2.2. Landasan Teori 2.2.1. Jalur Pendidikan Akuntan di Indonesia
2.2.1.1. Sebelum Adanya Program PPAk
Sebelum adanya PPAk, di Indonesia ada dua jalur untuk mendapat gelar akuntan dengan nomor register, yaitu :
1. Fakultas Ekonomi Negeri Bagi mereka yang ingin menjadi akuntan sekaligus berhak
memakai gelar Akuntan dapat memasuki jalur Fakultas Ekonomi Negeri yang telah mempunyai jurusan akuntansi seperti UI Jakarta,
UGM Yogjakarta, UNPAD Bandung, UNDIP Semarang, USU Medan, UNBRAW Malang, UNSYIAH Aceh, dan lain-lain.
Untuk berhak memakai gelar Akuntan, mereka yang telah lulus Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi dapat membuat permohonan
tertulis kepada Panitia Persamaan Ijazah Akuntan disertai Ijazah Sarjana dan pasfoto kepada BPKP di Jakarta.
Proses permohonan ini adalah untuk mendapatkan Nomor Register Negara dari Panitia Persamaan Ijazah Akuntan. Dengan keluarnya
nomor register ini, maka otomatis Sarjana Ekonomi yang bersangkutan berhak memakai gelar Akuntan dengan Nomor Register yang diberikan.
2. Fakultas Ekonomi Swasta Untuk mendapat gelar Akuntan, seseorang yang kuliah di Fakultas
Ekonomi Swasta memiliki perbedaan dengan lulusan Fakultas Ekonomi Negeri. Jika alumni FE Negeri dapat langsung meminta Nomor Register
maka alumni FE Swasta harus melalui beberapa tahap sesuai dengan SK Dirjen Pendidikan Tinggi No.28Dikti Kep1986 tanggal 6 Juli 1986
sebagai berikut : a. Sarjana Ekonomi Negara
Untuk menjadi Sarjana Ekonomi Negara maka seorang alumni FE Swasta memiliki jalur yang berbeda yang didasarkan pada Status
Perguruan Tinggi yang bersangkutan, apakah terdaftar, diakui atau disamakan. Namun prinsipnya Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan telah memberikan kelonggaran bagi alumni Perguruan Tinggi Swasta untuk lulus ujian negara seperti melalui ujian negara
cicilan. Perbedaan antara status diatas sebenarnya hanya terletak pada
pengujiannya, jika status Perguruan Tinggi yang bersangkutan terdaftar, pengujiannya 50 berasal dari Perguruan Tinggi yang
bersangkutan, selebihnya dari Kopertis. Jika statusnya diakui, pengujiannya 75 dari Perguruan Tinggi yang bersangkutan,
selebihnya dari Kopertis. Jika statusnya disamakan, pengujiaanya 100 dari Perguruan Tinggi yang bersangkutan. Jika seseorang
sudah lulus ujian negara untuk Sarjana Ekonomi Mudanya maka yang bersangkutan berhak mengikuti Ujian Negara Akuntansi.
b. Ujian Negara Akuntansi Ujian Negara Akuntansi UNA diselenggarakan oleh
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Konsorsium Ilmu Ekonomi
dengan bimbingan Panitia Ahli Pertimbangan Ijazah Akuntansi. UNA ini dilakukan dua tingkat yaitu :
1. UNA Dasar UNA Dasar dapat diikuti oleh mereka yang berpendidikan
Fakultas Ekonomi Swasta jurusan Akuntansi minimal terdaftar pada Kopertis dengan kualifikasi minimal 110 sks dengan Indeks
Prestasi IP minimal 2 dan nilai rata-rata C untuk tiap mata kuliah yang diujikan. Adapun mata kuliah yang diujikan adalah sebagai
berikut : a. Statistik Deskriptif dan Inferensial
b. Akuntansi Dasar, Intermediate dan Lanjutan c. Akuntansi Biaya
d. Pembelanjaan financial management 2. UNA Profesi
UNA Profesi dapat diikuti oleh mereka yang sudah lulus UNA Dasar dan sudah lulus Ujian Negara Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi. Adapun mata kuliah yang diujikan adalah : 1. Auditing
2. Controllership 3. Teori Akuntansi
4. Akuntansi Pemerintahan 5. Sistem Akuntansi
6. Perpajakan
2.2.1.2. Pendidikan Profesi Akuntansi PPAk
Keputusan Mendiknas Nomor 179U2001 menyebutkan bahwa pendidikan profesi akuntansi adalah pendidikan tambahan pada
pendidikan tinggi setelah program sarjana Ilmu Ekonomi pada program studi akuntansi. Pendidikan Profesi Akuntansi bertujuan menghasilkan
lulusan yang menguasai keahlian bidang profesi akuntansi dan memberikan kompensasi keprofesian akuntansi. Lulusan pendidikan
profesi akuntansi berhak menyandang sebutan gelar profesi akuntan yang selanjutnya disingkat Ak.
