Analisis Hubungan Manajemen Modal Kerja dengan Rentabilitas pada PT. Kimia Farma Plant Medan.

(1)

MEDAN

ANALISIS HUBUNGAN MANAJEMEN MODAL KERJA

DENGAN RENTABILITAS PADA PT. KIMIA

FARMA PLANT MEDAN

DRAFT SKRIPSI

OLEH

EVILIANA SIREGAR 040502024

DEPARTEMEN MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

Eviliana Siregar (2008). Analisis Hubungan Manajemen Modal Kerja dengan Rentabilitas pada PT. Kimia Farma Plant Medan. Dibimbing oleh Drs. Nakman Harahap Msi; Sekretaris Departemen Fakultas Ekonomi USU, Dra. Nisrul Irawati, MBA; Penguji I, Dra. Lisa Marlina, MSi dan Penguji II, Dr. Khaira Amalia F, SE, MBAAk.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis hubungan manajemen modal kerja (current ratio, working capital turnover dan receivables turnover) dengan rentabilitas pada PT. Kimia Farma Plant Medan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah manajemen modal kerja (current ratio, working capital turnover dan receivables turnover) memiliki hubungan yang signifikan dengan rentabilitas pada PT. Kimia Farma Plant Medan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik. Metode analisis deskriptif untuk menggambarkan modal kerja perusahaan yang diperoleh dari rasio- rasio keuangan. Metode analisis statistik meliputi analisis korelasi Pearson dan uji t dengan menggunakan alat bantu program SPSS versi 12.0.

Berdasarkan metode analisis deskriptif diperoleh bahwa pergerakan current ratio dan receivables turnover searah dengan ROI sedangkan working capital turnover pergerakannya tidak searah dengan ROI. Berdasarkan metode analisis statistik nilai koefisien korelasi current ratio sebesar 0,848 (rs = 0,848),

artinya current ratio memiliki hubungan yang positif dan tidak signifikan dengan ROI, nilai koefisien korelasi working capital turnover sebesar -0,980 (rs = -0,980),

artinya working capital turnover memiliki hubungan yang negatif dan signifikan dengan ROI, dan nilai koefisien korelasi receivables turnover sebesar 0,852 (rs = 0,852), artinya receivables memiliki hubungan yang positif dan tidak

signifikan dengan ROI.

Kata kunci : Manajemen Modal Kerja, Current Ratio, Working Capital Turnover, Receivables turnover Turnover, dan ROI.

 

         


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Strata-1 Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Skripsi yang berjudul “Analisis Hubungan Manajemen Modal Kerja dengan

Rentabilitas pada PT. Kimia Farma Plant Medan” ditulis berdasarkan riset

langsung ke perusahaan yang melibatkan banyak pihak dalam proses penyelesaiannya, baik secara langsung atau tidak. Oleh karena itu pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, SE, MSi selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Nakman Harahap, MSi, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulisan skripsi ini. 5. Ibu Dra. Lisa Marlina, MSi, selaku Dosen Wali dan Dosen Penguji I

yang telah memberikan arahan dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Ibu Dr. Khaira Amalia F, SE, MBAAk, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan arahan dan masukan untuk kesempurnaan skripsi.


(4)

7. Seluruh dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi yang telah mengajar dan membimbing Penulis selama pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

8. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda L Siregar dan Ibunda N br. Sitohang, Kakak Sondang M Siregar, Abangku Irwan B Siregar dan Sofian H H Siregar, Adekku Ida juga keponakanku Iva & Aksel yang senantiasa memberikan nasihat, motivasi (spiritual dan materiil) khususnya doanya yang mendorong Penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Pimpinan dan staf PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan khususnya kepada Ibu Lisbeth Pangaribuan yang telah memberikan penjelasan juga masukan selama penulisan skripsi ini.

10.Seluruh staff/ pegawai Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu kelancaran proses penulisan skripsi ini.

11.Teman SMAku (Gsp/ Saa, Jojo, Ria, Oca, n Cori). Thanks y buat dukungannya.

12.Teman KK (K’Tety, K’Risma, Nit-not/ Nita, Beca, Tang’s/ Lintang, Lamtiar n Sri). Makasi y buat doa, dukungan n masukannya y.

13.Teman- teman Manajemen ‘04 ( Nita, Beca, Lintang, Lamtiar, Sri, Eva, Freny, Yesi, Reagen, Roni, Surya, Whitetop, Pretina, Ira, Mawar, Ningsih, ponakanku Dewi, Jengs, Rike, Lusi, dan teman- teman lain yang tak dapat disebutkan namanya satu- persatu.


(5)

14.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu- persatu yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

Penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan pada penulisan skripsi ini dan penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi dapat berguna bagi semua pihak yang membacanya.

Medan, Juli 2008

Penulis

Eviliana Siregar

                   


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR GRAFIK ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Kerangka Konseptual ... 5

D. Hipotesis ... 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian ... 7

2. Manfaat Penelitian ... 7

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional ... 8

2. Defenisi Operasional Variabel ... 8

3. Tempat dan Waktu Penelitian ... 10

4. Jenis Data ... 11

5. Teknik Pengumpulan Data ... 11

6. Metode Analisis Data ... 12

BAB II URAIAN TEORITIS A. Peneliti Terdahulu ... 15

B. Analisis Laporan Keuangan ... 15

C. Tujuan Laporan Keuangan ... 17

D. Pengertian Modal Kerja ... 18

E. Konsep Modal Kerja ... 19

F. Manajemen Modal Kerja ... 20

G. Jenis Modal Kerja ... 22

H. Kebijakan Modal Kerja ... 23

I. Kebutuhan Modal Kerja ... 24

J. Pengertian Rentabilitas ... 25

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah PT. Kimia Farma ... 28


(7)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif Modal Kerja dan Rasio Rentabi litas PT. Kimia Farma Plant Medan

1. Analisis deskriptif rasio lancar (current ratio) ... 42 2. Analisis deskriptif rasio perputaran modal kerja

(working capital turnover) ... 43 3. Analisis deskriptif rasio perputaran piutang (re

ceivables turnover) ... 44 4. Analisis deskriptif rasio rentabilitas (ROI) ... 46 B. Metode Analisis Statistik

1. Hubungan rasio lancar (current ratio) dengan ROI ... 48 2. Hubungan rasio perputaran modal kerja (working

capital turnover) dengan ROI ... 50 3. Hubungan rasio perputaran piutang (receivables

turnover) dengan ROI ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 55 B. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 6 Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Kimia Farma Plant Medan ... 32


(9)

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 1.1 Current ratio, Working capital turnover,Receivables turn

over dan ROI) PT. Kimia Farma Plant Medan periode

2003- 2007 ... 3

Grafik 4.1 Current ratio pada PT. Kimia Farma Plant Medan ... 42

Grafik 4.2 Working capital turnover pada PT. Kimia Farma Plant Medan ... 43

Grafik 4.3 Receivables turnover pada PT. Kimia Farma Plant Medan ... 45

Grafik 4.4 ROI pada PT. Kimia Farma Plant Medan ... 46

Grafik 4.5 Current ratio dengan ROI PT. Kimia Farma Plant Medan ... 49

Grafik 4.6 Working capital turnover dengan ROI PT. Kimia Farma Plant Medan ... 51

Grafik 4.7 Receivables turnover dengan ROI PT. Kimia Farma Plant Medan ... 53


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Rasio lancar (current ratio), rasio perputaran modal kerja

(working capital turnover), rasio perputaran piutang (re ceivables turnover) dan ROI pada PT. Kimia Farma Plant

Medan periode 2003-2007 ... 41 Tabel 4.2 Hasil Analisis Korelasi ... 47


(11)

ABSTRAK

Eviliana Siregar (2008). Analisis Hubungan Manajemen Modal Kerja dengan Rentabilitas pada PT. Kimia Farma Plant Medan. Dibimbing oleh Drs. Nakman Harahap Msi; Sekretaris Departemen Fakultas Ekonomi USU, Dra. Nisrul Irawati, MBA; Penguji I, Dra. Lisa Marlina, MSi dan Penguji II, Dr. Khaira Amalia F, SE, MBAAk.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis hubungan manajemen modal kerja (current ratio, working capital turnover dan receivables turnover) dengan rentabilitas pada PT. Kimia Farma Plant Medan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah manajemen modal kerja (current ratio, working capital turnover dan receivables turnover) memiliki hubungan yang signifikan dengan rentabilitas pada PT. Kimia Farma Plant Medan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik. Metode analisis deskriptif untuk menggambarkan modal kerja perusahaan yang diperoleh dari rasio- rasio keuangan. Metode analisis statistik meliputi analisis korelasi Pearson dan uji t dengan menggunakan alat bantu program SPSS versi 12.0.

Berdasarkan metode analisis deskriptif diperoleh bahwa pergerakan current ratio dan receivables turnover searah dengan ROI sedangkan working capital turnover pergerakannya tidak searah dengan ROI. Berdasarkan metode analisis statistik nilai koefisien korelasi current ratio sebesar 0,848 (rs = 0,848),

artinya current ratio memiliki hubungan yang positif dan tidak signifikan dengan ROI, nilai koefisien korelasi working capital turnover sebesar -0,980 (rs = -0,980),

artinya working capital turnover memiliki hubungan yang negatif dan signifikan dengan ROI, dan nilai koefisien korelasi receivables turnover sebesar 0,852 (rs = 0,852), artinya receivables memiliki hubungan yang positif dan tidak

signifikan dengan ROI.

Kata kunci : Manajemen Modal Kerja, Current Ratio, Working Capital Turnover, Receivables turnover Turnover, dan ROI.

 

         


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 

Perusahaan adalah organisasi yang mempunyai kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan dalam menjaga dan mengembangkan kelangsungan usahanya untuk mendapatkan laba yang optimal. Perusahaan yang berhasil sudah semestinya memiliki manajemen yang mampu untuk melihat kemungkinan dan kesempatan di masa yang akan datang, baik jangka pendek ataupun jangka panjang. Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang industri, dagang maupun jasa senantiasa dihadapkan dengan berbagai masalah, salah satunya adalah berkaitan dengan tersedianya dana untuk digunakan sebagai modal kerja.

