diajukan oleh terdakwa melalui penasehat hukumnya tidak berdasar sama sekali sehingga pemeriksaan perkara tersebut dinyatakan untuk dilanjutkan kembali.
3. Analisa Proses Pembuktian
Proses pembuktian perkara tindak pidana mutilasi tidak jauh berbeda dengan proses pemeriksaan dengan mempergunakan prosedur acara pemeriksaan
biasa. Berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam pasal 184 ayat 1 KUHAP, disebutkan mengenai jenis-jenis alat bukti yaitu :
a. Keterangan saksi ;
b. Keterangan ahli ;
c. Surat ;
d. Petunjuk ;
e. Keterangan terdakwa ;
Disamping terdapatnya alat-alat bukti tersebut, di dalam pasal 184 ayat 2 KUHAP juga di atur mengenai hal yang secara umum sudah diketahui dan tidak
perlu dibuktikan.
191
Proses pemeriksaan dengan acara biasa harus memenuhi ketentuan minimal terdapat dua alat bukti berbeda di tambah dengan adanya unsur
keyakinan hakim terhadap kebenaran materil dari perkara tersebut. Demikian pula di dalam perkara tindak pidana mutilasi dengan terdakwa very idham henyansah,
disamping diajukannya alat bukti berupa sebuah pisau, dan besi yang Hal ini menjelaskan bahwa terhadap hal-hal yang
dikategorikan telah diketahui oleh umum terkait dengan perkara tersebut tidak perlu dibuktikan kembali.
191
Muhammad Karjadi, Log.Cit, hlm. 162
Universitas Sumatera Utara
dipergunakan terdakwa untuk membunuh korban,handphone milik korban, dua buah kartu kredit BNI, satu buah kartu kredit ANZ, dan kartu ATM BCA,
penuntut umum mengajukan keterangan saksi dalam persidangan sebagai berikut :
192
a. Keterangan saksi, dr. Viktor mannopo tetangga terdakwa, yang
dalam pokok keterangannya menyatakan sebagai berikut : -
Bahwa saksi melihat korban datang menemui terdakwa di kediamannya sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 9 juli 2008 dan
pada tanggal 11 juli 2008; -
Bahwa saksi mengetahui bahwa korban merupakan teman dekat terdakwa dan sering kali mendatangi terdakwa di kediamannya ;
- Bahwa saksi pada tanggal 11 juli 2008 sekitar pukul 20.00 WIB
mendengar terjadinya kegaduhan dari kamar terdakwa ; -
Bahwa saksi pada tanggal 12 juli 2008 melihat adanya noda darah disekitar lantai yang menghubungkan kamar terdakwa dengan
kamar saksi ; b.
Amianti pelayan kantin apartemen Margonda residence, yang pada pokoknya menyatakan sebagai berikut :
- Bahwa terdakwa pada tanggal 11 juli 2008 sekitar pukul 13.00
WIB, mendatangi saksi di lokasi kantin apartemen margonda residence ;
192
Berkas Perkara Nomor Register 1036Pid.B2009PN.Depok, Depok : Pengadilan Negeri Depok, 2009, hlm. 17-45
Universitas Sumatera Utara
- Bahwa terdakwa mendatangi saksi dengan maksud meminjam
sebilah pisau dari kantin apartemen margonda residence ; -
Bahwa ketika dipertanyakan oleh saksi mengenai peminjaman sebilah pisau, terdakwa mengatakan hendak mempergunakannya
untuk memotong daging yang akan dipergunakan untuk memasak ; c.
Fauzi sanusi pemilik kamar apartemen 309A yang di sewa oleh terdakwa, yang pada pokoknya menyatakan sebagai berikut :
- Bahwa benar terdakwa menyewa kamar 309A komplek apartemen
margonda residence yang merupakan milik dari saksi ; -
Bahwa saksi tidak mengetahui tentang terjadinya peristiwa pembunuhan pada tanggal 11 juli 2008 yang dilakukan oleh
terdakwa ; -
Bahwa saksi tidak mengenal korban heri santoso ; -
Bahwa saksi mengenal terdakwa hanya sebatas hubungan antara pemilik kamar 309A apartemen margonda residence dengan pihak
penyewa yaitu terdakwa ; -
Bahwa saksi menyatakan tidak mendatangi lokasi apartemen pada saat terjadinya tindak pidana dikarenakan sedang berada di daerah
Jogjakarta ; d.
