Turnover

Perputaran piutang menghitung berapa besar kemampuan perusahaan mendapatkan pelunasan piutangnya. Semakin tinggi nilainya semakin cepat piutang dapat tertagih seiring juga dengan peningkatan penjualan perusahaan.

Receivables turnover PT. Cahaya Kawi Polyintraco periode tahun 2005-2010 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Besar kecilnya receivables turnover dipengaruhi oleh penjualan neto dan jumlah rata-rata piutang. Piutang PT. Cahaya Kawi Polyintraco terdiri dari piutang dagang, piutang dan piutang lain-lain.

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa pada periode tahun 2005-2010 receivables turnover mengalami penurunan yang disebabkan oleh turunnya penjualan neto dan meningkatnya piutang.

Nilai tertinggi dari receivables turnover berada pada tahun 2005 dan 2006 yaitu sebesar 6,09 x yang berarti bahwa kemampuan dari dana yang tertanam pada PT. Cahaya Kawi Polyintraco pada tahun 2005 dan 2006 adalah sebanyak 6,09 x dalam satu tahun. Nilai terendah pada rasio ini berada pada tahun 2009 yaitu sebesar 0,38 x. Untuk lebih jelasnya mengenai pergerakan dari receivables turnover, berikut disajikan fluktuasi receivables turnover:


(58)

Receivables Turnover

6.00

4.002.00

Sumber : Laporan Keuangan PT. Cahaya Kawi Polyintraco

Gambar 4.2 : Fluktuasi Receivables Turnover Periode Tahun 2005-2010

4.2.3. Variabel Inventory Turnover

Inventory turnover menggambarkan kecepatan perputaran persediaan sehingga semakin besar rasio ini akan semakin baik. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa inventory turnover PT. Cahaya Kawi Polyntraco mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Besar kecilnya inventory turnover dipengaruhi oleh harga pokok penjualan dan jumlah rata-rata persediaan. Persediaan PT. Cahaya Kawi Polyntraco terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi, persediaan barang jadi dan persediaan lain-lain.

Periode tahun 2005-2010 inventory turnover mengalami penurunan yang disebabkan oleh menurunnya jumlah harga pokok penjualan yang cukup besar walaupun jumlah persediaan juga menurun. Pada periode tahun 2005-2006 mengalami penurunan yang disebabkan oleh peningkatan jumlah persediaan yang lebih besar dari


(59)

peningkatan harga pokok penjualan. Pada periode tahun 2006-2007 inventory turnover meningkat yang disebabkan oleh peningkatan harga pokok penjualan. Penurunan inventory turnover terjadi pada periode tahun 2007-2010 disebabkan oleh peningkatan jumlah persediaan yang lebih besar dari peningkatan harga pokok penjualan.

Nilai tertinggi pada rasio ini berada pada tahun 2007 yaitu sebesar 5,58 x. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat perputaran persediaan pada PT. Cahaya Kawi Polyintraco sebesar 5,58 x dalam setahunnya. Nilai terendah pada rasio ini berada pada tahun 2010 yaitu sebesar 0,37x.

Secara deskriptif, pergerakan inventory turnover PT. Cahaya Kawi Polyintraco dari tahun 2005-2010 dapat dilihat sebagai berikut:

Tahun

2,010.00 2,009.00 2,008.00 2,007.00 2,006.00 2,005.00

Inventory Turnover

6.005.004.003.002.001.000.00

Sumber : Laporan Keuangan PT. Cahaya Kawi Polyintraco Gambar 4.3 : Fluktuasi Inventory Turnover Periode Tahun 2005-2010


(60)

Current ratio pada PT. Cahaya Kawi Polyntraco mengalami perubahan dari tahun ke tahun dimana berdasarkan Tabel 4.1, nilai tertinggi dari current ratio perusahaan berada pada tahun 2005 yaitu sebesar 2,72 x yang berarti bahwa setiap utang lancar Rp. 1,- dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp. 2,72. Sedangkan nilai terendah berada pada tahun 2007 yaitu sebesar 0.03 x.

