PENDAHULUAN Peninjauan Kembali (Pk) Yang Diajukan Oleh Jaksa Penuntut Umum Dalam Kasus Pollycarpus Budihariyanto.

2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Peninjauan kembali PK adalah suatu upaya hukum yang dipakai untuk memperoleh penarikan kembali atau perubahan terhadap putusan hakim yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Sebelum berlakunya UU No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana KUHAP berlaku, dalam sistem tata cara peradilan di Indonesia, suatu kasus yang berakhir dengan putusan yang memperoleh kekuatan hukum tetap, guna kepastian hukum maka tidak dapat dibuka kembali. Kekecualian dimungkinkan apabila terjadi ketidakadilan. Mempertahankan suatu putusan yang tidak adil bukan merupakan syarat bagi hukum dan juga tidak merupakan tuntutan kepastian hukum. Suatu upaya atau sarana untuk memperbaiki kekhilafan harus dimungkinkan, tetapi harus disertai dengan syarat-syarat yang ketat, bukan sebaliknya. Untuk menempatkan putusan tetap yang tidak adil itu kembali pada posisinya yang benar, yaitu memberikan kebenaran, maka perlu ada upaya hukum luar biasa, sarana luar biasa itu adalah peninjauan kembali PK. Lembaga PK mendapat tempat berpijak mula-mula dalam Undang-undang No. 19 Tahun 1964 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman Pasal 15, yang dinyatakan tidak berlaku oleh Undang-undang No. 6 Tahun 1969 tentang Pernyataan tidak berlakunya berbagai undang-undang dan peraturan pemerintah pengganti undang-undang, dan kemudian dalam UU No. 14 Tahun 3 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman Pasal 21, yang menggantikan UU No. 19 tahun 1964. 1 Belum adanya undang-undang yang mengatur hukum aca ra PK sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 21 UU No. 14 Tahun 1970, kemudian Mahkamah Agung pada tanggal 1 Desember 1980 mengeluarkan Peraturan Mahkamah Agung No. 1 Tahun 1980 untuk menampung masalah-masalah yang timbul karena adanya permohonan PK, baik mengenai perkara pidana maupun perkara perdata. 2 Kini PK dalam perkara pidana telah mendapat pengaturannya dalam Undang-undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana KUHAP, sehingga untuk bagian pidana Peraturan Mahkamah Agung itu kehilangan daya berlakunya, sedangkan bagian lainnya masih tetap berlaku bahkan disempurnakan. Terhadap putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dapat diajukan PK. Peninjauan Kembali sebagai upaya hukum luar biasa dalam KUHAP diatur dalam Pasal 263-269 KUHAP. Ketentuan Pasal 263 KUHAP menetapkan syarat- syarat yang memungkinkan pengajuan PK ke Mahkamah Agung, Sedangkan pihak yang dapat mengajukan PK sebagaimana ditegaskan dalam ketentuan Pasal 263 ayat 1 adalah terpidana atau ahli warisnya.Masalah pengajuan PK mencuat sejak diterimanya permintaan PK yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum kepada Mahkamah Agung dalam kasus Muchtar Pakpahan Putusan No. 55 PKPID1996 serta kasus yang masih aktual yaitu dalam tindak pidana dengan terpidana Pollycarpus Budihari Priyanto Putusan No.109 PKPID2007 yang diduga telah melakukan pembunuhan berencana terhadap aktivis HAM Munir dan menggunakan surat palsu. Dalam amar putusan PK sebagai berikut : 1 Soedirjo, Peninjauan Kembali Dalam Perkara Pidana: Arti dan Makna, Akademika Pressindo, Jakarta, 1986, hlm. 12. 2 Ibid., hlm. 13. 4 MENGADILI Mengabulkan permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh pemohon PK: Jaksa penuntut Umum pada kejaksaaan Negeri Jakarta Pusat; Membatalkan putusan MA RI tgl 3 Oktober 2006 No: 1185 KPID2006 yang telah membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta tgl 27 Maret 2006 No: 16PID2006PT DKI, yang menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tgl 20 Desember 2005 No :1361Pid B.2005PN Jkt Pst. MENGADILI KEMBALI Menyatakan terpidana POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO tersebut diatas terbukti secara sah dan menyakinkan telah bersalah melakukan tindak pidana : 1. MELAKUKAN PEMBUNUHAN BERENCANA 2. MELAKUKAN PEMALSUAN SURAT. Menghukum oleh karena itu terpidana dengan pidana penjara selama :20 dua puluh tahun; Putusan PK lebih tinggi dari vonis Pengadilan Tinggi DKI Jakarta yaitu 14 tahun penjara menjadi 20 tahun penjara, ada yang beranggapan hal ini menyalahi aturan lamanya penjatuhan pidana tentang PK karena pidana yang dijatuhkan dalam putusan PK tidak boleh melebihi pidana yang telah dijatuhkan dalam putusan semulaPasal 266 ayat 3 KUHAP. Kemudian Pollycarpus Budihari Priyanto mengajukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi karena beranggapan dasar hukum diterimanya PK oleh Mahkamah Agung adalah pemakaian Pasal 23 ayat 1 Undang-undang No. 4 tahun 2004 tentang kekuasaan kehakiman yang dianggap bertentangan dengan Pasal 28 D ayat1 UUD 1945, 5 dalam putusan No 16PUU-VI2008, Mahkamah Konstitusi menolak permohonan pemohon. B. Identifikasi masalah 1. Apakah Peninjauan Kembali PK yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum dalam perkara No. 109 PKPid2007 dengan terpidana Pollycarpus Budihari Priyanto dapat dibenarkan? 2. Apakah lamanya pemidanaan yang dijatuhkan oleh majelis PK MA RI kepada Pollycarpus Budihari Priyanto telah sesuai menurut ketentuan hukum yang berlaku? 6

