Faktur Pajak URAIAN TEORITIS

16 Menurut teori ini, negara mempunyai tugas untuk melindungi warganya dari segala kepentingannya baik keselamatan jiwanya maupun keselamatan harta bendanya. Untuk perlindungan tersebut diperlukan biaya seperti layaknya dalam perjanjian asuransi deiperlukan adanya pembayaran premi. Pembayaran pajak ini dianggap sebagai pembayaran premi kepada negara. Teori ini banyajk ditentang karena negara tidak boleh disamakan dengan perusahaan asuransi .Judisseno, 1996: 17 e. Teori Kepentingan Menurut teori ini, dasar pemungutan pajak adalah adanya kepentingan dari masing-masing warga negara. Termasuk kepentingan dalam perlindungan jiwa dan harta. Semakin tinggi tingkat kepentingan perlindungan, maka semakin tinggi pula pajak yang harus dibayarkan. Teori ini banyak ditentang, karena pada kenyataannya bahwa tingkat kepentingan perlindungan orang miskin lebih tinggi daripada orang kaya. Ada perlindungan jaminan sosial, kesehatan, dan lain-lain. Bahkan orang yang miskin justru dibebaskan dari beban pajak. .Judisseno, 1996: 17

3. Faktur Pajak

Berdasarkan Pasal 1 huruf t, undang-undang PPN Nomor 8 Tahun 1984 Sukardji, 2001:159 dan perubahan terakhir yaitu Pasal 1 angka 23 Undang-Undang PPN Nomor 42 Tahun 2009, Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak karena Universitas Sumatera Utara 17 Penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena pajak tau Direktorat Jendral Bea dan Cukai karena Import Barang Kena Pajak. Berdasarkan Pasal 13 undang-undang PPN Tahun 1983 Jo.undang-undang PPN Tahun 2000, pada hakikatnya dikenal 3 jenis faktur pajak, yaitu: a. Faktur Pajak Standar Faktur Pajak Standar adalah faktur pajak yang bentuk dan isinya telah ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan. b. Faktur Pajak Gabungan Faktur Pajak Gabungan adalah faktur pajak standar yang memuat lebih dari satu transaksi dalam satu masa pajak untuk pelanggan yang sama. c. Faktur Pajak Sederhana Faktur Pajak Sederhana adalah faktur pajak yang dibuat sebagai bukti atas penyerahan BKP atau JKP kepda konsumen akhir atau kepada pembeli atau kepada penerima jasa kena pajak yang tidak menunjukan identitas dengan lengkap. Akan tetapi setelah terjadinya perubahan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai yaitu Pasal 13 ayat 1 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009, jenis Faktur Pajak yaitu : 1. Faktur Penjualan atau dokumen tertentu yang ditetapkan sebagai Faktur Pajak oleh Direktur Jendral Pajak. Dokumen yang ditetapkan sebagai Faktur Pajak Standar : Universitas Sumatera Utara 18 a. Faktur penjualan yang digunakan oleh pengusaha telah dikenal oleh masyarakat luas, seperti kuitansi pembayaran telpon dan tiket pesawat udara. b. Untuk adanya bukti pungutan pajak harus ada Faktur Pajak,sedangkan pihak yang seharusnya membuat Faktur Pajak, yaitu pihak yang menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak, berada di luar pabean, misalnya dalam hal pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar pabean, Surat Setoran Pajak dapat ditetapkan sebagai Faktur Pajak. c. Terdapat dokumen tertentu yang digunakan dalam hal impor dan ekspor Barang Kena Pajak.Diana, 2009:661.

4. Pajak Masukan PM dan Pajak Keluaran PK