Modal kerja merupakan dana yang disediakan oleh perusahaan untuk melakukan aktivitas operasionalnya yang meliputi current assets atau aktiva lancar

dan current liabilities atau hutang lancar (Sawir, 2005:129). Aktiva lancar

umumnya mencapai hampir 50% dan hutang lancar mencapai hampir 30% dari total financing (total pembelanjaan) sehingga pengelolaan modalkerja merupakan salah satu aspek penting dari keseluruhan financial management.

Perusahaan secara umum harus mempertahankan jumlah modal kerja yang menguntungkan yaitu jumlah aktiva lancar yang harus lebih besar daripada jumlah hutang lancar. Modal kerja yang dimiliki perusahaan harus mampu mewujudkan jumlah penjualan yang dikehendaki sekaligus mampu memenuhi kewajiban jatuh tempo dari perusahaan sehingga dapat mewujudkan laba dikehendaki sekaligus mampu pula mewujudkan atau mempertahankan posisi likuiditas perusahaan.


(13)

Pengelolaan modal kerja yang baik akan mendukung perusahaan dalam mencapai suatu keseimbangan dalam hal penyediaan dan penggunaan modal kerja. Modal kerja yang lebih kecil dari kebutuhan akan menimbulkan kerugian atau kehilangan kesempatan untuk memperoleh laba. Modal kerja yang jumlahnya terlalu besar dari yang dibutuhkan akan mengakibatkan terjadinya dana menganggur (idle money), sehingga tidak efisien dalam penggunaan dana. Jika perusahaan mampu mengelola modal kerja dengan baik, maka profitabilitas/ rentabilitas suatu perusahaan dapat ditingkatkan.

Profitabilitas atau rentabilitas perusahaan berhubungan dengan manajemen modal kerja perusahaan, karena manajemen modal kerja merupakan salah satu aspek terpenting dari keseluruhan manajemen pembelanjaan perusahaan. Rasio rentabilitas mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukkan dengan besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Salah satu alat ukur rentabilitas yang sering digunakan adalah ROI (Return On Investment). ROI merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan.

Industri farmasi merupakan industri di bidang penemuan, pengembangan, produksi, pengolahan, peracikan, dan distribusi obat. Perkembangan industri farmasi di Indonesia terutama di tahun 2006 semakin menurun karena

dipengaruhi oleh keadaan ekonomi negara yang tidak mendukung (www.wartaekonomi, 2007). Pertumbuhan industri melambat dan sebagian besar

perusahaan menurun kinerjanya. Menurut Anthony, Ketua Gabungan Pengusaha Farmasi Indonesia, penyebab lambatnya pertumbuhan industri farmasi akibat


(14)

adanya peraturan baru berupa labelisasi generik, penurunan harga obat dan labelisasi obat yang menyebabkan pembelian barang menjadi tertahan karena menunggu stok produk habis (www.tempointeraktif, 2006). Penurunan daya beli masyarakat, naiknya harga bahan baku impor, dan kurs mata uang juga menjadi penyebab turunnya penjualan obat.

Kimia Farma sebagai perintis dalam industri farmasi Indonesia merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir, yaitu : industri, marketing, distribusi, ritel, laboratorium klinik dan klinik kesehatan (www.kimiafarma, 2006). Hasil produksi yang di buat oleh pabrik farmasi perusahaan baik produk obat-obat kimia, formulasi dan herbal, dibagi dalam enam lini produksi yaitu etikal, obat bebas, generik, narkotika, lisensi dan bahan baku. Pada saat ini, Kimia Farma telah berkembang menjadi sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang kian memainkan peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat.

‐ 2.00  4.00  6.00  8.00  10.00  12.00  14.00  16.00  18.00 

2003 2004 2005 2006 2007

CURRENT RATIO

WORKING CAPITAL  TURNOVER

RECEIVABLES  TURNOVER RETURN ON  INVESTMENT

Sumber: Bagian Akuntansi dan Keuangan, (2008) diolah

Grafik 1.1

Current ratio, Working capital turnover, Receivables turnover dan ROI PT. Kimia Farma Plant Medan periode 2003- 2007


(15)

Grafik 1.1 menunjukkan bahwa pergerakan current ratio pada PT. KImia Farma Plant Medan selalu searah dengan ROI. Misalnya pada tahun 2004 dan 2006 ROI mengalami penurunan hingga mencapai 0,52 dan 0,21 demikian juga dengan current ratio yang turun pada hingga mencapai 15,55 dan 1,66. Menurut teori Van Horne & Wachowicz (2005:313) profitabilitas berbanding terbalik dengan likuiditas. Tentunya pergerakan current ratio dengan ROI dalam grafik tersebut tidak sesuai dengan teori Van Horne & Wachowicz, karena current ratio yang merupakan bagian dari likuiditas tidak bergerak searah dengan ROI. Fluktuasi rasio modal kerja dan ROI pada Grafik 1.1 yang selalu mengalami kenaikan/ penurunan yang drastis tersebut tentunya berpengaruh bagi kinerja perusahaan dan keefektifan manajemen secara keseluruhan khususnya manajemen modal kerja perusahaan yang ditunjukkan dengan besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Hubungan Manajemen Modal Kerja dengan Rentabilitas pada PT. Kimia Farma Plant Medan”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang diuraikan sebelumnya, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah manajemen modal kerja (current ratio, working capital turnover dan receivables turnover) memiliki hubungan yang signifikan dengan rentabilitas pada PT. Kimia Farma Plant Medan? ”.


(16)

C. Kerangka Konseptual

Menurut Sugiyono (2003:49) kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Variabel ini disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan.

Modal kerja mengandung dua pengertian pokok yaitu gross working capital yang merupakan total dari aktiva lancar dan net working capital yang merupakan selisih antara aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Aktiva lancar harus lebih besar daripada hutang lancar yang secara umum paling tidak berbanding 2:1 dan net working capital paling tidak 1:1. Hal ini dimaksudkan sebagai jaminan kemampuan perusahaan untuk membayar kebutuhan-kebutuhan jangka pendek atau kewajiban finansial jangka pendek berupa hutang- hutang.

Menurut Martono dan Harjito (2001:71), modal kerja dapat dibagi dalam 3 konsep, yaitu: konsep kuantitatif, konsep kualitatif dan konsep fungsional. Modal kerja dalam konsep kualitatif, merupakan sebagian dari aktiva lancar yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya (Sawir, 2005:130). Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya dan akan menghadapi masalah likuiditas.

Rasio lancar (current ratio) adalah ratio yang paling umum digunakan untuk menganalisa posisi modal kerja suatu perusahaan (Syahyunan, 2004:36). Current ratio merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Perputaran modal kerja (working capital turnover) menunjukkan hubungan modal kerja dengan penjualan. Semakin tinggi perputaran modal kerja semakin kecil dana yang tertanam dalam modal kerja untuk mencapai penjualan tertentu


(17)

yang telah ditetapkan. Perputaran piutang (receivables turnover) yang dimiliki suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah penjualan kredit. Semakin tinggi tingkat perputaran piutang berarti semakin cepat dana yang diinvestasikan pada piutang dagang dapat ditagih menjadi uang tunai begitu juga sebaliknya.

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Riyanto, 2001: 35).

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa variabel receivables turnover, working capital turnover, dan total assets turnover mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap kemampulabaan perusahaan sedangkan variabel current ratio tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kemampulabaan (ROI) perusahaan.

Kerangka konseptual yang menjadi dasar penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sumber : Martono dan Harjito(2001), Riyanto(2001), Syahyunan(2004), Sawir(2005), diolah Gambar1.1 : Kerangka Konseptual

Indikator Manajemen Modal Kerja 1. Current ratio (X1)

2. Working capital turnover (X2)

3. Receivables turnover (X3)

Rentabilitas (Y)


(18)

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti mengajukan hipotesis bahwa:

” Manajemen modal kerja (current ratio, working capital turnover dan receivables turnover) memiliki hubungan yang signifikan dengan rentabilitas pada PT. Kimia Farma Plant Medan”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan manajemen modal kerja (current ratio, working capital turnover dan receivables turnover) dengan rentabilitas pada PT. Kimia Farma Plant Medan.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dilaksanakannya penelitian adalah sebagai berikut: a. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan modal kerja.

b. Bagi Pihak Lain

Sebagai referensi atau sumbangan pemikiran bagi pihak lain, terutama bagi mahasiswa manajemen yang mengambil konsentrasi keuangan untuk tujuan penelitian selanjutnya khususnya mengenai modal kerja.


(19)

c. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang keuangan, dan memberi kesempatan kepada penulis untuk menerapkan teori yang telah didapatkan di perkuliahan terutama mengenai modal kerja.

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional

Batasan operasional yang penulis tetapkan untuk menghindari ketidakakuratan data dalam membahas dan menganalisis permasalahan, yaitu:

a. Ruang lingkup permasalahan dari penelitian hanya menganalisis hubungan manajemen modal kerja (current ratio, working capital turnover dan receivables turnover) dengan rentabilitas pada PT. Kimia Farma Plant Medan.

b. Laporan keuangan perusahaan yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan selama periode tahun 2003- 2007.

c. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Korelasi Pearson.

2. Defenisi Operasional Variabel

Operasional dan pengukuran variabel merupakan penjelasan mengenai pengertian teoritis dan pengukuran variabel sehingga dapat diamati dan diukur yang terdiri dari:


(20)

a. Rasio lancar (current ratio)

Rasio lancar merupakan ukuran paling umum yang digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo utang (Sawir, 2005: 144).

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Current ratio =

s Liabilitie Current

Assets Current

Current ratio yang rendah biasanya menunjukkan masalah dalam likuiditas. Suatu perusahaan yang rasio lancarnya terlalu tinggi juga kurang baik, karena menunjukkan banyaknya dana yang menganggur (idle money) yang pada akhirnya dapat mengurangi laba perusahaan.

b. Perputaran modal kerja (working capital turnover)

Rasio ini mengukur aktivitas bisnis terhadap ketentuan aktiva lancar atas kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja (Sawir, 2005: 151).

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Working capital turnover =

Capital Working

Net

Sales

c. Perputaran piutang (receivables turnover)

Perputaran piutang menunjukkan berapa kali piutang dapat berputar menjadi kas yang berkaitan dengan periode terikatnya modal kerja dalam piutang (Sawir, 2005: 150).