Adelinna panggabean manager apartemen margonda residence, yang pada pokoknya menyatakan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
- Bahwa benar terdakwa merupakan penghuni dari kamar 309A
apartemen margonda residence tetapi bukan pemilik dari kamar tersebut ;
- Bahwa berdasarkan laporan daftar pengunjung, korban heri
santoso tercatat mendatangi kamar terdakwa sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 9 juli 2008 dan pada saat 11 juli 2008 ;
- Bahwa saksi tidak mengetahui pada tanggal 11 juli 2008 di kamar
terdakwa terjadi peristiwa pembunuhan ; e.
Novel andreas teman dekat terdakwa, yang pada pokoknya menyatakan sebagai berikut :
- Bahwa saksi mengenal terdakwa sebagai pasangan sesama jenis
saksi ; -
Bahwa saksi mengenal korban heri santoso ; -
Bahwa pada tanggal 10 juli 2008, terdakwa mendatangi korban dan mengutarakan maksudnya untuk membunuh korban
dikarenakan rasa cemburu terdakwa terhadap korban yang menginginkan agar saksi dapat menjadi pasangan korban ;
- Bahwa saksi mendatangi kamar terdakwa pada tanggal 11 juli
2008 pukul 21.30 WIB namun saksi tidak masuk ke dalam kamar tersebut ;
- Bahwa saksi menyatakan mengetahui mengenai terjadinya
peristiwa pembunuhan tersebut namun tidak melaporkannya kepada pihak yang berwenang untuk itu ;
Universitas Sumatera Utara
- Bahwa saksi menyatakan pada tanggal 13 juli 2008, terdakwa
memberikan uang sejumlah Rp. 2.500.000,- dua juta lima ratus ribu rupiah yang oleh terdakwa dikatakan berasal dari uang
korban Heri santoso ; -
Bahwa saksi bersama terdakwa mempergunakan uang yang berasal dari kartu kredit dan kartu anjungan tunai mandiri milik korban
guna keperluan pribadi ; f.
Sangadji paidjo supir taksi yang di sewa terdakwa, dalam keteranngannya menyatakan sebagai berikut :
- Bahwa terdakwa pada tanggal 12 juli 2008 sekitar pukul 02.00
WIB meminta saksi untuk mengantar terdakwa ke dua daerah berbeda yaitu di lokasi Rawamangun dan Pasar minggu ;
- Bahwa terdakwa mendatangi saksi dengan membawa sebuah koper
besar dan sebuah kantong plastik besar namun saksi tidak mengetahui isi dari koper dan kantong plastik tersebut ;
- Bahwa ketika berada di lokasi tepi jalan raya kebagusan pasar
minggu, terdakwa meminta saksi untuk menghentikan mobil yang dikemudikannya, setelah itu saksi melihat terdakwa membuang
sebuah koper di tepi jalan raya tersebut ; -
Bahwa ketika berada di daerah rawamangun, terdakwa kembali meminta saksi untuk menghentikan mobil yang dikemudikannya
dan setelah itu saksi melihat terdakwa membuang kantong plastik besar yang dibawa oleh terdakwa ;
Universitas Sumatera Utara
- Bahwa terdakwa setelah membuang kantong plastik tersebut,
meminta saksi untuk mengantarnya kembali ke kediamannya di apartemen margonda residence ;
g. Rusmiati istri korban heri santoso, dalam keterangannya menyatakan
sebagai berikut : -
Bahwa saksi mengetahui terdakwa merupakan teman dekat korban; -
Bahwa pada tanggal 11 juli 2008, korban heri santoso mengatakan hendak bertemu dengan terdakwa di apartemen margonda
residence ; -
Bahwa setelah tanggal 11 juli 2008, saksi tidak dapat menghubungi korban heri santoso ;
- Bahwa pada tanggal 13 juli 2008, saksi mendatangi kediaman
terdakwa dengan maksud untuk mempertanyakan keberadaan korban heri santoso, namun saksi tidak dapat berjumpa dengan
terdakwa ; -
Bahwa saksi pada tanggal 15 juli 2008, mendapat kabar bahwa penemuan jenazah mutilasi di daerah jalan raya kebagusan dan
rawamangun setelah diidentifikasikan merupakan jenazah dari korban heri santoso ;
Keterangan dari saksi tersebut merupakan sebagian alat bukti yang diperlukan dalam proses pemeriksaan di muka pengadilan dengan mempergunakan acara
pemeriksaan biasa.
