53
f. Faktur Pajak Standar tanpa NPWP pembeli tidak sama dengan Faktur Pajak Sederhana, melainkan tetap sebagai Faktur Pajak Standar yang diisi tidak
lengkap. g. Kelemahan Faktur Pajak Sederhana adalah Pajak Masukannya tidak dapat
dikreditkan lagi. Pada Pasal 13 ayat 7 Undang-Undang Nomor 8 stdtd Undang-Undang Nomor
18 Tahun 2000, yang berbunyi:ā€¯Pangusaha Kena Pajak dapat membuat Faktur Pajak sederhana yang persyaratannya ditetapkan dengan Keputusan Direktur
Jendral Pajak. Akan tetapi di Pasal 13 ayat 7 Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai Nomor 42 tahun 2009 sudah duhapuskan. Berarti pada Tahun
2011, Faktur Pajak Sederhana tidak berlaku lagi sebagai bukti pungutan Pajak Pertambahan Nilai dan tidak dapat digunakan oleh Pengusaha Kena Pajak mulai
dari Tahun 2011.
E. Saat pembuatan Faktur Pajak Berdasarkan pasala 13 ayat 1, ayat 2 dan ayat 4 undang-undang pajak
pertambahan nilai tahun 1984 jo. Keputusan Direktorat Jendral pajak Nomor KEP -53PJ.1994 serta Pasal 13 ayat 7 Undnag-Undang Pajak Pertambahan
Nilai 1984 jo. Keputusan Direktorat Jendral Pajak Nomor KEP -05PJ1995, Jo. PER-159PJ.2006 saat pembuatan Faktur Pajak sebagai berikut :
1. Faktur Pajak Standar dibuat : a. Selambat-lambatnya pada akhir bulan berikutnya setelah bulan
dilakukannya penyerahan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena pajak,
Universitas Sumatera Utara
54
dalam hal pembayaran diterima setelah bulan penyerahan Barang kena pajak dan atau Jasa Kena Pajak, kecuali pembayaran terjadi sebelum akhir
bulan berikutnya, maka Faktur Pajak Standar harus dibuat selambt- lambatnya pada saat penerimaan pembayaran.
b. Selambat-lambatnya pada saat pembayaran diterima dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum penyerahan Barang Kena Pajak dan atau
sebelum Jasa Kena pajak. c. Selambat-lambatnya pada saat penerimaan per- termijn dalam hal
penyerahan sebagian tahap persiapan. d. Selambat-lambatnya pada saat Pengusaha kena Pajak rekanan
menyempaikan tagihan kepada pemungut Pajak Pertambahan Nilai. e. Pada saat Pengusaha Kena Pajak rekanan menyampaikan tagihan kepada
Bendaharawan Pemerintah sebagai Pemungut Pajak Pertambahan Nilai. 2. Faktur Pajak Gabungan dibuat selambt-lambatnya pada akhir bulan berikutnya
setelah bulan dilakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak. Tetapi dalam hal terdapat pembayaran yang diterima sebelum
penyerahan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak, maka untuk pembayaran tersebut dibuat Faktu Pajak tersendiri pada saat diterima
pembayaran.
F. Ketentuan Pengisian Faktur Pajak
Adapun ketentuan pengisian Faktur Pajak Standar diatur sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
55
1. Berdasarkan memori penjelasan Pasal 13 ayat 5 undang-undang Pajak
Pertambahan Nilai 1984 ditegaskan bahwa faktur pajak harus diisi dengan lengkap, jelas, benar baik secara formal maupun materiil dan
ditandatangani oleh pejabat perusahaan yang ditunjuk oleh Pengusaha Kena Pajak. Faktur Pajak yang tidak diisi menurut ketentuan ini, akan
berakibat PPN yang tercantumn didalamnya tidak dapat dikreditkan. 2.
Kolom tanggal pembayaran diisi dalam hal terjadi pembayaran yang diterima sebelum penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak.