(21)

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Receivables Turnover = 

s receivable Average

Sales

Tinggi rendahnya receivables turnover mempunyai efek yang langsung terhadap besar besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Semakin tinggi turnover-nya berarti semakin pendek waktu terikatnya modal dalam piutang.

d. Return On Investment (ROI)

Rasio rentabilitas dalam hubungannya dengan investasi adalah ROI (Return On Investment). ROI atau sering disebut juga Return On Total Assets merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva (Kuswadi, 2004: 191).

ROI dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

ROI

=

x100%

Assets Total

EAT

ROI merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan.

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Kimia Farma Plant Medan yang bertempat di Jl. Medan Tanjung Morawa KM. 9 Medan. Waktu penelitian mulai dari Maret sampai dengan Juni 2008.


(22)

4. Jenis Data

Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro,2003:127).

Data sekunder yang digunakan penulis yaitu:

a. Laporan keuangan tahunan perusahaan (laporan neraca dan laba rugi tahun 2003 sampai dengan tahun 2007).

b. Sejarah singkat perusahaan c. Struktur organisasi perusahaan

d. Literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan topik bahasan dalam penelitian.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut:

a. Teknik wawancara yaitu penulis melakukan komunikasi langsung melalui tanya jawab dengan pihak terkait pada perusahaan untuk menanyakan dan mempelajari dokumen- dokumen yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti, juga untuk memperoleh keterangan lebih lanjut sebagai pendukung data sekunder.

b. Teknik dokumentasi, dilakukan dengan mengumpulkan laporan dokumen- dokumen, catatan- catatan dan informasi lainnya dari perusahaan.


(23)

6. Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan tahap – tahap sebagai berikut: a. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah suatu metode dimana data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis kemudian diinterpretasikan sehingga diperoleh gambaran yang sebenarnya. Dalam penelitian ini data yang dideskriptifkan berupa gambaran modal kerja perusahaan yang diperoleh dari rasio- rasio keuangan perusahaan.

b. Metode Analisis Statistik

1) Analisis Korelasi Pearson

Metode ini digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antar variabel X dan Y. Keeratan hubungan antara dua variabel tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi (r). Menurut Suharyadi dan Purwanto (2004:89) koefisien korelasi Pearson dapat dihitung dengan rumus:

r =

 

  ] ) ( ) ( [ ] ) ( ) ( [ ) ( ) ( ) ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n Dimana:

r = nilai koefisien korelasi

 

X   = jumlah pengamatan variabel X

Y = jumlah pengamatan variabel Y

XY = jumlah pengamatan variabel X dan Y

2

X = jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X

 

2

X


(24)

2

Y = jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y

 

2

Y = jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel Y n = jumlah pasangan pengamatan X dan Y

Penulis menggunakan alat bantu program SPSS versi 12.0 untuk menghitung koefisien korelasi Pearson. Nilai koefisien korelasi mendekati -1 atau +1 menyatakan bahwa hubungan kedua variabel adalah kuat atau korelasi kedua variabel tinggi. Tanda positif (+) menunjukkan arah hubungan dua variabel yang searah sedangkan tanda negatif (-) menunjukkan arah hubungan dua variabel yang tidak searah. Apabila nilai r mendekati 0, hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau mungkin tidak ada sama sekali (Suharyadi dan Purwanto, 2004:89).

Menurut Ghozali (2005: 182) apabila tingkat signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari koefisien korelasi maka terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y dan sebaliknya.

2) Uji statistik t

Pengujian ini dilakukan untuk menguji signifikansi dari koefisien korelasi Pearson yang diperoleh. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai daripada thitung (Sugiyono, 2004:185) adalah:

t = r

2

1 2 r n



Bentuk pengujian:

H0: t= 0, artinya tidak ada hubungan yang signifikan dari manajemen

modal kerja dengan rentabilitas.

H1: t≠ 0, artinya terdapat hubungan yang signifikan dari manajemen


(25)

Peneliti selanjutnya akan melakukan uji signifikan dengan membandingkan tingkat signifikan α (alpha) 1% dan derajat kebebasan (n-k) dengan thitung yang diperoleh.

H0 diterima jika -ttabel≤ thitung≤ ttabel


(26)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Peneliti Terdahulu

Sinaga (2006) melakukan penelitian dengan judul ” Analisis Hubungan Manajemen Modal Kerja terhadap Kemampulabaan pada PT (Persero) Angkasa Pura II Medan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan analisis Korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel receivables turnover, working capital turnover, dan total assets turnover mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap kemampulabaan perusahaan sedangkan variabel current ratio tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kemampulabaan perusahaan.

Firnady (2007) melakukan penelitian dengan judul ”Analisis Hubungan Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada PT. Pola Indah Gas Medan”. Pengujian dilakukan dengan menggunakan analisis Korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel working capital turnover, total assets turnover, current ratio mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap profitabilitas sedangkan variabel receivables turnover tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.

B. Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu (Martono dan Harjito, 2001: 51). Menurut Syamsudin (2004: 37) analisa laporan keuangan pada dasarnya merupakan


(27)

perhitungan ratio- ratio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini dan kemungkinannya di masa depan.

Laporan keuangan secara garis besar dibedakan menjadi empat macam yaitu laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan aliran kas. Laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan laba rugi dari suatu perusahaan, apabila disusun secara akurat dan baik dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun waktu tertentu.

Laporan keuangan yang baik dan akurat dapat menyediakan informasi yang berguna antara lain:

a. Pengambilan keputusan investasi b. Keputusan pemberian kredit c. Penilaian aliran kas

d. Penilaian sumber- sumber ekonomi e. Melakukan klaim terhadap sumber dana

f. Menganalisis perubahan yang terjadi terhadap sumber dana g. Menganalisis penggunaan dana

Analisis laporan keuangan yang banyak digunakan adalah analisis tentang rasio keuangan. Berdasarkan sumber analisis, rasio keuangan dapat dibedakan:

1. Perbandingan internal (internal comparison), yaitu membandingkan rasio pada saat ini dengan rasio pada masa lalu dan masa yang akan dating dalam perusahaan yang sama.


(28)

2. Perbandingan eksternal (external comparison) dan sumber- sumber rasio industri, yaitu membandingkan rasio perusahaan dengan perusahaan sejenis atau dengan rata- rata industri pada saat yang sama.

C. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan menurut Berstein dalam Harahap (2004: 18) adalah sebagai berikut:

1. Screening

Analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan dari laporan keuangan tanpa pergi ke lapangan secara langsung.

2. Understanding

Memahami perusahaan, kondisi keuangan dan hasil usahanya. 3. Forecasting

Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang.

4. Diagnosis

Analisis dimaksudkan untuk mendiagnosis kondisi keuangan perusahaan.

5. Evaluating

Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan.


(29)

D. Pengertian Modal Kerja

Sawir (2005: 129) mengutip defenisi modal kerja yang dikemukakan oleh Burton A.Kolb , yaitu :

“ Modal kerja adalah investasi perusahaan dalam aktiva jangka pendek atau lancar, termasuk di dalamnya kas, sekuritas, piutang, persediaan, dan dalam beberapa perusahaan biaya dibayar di muka”.

Sundjaja dan Berlian (2002: 155) mendefinisikan modal kerja sebagai aktiva lancar yang mewakili bagian dari investasi yang berputar dari satu bentuk ke bentuk lainnya dalam melaksanakan suatu usaha atau kas, surat- surat berharga yang mudah diuangkan (giro,cek, deposito), piutang dagang dan persediaan yang tingkat perputarannya tidak melebihi satu tahun atau jangka waktu normal perusahaan.

Berdasarkan pengertian aktiva jangka pendek, maka modal kerja terdiri dari aktiva lancar. Aktiva lancar yang utama adalah kas, piutang, dan persediaan. Mengelola modal kerja berarti mengelola aktiva lancar. Aktiva lancar biasanya dikaitkan dengan utang lancar. Oleh karena itu, dalam memahami modal kerja berkaitan pula dengan utang lancar.

Modal kerja merupakan salah satu aspek terpenting dari keseluruhan manajemen pembelanjaan perusahaan. Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membiayai operasinya sehari-hari, misalkan untuk memberikan persekot pembelian bahan mentah, membayar upah buruh, gaji pegawai, dan sebagainya, dimana uang atau dana yang telah dikeluarkan tersebut diharapkan dapat kembali lagi masuk ke dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya. Perusahaan harus mampu mempertahankan tingkat modal tertentu bila tidak maka perusahan mungkin akan berada dalam keadaan


(30)

illikuid (tidak mampu membayar kewajiban-kewajibannya yang sudah jatuh tempo), bahkan mungkin harus dilikuidasi. Kesimpulannya, modal kerja adalah nilai aktiva atau harta yang dapat segera dijadikan uang kas yang digunakan perusahaan untuk kegiatan operasional sehari-hari.

E. Konsep Modal Kerja

Menurut Martono dan Harjito (2001: 71), modal kerja terdiri dari beberapa konsep yaitu:

a. Konsep Kuantitatif

Modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar, atau disebut juga modal kerja kotor (gross working capital). Umumnya elemen- elemen dari modal kerja kuantitatif meliputi kas, surat- surat berharga, piutang dan persediaan.

b. Konsep Kualitatif

Modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, atau disebut modal kerja bersih ( net working capital ).

c. Konsep Fungsionil

Konsep ini mendasarkan fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (income). Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada sebagian dana yang digunakan dalam suatu periode akuntansi tertentu yang seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan bagi periode tersebut (current income), dan ada


(31)

sebagian dan lain yang juga digunakan selama periode tersebut tetapi tidak seluruhnya digunakan untuk menghasilkan current income.

F. Manajemen Modal Kerja

Manajemen modal kerja mendasari 2 keputusan penting perusahaan, yaitu: a.Tingkat optimal dari investasi pada aktiva lancar.

b.Perpaduan yang sesuai antara pembiayaan jangka pendek dan jangka panjang digunakan untuk mendukung investasi pada aktiva lancar (Van Horne, 2005:309 )

Keputusan ini dipengaruhi oleh trade off atau timbal balik yang harus dibuat antar tingkat kemampuan memperoleh laba dan resiko. Mengurangi tingkat investasi aktiva lancar, namun masih mampu mendukung penjualan, akan meningkatkan pengembalian perusahaan pada total aktiva. Jika biaya eksplisit dari pembiayaan jangka pendek lebih sedikit daripada untuk jangka menengah dan jangka panjang, maka semakin besar proporsi hutang jangka pendek terhadap total hutang akan mempertinggi tingkat kemampuan memperoleh laba perusahaan.

