Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)

(1)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI

AKUNTANSI (PPAk)

( Studi Pada Mahasiswa Departemen Akuntansi S-1 di USU )

Oleh :

NAMA : JUWITA HARIYANI HRP

NIM : 040503082

DEPARTEMEN : AKUNTANSI S1

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Medan 2009


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul :

Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi ( PPAk).

( Studi Pada Mahasiswa Departemen Akuntansi S1 di USU )

Adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level program S1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya, dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.

Medan, 12 Maret 2009 Yang Membuat Pernyataan

Juwita Hariyani Hrp NIM : 040503082


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberi rahmat, pertolongan, kemudahan,dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Shalawat dan salam senantiasa terucapkan ke hadirat Rasulullah SAW.

Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua penulis Ayahanda Alm. Abdul Wahab Hrp dan Ibunda Almh. Ida Flora Sinaga, sungguh tiada yang mampu penulis ucapkan selain rasa syukur telah memiliki ayah dan mamak dalam kehidupan penulis serta doa yang selalu terpanjat agar Ayah dan mamak diampuni dosa- dosanya oleh Allah, dan memperoleh tempat terbaik disisi Allah SWT.

Penulis dalam menjalankan segala aktivitas perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini karena doa, motivasi, bimbingan dan bantuan baik secara moril maupun materil dari banyak pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad MSi, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, MAcc, Ak selaku Sekertaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 4. Ibu Dra. Sri Mulyani MBA, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah


(4)

pengarahan, bimbingan dan masukan yang bermanfaat kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak dan Ibu Risanty, SE, MSi, Ak selaku Dosen Pembanding I dan Dosen Pembanding II. Terima kasih atas saran dan kritik yang diberikan untuk penyempurnaan skripsi ini.

6. Bapak Dr. H. Yuskar, SE, MA, Ak selaku Dekan FE Universitas Bung Hatta, Padang. Terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam atas keikhlasannya untuk meluangkan waktu mengirimkan contoh kuesioner untuk penelitian ini, juga atas nasehat dan doanya untuk penulis.

7. Bapak – bapak dan Ibu- ibu dosen pengajar yang telah mencurahkan ilmunya kepada penulis selama kuliah di Universitas Sumatera Utara. 8. Keluargaku tercinta, seluruh Tante, Tulang dan Uda. Terima kasih dari

lubuk hati yang paling dalam atas semua keikhlasannya dalam menyayangi, mendoakan, mendidik serta mengiringi setiap langkah penulis dengan kasih sayang sehingga penulis tidak pernah merasa sendiri. Hanya Allah SWT yang dapat membalasnya.

9. Kedua Saudaraku, Kakanda Dewi Irmayani Hrp, SKM dan Abangda Bripda MaraHalim Hrp atas doa, dukungan dan kasih sayangnya untuk penulis. Semoga Allah selalu menjaga persaudaraan kita dalam perlindungan dan kasih sayang Nya.

10.Sahabat – sahabatku Mery, Endah, Reyka, Anggita ZM, Liza, Diah, Isel, Anggi, Dameq. Terima kasih untuk semua perhatian, semangat, motivasi,


(5)

dukungan dan persahabatan ini. Semoga persahatan kita ini selalu terjaga selamanya ya.

11.Seluruh responden yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan kuesioner yang dibagikan.

Usaha terbaik sudah penulis berikan, namun skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kelemahan – kelemahan yang semata- mata karena keterbatasan penulis. Dengan segala kerendahan hati , penulis menerima setiap saran dan kritik yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang akuntansi.

Medan,12 Maret 2009 Penulis,

Juwita Hariyani Hrp NIM: 040503082


(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi pada mahasiswa Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Motivasi terdiri dari motivasi kua litas, motivasi karir, dan motivasi ekonomi.

Data yang diperoleh berasal dari persepsi mahasiswa akuntansi mengenai alasan motivasi yang mendorong minat mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi. Data ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada 88 responden yang dijadikan sebagai sampel penelitian. Model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji signifikansi simultan (uji-F) dan uji signifikansi parsial (uji-T).

Hasil uji F penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan motivasi kualitas, motivasi karir dan motivasi ekonomi berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk. Namun, secara parsial motivasi kualitas dan motivasi ekonomi tidak berpengaruh terhadap minat mahasiswa mengikuti PPAk, sedangkan motivasi karir berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk.

Kata kunci : Motivasi kualitas, Motivasi karir, Motivasi ekonomi, Minat mengikuti PPAk.

ABSTRACT

The objective of this study is to show the influence of motivation toward accounting students proclivity to follow an Accounting Profession Education. Motivation are consists of quality motivation, career motivation, and economic motivation.

Data are resulted from the accounting student’s perceptive about motivation reason which motivate accounting student proclivity to follow an Accounting Profession Education. Those data were obtained with questioners distribution to the 88 respondents was chosen be research’s sample. The results as seen on questioners which are distributed to Analysis model that used is multiple regression. Simultant (F-test) and Partial testing (T-Test) have been used to hypothesis testing.

The results of this research shows that quality motivation, career motivation, and economic motivation simultaneously influence toward accounting students proclivity to follow an Accounting Profession Education. The Partially quality motivation, and economic motivation not significant influence toward accounting students proclivity to follow an Accounting Profession Education, but career motivation influence toward accounting students proclivity to follow an Accounting Profession Education.

