2.5.1 Klasifikasi pengeluaran pemerintah
Sebelum tahun 2004 belanja daerah dapat diklasifikasikan menjadi: 1.
Pengeluaran rutin Pengeluaran rutin untuk pemeliharaan atau penyelenggaraan roda
pemerintahan sehari-hari, meliputi: belanja pegawai, belanja barang, berbagai macam subsidi subsidi daerah dan subsidi harga, angsuran dan bunga utang
pemerintah, serta sejumlah pengeluaran pemerintah lainnya. Anggaran belanja rutin memegang peranan penting untuk menunjang
kelancaran mekanisme sistem pemerintahan serta upaya peningkatan efisien dan produktivitas pada gilirannya akan menunjang tercapainya sasaran dan tujuan
tiap tahap pembangunan. Penghematan dan efisiensi pengeluaran rutin perlu dilakukan untuk menambah besarnya tabungan pemerintah yang diperlukan
untuk pembiayaan pembangunan nasional. Penghematan dan efisiensi itu antara lain diupayakan melalui penjaminan lokasi pengeluaran rutin, pengendalian dan
koordinasi pelaksanaan dan pembelian barang dan jasa kebutuhandepartemen lembaga Negara non departemen, dan pengurangan berbagai macam subsidi
secara bertahap. 2.
Pengeluaran Pembangunan Pengeluaran pembangunan yaitu pengeluaran yang bersifat menambah
modal masyarakat dalam bentuk pembangunan baik prasarana fisik dan non fisik. Dibedakan atas pengeluaran pembangunan yang dibiayai dengan dana
rupiah dan bantuan proyek. Pengeluaran pembangunan merupakan pengeluaran yang ditujukan untuk membiayai program-program pembangunan sehingga
anggaranya selalu disesuaikan dengan mobilisasi. Dana ini kemudian
Universitas Sumatera Utara
dialokasikan pada berbagai bidang sesuai dengan prioritasyang telah direncanakan.
Namun setelahtahun 2004, pada periode 2004-2006 belanja daerah terdiri dari :
1. Belanja Aparatur Daerah
Belanja aparatur daerah adalah bagian belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan, serta belanja modal yang dialokasikan untuk
membiayai kegiatan yang hasil, mamfaat dan dampaknya tidak secara langsung dinikmati oleh masyarakat.
2. Belanja Pelayanan Publik
Belanja pelayanan publik adalah bagian belanja administrasi, belanja operasi dan pemeliharaan, serta belanja modal yang dialokasikan untuk
membiayai kegiatan yang hasil, mamfaat dan dampaknya secara langsung dinikmati oleh masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau imformasi empiris guna memecahkan permasalahan
dan menguji hipotesis penelitian.
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Untuk ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis kemampuan keuangan daerah terhadap belanja daerah pada 25 kabkota di Sumatera Utara
setelah adanya otonomi daerah tahun 2001. Adapun 25 kabupatenkota tersebut terdiri dari:
1. Kabupaten Nias
2. Kabupaten Mandailing Natal
3. Kabupaten Tapanuli Selatan
4. Kabupaten Tapanuli Tengah
5. Kabupaten Tapanuli Utara
6. Kabupaten Toba Samosir
7. Kabupaten Labuhan Batu
8. Kabupaten Asahan
9. Kabupaten Simalungun
10. Kabupaten Dairi
11. Kabupaten Karo
12. Kabupaten Deli Serdang
Universitas Sumatera Utara