Sasaran yang ingin dicapai dari manajemen modal kerja adalah:

a. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar sehingga tingkat pengembangan investasi marginal adalah sama atau lebih besar dari biaya modal yang digunakan membiayai aktiva-aktiva lancar tersebut.

b. Meminimalkan dalam jangka panjang biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar.


(32)

c. Pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan dana dari sumber utang, sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi kewajiban keuangannya ketika jatuh tempo (Syahyunan, 2004:36).

Menurut Sawir (2005:134) modal kerja yang cukup akan memberikan keuntungan bagi perusahaan, antara lain:

a. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai aktiva lancar.

b. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membayar semua kewajiban tepat pada waktunya.

c. Memungkinkan perusahaan untuk dapat memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk dapat melayani para konsumennya.

d. Memungkinkan perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para langgannya.

e. Lebih efisien karena tidak adanya kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan

Pentingnya manajemen modal kerja antara lain sebagai berikut :

a. Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar waktu manajer tersita untuk kegiatan operasi perusahaan dari hari ke hari, yang kurang lebih dapat diartikan sebagai manajemen modal kerja.

b. Lebih separuh dari total aktiva perusahaan merupakan aktiva lancar. Sebagai bagian investasi yang besar dan mudah diuangkan, maka aktiva lancar memerlukan perhatian yang seksama dari manajer keuangan, karena bagaimanapun aktiva lancar mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menjalankan bisnis.


(33)

c. Keburukan dalam manajemen aktiva lancar dapat mengakibatkan kegagalan perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan pengambilan keputusan strategi dan investasi yang tepat terhadap aktiva modal.

d. Adanya hubungan yang langsung antara pertumbuhan penjualan dengan kebutuhan untuk membiayai aktiva lancar. Peningkatan penjualan akan membutuhkan tambahan persediaan, dan mungkin juga tambahan kas. Investasi aktiva lancar memiliki waktu yang relatif singkat dalam pengambilan keputusan.

e. Dalam memberikan kredit, kreditur sangat memperhatikan bagaimana perusahaan mengelola aktiva lancarnya. Kegagalan dalam mengelolanya akan mempengaruhi perusahaan.

G. Jenis Modal Kerja

Riyanto (2001 : 61) mengutip pendapat Taylor membagi modal kerja menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :

1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital) yaitu modal kerja yang harus tetap ada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja ini dapat dibedakan dalam :

a. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital) yaitu modal kerja yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kelancaran usahanya.

b. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital) yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal. Pengertian “normal” di sini adalah dalam artian yang dinamis.


(34)

2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja ini dapat dibedakan antara :

a. Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan fluktuasi musim.

b. Modal Kerja siklis (Cyclical Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan fluktuasi konyungtur.

c. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital) yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak).

H. Kebijakan Modal Kerja

Menurut Martono dan Harjito (2001:75) ada tiga tipe kebijakan modal kerja yang digunakan oleh perusahaan, yaitu:

1. Kebijakan Konservatif

Kebijakan modal kerja konservatif merupakan manajemen modal kerja yang dilakukan secara hati- hati. Pada kebijakan konservatif ini modal kerja permanen dan sebagian modal kerja variabel dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang, sedangkan sebagian modal kerja variabel lainnya dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek.

2. Kebijakan Agresif

Pada kebijakan ini sebagian modal kerja permanen dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang, sedangkan sebagian modal kerja


(35)

permanen dan modal kerja variabel dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek.

3. Kebijakan Moderat

Pada kebijakan ini aktiva yang bersifat tetap yaitu aktiva tetap dan modal kerja permanen dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang, sedangkan modal kerja variabel dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek.

I. Kebutuhan Modal Kerja

Berkurang atau berlebihnya modal kerja akan dapat mengurangi peluang yang terbuka bagi perusahaan untuk meningkatkan kemampulabaan modal sendiri. Besar kecilnya kebutuhan modal kerja terutama tergantung kepada dua faktor, yaitu :

a. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja, dan b. Pengeluaran kas rata-rata setiap harinya (Riyanto, 2001:64)

Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja adalah merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode-periode yang meliputi jangka waktu pemberian kredit beli, lama penyimpanan bahan mentah di gudang, lamanya proses produksi, lamanya barang jadi disimpan di gudang, dan jangka waktu penerimaan piutang, sedangkan pengeluaran setiap harinya adalah untuk keperluan pembelian bahan mentah, bahan pembantu, pembayaran upah buruh, dan biaya-biaya pengeluaran lainnya.


(36)

J. Pengertian Rentabilitas

Istilah rentabilitas memiliki makna yang sama dengan kemampulabaan atau profitabilitas. Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain, rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Riyanto, 2001:35). Van Horne & Wachowicz (2000:149) mengatakan bahwa rentabilitas/ profitabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba (profit) selama periode tertentu dengan menggunakan aktiva atau modal baik modal secara keseluruhan maupun modal sendiri.

Rasio rentabilitas atau profitabilitas memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan. Rasio ini akan memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas pengelolaan perusahaan dalam menghasilkan laba. Pada perusahaan masalah rentabilitas umumnya lebih penting daripada laba, karena laba yang besar bukanlah merupakan ukuran bahwa perusahaan telah bekerja secara efisien. Efisiensi perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut, atau dengan menghitung rentabilitasnya.

Suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan menguntungkan atau profitable. Tanpa adanya keuntungan akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Para kreditur, pemilik perusahaan terutama sekali pihak manajemen perusahaan akan berusaha meningkatkan keuntungan ini.

Sehubungan dengan sumber modal tersebut, menurut Riyanto (2001: 36), rentabilitas perusahaan dapat diukur dengan cara:


(37)

1. Rentabilitas Ekonomi

Istilah rentabilitas ekonomi dikenal juga dengan istilah Return On Asset atau Earning Power. Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba bersih dengan kekayaan yang dipergunakan untuk menghasilkan laba dan dinyatakan dalam persentase.

2. Rentabilitas Modal Sendiri

Rentabilitas modal sendiri atau ROE adalah perbandingan antara laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lain pihak. Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan.

Menurut Van Horne & Wachowicz (2005: 152) rentabilitas terdiri dari dua jenis yaitu rasio yang menunjukkan laba dalam hubungannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan laba dalam hubungannya dengan investasi. Rasio rentabilitas dalam hubungannya dengan penjualan dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Gross Profit Margin

Merupakan perbandingan antara penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan dengan penjualan bersih atau rasio antara laba kotor dengan penjualan bersih.

2. Net Profit Margin

Merupakan ukuran keuntungan penjualan perusahaan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan. Margin ini


(38)

menunjukkan perbandingan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih.

Rasio rentabilitas dalam hubungannya dengan investasi adalah ROI (Return On Investment). ROI atau sering disebut juga Return On Total Assets merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Rasio ini memberikan ukuran atas rentabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan (Darsono dan Ashari, 2005: 57).

ROI dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

ROI

=

Assets Total

Tax After Earning


(39)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah PT. Kimia Farma

Kimia Farma berdiri tahun 1817 dengan nama NV. Chemicalien Handel Rathkamp & Co. Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi eks perusahaan-perusahaan Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan-perusahaan farmasi menjadi PNF Bhinneka Kimia Farma. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971 bentuk hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas, menjadi PT. Kimia Farma (Persero). Sejak tanggal 4 Juli 2001 Kimia Farma tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

PT. Kimia Farma didukung oleh 6 unit produksi farmasi yang tersebar di Jakarta, Bandung, Semarang, Watudakon- Jatim dan juga Tanjung Morawa – Medan. Keenam pabrik ini telah memenuhi syarat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Dengan dukungan kuat Riset & Pengembangan, segmen usaha yang dikelola oleh perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional, yodium, kina dan produk-produk turunannya, serta minyak nabati.

1. Plant Jakarta memproduksi sediaan tablet, tablet salut, kapsul, granul,

sirop kering, suspensi/sirop, tetes mata, krim, antibiotika dan injeksi. Unit ini merupakan satu-satunya pabrik obat di Indonesia yang mendapat tugas dari pemerintah untuk memproduksi obat golongan narkotika. Industri formulasi ini telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ISO-9001.

2. Plant Bandung memproduksi bahan baku kina dan turunan-turunannya,


(40)

produksi ini telah mendapat US-FDA Approval. Selain itu, Plant Bandung juga memproduksi tablet, sirup, serbuk, dan produk kontrasepsi Pil Keluarga Berencana. Unit produksi ini telah menerima sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ISO-9002.

3. Plant Semarang mengkhususkan diri pada produksi minyak jarak, minyak

nabati dan kosmetika (bedak). Untuk menjamin kualitas hasil produksi, unit ini secara konsisten menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001 serta telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan US-FDA Approval.

4. Plant Watudakon di Jawa Timur merupakan satu-satunya pabrik yang

mengolah tambang yodium di Indonesia. Unit ini memproduksi yodiurn dan garam-garamnya, bahan baku ferro sulfat sebagai bahan utama pembuatan tablet besi untuk obat tambah darah, dan kapsul lunak Yodiol yang merupakan obat pilihan untuk pencegahan gondok. Plant Watudakon juga mempunyai fasilitas produksi formulasi seperti tablet, tablet salut, kapsul lunak, salep, sirop clan cairan obat luar/dalam. Unit ini telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), ISO-9002 dan ISO-14001.

5. Plant Tanjung Morawa di Medan, Sumatera Utara, dikhususkan untuk

memasok kebutuhan obat di wilayah Sumatera. Produk yang dihasilkan oleh pabrik yang telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) ini meliputi sediaan tablet, krim dan kapsul.

Hasil produksi yang di buat oleh pabrik farmasi perusahaan baik produk obat-obat kimia, formulasi dan herbal, dibagi dalam enam lini produksi yaitu:


(41)

1. Etikal (produk/ obat yang hanya bisa dibeli dengan menggunakan resep dokter, misalnya alergin, asmacare, fungoral virules dan lain- lain .)