Kurikulum dan silabus Pendidikan Profesi Akuntansi PPAk tahun 2006 telah dimutakhirkan sesuai dengan surat keputusan KERPA
Nomor: KEP-003SK KERPAIAIII2006 tanggal 14 Februari 2006 tentang penetapan dan pemutakhiran silabus dan kurikulum PPAk tahun
2006. Penyelenggaraan PPAk meliputi paling sedikit 21 SKS yang ditempuh selama 2 sampai 6 semester.
Kurikulum nasional yang dimaksud adalah: 1.
Etika Bisnis dan Profesi 2.
Seminar Perpajakan 3.
Praktik Audit 4.
Lingkungan Bisnis 5.
Pengetahuan Pasar Modal 6.
Seminar Akuntansi Keuangan 7.
Seminar Akuntansi Manajemen
Pendidikan Profesi Akuntansi PPAk merupakan pendidikan tambahan bagi lulusan sarjana ekonomi akuntansi yang ingin mendapatkan
sebutan Akuntan, sehingga dengan mendapat sebutan akuntan tersebut yang bersangkutan dapat melanjutkan karier sebagai seorang akuntan
publik atau akuntan lainnya.
2.2.2. Profesi Akuntan
Menurut Carey 1970 dan Loeb 1978 dalam Regar 1993:8 menyebutkan bahwa profesi menurut pengertian yang sempit adalah suatu
jenis pekerjaan yang dipangku untuk suatu jabatan khusus tertentu dalam masyarakat dengan memenuhi syarat dan ciri tertentu, antara lain:
1. Pengetahuan yang diperlukan yang diperoleh dengan cara mengikuti
pendidikan yang teratur dan dibuktikan dengan tanda atau ijazah keahlian dan memiliki kewenangan dan keahliannya.
2. Jasa yang diberikan dibutuhkan oleh masyarakat dan memiliki
monopoli dalam memberikan pelayanan. 3.
Memiliki organisasi yang mendapat pengakuan masyarakat atau pemerintah dengan perangkat kode etik untuk mengatur anggotanya
serta memiliki budaya profesi. 4.
Suatu ciri yang membedakannya dengan perusahaan yakni tidak mengejar keuntungan yang sebesar-besarnya, tetapi lebih
mengutamakan pelayanan dengan memberikan jasa yang bermutu dengan balas jasa yang setimpal. Pada dasarnya ciri profesi ini berlaku
untuk semua profesi seperti kedokteran, pengacara, akuntan publik dan lain-lain.
Profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian dibidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik,
akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintahan, dan akuntan sebagai
pendidik Regar, 1993:7-8. Untuk menjadi akuntan harus lebih dulu mendapatkan izin kerja yang
dikeluarkan oleh Departemen Keuangan. Dan izin kerja hanya dapat diberikan bila yang bersangkutan telah dianggap cakap untuk melakukan
fungsi akuntan publik dengan cara meneliti pengalaman yang bersangkutan. Karena pengetahuan teori yang diperoleh selama proses
pendidikan dianggap tidak cukup untuk melakukan fungsinya sebagai akuntan. Pengalaman yang relevan merupakan modal yang penting untuk
dapat melakukan fungsi sebagai akuntan.
2.2.3. Pengertian Minat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002: 744, minat adalah kecenderungan hari yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan.
Sedangkan menurut Widyastuti dkk 2004, minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan
membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya.
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Selanjutnya Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan minat sebagai
keinginan untuk memperhatikan atau melakukan sesuatu. Menurut Benny 2006 menyimpulkan bahwa ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan pada minat ini, yaitu: a.
Minat dianggap sebagai perantara faktor-faktor motivasional yang mempunyai dampak pada suatu perilaku.
b. Minat menunjukan seberapa keras seseorang berani mencoba
melakukan sesuatu. c.