BAB II PENINJAUAN KEMBALI YANG DIAJUKAN JAKSA PENUNTUT UMUM

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Mengenai Upaya Hukum Peninjauan Kembali (PK)/Herziening Yang Diajukan Oleh Jaksa (Analisa Terhadap Putusan MA RI No. 55 PK/Pid/1996, Putusan MA RI No. 109 PK/Pid/2007 dan Putusan MA RI No. 07 PK/Pidsus/2009)

2 111 125

Kewenangan Jaksa Dalam Melakukan Peninjauan Kembali Dalam Perkara Pidana

2 70 135

Peninjauan kembali (PK) kasus Munir dalam perkara terpidana Pollycarpus menurut Hukum Acara Pidana di Indonesia dan Hukum Islam

1 12 92

ANALISIS KONTROVERSI PENINJAUAN KEMBALI YANG DIAJUKAN OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM

0 2 13

DIVERSI DALAM PENYELESAIAN PERKARA ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM Diversi Dalam Penyelesaian Perkara Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum Oleh Jaksa Penuntut Umum (Studi Kasus Di Kejaksaan Negeri Sukoharjo).

0 3 16

SKRIPSI Pelaksanaan Praperadilan Yang Diajukan Oleh Pihak Ketiga Terhadap Penghentian Penyidikan Oleh Jaksa Penuntut Umum Dalam Tindak Pidana Korupsi (Studi Kasus Pengadilan Negeri Boyolali).

0 2 13

Kewenangan Jaksa Penuntut Umum Mengajukan Peninjauan Kembali.

0 2 7

TINJAUAN YURIDIS MENGENAI PENINJAUAN KEMBALI YANG DIAJUKAN OLEH PENUNTUT UMUM TERHADAP PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI YANG TELAH DIAJUKAN LEBIH DAHULU OLEH TERPIDANA DI MAHKAMAH AGUNG.

0 0 1

STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NO. 183 PK/PID/2010 TENTANG PENINJAUAN KEMBALI YANG DIAJUKAN OLEH TERPIDANA ATAS PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI YANG DIAJUKAN OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM.

0 0 1

KEWENANGAN JAKSA PENUNTUT UMUM DALAM MENGAJUKAN UPAYA HUKUM PENINJAUAN KEMBALI PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 33/PUUXIV/ 2016 - Unika Repository

0 0 13