Keywords: Quality Motivation, Career Motivation, Economic Motivation, and Accounting Profession Education.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... v

ABSTARCT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi ... 7

1. Pengertian Motivasi ... 7

2. Teori- Teori Motivasi ... 10

B. Minat …. ………. ... 11

C. Profesi Akuntan ... 12

1. Laporan Audit ... 15

2. Tipe Audit dan Auditor ... 17

3. Etika Profesional Profesi Akuntan Publik ... 18

E. Jalur Pendidikan Akuntan di Indonesia ... 20

F. Pendidikan Profesi Akuntansi ... 22

G. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 23

H. Kerangka Konseptual ... 24

I. Hipotesis Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 27

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 29

D. Lokasi Penelitian ... 31

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 31

F. Pengujian Kualitas Data ... 32

G. Uji Asumsi Klasik ... 33


(8)

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian

1. Statistik Deskriftif ... 38

2. Hasil Uji Kualitas Data ... 40

3. Uji Asumsi Klasik ... 46

4. Hasil Analisis Regresi Berganda ... 50

5. Hasil Pengujian Hipotesis ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58

B. Keterbatasan Penelitian ... 59

C. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judu l Halaman

Tabel 4.1 Demografi Responden ... 38

Tabel 4.2 Statistik Deskriftif Motivasi dan Minat Responden Mengikuti PPAk ... 39

Tabel 4.3 Uji Validitas Motivasi Kualitas ... 41

Tabel 4.4 Uji Reliabilitas Motivasi Kualitas ... 42

Tabel 4.5 Uji Validitas Motivasi Karir ... 42

Tabel 4.6 Uji Reliabilitas Motivasi Karir ... 43

Tabel 4.7 Uji Validitas Motivasi Ekonomi ... 44

Tabel 4.8 Uji Reliabilitas Motivasi Ekonomi ... 44

Tabel 4.9 Uji Validitas Minat Mengikuti PPAk ... 45

Tabel 4.10 Uji Reliabilitas Minat Mengikuti PPAk ... 46

Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas ... 49

Tabel 4.12 Variabel Entered/ Removed ... 51

Tabel 4.13 Hasil Analisis Regresi Liniear Berganda ... 51

Tabel 4.14 Hasil Uji F ... 53

Tabel 4.15 Hasil Uji T ... 54

Tabel 4.16 Model Summary ... 55

DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 25

Gambar 4.1 Histogram ... 47

Gambar 4.2 Normal P-Plot ... 48

Gambar 4.3 Scatterplot... 5

DAFTAR LAMPIRAN

Nama Judul

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Tabulasi Hasil Kuesioner Motivasi Kualitas Lampiran 3 Tabulasi Hasil Kuesioner Motivasi Karir Lampiran 4 Tabulasi Hasil Kuesioner Motivasi Ekonomi Lampiran 5 Tabulasi Hasil Kuesioner Minat Mengikuti PPAk Lampiran 6 Descriptives and Regression


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akuntansi merupakan salah satu jurusan di fakultas ekonomi yang banyak diminati oleh mahasiswa saat ini. Dari hasil penelitian Basuki, 1999 (dalam Ellya Beni dan Yuskar, 2006) menyebutkan bahwa rata-rata mahasiswa memilih jurusan akuntansi, didorong oleh keinginan mereka untuk menjadi profesional di bidang akuntansi. Selain itu mereka juga termotivasi oleh anggapan bahwa akuntan di masa mendatang akan sangat dibutuhkan oleh banyak organisasi dan perusahaan, khususnya di Indonesia. Namun demikian beberapa waktu belakangan ini, muncul banyak kasus dalam profesi akuntan, yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu dalam profesi akuntan, sehingga dengan demikian timbul keraguan atas keandalan pendidikan tinggi akuntansi dalam menghasilkan tenaga akuntan yang profesional di Indonesia.

Menurut Sundem, 1993 (dalam Ellya Beni dan Yuskar, 2006) pendidikan akuntansi harus menghasilkan akuntan yang professional sejalan dengan perkembangan kebutuhan akan jasa akuntansi pada abad mendatang. Pendidikan tinggi akuntansi yang tidak menghasilkan seorang profesionalisme sebagai akuntan tentunya tidak akan laku di pasaran tenaga kerja.

Perkembangan lingkungan bisnis yang sangat ketat menjadi suatu tantangan yang harus dihadapi bagi setiap pelaku bisnis. Persaingan tidak lepas dari ketatnya perkembangan lingkungan bisnis, sehingga banyak pelaku bisnis


(11)

yang bekerja keras untuk dapat bersaing dan mengatasi munculnya permasalahan yang akan dihadapi akibat persaingan tersebut. Perkembangan ini juga diikuti oleh semakin meluasnya profesi akuntan yang mempunyai hubungan erat dengan tata nilai dan budaya yang berkembang bukan hanya di lingkungan bisnis tetapi dikalangan masyarakat. Profesi akuntan tidak bisa lepas dari lingkungan bisnis yang terjadi di negeri ini, karena profesi akuntan menjadi salah satu pelaku aktif dalam dunia bisnis dan ekonomi. Profesi akuntan dituntut untuk dapat menjawab tantangan yang ditimbulkan oleh perubahan lingkungan bisnis tersebut.

Secara normatif Akuntansi memiliki peranan yang sangat sentral dan luhur dalam membantu lancarnya kegiatan ekonomi dan penciptaan kesejahteraan sosial. Akuntansi membantu pihak yang tidak bisa akses langsung pada kegiatan operasional entitas untuk mengetahui informasi mengenai aspek ekonomis yang dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan misalnya dalam hal pemberian kredit, pilihan investasi atau hal lainnya.

Untuk itulah maka dalam proses akuntansi penyajian laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen selaku pemegang amanah yang juga diharapkan memiliki etika dan moral yang baik. Karena pentingnya kualitas informasi ini maka masyarakat membutuhkan profesi khusus untuk memeriksa kebenaran informasi yang disajikan agar pembaca tidak dirugikan. Itulah yang kita kenal dengan nama profesi akuntan publik.

Pemberian gelar akuntan di Indonesia didasarkan kepada Undang-Undang No. 34 tahun 1954, yang menyatakan bahwa gelar akuntan diberikan kepada lulusan perguruan tinggi negeri yang ditunjuk pemerintah dan atau perguruan


(12)

tinggi negeri yang memenuhi syarat untuk menghasilkan akuntan atas proses pendidikannya. Dengan demikian, terlihat adanya ketidakadilan (diskriminatif) di antara perguruan tinggi, terutama di antara perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia.

Dengan dimulainya pelaksanaan program PPAk, maka gelar akuntan bukan lagi dimonopoli Perguruan Tinggi Negri (PTN) tertentu yang diberi hak istimewa oleh Depdiknas, tetapi sudah menjadi hak bersama bagi semua perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Dengan demikian dapat diharapkan para akuntan di masa akan datang, khususnya dalam era globalisasi ekonomi abad 21, akan menjadi akuntan yang profesional dan siap menghadapi persaingan di tingkat global.