Minat menunjukan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang untuk melakukan sesuatu.
2.2.4. Pengertian dan Jenis Motivasi 2.2.4.1. Pengertian Motivasi
Dalam Winardi 2002:24 menyebutkan bahwa istilah motivasi motivation berasal dari perkataan bahasa latin, yakni movere yang berarti
“menggerakkan” to move. Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang, sadar atau
tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu, atau motivasi adalah usaha – usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau
kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan
perbuatannya Kamus Besar Bahasa Indonesia,2002.
Menurut Siagian, 2004:137 motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapinya karena itulah terdapat
perbedaan dalam kekuatan motivasi yang ditunjukkan oleh seseorang dalam menghadapi situasi tertentu dibandingkan dengan orang-orang lain
yang menghadapi situasi yang sama. Bahkan seseorang akan menunjukkan dorongan tertentu dalam menghadapi situasi yang berbeda dan dalam yang
berlainan pula
2.2.4.2. Jenis Motivasi
Menurut Hasibuan 1999:150 ada dua jenis motivasi, yaitu motivasi positif dan motivasi negatif.
a. Motivasi Positif
Motivasi positif maksudnya manajer memotivasi merangsang bawahan dengan memberi hadiah penghargaan kepada mereka yang
berprestasi diatas prestasi standar, dengan motivasi positif, semangat kerja bawahan akan meningkat karena umumnya manusia senang
menerima yang baik-baik saja. b.
Motivasi Negatif Motivasi negatif maksudnya manajer memotivasi bawahan dengan
standar mereka akan mendapat hukuman, dengan motivasi negatif ini semangat bekerja bawahan dalam jangka pendek akan meningkat
karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka panjang dapat berakibat kurang baik.
Dalam penggunaan masing-masing jenis motivasi ini dengan segala bentuknya haruslah mempertimbangkan situasi karyawan, sebab pada
hakekatnya setiap karyawan secara individual berbeda satu dengan yang lainnya. Suatu dorongan yang mungkin efektif bagi seseorang mungkin
tidak efektif bagi orang lain Rivai 2005:461.
2.2.5. Karakteristik Motivasi
Dalam penelitian ini yang termasuk dalam karakteristik motivasi dibedakan menjadi tiga, adalah sebagai berikut:
2.2.5.1. Motivasi Karir
Karir merupakan keahlian atau profesional seseorang dibidang ilmunya yang dinilai berdasarkan pengalaman kerja yang akan
memberikan kontribusi kepada organisasi Ariani 2004 dalam Beny dan Yuskar, 2006:10.
Motivasi karir merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dan dalam rangka
mencapai kedudukan, jabatan atau karir yang lebih baik dari sebelumnya. Menurut Widyastuti 2004:10 mengemukakan bahwa karir sebagai
akuntan diminati oleh banyak mahasiswa akuntansi karena mereka ingin memperoleh kesempatan berkembang yang lebih baik dibandingkan
dengan karir yang lain dan karir tersebut sesuai dengan latar belakang pendidikan serta memperoleh pengakuan atas prestasi yang telah diraih.
2.2.5.2.Pengaruh Motivasi Karir Terhadap Minat Mahasiswa Untuk mengikuti PPAk
Widyastuti, Suryaningsum, Juliana 2004 menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang saling berkaitan antara variabel motivasi karir
dengan minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa mahasiswa akuntansi termotivasi untuk mengikuti PPAk
dikarenakan adanya kesempatan karir yang luas di bidang akuntansi dibandingkan karir di bidang lain, serta ingin mendapat pengakuan atas
prestasi yang diraihnya.
2.2.5.3. Motivasi Ekonomi
Motivasi ekonomi merupakan suatu dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka
untuk memperoleh penghargaan finansial yang diinginkan. Secara umum penghargaan finansial terdiri atas penghargaan langsung
dan penghargaan tidak langsung. Penghargaan finansial merupakan suatu bentuk sistem pengendalian manajemen. Untuk memastikan segenap
elemen karyawan dapat mengarahkan tindakannya terhadap pencapaian tujuan perusahaan, maka manajemen memberikan balas jasa atau reward
dalam berbagai bentuk, termasuk didalamnya finansial reward atau penghargaan keuangan.