2. Obat bebas (produk/ obat yang yang dapat dibeli secara bebas di pasaran, misalnya parasetamol, salisil, dan lain- lain)

3. Generik misalnya antalgin, hydrocortison, betametason, ctm dan lain- lain. 4. Narkotika (produk/ obat yang hanya digunakan dalam keperluan medis) 5. Lisensi (produk/ obat yang diproduksi oleh perusahaan asing namun

didistribusikan oleh perusahaan domestik) 6. Bahan baku

Kimia Farma di Indonesia memelopori pengembangan obat tradisional dan telah lama memproduksi serta memasarkannya. Kimia Farma melakukan pengembangan obat tradisional secara ilmiah, misalnya memperbaiki cara penyemaian, penanaman dan teknologi produksinya. Disamping itu juga melakukan perbaikan kualitas, keamanan dan khasiat. Hal itu dikarenakan prospek obat tradisional yang cukup baik dilihat dari kecenderungan yang kuat dari masyarakat untuk memakai obat tradisional sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kesehatan tubuhnya.

PT. Kimia Farma Tbk memiliki visi dan misi yang menjadi motivasi perusahaan untuk lebih maju, yaitu sebagai berikut:

Visi yaitu menjadi perusahaan farmasi utama di Indonesia dan berdaya saing di pasar global.


(42)

Misi

a.Menyediakan, mengadakan dan menyalurkan sediaan farmasi, alat kesehatan dan jasa kesehatan lainnya yang berkualitas dan bernilai tambah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

b.Mengembangkan bisnis farmasi dengan cara meningkatkan nilai perusahaan untuk kepentingan pemegang saham dan pihak lain yang berkepentingan tanpa meninggalkan prinsip - prinsip “good corporate governance”.

c.Mengembangkan sumber daya manusia perusahaan untuk meningkatkan kompetensi dan komitmen guna pengembangan perusahaan serta dapat berperan aktif dalam pengembangan industri farmasi.

B. Struktur Organisasi PT. Kimia Farma Medan

Adapun struktur organisasi PT. Kimia Farma Medan dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut:


(43)

Sumber: PT.Kimia Farma Medan

Gambar 3.1: Struktur Organisasi PT. Kimia Farma Plant Medan

PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk. PLANT MEDAN

STRUKTUR ORGANISASI PLANT MEDAN

Manager PLANT MEDAN

- - - - -- -- - --- - - - --- --- - - -- --- -- --- - -

----Asisten Manager ||

|

PRODUKSI PENGELOLAAN MUTU |

| | --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- |

Supervisor |

||

TABLET & KAPSUL PEMASTIAN MUTU PENGOLAHAN ADMINISTRASI |

PROSES PRODUKSI DATA & INFORMASI PERSONALIA || || |

KRIM / SALEP PEMASTIAN MUTU PEMBELIAN AKUNTANSI |

PENUNJ. PROSES PRODUKSI ||

|| |

PENGEMASAN PENYIMPANAN KEUANGAN |

TEKNIK & PEMELIHARAAN PROSES PRODUKSI

UMUM & RUMAH TANGGA PROSES PRODUKSI PERENCANAAN PRODUKSI &

PENGENDALIAN INVENTORI

PENGENDALIAN PRODUKSI INVENTORI PERENCANAAN PRODUKSI


(44)

1. Kepala Bagian Perencanaan Produksi dan Pengendalian Inventori

Tugas Kepala Bagian Perencanaan Produksi dan Pengendalian Inventori

a. Pemantauan perencanaan jadwal produksi serta penyusunan kebutuhan bahan baku, dan bahan pengemas.

b. Pendataan kebutuhan bahan baku dan bahan pengemas berdasarkan pesanan obat jadi dan persefdiaan bahan baku dan bahan pengemas serta produk antara

dan produk ruahan.

c. Pendataan dan evaluasi HJP (Harga Jual Produk) obat jadi berdasarkan harga

bahan baku dan bahan pengemas.

d. Penyusuan laporan bulanan triwulan dan semester persediaan penggunaan bahan dan penjualan obat jadi.

e. Penyusunan konsep surat menyurat yang meliputi rencana kebutuhan dan penyediaan bahan serta pendataan pesanan obat jadi. f. Pengusulan pengadaan, pengembangan, pembinaan serta pelaksanaan

penilaian pegawai dilingkungan Seksi Perencanaan Bahan.

g. Penyelenggaraan administrasi di lingkungan Seksi Perencanaa Bahan.

h. Pengusulan dan penerapan Rencana Kerja (RK) dilingkungan Seksi

Perencanaan Bahan.

i. Pengusulan investasi dan rehabilitasi sarana kerja dilingkungan Seksi Perencanaan Bahan.

j. Penggunaan dan pemeliharaan inventaris perusahaan dilingkungan Seksi Perencanaan Bahan.


(45)

2. Kepala Bagian Produksi

Tugas Kepala Bagian Produksi

a. Penyajian rencana kebutuhan, jadwal produksi dan hasil pengawasan kegiatan

produksi.

b. Penetapan sistem dan prosedur kerja baku, proses produksi, penggunaan mesin dan peralatan produksi sesuai dengan CPOB ( Cara Pembuatan Obat Yang Baik ).

c. Penyajian laporan hasil produksi perhitungan rendemen obat jadi.

d. Pengusulan pengadaan, pengembangan, pembinaan serta pelaksanaan penilaian pegawai di lingkungan bagian produksi.

e. Pemantauan penyelenggaraan administrasi di lingkungan bagian produksi.

f. Pengusulan dan penerapan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan

( RKAP ).

g. Pengusulan investasi dan rehabilitasi di lingkungan bagian produksi.

h. Penggunaan dan pemeliharaan inventaris perusahaan di lingkungan bagian

produksi.

i. Penyelenggaraan koordinasi dan konsultasi yang dianggap perlu dalam penyajian rencana kebutuhan, jadual produksi dan hasil produksi, perhitungan rendemen produksi maupun pembinaan tenaga kerja, penggunaan sarana kerja dan anggaran di lingkungan bagian produksi, baik pihak intern maupun dengan unit kerja lain di lingkungan PT.Kimia Farma ( Persero ) Tbk. dan pihak ketiga.

j. Penyusunan konsep peraturan / ketetapan dan ketentuan lain yang dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan kegiatan produksi.


(46)

Kepala Bagian Produksi membawahi beberapa bagian yaitu: a. Koordinator teknis tablet/ kapsul

Koordinator teknis kapsul merencanakan, menata, melaksanakan, mengawasi kegiatan produksi tablet / kapsul serta pemantauan

pengambilan bahan baku, penimbangan/pengukuran dan pendataan bahan baku maupun penyusunan laporan hasil produksi serta pembinaan tenaga kerja dan pengawasan penggunaan sarana kerja dilingkungan Seksi

Tablet/Kapsul.

b. Koordinator teknis krim/ salep

Koordinator teknis krim merencanakan, menata, melaksanakan, mengawasi kegiatan produksi krim/obat luar serta pemantauan

pengambilan bahan baku, penimbangan/pengukuran dan pendataan bahan baku maupun penyusunan laporan hasil produksi serta pembinaan tenaga kerja dan pengawasan penggunaan sarana kerja dilingkungan Seksi

Krim/Obat Luar.

c. Koordinator teknis pengemasan

Koordinator teknis pengemasan merencanakan, menata, melaksanakan dan mengawasi kegiatan pengemasan primer dan pengemasan sekunder serta pemantauan dan penandaan bahan kemasan, pemantauan penerimaan Produk Ruahan, penyimpanan sementara serta pengeluaran produk jadi, penyajian laporan harian hasil pengemasan serta pembinaan tenaga kerja maupun pengawasan penggunaan sarana kerja di lingkungan Seksi Pengemasan.


(47)

Disamping ketiga bagian tersebut, terdapat beberapa bagian di luar bagian produksi yang juga bertanggungjawab pada kepala unit produksi, yaitu:

a. Koordinator teknis pengadaan bahan baku atau pembelian b. Koordinator teknis gudang

c. Koordinator pemeliharaan dan energi

3. Kepala Bagian Pemastian Mutu

Tugas Kepala Bagian Pemastian Mutu

a. Pemantauan pemeriksaan bahan baku, bahan pengemas, dan produk dalam proses.

b. Pemantauan pendataan dan inventarisasi bahan baku, bahan pengemas dan produk dalam proses yang harus diperiksa.

c. Pemantauan pemanfaatan sarana pemeriksaan bahan baku, bahan pengemas, dan pemeriksaan produk dalam proses.

d. Penyiapan laporan hasil pemantauan kegiatan pemeriksaan bahan baku, bahan

pengemas, dan produk dalam proses.

e. Penyusunan konsep surat menyurat yang meliputi kegiatan pemeriksaan bahan baku, bahan pengemas, dan produk dalam proses.

f. Pengusulan pengadaan, pengembangan, serta pembinaan pegawai untuk memperlancar pemeriksaan bahan baku, bahan pengemas, dan produk dalam proses.


(48)

4. Akuntansi dan Keuangan

Bagian akuntansi dan keuangan terdiri dari 3 sub divisi, yaitu: a. Koodinator teknis administrasi dan personalia

Koodinator teknis administrasi dan personalia bertanggung jawab kepada koordinator akuntansi dan keuangan dan memiliki tugas sebagai berikut:

1) Pemantauan dan penyusunan daftar komposisi pegawai serta kedisiplinan pegawai berdasarkan data absensi, menyiapkan data tegoran tertulis bagi pegawai yang melanggar disiplin dan Peraturan Perusahaan.

2) Pemantauan dan penyusunan daftar gaji, iuran Jamsostek, perhitungan serta pelaporan pajak penghasilan pegawai.

3) Penyusunan dan pemeliharaan arsip data kepegawaian, daftar pembayaran gaji serta pendapatan lainnya.

4) Penyiapan kartu pegawai dan pendataan kehadiran pegawai serta konduite

pegawai.

5) Menyiapkan usulan pegawai yang akan diusulkan untuk kenaikan golongan, promosi jabatan dan mutasi pegawai.

6) Pembuatan konsep surat menyurat yang berhubungan dengan kepegawaian dilingkungan Umum/Rt & Personalia.