Saat ini, Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) merupakan pendidikan tambahan yang harus diikuti oleh lulusan Sarjana Ekonomi Akuntansi yang ingin mendapatkan sebutan Akuntan, sehingga dengan mendapat sebutan Akuntan tersebut yang bersangkutan dapat melanjutkan karier sebagai akuntan publik atau akuntan lainnya.

Idealnya suatu program dan pendidikan akuntansi diharapkan mampu mempersiapkan peserta didiknya untuk memulai dan mengembangkan keanekaragaman karier professional dalam bidang akuntasi tersebut, sehingga dengan adanya pengadaaan pendidikan profesi akuntansi tersebut dapat menciptakan tenaga professional yang berkualitas, mampu bersaing dan memiliki keunggulan kompetitif yang tinggi.


(13)

Pada situasi ini profesi akuntansi menjadi sorotan tajam bagi pelaku bisnis dan masyarakat karena dianggap sebagai salah satu pihak yang mampu memberikan kontribusi besar dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh mereka. Profesi akuntan dituntut untuk mampu menjaga kepercayaan publik kepada profesi dan menjalankan setiap kegiatan profesi dengan maksimal yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas jasa yang diberikan profesi, sehingga profesi akuntan saat ini dianggap sebagai suatu profesi yang mempunyai prospek masa depan yang cerah untuk mahasiswa Strata satu (S1) program studi akuntansi. Mengingat pentingnya PPAk bagi mahasiswa akuntansi maka diperlukan motivasi dari dalam diri mahasiswa untuk mengikuti PPAk, yang diharapkan dengan mengikuti PPAk dapat membantu mahasiswa untuk mencapai tujuan yang diinginkannya tersebut.

Penelitian ini juga termotivasi oleh penelitian Ellya Benny dan Yuskar (2006) yang meneliti pengaruh motivasi (yaitu motivasi kualitas, motivasi karir dan motivasi ekonomi) terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk di lima universitas di kota Padang. Selain itu juga karena selama ini belum pernah ada penelitian sejenis yang dilakukan oleh mahasiswa Akuntansi S1 tentang masalah ini.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin melakukan pengujian kembali tentang pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi di Univeritas Sumatera Utara sebagai salah satu PTN favorit di kota Medan yang juga menyediakan Pendidikan Profesi Akuntansi bagi lulusannya.


(14)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

“ Apakah motivasi kualitas, motivasi karir, dan motivasi ekonomi berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

( Studi pada mahasiswa departemen akuntansi S1di USU, Medan)”. C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah motivasi kualitas, motivasi karir, dan motivasi ekonomi berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

( Studi pada mahasiswa departemen akuntansi S1di USU, Medan). D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, untuk menambah kemampuan intelektual, mengembangkan wawasan berpikir dan mengkaji lebih dalam tentang pengaruh motivasi kualitas, motivasi karir, dan motivasi ekonomi berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

2. Bagi lembaga (Pendidikan Profesi Akuntansi), dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan referensi untuk mengetahui apakah motivasi mempengaruhi minat mahasiswa mengikuti Program Pendidikan Akuntansi untuk selanjutnya dijadikan bahan referensi untuk melakukan perbaikan - perbaikan guna menciptakan akuntan- akuntan yang professional dan kompeten.


(15)

3. Bagi peneliti lainnya, diharapkan pelitian ini dapat menjadi salah satu bahan masukan dan referensi dalam melakukan penelitian lanjutan sehingga hasilnya dapat lebih baik dari sebelumnya.


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang, sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu, atau motivasi adalah usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1998).

Menurut Robbins ( 2008 : 214 ) motivasi merupakan ”proses yang menjelaskan intesitas, arah, dan ketekunan seorang individu dalam mencapai tujuannya”. Tiga elemen utama dalam definisi diatas adalah intesitas, arah, dan ketekunan. Intesitas berhubungan dengan seberapa giat seseorang berusaha. Intesitas ini harus dapat dikaitkan dengan arah yang menguntungkan baik bagi organisasi ataupun individu. Terakhir dimensi ketekunan, dimensi ini merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang bisa mempertahankan usahanya.

Individu- individu yang termotivasi bertahan melakukan suatu tugas dalam waktu yang cukup lama demi mencapai tujuan mereka.

Menurut Widyastuti,dkk ( dalam Ellya Beni dan Yuskar, 2006 ) bahwa motivasi seringkali diartikan sebagai dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat, sehingga motivasi merupakan suatu tenaga yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku di dalam perbuatannya yang mempunyai tujuan tertentu.

Dari definisi tersebut diatas dapat dilihat bahwa :

1. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi atau tenaga dalam diri pribadi seseorang.

2. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan yang mengarah ke tingkah laku seseorang.

3. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.

Seterusnya dinyatakan bahwa motivasi mempunyai dua bentuk yaitu motivasi positif dan motivasi negatif.

1. Motivasi positif, merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara memberikan penambahan tingkat kepuasan tertentu, misalnya dengan memberikan promosi, memberikan insentif atau tambahan penghasilan.


(17)

2. Motivasi negatif, merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara menakut-nakuti atau mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu secara paksa.

Faktor - faktor yang mempengaruhi motivasi adalah sebagai berikut : a) Kebutuhan pribadi.

b) Tujuan – tujuan dan persepsi- persepsi orang atau kelompok yang bersangkutan.

c) Cara dengan apa kebutuhan serta tujuan – tujuan tersebut akan direalisasi.

2. Teori - teori Motivasi

a. Teori Hierarki Kebutuhan ( Maslow )

Hierarki lima kebutuhan yang diungkapkan oleh Abraham Maslow (dalam Robbins, 2008 : 223) antara lain:

1) Fisiologis, meliputi rasa lapar, haus, perlindungan, seks, dan kebutuhan jasmani lainnya.

2) Rasa aman, meliputi rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional. 3) Sosial, mencakup rasa kasih sayang, rasa memiliki, diterima baik, dan

persahabatan.

4) Penghargaan, meliputi faktor – faktor penghargaan internal seperti hormat diri, otonomi dan pencapaian ; dan faktor- faktor penghargaan eksternal seperti status, pengakuan dan perhatian.

5) Aktualisasi diri, dorongan untuk menjadi seseorang sesuai kecakapannya; meliputi pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri.