Universitas Sumatera Utara
Dalam menilai kebenaran dari keterangan yang diberikan oleh saksi, hakim harus dengan sungguh-sungguh memperhatikan :
193
a. Persesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang lain ;
b. Persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti yang lain ;
c. Alasan yang mungkin dipergunakan oleh saksi untuk member
keterangan tertentu; d.
Cara hidup dan kesusilaan saksi serta segala sesuatu yang pada umumnya dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu di
percaya ; Hal-hal tersebut haruslah terdapat dalam keterangan yang diberikan oleh saksi.
Untuk memenuhi ketentuan mengenai harus terdapatnya minimal dua alat bukti dalam proses pemeriksaan dengan acara biasa, penuntut umum mengajukan
alat bukti lain berupa keterangan ahli yaitu sebagai berikut :
194
a. Untung Laksono,S.Psi,Psikolog, menyatakan dalam keterangannya
yang pada pokoknya sebagai berikut : -
Bahwa berdasarkan pemeriksaan psikologis terhadap diri terdakwa, diketahui bahwa terdakwa memiliki kemampuan untuk
memanipulasi keterangan yang diberikan lebih dari rata-rata orang pada umumnya ;
- Bahwa faktor emosional dalam diri terdakwa tergolong tinggi serta
dapat bertindak di luar rasional ;
193
Muhammad Karjadi, Op.Cit, hlm. 163
194
Berkas Perkara Nomor Register 1036Pid.B2009PN.Depok, Depok : Pengadilan Negeri Depok, 2009, hlm. 48
Universitas Sumatera Utara
- Bahwa terdakwa berada dalam kondisi sehat jasmani sehingga
dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum ; -
Bahwa saksi mengatakan menurut Rolland flitchsman di dalam bukunya sexuality now, menyatakan bahwa orang dengan orientasi
seksual menyimpang seperti homoseksual memilki tingkat agresitivitas dan sensitivitas yang melebihi orang normal pada
umumnya, sehingga dapat melakukan perbuatan yang di luar batas kewajaran apabila berada dalam kondisi kejiwaan yang berada di
bawah tekanan ; -
Bahwa berdasarkan pemeriksaan dengan mempergunakan lie detector yang dilakukan terhadap terdakwa, diketahui bahwa
terdakwa memiliki kecenderungan untuk berbohong terhadap sejumlah pertanyaan yang dianggap oleh terdakwa bersifat
mengancam atau membahayakan posisinya; -
Bahwa dalam diri terdakwa tidak memilki perasaan menyesal sama sekali terhadap perbuatan yang dilakukannya ;
- Berdasarkan serangkaian tes yang dilakukan terhadap diri
terdakwa meliputi wawancara, observasi dan tes psikologi, saksi menggolongkan kondisi kejiwaan terdakwa sebagai psikopat yang
memilki tingkat agresi yang tergolong tinggi. b.