Khusus untuk faktur pajak gabungan, tanggal penyerahan diisi dengan tanggal awal penyerahan Barang Kena Pajak sampai dengan tanggal
terakhir dari masa pajak yang dibuatkan faktur pajak gabungan dengan melampirkan daftar penyerahan dari masing-masing faktur pajak
penjualan. 3.
Apabila jumlah Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak yang diserahkan tidak dapat ditampung dalam 1 faktur pajak, dapat ditempuh
dengan 2 cara yaitu : a.
Boleh dipecah menjadi lebih dari satu 1 faktur pajak dan masing- masing faktur pajak harus diisi dengan lengkap sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. b.
Dapat dibuat satu faktur pajak asalkan menunjuk nomor dan tanggal faktur penjualan yang bersangkutan dan faktur penjualan tersebut
dilampirkan.
Universitas Sumatera Utara
56
4. Pengisian yang tidak sesuai dengan ketentuan akan berakibat faktur pajak
tersebut tergolong sebagai faktur pajak cacat, sehingga pajak masukkannya tidak dapat dikreditkan.
5. Faktur pajak yang terdapat kesalahan dalam pengisian supaya dibetulkan
dengan cara membuat faktur pajak pengganti. Faktur pajak yang salah merupakan sebagai lampiran dan faktur pajak pengganti dibubuhi cap yang
mencantumkan Nomor seri, kode dan tanggal faktur pajak standar yang diganti. Pembuatan faktur pajak pengganti berakibat adaanya kewajiban
melakukan pembetulan SPT Masa PPN pada msa pajak terjadinya kesalahan pembuatan faktur pajak standar tersebut.
6. Membetulkan faktur pajak tidak boleh dengan cara lain, seperti dengan
coretan, dihapus dengan menggunakan tipp-ex. Coretan tidak diperkenankan, kecuali pada kolom dengan tanda astrix .
7. Dalam hal faktur pajak hilang, Pengusaha Kena Pajak yang
berkepentingan dapat meminta faktur pajak penggantikepada Pengusaha Kena Pajak Penjual atau Pengusaha Kena Pajak Jasa dengan tebusan
kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak Penjual dan Pembeli dikukuhkan sebagai dengan cara :
a. atas dasar permintaan terakhir tersebut, Pengusaha Kena Pajak
Penjual atau Pengusaha Jasa dapat membuat copy faktur pajak standar yang disimpan sebanyak dua 2 lembar.
Universitas Sumatera Utara
57
b. Fotocopy faktur pajak tersebut kemudian dimintakan legalisasi
kepada Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak Penjual dikukuhkan. Setelah dilegalisasi, satu lembar akan
disimpan oleh Pengusaha Kena Pajak dan lembar lain dikembalikan kepada Pengusaha Kena Pajak penjual untuk
diserahkan kepada Pengusaha Kena Pajak pembeli. Berdasarkan Lampiran II PER-159PJ.2006, tentang petunjuk pengisian
Faktur Pajak Standar, yaitu: 1.
Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak Standar. Diisi dengan kode dan Nomor seri faktur pajak standar yang formatnya
sebagaimana ditetapkan dalam lampiran III Peraturan Jendral Pajak Nomor PER-159PJ.2006.
2. Pengusaha Kena Pajak
Diisi dengan nama, alamat, Nomor Pokok Wajib Pajak, Nomor dan tanggal Keputusan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak yang menerbitkan
Faktur Pajak Standar dan tanggal penyerahan atau tanggal pembayaran. 3.
Pembeli Barang Kena Pajak Penerima Jasa Kena Pajak Diisi dengan Nama, Alamat, nmor Pokok Wajib pajak Pembeli Barang
Kena Pajak Penerima Jasa Kena pajak. 4.
Pengisian tentang Barang Kena Pajak Jasa Kena Pajak yang diserahkan : a. Nomor Urut
b. Nama Barang Kena pajak Jasa Kena Pajak
Universitas Sumatera Utara
58
c. Kuantum d. Harga Satuan
e. Harga Jual Penggantian Uang Muka Termijn 5.