Teori ini menghipotesiskan bahwa didalam semua manusia ada jenjang lima kebutuhan tersebut diatas, dimana setiap kebutuhan secara berurutan terpenuhi, kebutuhan berikutnya akan menjadi dominan.

Teori ini juga memisahkan kelima kebutuhan itu sebagai order tinggi dan order rendah. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman disebut sebagai kebutuhan order rendah. Kebutuhan sosial, penghargaan dan aktualisasi diri disebut sebagai kebutuhan order tinggi. Pembedaan antara kedua order itu berdasarkan alasan bahwa kebutuhan order tinggi dipenuhi secara internal (didalam diri orang itu), sedangkan kebutuhan order rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal ( dengan upah, kontrak serikat buruh, masa kerja dll).


(18)

b. Teori Kebutuhan McClelland

Berbeda dengan yang diungkapkan oleh Maslow, teori kebutuhan yang dicetuskan oleh David McClelland ( dalam Robbins, 2008: 230) berfokus pada kebutuhan atas prestasi / achievement, kekuasaan/ power, afiliasi/ pertalian, yang masing- masing didefinisikan sebagai berikut:

1) Kebutuhan akan prestasi, dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, berjuang untuk sukses.

2) Kebutuhan akan kekuasaan, kebutuhan untuk membuat orang – orang lain berprilaku dalam suatu cara yang orang- orang itu inginkan / tanpa dipaksa.

3) Kebutuhan akan afiliasi, keinginan untuk menjalin suatu hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab.

Kebutuhan akan prestasi sangat dilandasi oleh perasaan individu tersebut untuk berhasil, lebih baik, lebih efisien dari yang telah dilakukan sebelumnya.

McClelland (dalam Robbins, 2008: 230) mendapatkan bahwa peraih prestasi tinggi membedakan diri mereka dari orang- orang lain oleh hasrat mereka untuk menyelesaikan hal- hal dengan lebih baik. Peraih prestasi tinggi menyukai tantangan menyelesaikan suatu masalah dan menerima baik tanggung jawab pribadi untuk keberhasilan atau kegagalan bukannya mengandalkan hasil itu pada kebetulan atau peluang atau tindakan- tindakan orang lain.

Kebutuhan akan kekuasaan adalah keinginan untuk mempunyai pengaruh, menjadi yang berpengaruh dan mengendalikan individu lain. Individu- individu seperti ini lebih menikmati untuk berjuang agar dapat memengaruhi orang lain, lebih menyukai untuk diterjunkan kedalam situasi kompetitif dan berorientasi status, serta cenderung lebih khawatir dengan wibawa dan mendapatkan pengaruh atas individu lain daripada kinerja yang efektif.

Kebutuhan akan afiliasi menerima perhatian yang paling kecil. Afiliasi disamakan dengan hasrat untuk disukai dan diterima baik oleh orang lain. Individu dengan motif afiliasi yang tinggi berjuang keras untuk persahabatan, lebih menyukai situasi kooperatif daripada situasi yang kompetitif, dan sangat menginginkan hubungan yang melibatkan derajat pemahaman timbal balik yang tinggi.

B. Minat

Menurut Widyastuti (Ellya Benny dan Yuskar, 2006 ) menyatakan “minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang

diinginkannya”.

Selanjutnya Kamus Umum Bahasa Indonesia mendefinisikan minat sebagai keinginan untuk memperhatikan atau melakukan sesuatu. Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada minat ini, yaitu:

a. Minat dianggap sebagai perantara faktor-faktor motivasional yang mempunyai dampak pada suatu perilaku.


(19)

b. Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba melakukan sesuatu.

c. Minat menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang untuk melakukan sesuatu.

C. Profesi Akuntan

Menurut International Federation of Accountants (dalam Regar, 1993) yang dimaksud dengan “profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik”. Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai “akuntan publik” jadi tidak termasuk akuntan yang bekerja pada bidang- bidang yang disebutkan diatas.

Selanjutnya ciri dari suatu profesi sebagaimana disebut oleh J.L. Carey (dalam Regar, 1993) antara lain, adalah:

1. Keahlian yang dimiliki seseorang yang diperoleh melalui proses pendidikan yang teratur dan dibuktikan dengan sertifikat yang diperoleh dari lembaga yang diakui yang memberikan kewenangan untuk melayani masyarakat dalam bidang keahlian tersebut.

2. Jasa yang diberikan dibutuhkan oleh masyarakat dan memiliki monopoli dalam memberikan pelayanan

3. Memiliki organisasi yang mendapat pengakuan masyarakat atau pemerintah dengan perangkat kode etik untuk mengatur anggotanya serta memiliki budaya profesi dan

4. Tidak mengejar keuntungan yang sebesar- besarnya, tetapi lebih mengutamakan pelayanan dengan memberikan jasa yang bermutu dengan balas jasa yang setimpal.

Pada dasarnya ciri profesi ini berlaku untuk semua profesi seperti dokter, pengacara dan profesi lainnya.Namun, profesi akuntan ini mempunyai ciri yang berbeda dengan profesi lain ( seperti profesi dokter dan pengacara ). Profesi dokter dan pengacara dalam menjalankan keahliannya memperoleh honorarium dari kliennya, dan mereka berpihak kepada kliennya. Profesi akuntan, khususnya akuntan publik memperoleh honorarium dari kliennya dalam menjalankan keahliannya, namun seorang akuntan publik harus independen, tidak memihak pada kliennya. Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Indenpendensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri akuntan publik dalm mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri akuntan dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya.

Hadibroto, 1977 (dalam Harahap, 1991) menjelaskan pengertian profesi sebagai “kumpulan orang-orang yang terlibat dalam aktivitas serupa yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:


(20)

2) Bahwa diperlukan suatu proses pendidikan tertentu untuk memperoleh pengetahuan itu.

3) Bahwa harus ada standar-standar kualifikasi yang mengatur jika mau memasukinya dan harus ada pengakuan formal mengenai statusnya.

4) Bahwa harus ada norma perilaku yang mengatur hubungan antara profesi dengan langganan, teman sejawat dan publik maupun penerimaan tanggung jawab yang tercakup dalam suatu pekerjaan yang melayani kepentingan umum.