dr.Guntur suryadinata,Spf, menyatakan dalam keterangannya yang pada pokoknya sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
- Bahwa jenazah korban mutilasi yang diketemukan di dua daerah
berbeda pada tanggal 15 juli 2008 tersebut merupakan jenasah dari korban heri santoso, hal ini di peroleh berdasarkan visum yang
dilakukan terhadap korban ; -
Bahwa terdapat luka memar secara membujur pada tubuh korban pada bagian badan, tengkuk dan kaki, hal ini mengindikasikan
telah terjadinya peristiwa penganiayaan terhadap korban sebelum di mutilasi ;
- Bahwa pada bagian tengkorak kepala korban berada dalam kondisi
retak akibat pukulan benda tumpul ; -
Bahwa pada bagian tubuh jenasah ditemukan adanya kerusakan pada jaringan epitel yang menghubungkan bagian tubuh, yang
diakibatkan oleh pemotongan dengan menggunakan benda tajam ; -
Bahwa terdapat kerusakan berupa luka sayat secara tak beraturan terhadap alat kelamin korban ;
Perihal keterangan ahli berdasarkan ketentuan pasal 186 KUHAP diketahui bahwa disamping disertakan dalam proses penyidikan, keterangan ahli tersebut
baru dapat digolongkan sebagai alat bukti apabila dikemukakan di hadapan pengadilan setelah ahli mengucapkan sumpah atau janji di muka hakim
berdasarkan profesinya.
195
Selain hal-hal yang disebutkan di atas, keterangan terdakwa di dalam proses pembuktian di pandang sebagai alat bukti sebagaimana yang di atur di
195
Muhammad Karjadi, Op.Cit, hlm. 165
Universitas Sumatera Utara
dalam pasal 184 ayat 1 huruf e kitab undang-undang hukum acara pidana.
196
Keterangan terdakwa memiliki andil bagi hakim dalam mengambil keputusan terhadap suatu delik atau tindak pidana tertentu. Berikut ini merupakan
keterangan yang dikemukakan oleh terdakwa di muka pengadilan :
197
a. Bahwa terdakwa berada dalam kondisi sehat pada saat proses
persidangan di langsungkan ; b.
Bahwa terdakwa mengenal korban heri santoso ; c.
Bahwa korban heri santoso mendatangi apartemen terdakwa yaitu pada tanggal 9 juli 2008 dan 11 juli 2008, pada kedatangannya yang
pertama korban meminta terdakwa untuk menyerahkan saudara novel andreas untuk menjadi pasangan sesama jenis korban, kemudian pada
kedatangan yang ke dua kalinya korban bermaksud meminta kembali saudara novel andreas sebagai pasangannya ;
d. Bahwa terdakwa karena di liputi rasa cemburu dan emosi kepada
korban secara spontan memukul terdakwa dengan sebatang besi tepat di kepala, badan dan tangan korban berkali-kali dan menusuk korban
dengan menggunakan pisau dapur tepat di bagian perut korban ; e.
Bahwa terdakwa tidak merencanakan sebelumnya hendak membunuh terdakwa ;
f. Bahwa terdakwa menyatakan berada pada kondisi emosional dan
secara spontan melakukan pembunuhan terhadap korban ;
196
Muhammad karjadi, Ibid, hlm 162
197
Putusan No.1036Pid.B2009PN.Depok, Depok : Pengadilan Negeri Depok, 2009, hlm. 59
Universitas Sumatera Utara
g. Bahwa dikarenakan kondisi terdakwa yang panik melihat korban telah
meninggal langsung memotong-motong tubuh terdakwa dengan mempergunakan sebuah pisau pemotong daging ;
h. Bahwa terdakwa setelah selesai memotong korban menjadi tujuh
bagian, kemudian mencuci potongan tubuh tersebut dan membersihkan noda darah di sekitar lokasi kejadian dengan
mempergunakan air ; i.
Bahwa setelah selesai memotong-motong tubuh korban, terdakwa kemudian memasukannya ke dalam sebuah koper besar dan sebuah tas
plastik ; j.
Bahwa terdakwa kemudian memanggil taksi yang dikemudikan oleh sangadji paidjo untuk mengantarnya ke dua daerah yang berbeda ;
k. Bahwa terdakwa sesampainya di tepi jalan raya kebagusan daerah
pasar minggu, langsung meminta saksi sangadji paijo untuk menghentikan taksi yang dikemudikannya ;
l. Bahwa setelah membuang satu buah koper berisi potongan mayat
korban, kemudian meminta supir taksi yang di tumpanginya untuk menuju daerah rawamangun guna membuang potongan mayat korban
lainnya ; m.
