BAB III PROSPEK PIDANA KERJA SOSIAL DALAM
PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA INDONESIA DAN PERBANDINGANNYA DENGAN KUHP NEGARA LAIN
A. Prospek Pidana Kerja Sosial Dalam Pembaharuan Hukum Pidana Indonesia
Alternatif kerja sosial yang diusulkan pemerintah sebagai alternatif hukuman bagi terpidana dengan vonis di bawah satu tahun dinilai beberapa pengamat hukum
sebagai titik awal yang baik bagi perkembangan hukum di Indonesia. Menurut Andrianus, pelaksanaaannya membutuhkan kesiapan matang dalam berbagai segi
seperti anggaran, perubahan pada penghukuman dan kesiapan sosial seperti mengubah opini masyarakat bahwa yang bersalah harus dipenjara. Apabila selama ini
lembaga pemasyarakatan disibukkan dengan kaburnya narapidana, ke depan yang muncul justru praktik kolusi terpidana dan pengawas kerja sosial. Juga dikhawatirkan
hukuman seperti itu tidak menimbulkan efek jera.
114
Menurut Luhut M Pangaribuan, mengemukaakan teorinya yang menyebutkan bahwa kejahatan harus membayar
biayanya sendiri. Selama ini, setiap narapidana menjadi beban APBN Anggaran Pendapatan Belanja Negara artinya negara harus membiayai dan mereka menjadi
114
Kerja Sosial Narapidana Gagasan Sulit, Perlu Kesiapan Matang, www. kompas.com, diakses pada 10 Februari 2009
Universitas Sumatera Utara
tanggungan negara. Dengan adanya pidana kerja sosial, maka beban negara dapat diringankan.
115
Dalam membuat keputusan mengenai tindakan non custodial, pejabat peradilan:
a. dapat mengambil manfaat dari laporan penelitian sosial social inquiry
reports;
116
b. harus mempertimbangkan:
117
1. kebutuhan rehabilitasi bagi pelaku the rehabilitative needs of the offender;
ty,dan 3.
emidana sentencing authorities dapat
ksi lisan seperti admonitionteguran dalam arti positif, lam arti negati, memberi cercaan,
gan dengan status; at
bilalihan ation perintah kompensasi;
da; 2.
perlindungan masyarakat the protection of socie kepentingan korban the interests of the victim.
Pejabat yang berwenang m menentukan hal-hal sebagai berikut:
118
a. verbal sanction sanksi-san
memberi nasihat, reprimand teguran keras da dan warning peringatan;
b. conditional discharges pelepasan berrsyarat;
c. status penalties pidana yang berhubun
d. economic sanction sanksi ekonomi dan monetary sanction pidana yang bersif
uang seperti denda dan denda harian; e.
confiscation perampasan atau expropriation order perintah pengam f.
restitution ganti rugi kepada korban atau compens g.
suspended atau referred sentences pidana bersyarat atau tertun h.
probation and judicial supervision pengawasan;
115
Ibid
116
Rule 7.1 Standard Minimum Rules for Non Custodial Measures, The Tokyo Rules, Resolusi PBB 45110 tertanggal 14 Desember 1990
117
Rule 8.1 Standard Minimum Rules for Non Custodial Measures The Tokyo Rules, Resolusi PBB 45110 tertanggal 14 Desember 1990
118
Rule 8.2 Standard Minimum Rules for Non Custodial Measures The Tokyo Rules, Resolusi PBB 45110 tertanggal 14 Desember 1990
Universitas Sumatera Utara
i. a community service order pidana atau perintah kerja sosial;
l. non institutional treatment perawatan non institusional lainnya;
m. kombinasi tindakan-tindakan di atas.
a yaitu tentang jangka
tional Covenant on Civil and Political j.
referral to an attendance centre penyerahan ke pusat kehadiran; k.
house arrest penahanan rumah;
Pengertian pidana kerja sosial tidak dijelaskan dalam Pasal 86 Rancangan KUHP. Pengertian pidana kerja sosial adalah jenis pidana yang berupa pelaksanaan
pekerjaan tertentu oleh masyarakat tanpa mendapatkan upah, berdasarkan persyaratan yang diatur oleh peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan. Putusan
pengadilan tersebut dianggap sebagai perintah terhadap terpidan waktu pelaksanaan pidana dan tempat pelaksanaan pidana.