5) Bahwa harus ada suatu organisasi yang mengabdikan diri untuk memajukan kewajiban-kewajibannya terhadap masyarakat, di samping untuk kepentingan kelompok itu.

Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di negara tersebut. Jika perusahaan-perusahaan di suatu negara berkembang sedemikian rupa sehingga tidak hanya memerlukan modal dari pemiliknya, namun mulai memerlukan modal dari kreditur, dan jika timbul berbagai perusahaan berbentuk badan hukum perseroan terbatas yang modalnya berasal dari masyarakat, jasa akuntan publik mulai diperlukan dan berkembang. Dari profesi akuntan publik inilah masyarakat, kreditur dan investor

mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi yang disajikan dalam laporan keuangan oleh manajemen perusahaan.

Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan-perusahaan, sehingga masyarakat keuangan memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar untuk memutuskan alokasi sumber-sumber ekonomi.

1. Laporan Audit

Laporan audit merupakan alat yang digunakan oleh auditor untuk mengkomunikasikan hasil auditnya kepada masyarakat. Oleh karena itu, makna setiap kalimat yang tercantum dalam laporan audit baku dapat digunakan untuk mengenal secara umum profesi akuntan publik.

Laporan audit baku terdiri dari tiga paragraf, yaitu paragraf pengantar, paragraf lingkup, dan paragraf pendapat. Paragraf pengantar berisi objek yang diaudit oleh auditor dan penjelasan tanggung jawab manajemen dan tanggung


(21)

jawab auditor. Paragraf lingkup berisi pernyataan ringkas mengenai lingkup audit yang dilaksanakan oleh auditor, dan paragraf pendapat berisi pernyataan ringkas mengenai pendapat auditor tentang kewajaran laporan keuangan auditan. Kalimat pertama paragraf pengantar yang berbunyi “Kami telah mengaudit neraca PT X tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1 serta laporan laba-rugi, laporan ekuitas, serta laporan arus kas untuk tahun yang terakhir pada tanggal-tanggal tersebut” berisi tiga hal penting berikut ini; (1) Auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan setelah ia melakukan audit atas laporan keuangan tersebut, (2) Objek yang diaudit oleh auditor bukanlah catatan akuntansi melainkan laporan keuangan kliennya, yang meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan ekuitas, laporan arus kas. Kalimat kedua dan ketiga, paragraf pengantar berbunyi “Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami”. Tanggung jawab atas kewajaran laporan keuangan terletak di tangan manajemen, bukan di tangan auditor. Paragraf lingkup berisi pernyataan auditor bahwa auditnya dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh organisasi profesi akuntan dan beberapa penjelasan tambahan tentang standar auditing tersebut. Di samping itu, paragraf lingkup juga berisi suatu pernyataan keyakinan bahwa audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing tersebut memberikan dasar yang memadai bagi auditor untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. Kalimat pertama dalam paragraf lingkup laporan audit baku berbunyi, “Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia”. Dalam kalimat ini auditor menyatakan


(22)

bahwa audit atas laporan keuangan yang telah dilaksanakan bukan sembarang audit, melainkan audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh organisasi profesi auditor, yaitu Ikatan Akuntan Indonesia. Di samping itu, kalimat kedua dalam paragraf lingkup tersebut menyampaikan pesan bahwa:

1. dalam perikatan umum, auditor melaksanakan auditnya atas dasar pengujian, bukan atas -dasar perneriksaan terhadap seluruh bukti;

2. pemahaman yang memadai atas pengendalian intern merupakan dasar untuk menentukan jenis dan lingkup pengujian yang dilakukan dalam audit;

3. lingkup pengujian dan pemilihan prosedur audit ditentukan oleh pertimbangan auditor atas dasar pengalamannya;

4. dalam auditnya, auditor tidak hanya melakukan pengujian terbatas pada catatan akuntansi klien, namun juga menempuh prosedur audit lainnya yang dipandang perlu oleh auditor.

Paragraf pendapat digunakan oleh auditor untuk menyatakan pendapatnya atas kewajaran laporan keuangan auditan, berdasarkan kriteria prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia dan konsistensi penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam tahun yang diaudit dibanding dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam tahun sebelumnya. Ada empat kemungkinan pernyataan pendapat auditor, yaitu:


(23)

1. auditor menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion);

2. auditor menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion);

3. auditor menyatakan pendapat tidak wajar (adverse opinion);

4. auditor menyatakan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion atau no opinion).

2. Tipe Audit dan Auditor

Ada tiga tipe auditing, yaitu audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional. Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Audit kepatuhan adalah audit yang tujuannya untuk menentukan kepatuhan entitas yang diaudit terhadap kondisi atau peraturan tertentu. Audit operasional merupakan review secara sistematik atas kegiatan organisasi, atau bagian daripadanya, dengan tujuan untuk; (1) mengevaluasi kinerja, (2) mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan, (3) membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut.

Ada tiga tipe auditor menurut lingkungan pekerjaan auditing, yaitu auditor independen, auditor pemerintah, dan auditor intern. Auditor independen adalah auditor profesional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat umum,


(24)

terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya. Auditor pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di instansi pemerintah, yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. Auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta), yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, dan menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

3. Etika Profesional Profesi Akuntan Publik

Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa akuntan publik akan menjadi lebih tinggi, jika profesi tersebut menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh anggota profesinya. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik merupakan etika profesional bagi akuntan yang berpraktik sebagai akuntan publik Indonesia. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik bersumber dari Prinsip Etika yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam konggresnya tahun 1973, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk pertama kalinya menetapkan kode etik bagi profesi akuntan Indonesia, kemudian disempurnakan dalam konggres IAI tahun 1981, 1986,1994, dan terakhir tahun 1998. Etika profesional yang


(25)

dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam kongresnya tahun 1998 diberi nama Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.

Akuntan publik adalah akuntan yang berpraktik dalam kantor akuntan publik, yang menyediakan berbagai jenis jasa yang diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik, yaitu auditing, atestasi, akuntansi dan review, dan jasa konsultansi. Auditor independen adalah akuntan publik yang melaksanakan penugasan audit atas laporan keuangan historis yang menyediakan jasa audit atas dasar standar auditing yang tercantum dalam Standar Profesional Akuntan Publik. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dijabarkan ke dalam Etika Kompartemen Akuntan Publik untuk mengatur perilaku akuntan yang menjadi anggota IAI yang berpraktik dalam profesi akuntan publik.