Bahwa setelah selesai membuang mayat korban, kemudian terdakwa meminta supir taksi tersebut untuk mengantarnya kembali ke
apartemen margonda residence ;
Universitas Sumatera Utara
n. Bahwa terdakwa mempergunakan uang yang terdapat di celana
korban sebesar Rp. 3.040.000,- tiga juta empat puluh ribu, dua buah kartu kredit BNI, satu buah kartu kredit ANZ, dan satu buah kartu
ATM BCA, guna kepentingan bersama terdakwa dengan saudara novel andreas ;
o. Bahwa terdakwa mempergunakan handphone milik korban guna
keperluan pribadi ; p.
Bahwa korban mengakui perbuatannya dan menyesali perbuatnnya tersebut.
Dalam proses pembuktian di muka persidangan termasuk dalam hal pemeriksaan saksi, keterangan ahli dan keterangan terdakwa, pasal 166 KUHAP
menyatakan bahwa kepada saksi dan juga terdakwa tidak boleh diajukan pertanyaan yang menjerat.
198
Penjelasan pasal 166 KUHAP tersebut memberikan contoh tentang pertanyaan yang menjerat, yaitu pertanyaan yang diajukan kepada
saksi atau terdakwa manakala saksi atau terdakwa belum pernah mengakui atau belum pernah menyebutkan bahwa dialah yang melakukan tindak pidana yang
didakwakan kepadanya.
199
Selain itu, pertanyaan yang diajukan kepada saksi kecuali terhadap saksi ahli tidak boleh bersifat hipotetikal atau bersifat argumentatif, yakni pertanyaan
yang memancing pendapat, kesimpulan, atau yang sejenisnya dari saksi yang menjawabnya.
200
198
Muhammad Karjadi, Op.Cit, hlm. 166
199
Munir Fuady, Log.Cit, hlm.107
200
Munir Fuady, Ibid, hlm.109
Universitas Sumatera Utara
Hukum pembuktian harus menentukan dengan tegas kepada siapa beban pembuktian burden of proof, burden of producing evidence harus diletakkan.
Hal ini dikarenakan akan menentukan secara langsung bagaimana akhir dari suatu proses hukum di pengadilan.
201
Sementara itu dalam ilmu hukum pembuktian, dikenal tiga macam tingkatan pembuktian, yaitu sebagai berikut :
Adapun dalam hukum pidana, seperti telah disebutkan bahwa tingkat pembuktiannya harus lebih tinggi dan lebih
meyakinkan. Sesuai dengan pasal 183 KUHAP, bahwa pembuktian dalam hukum acara pidana haruslah sampai pada tingkat terbukti dengan meyakinkan.
202
a. Tingkat keterbuktian yang paling lemah, yaitu tingkat lebih besar
kemungkinan keterbuktian preponderance of evidence. Biasanya diterapkan dalam kasus perdata ;
b. Tingkat keterbuktian yang agak kuat, yang disebut dengan
keterbuktian yang jelas dan meyakinkan clear and convincing evidence. Biasanya diterapkan, baik dalam kasus perdata maupun
pidana ; c.
Tingkat keterbuktian yang sangat kuat, yaitu sama sekali tanpa keraguan beyond reasonable doubt. Biasanya diterapkan dalam
kasus pidana ; Akan tetapi, teori hukum pembuktian mengajarkan juga bahwa tidak setiap fakta
dalam acara pidana harus dibuktikan dengan tingkat pembuktian yang tinggi. Untuk fakta-fakta tertentu, seperti untuk membuktikan kesehatan mental dari
201
Munir Fuady, Ibid, hlm. 45
202
Rena Yulia, Log.Cit, hlm. 47
Universitas Sumatera Utara
terdakwa, terdakwa tersebut membuktikannya tanpa harus sampai ke tingkat yang tinggi.
Dengan demikian, menurut pasal 183 KUHAP tersebut, agar seorang tersangka dapat dijatuhi pidana, diperlukan bukti yang sah dan meyakinkan, dan
beban pembuktian dalam hukum acara pidana terletak di pundak jaksa, dengan kemungkinan pihak terdakwa untuk membantah bukti yang diajukan oleh jaksa.
4. Analisa Surat Tuntutan Penuntut Umum