7) Pengusulan pengadaan, pengembangan SDM pegawai, serta pelaksanaan penilaian dan pembinaan pegawai dilingkungan Umum/Rt dan Personalia. 8) Penyelenggaraan administrasi dilingkungan Umum/Rt dan Personalia. 9) Pengusulan dan penerapan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan


(49)

10)Pengusulan investasi dan rehabilitasi sarana kerja di lingkungan Umum/Rt

dan Personalia.

11)Penggunaan dan pemeliharaan inventaris perusahaan dilingkungan Umum/Rt dan Personalia.

12)Pemantauan keamanan, pemeliharaan kebersihan lingkungan Perusahaan, pengawasan dan transportasi kendaraan dinas roda 2 (dua) dan roda 4 ( empat ) termasuk personilnya.

b. Koordinator teknis akuntansi

Koodinator teknis akuntansi bertanggung jawab kepada koordinator akuntansi dan keuangan dan memiliki tugas sebagai berikut:

1) Penerapan peraturan / instruksi sistem prosedur akuntansi yang diterapkan

di perusahaan.

2) Pencatatan pengeluaran/penerimaan kas, bank dengan sarana jurnal kas/ bank yang menghasilkan (output) buku harian kas dan bank.

3) Pencatatan barang masuk dengan sarana Nomor Barang Masuk di jurnal yang menghasilkan Buku Penerimaan Barang.

4) Pencatatan pembelian barang dengan sarana faktur-faktur yang diterima dari leveransir di jurnal yang menghasilkan Buku Pembelian.

5) Pencatatan penjualan barang dengan sarana Faktur Penjualan (NPI) di jurnal yang menghasilkan Buku Penjualan.

6) Pencatatan Nota Debet (ND) dan Nota Kredit (CN) yang dibebankan atau diperhitungkan dari kantor pusat dan unit/ outlet lain dengan sarana di jurnal yang menghasilkan buku memorial (buku tambahan).


(50)

7) Pengolahan dan penyusunan hasil perhitungan Harga Pokok Penjualan ( HPP ) dari hasil produksi.

8) Pengolahan dan Penyusunan Laporan Keuangan antara lain : a) Neraca

b) Rugi- laba

c) Alokasi biaya

d) Cash flow

e) Daftar aktiva dan penyusutannya

f) Rincian - rincian rekening.

9) Pengusulan pengadaan, pengembangan, pembinaan serta pelaksanaan penilaian pegawai di lingkungan Seksi Akuntansi.

10)Penyelenggaraan administrasi di lingkungan Seksi Akuntansi.

11)Pengusulan dan penerapan Rencana Kerja di lingkungan Seksi Akuntansi. 12)Pengusulan investasi dan rehabilitasi sarana kerja di lingkungan Seksi

Akuntansi.

13)Penggunaan dan pemeliharaan inventaris perusahaan di lingkungan Seksi Akuntansi.

c. Koordinator teknis keuangan

Koodinator teknis administrasi dan personalia bertanggung jawab kepada koordinator akuntansi dan keuangan dan memiliki tugas sebagai berikut:

1) Penyusunan Rencana Anggaran Keuangan Perusahaan untuk masa periode satu tahun anggaran.


(51)

2) Pemeriksaan kebenaran bukti - bukti pendukung pengeluaran, penerimaan kas & bank baik bukti dari pihak intern maupun ekstern sebelum bukti tersebut diberikan kepada kasir.

3) Pengaturan anggaran keuangan perusahaan dengan cara memberi kode rekening biaya terhadap bukti pendukung pengeluaran kas dan bank sebelum diberikan kepada kasir agar biaya- biaya oprasional perusahaan tidak melebihi anggaran keuangan setiap bulannya.

4) Pencatatan bukti - bukti pengeluaran dan penerimaan menjadi bukti kas

dan bank harian.

5) Pemeriksaan buku harian kas & bank yang dibuat oleh Bagian Akuntansi. 6) Pelaksanaan laporan Surat Setoran Pajak PPN Kepres 56.

7) Pelaksanaan laporan Pajak atas pendapatan Pegawai ( PPh. Pasal 21 ). 8) Pelaksanaan laporan Biaya Kantor Pusat yang dibayar oleh Unit Produksi

Medan.

9) Pelaksanaan laporan Realisasi Cash Flow.

10)Pelaksanaan Berita Acara kas dan Bank dan rekonsiliasi Bank.

11)Pelaksanaan permohonan dropping ke Kantor Pusat secara mingguan untuk biaya operasional, pembayaran hutang dagang, penyetoran PPN. 12)Penyusunan laporan manajerial secara bulanan, triwulan, semester dan

tahunan.

13)Pelaksanaan penilaian, pembinaan dan pengembangan pegawai di


(52)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif Modal Kerja dan Rasio Rentabilitas PT. Kimia Farma

Plant Medan

Modal kerja merupakan dana yang disediakan oleh perusahaan untuk melakukan aktivitas operasionalnya yang meliputi current assets atau aktiva lancar dan current liabilities atau hutang lancar (Sawir, 2005:129). Aktiva lancar umumnya mencapai hampir 50% dan hutang lancar mencapai hampir 30% dari total financing (total pembelanjaan) maka pengelolaan modal kerja merupakan salah satu aspek penting dari keseluruhan financial management.

Nilai dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan analisis rasio. Analisis rasio yang digunakan dengan data yang berasal dari laporan keuangan selama periode 2003- 2007. Berdasarkan pengolahan data tersebut maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1 Rasio lancar (current ratio), rasio perputaran modal kerja (working capital turnover), rasio perputaran piutang (receivables turnover)

dan ROI pada PT. Kimia Farma Plant Medan periode 2003- 2007

Variabel Tahun

2003 2004 2005 2006 2007

Current ratio 15,5 3,54 12,67 1,66 3,63

Working capital turnover 1,06 1,32 1,07 2,03 1,25

Receivables turnover 1,71 0,28 1,76 0,19 1,47

ROI 0,75 0,52 0,73 0,21 0,56


(53)

1. Analisis deskriptif rasio lancar (current ratio)

Current ratio mengukur kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki. Rasio ini diperoleh dari perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar. Fluktuasi current ratio dari PT. Kimia Farma Plant Medan dapat dilihat pada Grafik 4.1 sebagai berikut:

Sumber: Tabel 4.1 (diolah)

Grafik 4.1 Current ratio pada PT. Kimia Farma Plant Medan

Berdasarkan Grafik 4.1 dapat dilihat bahwa current ratio berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2003 nilai current ratio sebesar 15,55 dan mengalami penurunan pada tahun 2004 hingga sebesar 12,01 (15,55 - 3,54) kemudian naik kembali tahun 2005 menjadi 12,67 atau sebesar 9,13 (12,67- 3,54). Naiknya current ratio disebabkan naiknya aktiva lancar dalam bentuk piutang pada tahun tersebut dalam jumlah besar. Pada tahun 2006 current ratio turun drastis hingga 1,66 atau sebesar 11,01 (12,67 – 1,66) dan naik kembali pada tahun 2007 menjadi 3,63 atau sebesar 1,97 (3,63 – 1,66). Menurut Kuswadi (2004: 201), demi keamanan perusahaan, rasio lancar sebaiknya ditargetkan dua banding satu (2:1), tetapi ini bukanlah angka yang mutlak untuk menentukan apakah current ratio suatu perusahaan sudah mencukupi. Berdasarkan pernyataan tersebut, current


(54)

ratio perusahaan dinilai cukup baik. Menurut Darsono dan Ashari (2005: 52) semakin tinggi rasio lancara seharusnya semakin besar kemampuan

perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Namun nilai rasio lancar yang terlalu besar seperti pada tahun 2003 dan tahun 2005 juga kurang baik karena menunjukkan pengelolaan aktiva lancar yang kurang bagus sehingga menyebabkan banyaknya aktiva lancar yang menganggur.

Nilai current ratio tertinggi terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar 15,55. Hal ini menunjukkan bahwa setiap hutang lancar sebesar 1 rupiah dijamin dengan aktiva lancar sebesar 15,55. Sedangkan nilai terendah terjadi pada tahun 2006 yaitu 1,66.

2. Analisis deskriptif rasio perputaran modal kerja (working capital turnover)

Rasio perputaran modal kerja (working capital turnover) menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja bersih (net working capital). Fluktuasi working capital turnover dari PT. Kimia Farma Plant Medan dapat dilihat pada Grafik 4.2 sebagai berikut:

Sumber: Tabel 4.1 (diolah)


(1)

Neraca PT. Kimia Farma Medan Periode 2005

Sumber : Bagian Akuntansi dan Keuangan PT. Kimia Farma

Plant

Medan, (2008)

AKTIVA LANCAR KEWAJIBAN LANCAR

Kas dan setara kas HUTANG USAHA

K a s 1,128,300.00 Pihak yg mempunyai hub.istimewa

Jumlah Kas 1,128,300.00 PT. (Persero) Indo Farma 10,702,355,266.00

Bank Jumlah hutang ke pihak istimewa 10,702,355,266.00

Rupiah

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak III

PT. ( Persero ) Bank Mandiri 2,321,736.00 Pembelian Lokal 3,281,988,627.00 Pihak ketiga Barang belum berfaktur PT. Bank Bukopin 96,025,365.00

Jumlah bank 98,347,101.00 Jumlah hutang ke pihak III 3,281,988,627.00 Jumlah Kas dan setara kas 99,475,401.00

Jumlah Hutang Usaha 13,984,343,893.00 Piutang Usaha 178,197,849,107.89

Piutang Lain - Lain HUTANG LAIN - LAIN

Piutang Lain-Lain 109,500.00 Hutang lain - lain 49,582,965.00 Uang muka RDI - Pendapatan diterima dimuka -Jumlah piutang lain - lain 109,500.00

PERSEDIAAN Jumlah hutang lain - lain 49,582,965.00

Bahan Baku, Penolong dan Pengemas 1,864,323,002.00

Barang Dalam Pengolahan 72,590,040.00 HUTANG PAJAK

Barang dagangan 7,727,696.00 PPh psl. 21 Pegawai 32,409,773.00 Barang Dalam Perjalanan - PPh psl. 21 Phk III -Barang Rusak 12,001,779.00 PPh psl. 23 1,030,000.00 Cad. Penghap. Barang Rusak (12,001,779.00) Jumlah hutang pajak 33,439,773.00 Total Persediaan : 1,944,640,738.00