Imbalan finansial adalah imbalan yang diterima seseorang bagi jasa- jasa yang diberikannya kepada organisasi, yang dapat berupa gajiupah,
bonus, premi, tunjangan istri, tunjangan anak, biaya pengobatan, biaya
pendidikan anak, pembayaran dana pensiun, dan lain-lain Siagian, 2004:138.
Widyastuti, dkk 2004:325 mengemukakan bahwa motivasi ekonomi didorong oleh kemampuan mahasiswa untuk memperoleh gaji yang tinggi,
fasilitas yang memadai dan memperoleh bonus.
2.2.5.4. Pengaruh Motivasi Ekonomi Terhadap Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti PPAk
Widyastuti, Suryaningsum, Juliana 2004 menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang saling berkaitan antara variabel motivasi ekonomi
dengan minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa mahasiswa akuntansi termotivasi untuk mengikuti PPAk
dikarenakan ingin memperoleh penghargaan finansial yang diinginkan seperti gaji awal yang tinggi, fasilitas yang memadai, serta adanya bonus-
bonus.
2.2.5.5. Motivasi Kualitas
Motivasi kualitas merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk memiliki dan meningkatkan kualitas atau kemampuannya
dalam bidang yang ditekuninya sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar.
Dalam penelitian Widyastuti, dkk 2004:323 mengemukakan bahwa motivasi kualitas didorong oleh kemauan mahasiswa ingin memiliki
keahlian dibidang yang saat ini ditekuninya, memiliki kemampuan dalam
mengambil keputusan untuk memberikan kontribusi terhadap organisasi dan menguasai ilmu pengetahuan yang menyangkut bidang pekerjaannya.
2.2.5.6. Pengaruh Motivasi Kualitas Terhadap Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti PPAk
Widyastuti, Suryaningsum, Juliana 2004 menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang saling berkaitan antara variabel motivasi kualitas
dengan minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa mahasiswa akuntansi termotivasi untuk mengikuti PPAk
dikarenakan ingin memiliki dan meningkatkan kualitas diri, kemampuan serta keahlian pada bidang akuntansi agar menjadi seorang akuntan yang
profesional dan siap bersaing dengan akuntan belahan dunia lain.
2.2.6. Pengaruh Motivasi Terhadap Minat
Pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi didasari oleh teori motivasi yang
dikemukakan oleh David McClelland 1961 yang mengemukakan bahwa seorang memiliki energi potensial yang dapat dimanfaatkan tergantung
pada dorongan motivasi, situasi dan peluang yang ada. Kebutuhan yang dapat memotivasi gairah adalah Hasibuan, 1999:111-112:
Kebutuhan akan prestasi
Kebutuhan akan afiliasi
Kebutuhan akan kekuasaan
Pengaruh motivasi dilandasi oleh teori penetapan tujuan yang dikemukakan oleh Edwin Locke, bahwa maksud-maksud untuk bekerja
kearah suatu tujuan merupakan sumber utama dari motivasi kerja. Artinya, tujuan memberitahu karyawan apa yang perlu dikerjakan dan betapa
banyak upaya akan dihabiskan. Bukti dengan kuatnya mendukung nilai dari tujuan. Lebih tepatnya, ini dapat mengatakan bahwa tujuan-tujuan
khusus meningkatkan kinerja bahwa tujuan sulit, bila diterima baik, menghasilkan kinerja yang lebih tinggi dari pada tujuan mudah dan bahwa
umpan balik menghantar ke kinerja yang lebih tinggi daripada yang bukan umpan balik.Robbins, 2001:177.
2.2.7. Teori Motivasi 2.2.7.1. Teori Hierarki Kebutuhan oleh Abraham Maslow
Teori Maslow menjelaskan suatu hirarki kebutuhan yang menunjukkan adanya 5 tingkatan yang lebih tinggi akan mendorong
seseorang untuk mendapatkan kepuasan tersebut, setelah kebutuhan yang lebih rendah sebelumnya telah dipuaskan. Hirarki 5 kebutuhan dasar
manusia menurut Maslow adalah: kebutuhan fisiologi, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargan dan kebutuhan
aktualisasi diri.
Gambar 1 : Hirarki Kebutuhan Maslow Ak-
tualisasi Diri
Penghargaan Diri Kepemilikan Sosial
Rasa Aman Kebutuhan Fisiologis
Sumber : Arfan Ikhsan dan Muhammad Ishak 2006
Aktualisasi diri Kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill, potensi ,
kebutuhan untuk berpendapat dengan menggunakan ide-ide, memberikan penilaian dan kritik terhadap sesuatu.