Jumlah Harga Jual Penggantian Uang Muka Termijn. 6.
Dikurangi Potongan Harga. 7.
Dikurangi Uang Muka yang telah diterim. 8.
Dasar Pengenaan Pajak. 9.
PPN yang dipungut. 10.
Pajak Penjualan atas Barang Mewah. 11.
Dicantumkan tempat dan tanggal faktur pajak dibuat.
12.
Diisi dengan Nama, dan tanda tangan dari orang yang diberi wewenang oleh Pengusaha
Kena Pajak. 13.
Lampiran tambahan dalam hal penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak menggunakan mata uang asing.Rusjdi,
2007:16-10.
G. Tata Cara Pembetulan Faktur Pajak Standar Yang hilang dan Tata Cara Pembetulan Faktur Pajak Yang Rusak Atau Salah Dalam Pengisian Atau
Salah Dalam Penulisan serta Pembatalan Faktur Pajak.
Berdasarkan Lampiran VIII A dan B Peraturan Jendral Pajak Nomor PER-159PJ.2006, diatur Tata Cara Pembetulan Faktur Pajak Standar yang
hilang dan Tata Cara Pembetulan Faktur Pajak Standar yang rusak atau cacat atau salah dalam pengisian atau salah dalam penulisan, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
59
1. Tata Cara Pembetulan Faktur Pajak Standar Yang Hilang
a. Pengusaha Kena Pajak Pembeli dapat mengajukan permohonan
tertulis kepada Pengusaha Kena Pajak Penjual dengan tindasan kepada Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak
Pembeli dan Pengusaha Kena Pajak Penjual dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
b. Berdasarkan permohonan tertulis dari Pengusaha Kena Pajak
Pembeli, Pengusaha Kena Pajak Penjual dapat membuat copy dari arsip faktur pajak standar yang dismpan oleh Pengusaha Kena
Pajak Penjual, untuk dilegalisir oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak Penjual dikukuhkan.
Copy dibuat dalam rangkap dua, yaitu : -lembar ke-1 : diserahkan ke PKP pembeli penerima jasa PKP
-lembar ke-2 : arsip kantor pelayanan pajak yang bersangkutan. c.
Legalisir diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak Penjual dikukuhkan setelah meneliti Surat
Pemberitahuan Masa pajak Pertambahan Nilai dari Pengusaha Kena pajak Penjual tersebut.
d. Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena pajak Pembeli
dikukuhkan wajib melakukan penelitian atas Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dari Pengusaha Kena Pajak Pembeli
Universitas Sumatera Utara
60
apakah faktur pajak yang dilaporkan hilang tersebut sudah dikreditkan sebagai pajak masukan atau belum.
2. Tata Cara Pembetulan Faktur Pajak yang Rusak Atau Cacat Atau Salah
dalam Pengisian Atau Salah Dalam Penulisan : a.
Atas faktur Pajak Standar yang rusak atau cacat atau salah dalam pengisian atau salah dalam penulisan, Pengusaha Kena Pajak
Penjual dapat membuat faktur pajak standar pengganti. b.
Pembetulan Faktur Pajak Standar yang rusak atau cacat atau salah dalam pengisian atau salah dalam penulisan tidak diperkenankan
dengan cara menghapus, atau mencoret atau dengan cara lain, selain yang telah ditetapkan pada nomor 1.
c. Penerbitan dan peruntukan Faktur Pajak Standar pengganti
dilaksanakan seperti penerbitan dan peruntukan faktur pajak standar yang biasa sesuai dengan kode dan nomor seri faktur pajak
standar yang telah ditetapkan pada lampiran III Peraturan Direktorat Jendral Pajak ini.
d. Penerbitkan Faktur Pajak Standar Pengganti sebagaimana
dimaksud pada nomor 1, diisi berdasarkan keterangan yang seharusnyadan dilampiri dengan faktur pajak standar yang rusak
atau cacat atau salah dalam pengisian atau salah dalam penulisan.