E. Jalur Pendidikan Akuntan di Indonesia

Sebelum adanya Program PPAk ( atau sebelum tahun 2001), di Indonesia ada dua jalur untuk mendapat gelar akuntan dengan nomor register. Yaitu:

I. Fakultas Ekonomi Negeri

Bagi mereka yang ingin menjadi Akuntan sekaligus berhak memakai gelar Akuntan dapat memasuki jalur Fakutas Ekonomi Negeri yang telah mempunyai jurusan akuntansi seperti UI Jakarta, UGM Yogyakarta, UNPAD Bandung, UNDIP Semarang, USU Medan, UNBRAW Malang, UNSYIAH Aceh, dan lain-lain. Untuk berhak memakai gelar Akuntan, mereka yang telah lulus Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi dapat membuat permohonan tertulis kepada Panitia Persamaan Ijazah Akuntan disertai Ijazah Sarjana dan pasfoto kepada BPKP di


(26)

Jakara. Proses permohonan ini adalah untuk mendapatkan nomor Register Negara dari Panitia Persamaan Ijazah Akuntan. Dengan keluarnya nomor register ini maka otomatis Sarjana Ekonomi yang bersangkutan berhak memakai gelar Akuntan dengan nomor Register yang diberikan.

II. Fakultas Ekonomi Swasta

Untuk mendapatkan gelar Akuntan, seorang yang kuliah di Fakultas Ekonomi Swasta memiliki beberapa perbedaan dengan lulusan Fakultas Ekonomi Negeri. Kalau alumni FE Negeri dapat langsung meminta nomor Register maka alumni FE Swasta harus melalui beberapa tahap sesuai dengan SK Dirjen Pendidikan Tinggi No.28/Dikti Kep/1986 tanggal 6 Juli 1986 sebagai berikut:

1. Sarjana Ekonomi Negara

Untuk menjadi Sarjana Ekonomi Negara maka seorang alumni FE Swasta memiliki jalur yang berbeda yang didasarkan pada status Perguruan Tinggi yang bersangkutan, apakah terdaftar, diakui atau disamakan. Namun prinsipnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan telah memberikan kelonggaran bagi alumni Perguruan Tinggi Swasta untuk lulus ujian negara seperti melalui ujian negara cicilan.

Perbedaan antara status diatas sebenarnya hanya terletak pada pengujiannya, kalau status Perguruan Tinggi yang bersangkutan terdaftar, pengujiannya 50% berasal dari Perguruan Tinggi yang bersangkutan, selebihnya dari Kopertis. Kalau statusnya diakui, pengujiannya 75% dari Perguruan Tinggi yang bersangkutan, selebihnya dari Kopertis. Kalau statusnya disamakan,


(27)

pengujiannya 100% dari Perguruan Tinggi yang bersangkutan. Kalau seorang sudah lulus ujian negara untuk Sarjana Ekonomi/Sarjana Mudanya maka yang bersangkutan berhak mengikuti Ujian Negara Akuntansi.

2. Ujian Negara Akuntansi

Ujian Negara Akuntansi (UNA) diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melalui Konsorsium Ilmu Ekonomi dengan bimbingan Panitia Ahli Pertimbangan Persamaan Ijazah Akuntansi. UNA ini dilakukan dua tingkat yaitu:

1) UNA Dasar

UNA dasar dapat diikuti oleh mereka yang berpendidikan Fakultas Ekonomi Swasta jurusan Akuntansi minimal terdaftar pada Kopertis dengan kualifikasi minimal 110 SKS dengan Indeks Prestasi (IP) minimal 2 dan nilai rata-rata C untuk tiap mata kuliah yang diujikan. Adapun mata kuliah yang diujikan adalah sebagai berikut:

1) Statistik Deskriptif dan Inferensial.

2) Akuntansi Dasar, Intermediate, dan Lanjutan.

3) Akuntansi Biaya; dan 4) Pembelanjaan (Financial Management). 2) UNA Profesi

UNA Profesi dapat diikuti oleh mereka yang sudah lulus UNA Dasar dan sudah lulus ujian negara Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi. Adapun mata kuliah yang diujikan adalah:

1) Auditing; 2) Controllership; 3) Teori Akuntansi.


(28)

F. Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)

Keputusan Mendiknas Nomor 179/U/2001 menyebutkan Pendidikan Profesi Akuntansi adalah pendidikan tambahan pada pendidikan tinggi setelah program sarjana Ilmu Ekonomi pada program studi akuntansi. Pendidikan profesi akuntansi bertujuan menghasilkan lulusan yang menguasai keahlian bidang profesi akuntansi dan memberikan kompensasi keprofesian akuntansi.

Pendidikan profesi akuntansi diselenggarakan di perguruan tinggi sesuai dengan persyaratan, tatacara dan kurikulum yang diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Penyelenggaraan pendidikan profesi akuntansi di perguruan tinggi dilakukan setelah mendapatkan ijin dari Direktur Jenderal Perguruan Tinggi atas dasar rekomendasi dari Panitia Ahli Pertimbangan Persamaan Ijazah Akuntan. Lulusan pendidikan profesi akuntansi berhak menyandang sebutan profesi akuntansi yang selanjutnya disingkat Ak.

Kurikulum nasional Pendidikan Profesi Akuntansi paling sedikit 21 satuan kredit semester (sks) dan paling banyak 40 sks yang ditempuh 2 sampai dengan 6 semester.