Current ratio digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan dalam jangka pendek, karena rasio ini menunjukkan sampai mana tuntutan-tuntutan kewajiban jangka pendek ditutup oleh aktiva yang dapat dikonversikan kedalam uang tunai dalam jangka waktu tertentu. Berdasarkan laporan keuangan PT. Cahaya Kawi Polyintraco, current ratio perusahaan cukup baik. Hal ini ditandai dengan sanggupnya perusahaan untuk membayar utang yang harus dipenuhi dengan aktiva lancarnya.

Current ratio ditentukan oleh jumlah aktiva lancar dan jumlah kewajiban lancar. Aktiva lancar PT. Cahaya Kawi Polyintraco terdiri dari kas & bank, piutang, persediaan, uang muka, dan biaya yang dibayar dimuka. Kewajiban lancar terdiri dari utang bank, utang dagang, utang pajak, dan utang lain-lain.

Pergerakan current ratio PT. Cahaya Kawi Polyintraco dari tahun 2005-2010 dapat dilihat pada gambar berikut ini:


(61)

Current Ratio

3.00 2.00 1.000.00

Sumber : Laporan Keuangan PT. Cahaya Kawi Polyintraco Gambar 4.4 : Fluktuasi Current Ratio Periode Tahun 2005-2010

Current ratio pada PT. Cahaya Kawi Polyintraco mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat pada periode tahun 2005-2007 current ratio mengalami mengalami penurunan yang disebabkan oleh peningkatan jumlah kewajiban lancar yang lebih besar yaitu utang usaha dan utang yang masih harus di bayar dari peningkatan aktiva lancar . Pada periode tahun 2007-2010 current ratio mengalami peningkatan yang disebabkan oleh penurunan jumlah kewajiban lancar yang cukup besar khususnya utang pajak dan utang lain-lain walaupun jumlah aktiva lancar menurun.

4.2.5. Variabel Debt to Equity Ratio


(62)

memenuhi seluruh kewajibannya. Peningkatan utang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemilik perusahaan, karena kewajiban untuk membayar utang lebih diutamakan daripada pembagian dividen. Besar kecilnya debt to equity ratio ditentukan oleh jumlah utang dan ekuitas. Utang PT. Cahaya Kawi Polyintraco terdiri dari utang bank, utang dagang, utang pajak, utang yang masih harus dibayar dan utang lain-lain.

Tabel 4.1 menunjukkan debt to equity ratio PT. Cahaya Kawi Polyintraco mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Pada periode tahun 2005-2006 debt to equity ratio mengalami peningkatan yang disebabkan oleh peningkatan jumlah utang yaitu utang usaha dan utang yang masih harus di bayar.. Pada periode tahun 2006-2007 debt to equity ratio mengalami penurunan yang disebabkan oleh penurunan jumlah utang khususnya utang pajak dan utang lain-lain. Pada periode tahun 2008-2009 debt to equity ratio mengalami peningkatan yang disebabkan oleh peningkatan jumlah utang yaitu utang dagang dan utang yang masih harus di bayar. Pada periode tahun 2009-2010 debt to equity mengalami penurunan yang disebabkan oleh penurunan jumlah utang khususnya utang pajak dan utang lain-lain.

Secara deskriptif, pergerakan debt to to equity ratio PT. Cahaya Kawi Polyintraco dari tahun 2005-2010 dapat dilihat sebagai berikut:


(63)

Tahun2,008.002,009.002,010.00

2,007.00 2,006.00 2,005.00

Debt to Equality Ratio

4.003.002.001.000.00-1.00-2.00-3.00

Sumber : Laporan Keuangan PT. Cahaya Kawi Polyintraco

Gambar 4.5 : Fluktuasi Debt to Equty Ratio Periode Tahun 2005-2010

Nilai tertinggi dari debt to equity ratio perusahaan berada pada tahun 2009 yaitu sebesar 3,26% yang berarti bahwa perusahaan lebih besar dibiayai oleh utang daripada ekuitas. Sedangkan nilai terendah berada pada tahun 2007 yaitu sebesar -2.46%.

4.2.6. Variabel Debt to Total Assets Ratio Debt to total assets ratio merupakan perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Debt to total asset ratio PT. Cahaya Kawi Polyintraco periode tahun 2005-2010 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Besar kecilnya debt to total assets ratio ditentukan oleh jumlah utang dan jumlah aktiva perusahaan. Utang PT. Cahaya kawi


(64)

Polyintraco terdiri dari utang bank, utang dagang, utang pajak, utang yang masih harus dibayar dan utang lain-lain.