PAJAK DIBAYAR DIMUKA Biaya Masih Harus Dibayar

PPN Perhitungan 298,362,602.00 Gaji & Kesejateraan pegawai 85,803,803.00 PPN Keppres 56 - Biaya listrik & gas 25,565,770.00 Jumlah pajak dibayar dimuka 298,362,602.00 Lainnya 73,654,950.00 BIAYA DIBAYAR DIMUKA Jumlah biaya yang masih harus dibay 185,024,523.00 Jangka Pendek

Izin HO 20,666,667.00 JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 14,252,391,154.00 Jumlah biaya dibayar dimuka 20,666,667.00 KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

Pinjaman Dana Dari Pemerintah (RDI) JUMLAH AKTIVA LANCAR 180,561,104,015.89 EKUITAS

Modal Statuair -AKTIVA TIDAK LANCAR Saham portepel -AKTIVA TETAP : Modal ditempatkan dan disetor -T a n a h 11,887,065.00 Cadangan Umum -Bangunan Pabrik 2,243,312,566.00 Saldo Laba

Mesin Dan Instalasi 4,790,744,836.00 Saldo laba awal tahun -Inventaris Perusahaan 1,027,883,946.00 Saldo tahun berjalan 159,544,125,714.89 Kendaraan Bermotor 117,050,000.00 Jumlah Ekuitas 159,544,125,714.89 Instalasi Limbah 82,569,620.00 JUMLAH KEWAJIBAN & EKUITAS 173,796,516,868.89 Jumlah nilai perolehan : 8,273,448,033.00

AKUMULASI PENYUSUTAN :

Penyusutan bangunan (951,829,627.00) Penyusutan mesin & instalasi (2,351,940,131.00) Penyusutan inventaris perusahaan (559,440,692.00) Penyusutan kenderaan bermotor (96,217,614.00) Penyusutan instalasi limbah (73,476,808.00) Jumlah akumulasi penyusutan : (4,032,904,872.00) Nilai Tercatat 4,240,543,161.00 Piutang pd phk yg mempunyai hubungan istimewa

Pinjaman pegawai 53,375,000.00 Pinjaman pegawai jangka panjang -Jumlah piutang pd phk yg mempunyai hub.istimewa 53,375,000.00 HUBUNGAN REKENING KORAN :

R/K KP dengan UPF. Jakarta -R/K KP dengan UPF. Bandung -R/K KP dengan UPM. Bandung -R/K KP dengan UPM. Watudakon -R/K KP dengan Ristek -R/K KP dengan UPM. Semarang -R/K dengan Depot Sentral

R/K Awal ( Modal ) (5,291,785,580.00) R/K dengan Kantor Pusat (5,766,719,728.00) Jumlah rekening koran (11,058,505,308.00) JUMLAH AKTIVA TIDAK LANCAR (6,764,587,147.00) TOTAL AKTIVA 173,796,516,868.89

PT. KIMIA FARMA ( PERSERO ) TBK UNIT PRODUKSI MEDAN NERACA PER 31 DESEMBER 2005


(2)

Tabel 3. 4 Lampiran

Neraca PT. Kimia Farma Medan Periode 2006

Sumber : Bagian Akuntansi dan Keuangan PT. Kimia Farma

Plant

Medan, (2008)

AKTIVA PASSIVA

AKTIVA LANCAR

Kas dan setara kas HUTANG USAHA

K a s 572,700.00 Pihak yg mempunyai hub.istimewa

Jumlah Kas 572,700.00 PT. (Persero) Indo Farma 9,780,210,956.00 Bank

Rupiah Jumlah hutang ke pihak istimewa 9,780,210,956.00 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa

PT. ( Persero ) Bank Mandiri 1,964,736.00 Pihak III

Pihak ketiga Pembelian Lokal 4,213,618,422.00 PT. Bank Bukopin 16,029,271.00 Barang belum berfaktur 2,140,826.00 Jumlah bank 17,994,007.00 Jumlah hutang ke pihak III 4,215,759,248.00 Jumlah Kas dan setara kas 18,566,707.00

Jumlah Hutang Usaha 13,995,970,204.00 Piutang Usaha 19,191,131,082.60 HUTANG LAIN - LAIN

Hutang lain - lain 19,243,015.00 PERSEDIAAN Pendapatan diterima dimuka

-Bahan Baku, Penolong dan Pengemas 2,961,643,238.00 Jumlah hutang lain - lain 19,243,015.00 Barang Dalam Pengolahan 313,419,604.00

Barang dagangan 806,785,938.00 HUTANG PAJAK

Barang Dalam Perjalanan - PPh psl. 21 Pegawai 33,690,895.00 Barang Rusak 1,798,316.00 PPh psl. 21 Pihak III ( Wajib Pungut 249,078.00 Cad. Penghap. Barang Rusak (1,798,316.00) PPh psl. 23 1,539,800.00 Total Persediaan : 4,081,848,780.00 Jumlah hutang pajak 35,479,773.00

PAJAK DIBAYAR DIMUKA Biaya Masih Harus Dibayar

PPN Perhitungan 383,056,218.00 Gaji & Kesejahteraan pegawai 128,505,283.00 PPN Keppres 56 - Promosi dan pemasaran 30,752,750.00 Jumlah pajak dibayar dimuka 383,056,218.00 Lainnya 41,205,610.00 BIAYA DIBAYAR DIMUKA Jumlah biaya yang masih harus dibay 200,463,643.00 Jangka Pendek

Izin HO 10,333,334.00 JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 14,251,156,635.00

Jumlah biaya dibayar dimuka 10,333,334.00

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR JUMLAH AKTIVA LANCAR 23,684,936,121.60 Pinjaman Dana Dari Pemerintah (RDI)

EKUITAS

AKTIVA TIDAK LANCAR Modal Statuair -AKTIVA TETAP : Saham portepel -T a n a h 11,887,065.00 Modal ditempatkan dan disetor -Bangunan Pabrik 2,243,312,566.00 Cadangan Umum -Mesin Dan Instalasi 5,219,664,836.00 Saldo Laba

Inventaris Perusahaan 1,027,883,946.00 Saldo laba awal tahun -Kendaraan Bermotor 117,050,000.00 Saldo tahun berjalan 4,976,213,811.60 Instalasi Limbah 82,569,620.00 Jumlah Ekuitas 4,976,213,811.60 Jumlah nilai perolehan : 8,702,368,033.00

AKUMULASI PENYUSUTAN : JUMLAH KEWAJIBAN & EKUITAS 19,227,370,446.60

Penyusutan bangunan (1,055,732,241.00) Penyusutan mesin & instalasi (2,820,108,998.00) Penyusutan inventaris perusahaan (748,598,657.00) Penyusutan kenderaan bermotor (101,425,710.00) Penyusutan instalasi limbah (74,702,461.00) Jumlah akumulasi penyusutan : (4,800,568,067.00) Nilai Tercatat 3,901,799,966.00

Piutang pd phk yg mempunyai hubungan istimewa

Pinjaman pegawai 8,750,000.00 Pinjaman pegawai jangka panjang -Jumlah piutang pd phk yg memp hub.istimew 8,750,000.00

HUBUNGAN REKENING KORAN :

R/K KP dengan UPF. Jakarta -R/K KP dengan UPF. Bandung -R/K KP dengan UPM. Bandung -R/K KP dengan UPM. Watudakon -R/K KP dengan Ristek -R/K KP dengan UPM. Semarang -R/K dengan Depot Sentral

R/K Awal ( Modal ) (3,107,137,181.00) R/K dengan Kantor Pusat (5,260,978,460.00)

Jumlah rekening koran (8,368,115,641.00)

JUMLAH AKTIVA TIDAK LANCAR (4,457,565,675.00) TOTAL AKTIVA 19,227,370,446.60

NERACA PER 31 DESEMBER 2006

KEWAJIBAN LANCAR PT. KIMIA FARMA ( PERSERO ) TBK


(3)

Neraca PT. Kimia Farma Medan Periode 2007

Sumber : Bagian Akuntansi dan Keuangan PT. Kimia Farma

Plant

Medan, (2008)

AKTIVA LANCAR KEWAJIBAN LANCAR

Kas dan setara kas HUTANG USAHA

K a s 2,167,000.00 Pihak yg mempunyai hub.istimewa

Jumlah Kas 2,167,000.00 PT. (Persero) Indo Farma 9,580,238,053.00 Bank Jumlah hutang ke pihak istimewa 9,580,238,053.00 Rupiah

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak III

PT. ( Persero ) Bank Mandiri 1,592,736.00 Pembelian Lokal 6,182,920,002.00 Pihak ketiga Barang belum berfaktur 108,318,500.00 PT. Bank Bukopin 24,421,882.00

Jumlah bank 26,014,618.00 Jumlah hutang ke pihak III 6,291,238,502.00 Jumlah Kas dan setara kas 28,181,618.00

Jumlah Hutang Usaha 15,871,476,555.00 Piutang Usaha 53,057,885,832.90

Piutang Lain - Lain HUTANG LAIN - LAIN

Piutang Lain-Lain 3,960,000.00 Hutang lain - lain 16,216,569.00 Uang muka RDI - Pendapatan diterima dimuka -Jumlah piutang lain - lain 3,960,000.00

Jumlah hutang lain - lain 16,216,569.00 PERSEDIAAN

Bahan Baku, Penolong dan Pengemas 4,111,857,392.00 HUTANG PAJAK

Barang Dalam Pengolahan 248,607,872.00 PPh psl. 21 Pegawai 35,410,707.00 Barang dagangan 352,795,281.00 PPh psl. 21 Pihak III ( Wajib Pungut ) -Barang Dalam Perjalanan - PPh psl. 23 -Barang Rusak 83,887,138.00

Cad. Penghap. Barang Rusak (83,887,138.00) Jumlah hutang pajak 35,410,707.00 Total Persediaan : 4,713,260,545.00 Biaya Masih Harus Dibayar

Gaji & Kesejateraan pegawai 99,398,182.00 Promosi & pemasaran 2,470,300.00 PAJAK DIBAYAR DIMUKA Lainnya 32,935,207.00