Penghargaan diri
Kebutuhan akan harga diri, kebutuhan dihormati dan dihargai orang lain.
Kepemilikan Sosial
Kebutuhan merasa memiliki, kebutuhan untuk diterima dalam kelompok berafiliasi, berinteraksi dan kebutuhan untuk mencintai
dan dicintai.
Rasa Aman Kebutuhan rasa aman, kebutuhan perlindungan dari ancaman,
bahaya pertentangan dan lingkungan hidup.
Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis, kebutuhan makan, minum, perlindungan fisik, seksual sebagai kebutuhan terendah.
2.2.7.2. Teori Eksistensi – Keterkaitan – Pertumbuhan ERG
Menurut Gibson dkk 1997; 193 Teori motivasi ini dikenal sebagai teori ERG sebagai singkatan dari Exsistence, Related dan Growth,
dikembangkan oleh Alderfer dan merupakan satu modifikasi dan reformulasi dari teori hierarki kebutuhan dari Maslow. Alderfer
mengelompokkan kebutuhan dalam tiga kelompok, yaitu: 1. Kebutuhan Eksistensi : kebutuhan-kebutuhan terpuaskan oleh
faktor-faktor seperti makanan, udara, air, gaji, dan kondisi pekerjaan. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan fisik dan rasa
aman dari Maslow. 2.
Kebutuhan Keterkaitan : kebutuhan-kebutuhan terpuaskan dengan adanya hubungan sosial dan interpersonal yang berarti kebutuhan
ini mencakup kebutuhan sosial dari Maslow. 3.
Kebutuhan Pertumbuhan : kebutuhan-kebutuhan yang terpuaskan oleh seorang individu yang menciptakan kontribusi yang kreatif
atau produktif. Kebutuhan ini serupa dengan kebutuhan penghargaan dan aktualisasi diri dari Maslow.
Beberapa dasar pemikiran tentang teori ERG ialah bahwa: 1.
Makin lengkap satu kebutuhan yang lebih konkret terpuasi, makin besar keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang kurang
konkret abstrak. 2.
Makin kurang lengkap satu kebutuhan terpuasi, makin besar keinginannya untuk memuaskannya.
Teori ERG ini sama dengan teori hierarki kebutuhan Maslow, tidak mencerminkan adanya kebutuhan yang mengarah ke motivasi kerja yang
proaktif ataupun yang reaktif.
2.2.7.3. Teori X dan Y oleh Mc Gregor
a. Teori X
Teori X yang pada dasarnya mengatakan bahwa manusia cenderung berperilaku negatif. Bila dikaitkan dengan teori Maslow akan terlihat
gejala bahwa para pekerja yang tergolong pada kategori “X” akan lebih mementingkan pemuasan kebutuhan tingkat rendah seperti
kebutuhan pokok dan kurang memberikan perhatian pada kebutuhan pada anak tangga teratas yaitu aktualisasi diri Siagian 2004: 162.
b. Teori Y
Teori Y yang pada dasarnya mengatakan bahwa manusia cenderung berperilaku positif. Yang terjadi pada manusia yang tergolong pada
kategori “Y” dalam arti bahwa pemuasan kebutuhan yang sifatnya psikologis dan non materiil lebih diutamakan ketimbang pemuasan
kebutuhan yang bersifat kebendaan Siagian 2004:163.
2.2.7.4. Teori Prestasi oleh McClelland
Teori ini mendasarkan pada anggapan bahwa orang berkeinginan untuk menghadapi tantangan, berinovasi, dan menggunakan perilaku yang
berorientasi pada prestasi. Motivasi seseorang pada dasarnya ditentukan oleh tiga kebutuhan: kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk
berkuasa, dan kebutuhan untuk berafiliasi. Seseorang yang mengutamakan pencapaian prestasi yang tinggi selalu
mempertimbangkan pekerjaan dengan langkah sebagai berikut: 1.
Apakah pekerjaan yang dilakukan cukup menantang atau tidak. 2.
Jika pekerjaan tersebut cukup menantang, maka orang tersebut akan kendala-kendala, strategi-strategi, dan antisipasi strategi yang
akan dilakukan Supriyono, 2000:253.
2.3. Kerangka Pemikiran