Universitas Sumatera Utara
61
e. Pada Faktur Pajak Standar Pengganti sebagaimana dimaksud pada
butir 1, dibubuhi cap yang mencantumkan Nmor Seri, Kode dan tanggal Faktur Pajak Standar yang diganti tersebut.
f. Penerbitan Faktur Pajak standar Pengganti mengakibatkan adanya
kewajiban untuk membetulkan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai pada masa pajak terjadinya kesalahan
pembuatan Faktur Pajak Standar. g.
Faktur Pajak Standar Pengganti dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai pada Masa Pajak
yang sama dengan Masa Pajak yang dilaporkannya pada Faktur pajak Standar yang diganti dan mencantumkan nilai 0 nol pada
kolom DPP, PPN, dan PPnBM untuk menjaga urutan faktur pajak standar yang diterbitkan oleh Pengusaha Kena Pajak.
h. Pelaporan Faktur Pajak Standar Pengganti pada Surat
Pemberitahuan Nilai Masa Pajak sebagaimana dimaksud pada butir 7 huruf a dan b, harus mencantumkan kode dan Nomor Seri Faktur
Pajak Standar yang diganti pada kolom yang telah ditentukan. Rusjdi, 2007:16-36.
3. Pembatalan Faktur Pajak Standar
Dalam hal terdapat pembatalan transaksi penyerahan Barang kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang Faktur Pajak Standar nya telah diterbitkan,
maka Pengusaha Kena Pajak yang menerbitkan Faktur Pajak Standar harus
Universitas Sumatera Utara
62
melakukan pembatalan Faktur Pajak Standar yang tata caranya diatur dalam Lampiran VIII huruf C Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor PER-
159PJ.2006. 1.
PKP Penjual harus memiliki bukti dari PKP Pembeli yang menyatakan bahwa transaksi dibatalkan.
2. PKP Penjual harus mengirimkan surat pemberitahuan dan copy dari FP
Std yg dibatalkan ke KPP Penjual dan ke KPP Pembeli. 3.
Pelaporan dalam SPT Masa PPN a.
belum dilaporkan dalam SPT Masa PPN PKP Penjual b.
telah dilaporkan dalam SPT Masa PPN PKP Penjual c.
telah dilaporkan dalam SPT Masa PPN PKP Pembeli sebagai FP Masukan, maka PKP Pembeli harus melakukan
pembetulan SPT Masa PPN Jangka waktu penerbitan Faktur Pajak Standar Pengganti dan pembatalan
Faktur Pajak paling lama 2 dua tahun sejak faktur pajak standar yang diganti atau yang dibatalkan tersebut diterbitkan, sepanjang terhadap Surat Pemberitahuan
Masa Pajak Pertambahan Nilai dimana Faktur Pajak Standar yang diganti atau yang dibatalkan tersebut dilaporkan, belum dilakukan pemeriksaan dan atas Pajak
Pertambahan Nilai yang tercantum dalam Faktur Pajak Standar tersebut belum dibebankan sebagai biaya.Rusjdi, 2007:16-38.
Data yang diterima penulis atas yang berkaitan dengan judulnya yaitu penelitian pemeriksaan faktur pajak, tidak dapat diberikan oleh pihak Kantor Pelayanan
Universitas Sumatera Utara
63
Pajak karena bersifatcomplex. Data tersebut tidak mungkin diberikan secara kuantitas atau dalam bentuk data berupa angka-angka melainkan hanya prosedur
dan pengelolaannya. Tidak bisa juga mereka mengatakan kepada penulis, bahwa berapa persen kesalahan karena rusak atau cacat atau hilang terhadap Faktur Pajak
yang disampaikan Wajib Pajak kepada fiskus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan karena kuantitasnya banyak.
Universitas Sumatera Utara
64
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI