boleh bias. Untuk bias dikatakan sebagai alat ukur yang BLUE, maka persamaan regresi harus memenuhi ketiga asumsi sebagai berikut:
a. Tidak boleh terjadi Autokorelasi
b. Tidak boleh terjadi Multikolinieritas
c. Tidak boleh terjadi Heteroskedasitas
Apabila salah satu dari ketiga asumsi tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE, sehingga
pengambilan keputusan uji F dan uji t menjadi bias. Berikut ini uraian singkat mengenai ketiga asumsi tersebut.
1. Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-
1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke
observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi Ghozali, 2001:61.
Pada data
crossection silang waktu, masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena “gangguan” pada observasi yang berbeda
berasal dari individukelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Penelitian ini data yang digunakan bukan data time series tetapi data cross section yang diambil berdasarkan kuesioner, sehingga
untuk uji autokorelasi tidak dilakukan, karena autokorelasi pada sebagian besar kasus ditemukan pada regresi yang datanya time series
Santoso, 2000 : 216.
2. Heteroskedasitas
Heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variansi dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variansi dari residual suatu pengamat ke pengamat yang lain tetap, maka disebut Homoskedasitas dan jika
berbeda disebut Heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedasitas atau tidak terjadi heteroskedasitas Ghozali,
2001:69. Jika nilai signifikan koefisien korelasi Rank Spearman untuk
semua variabel bebas terhadap nilai mutlak dari residual lebih besar 5, maka tidak terdapat gejala heteroskedastisitas Ariyanto dkk,
2005:60.
3. Multikolinieritas