(29)

Kurikulum nasional paling sedikit terdiri dari :

G. Tinjauan Penelitian Terdahulu

1. Soeranta dan Syafiqurrahman (2006) dalam penelitiannnya di Karesinden Surakarta mengemukakan bahwa variabel motivasi karir dan motivasi kualitas berpengaruh terhadap variabel minat mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk), sedangkan variabel motivasi ekonomi tidak berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

2. Ellya Benni dan Yuskar (2006) dalam penelitiannya di kota Padang menyimpulkan hasil yang sama dengan Syafiqurrahman (2006) yang menyatakan bahwa variabel motivasi karir dan motivasi kualitas berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk, sedangkan variabel motivasi ekonomi tidak

No Mata Kuliah SKS

1 Etika Bisnis dan Profesi 3

2 Perpajakan 3

3 Auditing dan Atestasi 3

4 Lingkungan Bisnis dan Hukum Komersial 3

5 Pasar Modal dan Manajemen Keuangan 3

6 Pelaporan dan AKuntansi Manajemen 3

7 Akuntansi Manajemen dan Biaya 3


(30)

berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

3. Hening Widi Oetomo juga melakukan penelitian tentang analisis faktor terhadap pandangan mahasiswa tentang Program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Kesimpulan dari penelitian tersebut menyatakan bahwa Prospek Lapangan Kerja dan Referensi Lingkungan merupakan faktor yang paling dominan dalam menentukan pandangan mahasiswa terhadap PPAk sedangkan faktor Keyakinan Pribadi memiliki persentase varians yang paling kecil dalam menentukan pandangan mahasiswa untuk mengikuti PPAk yaitu hanya sebesar 12.083%.

4. Victor dan Jenny Marosa (2007) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh motivasi karir terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk ( studi pada mahasiswa Unsrat,Manado) juga menyatakan bahwa motivasi karir berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk.

H. Kerangka Konseptual

PPAk penting bagi mahasiswa jurusan akuntansi sebab PPAk dapat memberikan kontribusi untuk menjadi seorang akuntan yang profesional. Mengingat pentingnya PPAk bagi mahasiswa akuntansi maka diperlukan motivasi dari dalam diri mahasiswa terhadap minat untuk mengikuti PPAk. Motivasi atau dorongan merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat sehingga motivasi tersebut merupakan suatu tenaga yang menggerakkan mahasiswa untuk berminat mengikuti PPAk.


(31)

Elemen kualitas atau kompetensi merupakan hal yang sangat diperhatikan dalam profesi akuntansi, khususnya profesi akuntan publik. Bahkan elemen ini dimasukkan dalam Standar Audit. Standar umum auditing yang pertama menyatakan bahwa: Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai seorang auditor.

Menurut Hall, 1986 ( dalam Victor dan Jenny Marosa, 2007) karir dapat diartikan sebagai rangkaian sikap dan prilaku yang berhubungan dengan perjalanan kerja seseorang sepanjang kehidupan kerjanya. Dunia pendidikan mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan karir seorang akuntan. Profesi akuntan publik merupakan salah satu pilihan karir yang banyak diminati oleh mahasiswa akuntansi. Ini dibuktikan oleh penelitian Wijayanti, 2000 (dalam Victor dan Jenny Marosa, 2007) yang menyatakan bahwa mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik mengharapkan gaji awal yang tinggi, memperoleh kesempatan berkembang yang lebih baik dibandingkan dengan karir yang lain. Selain itu, auditor yang mempunyai latar belakang pendidikan profesional akuntansi membutuhkan lebih sedikit waktu untuk dipromosikan menjadi auditor senior dan atau manajer.

Penghargaan finansial merupakan salah satu bentuk sistem pengendalian manajemen. Untuk memastikan bahwa segenap elemen karyawan dapat mengarahkan tindakannya terhadap pencapaian tujuan perusahaan, maka manajemen memberikan balas jasa atau reward dalam berbagai bentuk, termasuk di dalamnya finansial reward. Stole, 1976 (dalam Ellya Beni dan Yuskar, 2006) menyatakan bahwa berkarir di Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan suatu


(32)

karir yang memberikan penghargaan secara finansial dan pengalaman bekerja yang bervariasi. Berkarir di Kantor Akuntan Publik dapat menghasilkan pendapatan yang tinggi atau besar dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh dari karir yang lain.

Dari penjelasan tersebut, maka kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Motivasi

Gambar 2.1. kerangka konseptual

I. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah “Motivasi kua litas, motivasi karir, dan motivasi ekonomi berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)”

Motivasi Kualitas ( X1)

Motivasi Karir (X2)

Motivasi Ekonomi (X3)

Minat Mahasiswa Mengikuti PPAk


(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lainya ( Umar , 2003 : 30 ).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi menurut Sugiyono (2004:72), merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari subyek atau obyek yang mempunyai kualitas atau karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa departemen Akuntansi S1 di USU mulai dari stambuk 2005- 2008. Rincian jumlah populasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Populasi Mahasiswa Akuntansi S1 FE USU

Tahun Masuk Jumlah Mahasiswa

2005 178

2006 205

2007 211

2008 151


(34)

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut ( Sugiyono, 2004: 73).

Teknik pengambilan sampel menggunakan metode proportionate stratified random sampling. Proportionate stratified random sampling adalah metode penarikan sampel acak secara proporsional untuk satu kelompok strata dalam populasi. Penentuan besarnya sampel menggunakan rumus Slovin (Umar, 2002: 96), yaitu:

n = 2

) ( 1 N e

N +

Dimana: n = jumlah sampel N = jumlah populasi e = taraf kesalahan = 10% Sehingga:

n = 2

) 1 . 0 ( 735 1

735

+

n = 35 . 8

735

n = 88.023


(35)

Berdasarkan rumus Slovin tersebut peneliti menetapkan sampel sebanyak 88 orang dengan taraf kesalahan 10 %. Data jumlah sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.2

Sampel Mahasiswa Akuntansi S1 FE USU

Tahun Masuk Jumlah Sampel

2005 17

2006 25

2007 25

2008 21

Total sampel 88

Sumber: data yang diolah, 2009

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Ada dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Variabel Independen

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah motivasi. Motivasi meliputi:

1) Motivasi karir, yaitu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka mencapai karir yang lebih baik dari sebelumnya.

2) Motivasi kualitas, yaitu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk memiliki dan meningkatkan kualitas atau kemampuannya dalam melaksanakan tugas dengan baik dan benar.


(36)

3) Motivasi ekonomi, yaitu suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka mencapai penghargaan finansial yang diinginkannya. Secara umum penghargaan finansial terdiri atas penghargaan langsung dan penghargaan tidak langsung.