PPN Perhitungan 554,805,005.00

PPN Keppres 56 - Jumlah biaya yang masih harus dibaya 134,803,689.00 Jumlah pajak dibayar dimuka 554,805,005.00

JUMLAH AKTIVA LANCAR 58,358,093,000.90 JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 16,057,907,520.00 AKTIVA TIDAK LANCAR KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

AKTIVA TETAP : Pinjaman Dana Dari Pemerintah (RDI) T a n a h 11,245,337.00 EKUITAS

Bangunan Pabrik 2,218,312,566.00 Modal Statuair -Mesin Dan Instalasi 5,219,664,836.00 Saham portepel -Inventaris Perusahaan 1,027,883,946.00 Modal ditempatkan dan disetor -Kendaraan Bermotor 117,050,000.00 Cadangan Umum -Instalasi Limbah 82,569,620.00 Saldo Laba

Jumlah nilai perolehan : 8,676,726,305.00 Saldo laba awal tahun -AKUMULASI PENYUSUTAN : Saldo tahun berjalan 38,163,629,212.90

Penyusutan bangunan (1,143,384,858.00) Jumlah Ekuitas 38,163,629,212.90 Penyusutan mesin & instalasi (3,123,464,218.00)

Penyusutan inventaris perusahaan (861,095,357.00) JUMLAH KEWAJIBAN & EKUITAS 54,221,536,732.90

Penyusutan kenderaan bermotor (105,331,782.00) Penyusutan instalasi limbah (76,153,417.00) Jumlah akumulasi penyusutan : (5,309,429,632.00) Nilai Tercatat 3,367,296,673.00

HUBUNGAN REKENING KORAN :

R/K KP dengan UPF. Jakarta -R/K KP dengan UPF. Bandung -R/K KP dengan UPM. Bandung -R/K KP dengan UPM. Watudakon -R/K KP dengan Ristek -R/K KP dengan UPM. Semarang -R/K dengan Depot Sentral

R/K Awal ( Modal ) (3,933,409,326.00) R/K dengan Kantor Pusat (3,570,443,615.00)

Jumlah rekening koran (7,503,852,941.00)

JUMLAH AKTIVA TIDAK LANCAR (4,136,556,268.00) TOTAL AKTIVA 54,221,536,732.90

AKTIVA PASSIVA

PT. KIMIA FARMA ( PERSERO ) TBK UNIT PRODUKSI MEDAN NERACA PER 31 DESEMBER 2007


(4)

PERIODE PERIODE PERIODE PERIODE PERIODE PER 31-12-2003 PER 31-12-2004 PER 31-12-2005 PER 31-12-2006 PER 31-12-2007

PENJUALAN :

Lokal - - - - -Intern :

Rutin 26,163,286,596 16,434,562,190 7,638,568,153 323,234,100 2,034,612,887 Inpres 27,590,657,544 3,621,404,325 800,756,697 7,887,857,578 26,951,660,171 O. G. B. 93,530,525,410 3,778,278,142 169,758,524,257 10,980,039,405 24,071,612,775 Jumlah Penjualan : 147,284,469,550 23,834,244,657 178,197,849,108 19,191,131,083 53,057,885,833 HARGA POKOK PENJUALAN :

Persediaan awal bahan 1,923,799,189 1,634,466,862 1,332,934,043 1,876,324,781 2,963,441,554 Penerimaan bahan 10,922,772,550 6,283,249,205 14,163,767,655 11,393,485,721 12,367,967,359 Persediaan akhir bahan (1,634,466,862) (1,332,934,043) (1,876,324,781) (2,963,441,554) (4,195,744,530) Pemakaian bahan 11,212,104,877 6,584,782,024 13,620,376,917 10,306,368,948 11,135,664,383 Beban langsung 1,422,569,410 1,467,162,222 1,694,048,626 1,834,791,398 1,808,476,334 Beban tidak langsung 1,837,176,315 1,697,901,131 1,894,497,708 1,853,874,669 1,642,182,083 Jumlah biaya produksi 14,471,850,602 9,749,845,377 17,208,923,251 13,995,035,015 14,586,322,800 Barang dalam pengolahan

Persediaan awal - 53,931,657 168,470,115 72,590,040 313,419,604 Persediaan akhir (53,931,657) (168,470,115) (72,590,040) (313,419,604) (248,607,872) Harga pokok produksi 14,417,918,945 9,635,306,919 17,304,803,326 13,754,205,451 14,651,134,532 Barang Jadi

Persediaan awal 181,923,307 181,558,954 104,452,645 7,727,696 806,785,938 Pembelian - - - - -Persediaan akhir (181,558,954) (104,452,645) (7,727,696) (806,785,938) (352,795,281) Harga pokok penjualan pabrik 14,418,283,298 9,712,413,228 17,401,528,275 12,955,147,209 15,105,125,189 Harga Pokok Penjualan Total 14,418,283,298 9,712,413,228 17,401,528,275 12,955,147,209 15,105,125,189 % Harga Pokok Penjualan - 41 10 68 28 Laba Kotor 132,866,186,252 14,121,831,429 160,796,320,833 6,235,983,874 37,952,760,644 Beban Usaha - Penjualan

1. Biaya pegawai & kesejahtraan pegawai 56,762,866 50,375,542 58,412,437 63,646,417 45,212,749 2. Biaya pengiriman barang 196,555,328 89,322,900 241,604,424 224,822,350 260,661,150 3. Promosi,propaganda & pemasaran 52,039,775 24,192,820 14,277,180 2,114,000 -4. Royalti & lisensi - - - - -5. Komisi & jasa penjualan - - - 147,373,745 176,994,870 6. Biaya lainnya 11,870,950 9,418,036 9,198,096 7,446,431 8,093,641 Jumlah 317,228,919 173,309,298 323,492,137 445,402,943 490,962,410 BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI

1. Biaya pegawai & kesejahtraan pegawai 616,717,005 591,665,984 610,347,573 613,402,085 641,355,542 2. Biaya Pemeliharaan 77,593,313 85,412,177 39,375,063 39,099,321 45,215,320 3. Biaya Listrik, Air Dan Gas 44,959,665 42,636,251 46,708,939 36,310,402 56,210,404 4. Biaya Assuransi 6,091,806 9,269,064 2,909,675 2,444,500 2,598,150 5. Biaya telepon,faxs & telegram 19,018,200 15,705,762 15,323,693 11,204,576 12,569,603 6. Biaya perjalanan dinas 26,381,420 24,578,030 52,145,871 26,536,780 23,630,300 7. Biaya Jamuan , representasi & sumbangan 45,370,922 41,630,156 41,156,050 7,781,017 11,485,184 8. Biaya alat kantor & percetakan 28,195,787 37,579,737 28,499,984 18,833,221 22,477,139 9. Pajak bumi bangunan,kenderaan & lain-lain 34,544,297 35,110,955 36,316,095 34,423,415 41,658,250 10. Biaya umum lain - lain 37,278,451 48,648,613 43,603,831 9,310,415 18,164,362 11. Penyusutan Aktiva Tetap 37,026,888 60,082,735 106,941,097 59,132,909 37,126,957 Jumlah 973,177,754 992,319,464 1,023,327,871 858,478,641 912,491,211 Laba Usaha 131,575,779,579 12,956,202,667 159,449,500,825 4,932,102,290 36,549,307,023 PENGHASILAN & BEBAN LAIN - LAIN

Bunga Deposito Dan Jasa Giro 450,068 772,994 2,191,729 1,998,057 1,302,242 Penjualan Barang Lainnya (3,226,763) 92,363,859 13,783,096 25,230,000 -Keuntungan/kerugian kurs (4,094,062) (1,207,765) 1,139,705 406,560 (84,051,628) Selisih persediaan - 4,859,513 9,551,136 3,023,795 4,703,436 Pendapatan & beban lain-lain (16,557,181) (85,380,747) 67,959,224 13,453,110 1,692,368,140 Jumlah (23,427,938) 11,407,854 94,624,890 44,111,522 1,614,322,190 LABA SEBELUM PAJAK 131,552,351,641 12,967,610,521 159,544,125,715 4,976,213,812 38,163,629,213 PAJAK 26,302,970,328 2,586,022,104 31,901,325,143 987,742,762 7,625,225,843

LABA BERSIH 105,249,381,313 10,381,588,417 127,642,800,572 3,988,471,049 30,538,403,370 PT. KIMIA FARMA ( PERSERO ) TBK

UNIT PRODUKSI MEDAN PERHITUNGAN LABA - RUGI

K E T E R A N G A N

Tabel 3. 6 Lampiran

Laporan Laba Rugi Kimia Farma Medan Periode 2003- 2007


(5)

1.

Rasio lancar (

current ratio

)

Tahun

Aktiva Lancar

Hutang Lancar

Current ratio

2003

149,125,067,635

9,588,273,504

15.55

2004

25,245,915,623

7,136,015,823

3.54

2005

180,561,104,016

14,252,391,154

12.67

2006

23,684,936,122

14,251,156,635

1.66

2007

58,358,093,001

16,057,907,520

3.63

2.

Rasio perputaran modal kerja (

working capital turnover

)

Tahun

Penjualan

Modal Kerja Bersih

Perputaran modal kerja/

Working Capital Turnover

2003

147,284,469,550

139,536,794,131

1.06

2004

23,834,244,657

18,109,899,800

1.32

2005

178,197,849,108

166,308,712,862

1.07

2006

19,191,131,083

9,433,779,487

2.03

2007

53,057,885,833

42,300,185,481

1.25

3.

Rasio perputaran piutang (

receivables turnover

)

Tahun

Penjualan

Piutang rata- rata

Perputaran piutang/

Receivables turnover

2003

147,284,469,550

86,240,692,231

1.71

2004

23,834,244,657

85,559,357,104

0.28

2005

178,197,849,108

101,016,046,883

1.76

2006

19,191,131,083

98,694,490,096

0.19

2007

53,057,885,833


(6)

 

4.

ROI

(

Return On Investment

)

Tahun

EAT

Total Assets

ROI

2003

105,249,381,313

141,140,625,145

0.75

2004

10,381,588,417

20,103,626,344

0.52

2005

127,642,800,572

173,796,516,869

0.73

2006

3,988,471,050

19,227,370,447

0.21

2007

30,538,403,370

54,221,536,733

0.56