119
Pidana kerja sosial dapat diterapkan sebagai alternatif pidana penjara jangka pendek dan denda yang ringan. Persetujuan terpidana terhadap pidana ini diperlukan
agar tidak bertentangan dengan Forced Labour Convention Geneve Convention 1930, The Convention for the Protection of Human Rights and Fundamental
Freedoms Treaty of Rome 1950, The Abolition of Forced Labour Convention The Geneve Convention 1957, dan The Interna
Rights The New York Convention 1966.
120
Pidana kerja sosial selaras dengan sila kelima Pancasila yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, yang terdapat di dalamnya terkandung nilai bekerja
keras dalam menjalani pemidanaan. Kerja keras adalah salah satu sarana utama untuk
119
Widodo, Ancaman Pidana Kerja Sosial Terhadap Pelaku Cybercrime di Indonesia,http:fh.wisnuwardhana.ac.idindex.php?option=com_contenttask=viewid=19Item
id=3, diakses tanggal 10 Februari 2009
120
Penjelasan Pasal 86 RUU KUHP Tahun 2006
Universitas Sumatera Utara
menuju keadilan sosial. Pidana kerja sosial juga sesuai dengan nilai-nilai sila kedua, yaitu Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab. Dalam sila kedua tersebut terkandung
nilai-nilai pengakuan terhadap martabat manusia, karena manusia Indonesia adalah bagian dari warga masyarakat dunia yang berharkat dan bermartabat sama sebagai
hamba Tuhan. Manusia dituntut berlaku adil dan menghormati hak asasi lainnya, dan memandang nilai penghormatan terhadap hak dan kewajiban manusia. Kesesuaian ini
tampak pada proses pelaksanaan pidana, yaitu terpidana ditempatkan di tempat kerja yang sesuai dengan ketrampilan dan bakat narapidana, tidak merampas kemerdekaan
narapidana, diintegrasikan dengan kelompok non kriminal, dibimbing ke jalan yang benar oleh petugas yang berwenang. Dalam pidana kerja sosial juga terkandung nilai
pengayoman yaitu mengayomi narapidana dari pergaulan kelompok kriminal lain yang dapat mengakibatkan narapidana bertambah jahat, mengayomi narapidana agar
dapat hidup layak di kemudian hari, dan mengayomi narapidana dari balas dendam masyarakat atau korban kejahatan. Nilai-nilai Pancasila tersebut harus dilihat dari
suatu kebulatan, karena meskipun nilai-nilai tersebut dapat dibedakan tetapi pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi dasar
dari semua nilai, termasuk nilai keadilan.
121
Pidana kerja sosial merupakan budaya asli bangsa Indonesia, karena dalam hukum adat Indonesia tidak dikenal pidana
perampasan kemerdekaan, yaitu pidana penjara dan pidana kurungan.
122
Masyarakat
121
Ibid
122
Widodo dan Wiwiek Utami, Pidana Kerja Sosial Dan Pidana Pengawasan Sebagai Alternatif Pengganti Pidana Penjara Bagi Pelaku Tindak Pidana Cybercrime, Jurnal Hukum Dan Dinamika
Masyarakat UNTAG Semarang, Edisi Oktober 2008
Universitas Sumatera Utara
Indonesia terbiasa dengan kerja sosial,terutama di masyarakat pedesaan, baik dalam bentuk gotong royong maupun kerja bakti. Pidana kerja sosial sebagai pidana yang
positif untuk menjalin kembali hubungan antara pelanggar dengan masyarakat. Masyarakat yang memperoleh layanan dari pidana kerja sosial ini sebaiknya
masyarakat yang menderita akibat adanya kejahatan atau masyarakat di tempat mana
rja sosial mempunyai tujuan yaitu:
124
1.
i kebebasan pelaku dan membutuhkannya untuk meminta mereka.
2. an pelaku untuk memperbaiki kesalahan dengan
embangun. 3.
dalam bentuk ganti rugi secara simbolik ketika korbannya kat.
4. Rehabilitation
kejahatan terjadi sebagai bagian dari proses islah.
