Lamanya Pidana yang dijatuhkan dalam PK Pollycarpus Budihari Priyanto

24

C. Lamanya Pidana yang dijatuhkan dalam PK Pollycarpus Budihari Priyanto

Terkait adanya perbedaan antar majelis hakim mengenai lamanya penjatuhan pidana, dua hakim anggota majelis PK berpendapat lamanya hukuman tidak boleh melebihi dari putusan semula yaitu antara 2-14 tahun, karena putusan PN dan PT telah menjatuhkan lamanya pidana selama 14 tahun kepada terpidana karena telah terbukti secara sah dan menyakinkan turut serta melakukan pembunuhan berencana kepada aktivis HAM Munir dan majelis hakim Kasasi menjatuhkan 2 tahun pidana penjara untuk pemalsuan surat, tetapi 3 majelis hakim PK lainnya berpendapat hukuman yang dijatuhkan dalam putusan PK bisa melebihi 14 tahun karena perbuatan yang terbukti dalam pemeriksaan PK adalah pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana yang ancaman hukumannya minimal 20 tahun pidana penjara, dan pemalsuan surat. Mengenai lamanya pidana yang dapat dijatuhkan putusan Pk dalam perkara pidana, sebenarnya KUHAP telah mengaturnya, Pasal 266 ayat 3 KUHAP menegaskan bahwa pidana yang dijatuhkan dalam putusan PK ”tidak boleh melebihi pidana yang tel ah dijatuhkan dalam putusan se mula” yang diperkenankan adalah menerapkan ketentuan pidana yang lebih ringan sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 266 ayat 2 huruf b angka 4. Prinsip yang diatur dalam Pasal 266 ayat 3 ini sejalan dengan tujuan yang terkandung dalam lembaga upaya PK yang be rmaksud membuka kesempatan kepada terpidana untuk membela kepentingannya agar bisa terlepas dari ”ketidakbenaran” penegak hukum. Berbeda halnya dalam kasus ini PK diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum terhadap putusan bebas yang dijatuhkan oleh majelis hakim kasasi terhadap terpidana Pollycarpus dari dakwaan pembunuhan berencana Pasal 340 25 KUHP, kemudian setelah majelis hakim memeriksa alasan PK yang dapat diterima oleh majelis hakim PK dan menyatakan perbuatan terpidana terbukti secara sah dan menyakinkan melakukan pembunuhan berencana terhadap Munir dan pemalsuan surat guna mendu kung pelaksanaan tindak pidana nya pembunuhan berencana terhadap Munir, pada dasarnya pemeriksaan terhadap dakwaan I tentang pembunuhan berencana telah dilakukan pada pemeriksaan tingkat PN dan PT yang telah menyatakan bahwa perbuatan terdakwa telah terbukti turut serta melakukan perbuatan pembunuuhan berencana dan menjatuhkan hukuman selama 14 tahun pidana penjara, jadi alasan lamanya pidana yang dijatuhkan oleh majelis hakim PK selama 20 tahun karena terpidana pollycarpus terbukti secara sah dan menyakinkan melakukan pembunuhan berencana dapat dikatakan tidak tepat sebatas lamanya penjatuhan pidana, karena seharusnya penjatuhan lamanya pidana tetap mendasarkan kepada Pasal 266 ayat 3 KUHAP, yang seharusnya lamanya pidana dapat sama dengan putusan PN dan PT atau lebih ringan dari 14 tahun. 26

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Mengenai Upaya Hukum Peninjauan Kembali (PK)/Herziening Yang Diajukan Oleh Jaksa (Analisa Terhadap Putusan MA RI No. 55 PK/Pid/1996, Putusan MA RI No. 109 PK/Pid/2007 dan Putusan MA RI No. 07 PK/Pidsus/2009)

2 111 125

Kewenangan Jaksa Dalam Melakukan Peninjauan Kembali Dalam Perkara Pidana

2 70 135

Peninjauan kembali (PK) kasus Munir dalam perkara terpidana Pollycarpus menurut Hukum Acara Pidana di Indonesia dan Hukum Islam

1 12 92

ANALISIS KONTROVERSI PENINJAUAN KEMBALI YANG DIAJUKAN OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM

0 2 13

DIVERSI DALAM PENYELESAIAN PERKARA ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM Diversi Dalam Penyelesaian Perkara Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum Oleh Jaksa Penuntut Umum (Studi Kasus Di Kejaksaan Negeri Sukoharjo).

0 3 16

SKRIPSI Pelaksanaan Praperadilan Yang Diajukan Oleh Pihak Ketiga Terhadap Penghentian Penyidikan Oleh Jaksa Penuntut Umum Dalam Tindak Pidana Korupsi (Studi Kasus Pengadilan Negeri Boyolali).

0 2 13

Kewenangan Jaksa Penuntut Umum Mengajukan Peninjauan Kembali.

0 2 7

TINJAUAN YURIDIS MENGENAI PENINJAUAN KEMBALI YANG DIAJUKAN OLEH PENUNTUT UMUM TERHADAP PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI YANG TELAH DIAJUKAN LEBIH DAHULU OLEH TERPIDANA DI MAHKAMAH AGUNG.

0 0 1

STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NO. 183 PK/PID/2010 TENTANG PENINJAUAN KEMBALI YANG DIAJUKAN OLEH TERPIDANA ATAS PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI YANG DIAJUKAN OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM.

0 0 1

KEWENANGAN JAKSA PENUNTUT UMUM DALAM MENGAJUKAN UPAYA HUKUM PENINJAUAN KEMBALI PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 33/PUUXIV/ 2016 - Unika Repository

0 0 13