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa pada periode tahun 2005-2007 debt to total assets ratio mengalami mengalami peningkatan yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah utang . Pada periode tahun 2007-2008 debt to total assets ratio mengalami penurunan yang disebabkan oleh turunnya jumlah utang. Pada periode tahun 2008-2009 debt to total assets ratio mengalami peningkatan yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah utang. Pada periode tahun 2009-2010 debt to total assets ratio mengalami penurunan yang disebabkan oleh turunnya jumlah utang.

Secara deskriptif, pergerakan debt to total assets ratio PT. Cahaya Kawi Polyintraco dari tahun 2005-2010 dapat dilihat sebagai berikut:

Tahun2,008.002,009.002,010.00 2,007.00 2,006.00 2,005.00

Debt to Assets Ratio

200.00150.00 100.0050.00 0.00

Sumber : Laporan Keuangan PT. Cahaya Kawi Polyintraco


(65)

Nilai tertinggi dari debt to total asset ratio berada pada tahun 2007 yaitu sebesar 168,35% yang berarti 168,35% pendanaan pada PT. Cahaya Kawi Polyintraco dibiayai oleh utang. Nilai terendah pada rasio ini berada pada tahun 2005 yaitu sebesar 0,32%.

4.2.7. Variabel Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi menggambarkan perbandingan antara laba usaha dengan total modal yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut.

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rentabilitas ekonomi PT. Cahaya Kawi Polyintraco periode tahun 2005-2010 berfluktuasi dari tahun ke tahun. Besarnya rentabilitas ekonomi ditentukan oleh laba usaha dan jumlah modal. Pada periode tahun 2005-2007 rentabilitas ekonomi mengalami penurunan yang disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah modal yang lebih besar dari peningkatan laba usaha dan terjadi peningkatan yang tinggi pada harga pokok penjualan karena adanya peningkatan harga bahan baku kayu. Pada periode tahun 2007-2010 rentabilitas ekonomi meningkat yang disebabkan oleh peningkatan laba usaha.

Nilai tertinggi dari rentabilitas ekonomi berada pada tahun 2005, yaitu sebesar 0.41%. Hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,- modal yang ditanamkan pada PT. Cahaya Kawi Polyintraco pada tahun 2007 menghasilkan laba usaha sebesar Rp. 0.41,-. Nilai terendah rasio ini berada pada tahun 2007. Untuk lebih jelasnya mengenai pergerakan rasio ini, berikut disajikan fluktuasi rentabilitas ekonomi PT. Cahaya Kawi Polyintraco periode tahun 2005-2010:


(66)

Rentabilitas Ekonomi

0.500.00 -0.50-1.00-1.50

Sumber : Laporan Keuangan PT. Cahaya Kawi Polyintraco

Gambar 4.7 : Fluktuasi Rentabilitas Ekonomi Periode Tahun 2005-2010

4.3. Analisis Data Statistik

Data yang telah diperoleh sebagai nilai dari masing-masing variabel bebas dan variabel terikat, kemudian dianalisis secara statistik menggunakan metode analisis Korelasi Pearson dan dibantu dengan alat bantu program SPSS 15.0 for Windows.

Nilai korelasi dari variabel bebas dan variabel terikat, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:


(67)