123
Pidana ke Punishment
Pidana kerja sosial merupakan tindakan hukum untuk masa percobaan. Pidana kerja sosial membatas
waktu luang Reparation
Pidana kerja sosial mengijink cara yang m
Restitution Pidana kerja sosial dipandang sebagai pengganti untuk ganti rugi uang untuk
korban individu atau adalah masyara
123
Mudzakkir, Kajian Terhadap Ketentuan Pemidanaan Dalam Draft RUU KUHP, Makalah Disampaikan pada Sosialisasi Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang diselenggarakan
oleh Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Departemen Kehakiman dan HAM RI, Jakarta:29 Juli 2004
124
Community Service, httpwww.uscourts.govfedprobsupervisecommunity.html, diakses 20 Oktober 2009
Universitas Sumatera Utara
Pidana kerja sosial menanamkan rasa tanggung jawab pelaku dengan mengijinkan mereka memperbaiki citranya melalui kerja di masyarakat. Pidana
kerja sosial juga menanamkan budaya kerja dan membantu pelaku untuk mengembangkan minat dan keahliannya.
Pidana kerja sosial dapat digunakan sebagai sarana pencapaian tujuan pemidanaan sebagaimana direncanakan dalam RUU KUHP Tahun 2006. Tujuan
pemidanaan yaitu sebagai berikut:
125
a. mencegah dilakukannya tindak pidana dengan menegakkan norma hukum
demi pengayoman masyarakat; b.
memasyarakatkan terpidana dengan mengadakan pembinaan sehingga menjadi orang yang baik dan benar.
c. menyelesaikan konflik yang ditimbulkan oleh tindak pidana, memulihkan
keseimbangan dan mendatangkan rasa damai dalam masyarakat; d.
membebaskan rasa bersalah pada terpidana.
Menurut Romli Atmasasmita, penerapan pidana kerja sosial disesuaikan dengan riwayat dan pengalaman kerja terpidana. Penerapannya harus memperhatikan
faktor kesehatan terpidana, keyakinan dan lokasi kerja sosial. Selain itu, harus ada jaminan perlindungan keselamatan kerja bagi terpidana yang menjalin hukuman kerja
sosial.
126
Riwayat sosial terdakwa diperlukan untuk menilai latar belakang terdakwa serta kesiapan yang bersangkutan baik secara fisik maupun mental dalam menjalani
pidana kerja sosial. Pelaksanaan pidana kerja sosial dapat dilakukan di rumah sakit,
125
Pasal 54 RUU KUHP Tahun 2006
126
Hukuman Kerja Sosial Jadi Alternatif Pidana Penjara Dan Denda, http:cms.sip.co.idhukumonlinedetail.asp?id=19996cl=Berita, diakses pada 10 Februari 2009
Universitas Sumatera Utara
panti asuhan, panti lansia, sekolah atau lembaga-lembaga sosial lainnya dengan sebanyak mungkin disesuaikan dengan profesi terpidana.
127
Emerson Yuntho dari Badan Pekerja ICW mengusulkan pidana kerja sosial bagi koruptor, seperti pengerjaan proyek Banjir Kanal Timur di Jakarta dan
penanganan bencana alam. Selain itu, koruptor juga bisa diperbantukan di Dinas Kebersihan Umum dan pembukaan daerah tertinggal.
128
Supriyadi Widodo Edyono dari Aliansi Reformasi KUHP mengatakan, secara empiris keunggulan pidana kerja
sosial dibandingkan dengan jenis pidana yang lain adalah dapat mencegah stigmatisasi dan prisonisasi terpidana. Narapidana juga dapat memperbaiki perilaku
dengan fasilitas yang ada di masyarakat.
