Fungsi dan Kewajiban Membuat Faktur Pajak

46 c. PKP OP yg tidak memiliki struktur organisasi yang Faktur Pajaknya ditandatangani oleh Kuasa wajib memberitahukan ditambah surat kuasa; d. Pejabat yg ditunjuk termasuk Pejabat di Cabang yg menandatangani FP yg diterbitkan secara online.

C. Fungsi dan Kewajiban Membuat Faktur Pajak

Kewajiban membuat faktur pajak merupakan pencerminan atau refleksi dari kewajiban memungut pajak terutang yang diatur dalam pasal 3A ayat 1 sebagaiman diatur dalam Undang-Undang PPN atas perubahan ke 3 yaitu, Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai. Kewajiban in merupakan rangkaian peristiwa dan perbuatan hukum yang diatur dalam pasal 11, pasal 1 angka 23 Undang - Undang PPN 2009 yang kemudian direalisasi dalam pasal 13 ayat 1 undang- undang PPN Tahun2009. Berdasarkan pasal 11 ayat 1 Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai Tahun 2009, pada prinsipnya pajak terutang pada saat penyerahan Barang Kena Pajak BKP dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak JKP. Ketentuan ini tidak mempersoalkan tentang pembayaran, sehingga prinsip timbulnya utang pajak dalam undang-undang Pajak Pertambahan Nilai 2009 adalah prinsip akrual, yaitu pembayaran atas penyerahan Barang Kena pajak atau Jasa Kena Pajak dapat dilakukan setelah penyerahan itu dilaksanakan. Karena pada saat terjadinya penyerahan saudah timbul utang pajak, maka pajak tersebut wajib dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan. Sarana untuk melakukan kewajiban ini Universitas Sumatera Utara 47 adalah faktur pajak. Karena dalam pasal 1 angka 23 Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 2009 merumuskan bahwa faktur pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh pengusaha kena pajak sehubungan dengan penyerhan barang kena pajak atau jasa kena pajak atau oleh Direktorat Jendral Bea dan Cukai sehubungan dengan import barang kena pajak. Oleh karena itu pasal pasal 13 ayat 1 Undang – Undang Pajak Pertambahan Nilai Nomor 42 Tahun 2009 ditentukan bahwa pengusaha kena pajak wajib membuat faktur pajak untuk setiap penyerahan barang kena pajak dan atau jasa kena pajak. Berdasarkan pasal 1 angka14 Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai Nomor 42 Tahun 2009, dikatakan pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimport barang, megekspor barang, melakukan usaha perdangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari daerah Pabean, melakukan usaha jasa, termasuk mengekspor jasa, atau memanfaatkan jasa dari daerah luarPabean. Dan yang dimaksud dengan Peangusaha Kena Pajak Berdasarkan pasal 1 huruf 1 undang-undang Pajak Pertambahan Nilai1984 Jo. Pasal I angka 23 Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilia Nomor 42 Tahun 2009 adalah pengusaha yang dimaksud pada huruf k yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak yang dikenakan pajak berdasarkan undang-undang ini. Syarat sebelum pengusaha dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak sebagaimana yang diatur dalam Keputusan Direktorat Jendral Pajak Nomor KEP-27PJ.1995 tentang tat cara pendaftaran Nomor Pokok Pengusaha Kena Pajak NPPKP adalah pengusaha Universitas Sumatera Utara 48 tersebut harus terlebih dahulu mengajukan permohonan untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak kepada Kantor Pelayanan Pajak dimana perusahaannya atau kegiatan usahanya terletak atau tempat dimana pengusaha itu bertempat tinggal yang merupakan lingkupan dari wilayah kerja dari Kantor Pelayanan Pajak tersebut. Kemudian pihak fiskus Kantor Pelayanan Pajak akan melakukan pemerikasaan lapangan untuk memeriksa kebenaran atas letak atau lokasi perusahan dan mengetahui jenis usaha yang dilakukan oleh pengusaha itu dan untuk mengetahui apakah usaha atau kegiatan perusahaan itu bergerakberjalan atau tidak. Apabila itu telah dilakukan maka pengusaha itu akan dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. Berdasarkan penjelasan pasal 13 ayat 1 dan pasal 1 angka 23 Undang- Undang Nomor 42 Tahun 2009, faktur pajak mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Bukti pungutan pajak bagi Pengusaha Kena Pajak yang menyerhkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak dan bagi Direktorat Jendral Bea dan Cukai. 2. bukti pembayaran pajak ditinjau dari sisi pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak atau Orang Pribadi atau badan yang mengimport Barang Kena Pajak. 3. Sarana untuk mengkreditkan Pajak Masaukan.

D. Jenis Faktur Pajak