Tabel 4.2 Correlations

Correlations

1 -.201 -.336 .931** .617 -.878* .980** -.108 .703 .515 .007 .192 .022 .001 .839

6 6 6 6 6 6 6 6

-.201 1 .965** .077 -.574 .321 -.185 -.866* .703 .002 .884 .234 .536 .726 .026

6 6 6 6 6 6 6 6

-.336 .965** 1 -.015 -.761 .523 -.357 -.822* .515 .002 .978 .079 .287 .488 .045

6 6 6 6 6 6 6 6

.931** .077 -.015 1 .301 -.670 .872* -.408 .007 .884 .978 .563 .145 .023 .422

6 6 6 6 6 6 6 6

.617 -.574 -.761 .301 1 -.900* .724 .468 .192 .234 .079 .563 .014 .104 .349

6 6 6 6 6 6 6 6

-.878* .321 .523 -.670 -.900* 1 -.948** -.129 .022 .536 .287 .145 .014 .004 .807

6 6 6 6 6 6 6 6

.980** -.185 -.357 .872* .724 -.948** 1 -.085 .001 .726 .488 .023 .104 .004 .873

6 6 6 6 6 6 6 6

-.108 -.866* -.822* -.408 .468 -.129 -.085 1 .839 .026 .045 .422 .349 .807 .873

6 6 6 6 6 6 6 6

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Working Capital Turnover

Receivables Turnover

Inventory Turnover

Current Ratio

Debt to Equality Ratio

Debt to Assets Ratio

Rentabilitas Ekonomi Tahun Working Capital Turnover Receivables Turnover Inventory

Turnover Current Ratio

Debt to Equality Ratio Debt to Assets Ratio Rentabilitas Ekonomi Tahun

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). *.

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2010)


(68)

0 : i =

o b

H , artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

0

:

1

b

i

H

, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Tingkat signifikansi α = 5 % dengan kebebasan (df) = 6- 2 = 4, maka diperoleh ttabel =

2,78. Kriteria pengambilan keputusan yaitu,H diterima jika -0

tabel

tthitungttabel dan H diterima jika -1 ttabel>thitung>ttabel.

Pengertian dari Tabel 4.2 dapat dilihat sebagai berikut:

1. Hubungan Working Capital Turnover dengan Rentabilitas Ekonomi.

Berdasarkan Tabel 4.2, nilai koefisien korelasi (r) working capital turnover dengan rentabilitas ekonomi PT. Cahaya Kawi Polyintraco adalah 0,980 atinya terdapat hubungan yang positip (searah) antara working capital turnover dengan rentabilitas ekonomi. Berdasarkan nilai r tersebut maka thitung dapat dicari sebagai berikut:

t = r 2 1

2 r n

−−

= 0,980 2

) 980 , 0 ( 1 2 6 − − = 9.85

Dengan demikian karena thitung (9.85) > ttabel (2,78) maka hipotesis H ditolak 0 dan H diterima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel working 1


(69)

capital turnover dengan rentabilitas ekonomi pada PT. Cahaya Kawi Polyintraco. Apabila working capital turnover mengalami kenaikan maka rentabilitas ekonomi juga mengalami kenaikan .

Secara deskriptif hubungan working capital turnover PT. Cahaya Kawi Polyintraco dengan rentabilitas ekonomi dapat dilihat pada Gambar 4.8 sebagai berikut:

-5 0 5 10 15 20 25 30

1 2 3 4 5 6

X1

Y

Sumber : Laporan Keuangan PT. Cahaya Kawi Polyintraco

Gambar 4.8 : Hubungan Working Capital Turnover dengan Rentabilitas Ekonomi Periode Tahun 2005-2010

Gambar 4.8 menggambarkan pergerakan yang searah (positif) dan signifikan antara working capital turnover dengan rentabilitas ekonomi PT. Cahaya Kawi Polyintraco periode tahun 2005-2010. Ketika working capital turnover mengalami peningkatan maka rentabilitas ekonomi juga mengalami peningkatan.

Pergerakan yang searah (positif) dan signifikan antara working capital turnover dengan rentabilitas ekonomi PT. Cahaya Kawi Polyintraco periode tahun 2005-2010


(70)

sesuai dengan pendapat Djarwanto (2004: 159), yang menyatakan bahwa semakin tinggi working capital turnover yang dihasilkan semakin besar pula kemampuan memperoleh laba melalui penjualan.

Penelitian yang dilakukan oleh Firnady (2007) menyatakan bahwa working capital turnover memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan profitabilitas.

Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinaga (2007) yang menyatakan bahwa working capital turnover memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan kemampulabaan..