129
Ada beberapa manfaat dari pidana kerja sosial baik bagi pelaku, lembaga atau institusi yang ikut berpartisipasi menyediakan tempat untuk pidana kerja sosial dan
bagi masyarakat luas. Manfaat pidana kerja sosial bagi pelaku adalah dengan adanya pidana kerja
sosial, dapat meberikan pelaku kesempatan untuk menyumbang kepada masyarakat dengan bekerja untuk masyarakat dan memberikan mereka kesempatan untuk
mengembangkan sikap positif, keahlian dan kepercayaan diri. Manfaat pidana kerja sosial bagi lembaga atau institusi yang berperan serta menyediakan tempat untuk
melakukan pidana kerja sosial adalah dengan memberikan mereka kesempatan untuk
127
Penjelasan Pasal 86 RUU KUHP Tahun 2006
128
Perlu Pidana Kerja Sosial Untuk Pelaku Pidana Korupsi, Surara Pembaruan, Kamis,28 Agustus 2008
129
Ibid
Universitas Sumatera Utara
ikut ke dalam program- program masyarakat dan mempelajarinya, tersedianya sukarelawan untuk membantu di tempat kerja. Sedangkan manfaat pidana kerja sosial
untuk masyarakat luas adalah pidana kerja sosial lebih ringan biayanya dengan mempekerjakan pelaku di dalam masyarakat daripada memasukkannya ke penjara.
130
Sedangkan menurut Muladi, pidana kerja sosial dapat memberikan manfaat bagi pelaku, yaitu dapat memberikan pelaku kesempatan yang baik untuk
merehabilitasi dirinya dalam masyarakat, dapat mengijinkan pelaku untuk melanjutkan hidupnya seperti bekerja, bertemu keluarga, berekreasi dan hobi yang
menghubungkannya dengan masyarakat. Hukuman penjara dapat menghentikan semua yang bernilai ini dan membuatnya dua kali lebih sulit bagi pelaku untuk
memulai kembali setelah hukuman dijalankan, pidana kerja sosial dapat mencegah stigma dari pidana penjara. Rasa malu sehubungan dengan pidana penjara terlihat
nyata, dan seringkali anggota keluarga yang tidak bersalah mengalaminya lebih besar dari pelaku. Dan pidana kerja sosial dapat mencegah proses pemenjaraan,
Manfaatnya bagi masyarakat, diasumsikan bahwa masyarakat memiliki perhatian atas seseorang yang menyesuaikan diri yang melanjutkan hidupnya dengan rencana hidup
yang bersifat membangun. Hal ini termasuk partisipasi dalam pekerjaan yang berguna dari segi ekonomi yang berupa sumbangan bagi kehidupan masyarakat merupakan
sesuatu yang berharga sebagai pengganti dari pertanggungjawaban. Dan dari segi ekonomi, sanksi alternatif pidana kerja sosial ini tidak mahal dibandingkan dengan
130
Benefits of community service order, http:www.jhs-niagara.cacso.htm, diakses 10 Februari 2009
Universitas Sumatera Utara
lembaga perawatan. Manfaatnya bagi pemerintah, petugas pemerintahan dapat memberikan fasilitas untuk digunakan rehabilitasi.
131
B. Perbandingan Konsep Pidana Kerja Sosial Dalam RUU KUHP Indonesia Tahun 2006 Dengan Pidana Kerja Sosial Dalam KUHP Negara Lain
1. Konsep Pidana Kerja Sosial Dalam RUU KUHP Indonesia Tahun 2006
Dalam Pasal 65 ayat 1 Rancangan KUHP Tahun 2006 , pidana pokok terdiri atas:
a. pidana penjara; b. pidana tutupan;
c. pidana pengawasan; d. pidana denda; dan
e. pidana kerja sosial. Jika pidana penjara yang akan dijatuhkan tidak lebih dari 6 enambulan atau
pidana denda tidak lebih dari pidana denda Kategori I
132
, maka pidana penjara atau pidana denda tersebut dapat diganti dengan pidana kerja sosial
133
yang sifatnya komersial tidak diberi upah.
134
131
Muladi, The Prospect Alternative Sanctions In Indonesia, Universitas Diponegoro, Semarang Indonesia, hlm.54
132
Lihat Pasal 80 RUU KUHP Tahun 2006, pidana denda yang merupakan sejumlah uang yang wajib dibayar oleh terpidana berdasarkan putusan pengadilan.Pidana denda kategori I sebesar
Rp.1.500.000,00 satu juta lima ratus ribu rupiah.
133
Pasal 86 ayat 1 RUU KUHP Tahun 2006
134
Pasal 86 ayat 3 RUU KUHP Tahun 2006
Universitas Sumatera Utara