2. Hubungan Receivables Turnover dengan Rentabilitas Ekonomi.

Nilai koefisien korelasi (r) dari receivables turnover dengan rentabilitas ekonomi PT. Cahaya Kawi Polyintraco berdasarkan Tabel 4.2 adalah -0.185. Artinya terdapat hubungan yang negatif (tidak searah) antara receivables turnover dengan rentabilitas ekonomi. Dari nilai r tersebut maka thitung dapat dicari sebagai berikut:

t = r 2 1

2 r n

−−

= -0.185 2

)) 185 . 0 ( 1

2 6 −

− −


(1)

Tahun

2,010.00 2,009.00 2,008.00 2,007.00 2,006.00 2,005.00

Receivabl

es Turnover

6.00 4.00 2.00 0.00

* Chart Builder. GGRAPH

/GRAPHDATASET NAME="graphdataset" VARIABLES=Tahun X3 MISSING=LISTWISE

REPORTMISSING=NO

/GRAPHSPEC SOURCE=INLINE. BEGIN GPL

SOURCE: s=userSource(id("graphdataset")) DATA: Tahun=col(source(s), name("Tahun")) DATA: X3=col(source(s), name("X3"))

GUIDE: axis(dim(1), label("Tahun"))

GUIDE: axis(dim(2), label("Inventory Turnover")) ELEMENT: line(position(Tahun*X3), missing.wings())


(2)

Tahun

2,010.00 2,009.00 2,008.00 2,007.00 2,006.00 2,005.00

Invent

ory Turnover

6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00

* Chart Builder. GGRAPH

/GRAPHDATASET NAME="graphdataset" VARIABLES=Tahun X4 MISSING=LISTWISE

REPORTMISSING=NO

/GRAPHSPEC SOURCE=INLINE. BEGIN GPL

SOURCE: s=userSource(id("graphdataset")) DATA: Tahun=col(source(s), name("Tahun")) DATA: X4=col(source(s), name("X4"))

GUIDE: axis(dim(1), label("Tahun"))

GUIDE: axis(dim(2), label("Current Ratio"))

ELEMENT: line(position(Tahun*X4), missing.wings()) END GPL.


(3)

Tahun

2,010.00 2,009.00 2,008.00 2,007.00 2,006.00 2,005.00

Current

Ratio

3.00 2.00 1.00 0.00

* Chart Builder. GGRAPH

/GRAPHDATASET NAME="graphdataset" VARIABLES=Tahun X5 MISSING=LISTWISE

REPORTMISSING=NO

/GRAPHSPEC SOURCE=INLINE. BEGIN GPL

SOURCE: s=userSource(id("graphdataset")) DATA: Tahun=col(source(s), name("Tahun")) DATA: X5=col(source(s), name("X5"))

GUIDE: axis(dim(1), label("Tahun"))

GUIDE: axis(dim(2), label("Debt to Equality Ratio")) ELEMENT: line(position(Tahun*X5), missing.wings())


(4)

Tahun

2,010.00 2,009.00 2,008.00 2,007.00 2,006.00 2,005.00

Debt to Equality Ratio

4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 -1.00 -2.00 -3.00

* Chart Builder. GGRAPH

/GRAPHDATASET NAME="graphdataset" VARIABLES=Tahun X6 MISSING=LISTWISE

REPORTMISSING=NO

/GRAPHSPEC SOURCE=INLINE. BEGIN GPL

SOURCE: s=userSource(id("graphdataset")) DATA: Tahun=col(source(s), name("Tahun")) DATA: X6=col(source(s), name("X6"))

GUIDE: axis(dim(1), label("Tahun"))

GUIDE: axis(dim(2), label("Debt to Assets Ratio")) ELEMENT: line(position(Tahun*X6), missing.wings()) END GPL.


(5)

Tahun

2,010.00 2,009.00 2,008.00 2,007.00 2,006.00 2,005.00

Debt to Asset

s Ratio

200.00 150.00 100.00 50.00 0.00

* Chart Builder. GGRAPH

/GRAPHDATASET NAME="graphdataset" VARIABLES=Tahun Y MISSING=LISTWISE REPORTMISSING=NO

/GRAPHSPEC SOURCE=INLINE. BEGIN GPL

SOURCE: s=userSource(id("graphdataset")) DATA: Tahun=col(source(s), name("Tahun")) DATA: Y=col(source(s), name("Y"))

GUIDE: axis(dim(1), label("Tahun"))

GUIDE: axis(dim(2), label("Rentabilitas Ekonomi")) ELEMENT: line(position(Tahun*Y), missing.wings()) END GPL.


(6)

Tahun

2,010.00 2,009.00 2,008.00 2,007.00 2,006.00 2,005.00

Rentabilitas Ekonom

i

0.50 0.00 -0.50 -1.00 -1.50