Variabel Motivasi ini diukur dengan menggunakan instrumen yang diadopsi dari penelitian terdahulu yang dilakukan Widyastuti, dkk 2004 ( dalam Ellya Beni dan Yuskar,2006). Instrument ini diukur dengan menggunakan skala likert 5 point yang berisi 30 item pertanyaan, dimana untuk motivasi karir, motivasi kualitas dan motivasi ekonomi masing-masingnya terdiri atas 10 item pertanyaan. Sikap responden yang ”sangat tidak setuju ” diwakili oleh point (1),” tidak setuju” diwakili oleh point (2), “ kurang setuju” diwakili oleh point (3), “ setuju” diwakili oleh point (4), sedangkan sikap responden yang ”sangat setuju ” diwakili oleh point (5).

2. Variabel Dependen

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk. Minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya. Seperti telah diuraikan sebelumnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada variabel minat ini yaitu:

a) Minat dianggap sebagai perantara faktor-faktor motivasional yang mempunyai dampak pada suatu perilaku.


(37)

c) Minat menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang untuk dilakukan.

Variabel minat untuk mengikuti PPAk ini diukur dengan menggunakan instrumen yang diadopsi dari penelitian terdahulu yang dilakukan Widyastuti, dkk, 2004 (dalam Ellya Beni dan Yuskar, 2006). Variabel ini terdiri dari 5 item pertanyaan yang diukur dengan skala likert 5 point. . Sikap responden yang ”sangat tidak setuju ” diwakili oleh point (1), ” tidak setuju” diwakili oleh point (2), “ kurang setuju” diwakili oleh point (3), “ setuju” diwakili oleh point (4), sedangkan sikap responden yang ”sangat setuju ” diwakili oleh point (5).

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan. Waktu penelitian pada bulan Agustus sampai bulan Desember 2008.

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Data

Jenis data yang digunkan adalah data primer dan data sekunder.

a. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sampel penelitian melalui pembagian kuesioner.

b. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Peneliti memperoleh data dari buku- buku, majalah penelitian, departemen akuntansi USU, dan informasi dari internet.


(38)

2. Teknik Pengumpulan Data

Penyebaran kuisioner kepada sampel yakni mahasiswa akuntansi dilakukan dengan dua cara: Pertama, peneliti menghubungi mahasiswa yang dikenal secara pribadi oleh peneliti untuk mendistribusikan kuisioner tersebut kepada mahasiswa akuntansi/ teman- teman seangkatannya. Kedua, peneliti mendistribusikan sendiri kuisioner tersebut langsung ke mahasiswa akuntansi yang menjadi sampel penelitian.

F. Pengujian Kualitas Data 1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat validitas atau kesahihan suatu instrumen, sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukurnya ( Sugiyono, 2004: 105). Untuk menentukan valid tidaknya suatu item, ditentukan dengan membandingkan antara angka korelasi product moment Pearson ( r hitung) dengan r tabel pada level signifikasi 0.05 nilai kritisnya. Sehingga, apabila anka korelasi berada diatas nilai kritis atau angka probabilitasnya berada dibawah atau sama dengan (P<0.05 ; P=0.05), berarti instrument itu valid. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan lebih dari dua kali terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukuran yang sama. Untuk melihat


(39)

reliabilitas masing – masing instrumen yang digunakan, peneliti menggunakan koefisien cronbach’s alpha. Suatu instrumen dikatakan reliable jika melihat nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0.6 (Sekaran,1992). Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS.

G. Uji Asumsi Klasik

Pengujian analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi- asumsi klasik seperti normalitas data, autokorelasi, heteroskedastisitas dan asumsi- asumsi klasik lainnya agar hasil pengujian tidak bersifat bias dan efisien.

1. Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas ditujukan untuk mendapatkan kepastian terpenuhinya syarat normalitas yang akan menjamin dapat dipertanggungjawabkannya langkah-langkah analisis statistik sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan. Untuk mendeteksinya yaitu dengan melihat grafik histogram yang membandingkan data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya, jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan / atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.


(40)

2. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2005: 91).

Metode yang digunakan untuk medeteksi adanya multikolinearitas adalah dengan menggunakan nilai VIF (Variance Inflation Factor), menurut Erlina dan Mulyani (2007), “jika nilai VIF lebih besar dari dua, maka terjadi multikolinearitas diantara variabel independen”. Jika nilai VIF di bawah dua, maka dapat dikatakan tidak terjadi gejala multikolineritas dalam model penelitian.

3. Uji Heterokedastisitas

Asumsi heterokedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedasitas, namun jika sebaliknya disebut heterokedasitas. Untuk melihat ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dari grafik plot antara lain prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID ( Ghazali, 2005 :105).

Uji autokorelasi tidak lagi diperlukan. Uji autokorelasi ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1, sehingga hal ini


(41)

ditemukan pada data time series, bukan data cross section ( Erlina, 2007: 108). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross section.

H. Pengujian Hipotesis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan naik turunnya variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dinaikkan atau turunkan nilainya. Jadi analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua ( Sugiyono, 2006 : 250).

Dalam penelitian ini, variabel independennya terdiri dari motivasi kualitas, motivasi karir, dan motivasi ekonomi, maka model persamaan regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis diformulasikan sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3+ e

Keterangan :

Y = Minat mahasiswa mengikut i PPAk a = Konstanta

X1 = Motivasi kualitas X2 = Motivasi Karir X3 = Motivasi Ekonomi b1,b2,b3 = Koefisien Regresi e = Error ( Pengganggu )


(42)

1. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji-F ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Hipotesis yang akan diuji adalah:

Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ 0, artinya motivasi memiliki pengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk.

Uji hipotesis ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi Fhitung, dengan ketentuan :

Jika signifikansi < 0,05, maka Ha diterima Jika signifikansi > 0,05, maka Haditolak 2. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Uji-t ini dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.

Hipotesis yang akan diuji adalah:

Ha : b1 ≠ 0, artinya suatu variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

Uji hipotesis ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung dengan ketentuan :

Jika signifikansi < 0,05, maka Ha diterima Jika signifikansi > 0,05, maka Ha ditolak


(43)

3. Adjusted R2

Pengujian koefisien determinan (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel-variabel independen dapat menjelaskan variasi dalam variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai dengan satu. Nilai R2 = 0 menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Bila nilai R2 mendekati nol menunjukkan semakin lemahnya pengaruh variabel independen terhadap variasi variabel dependen sebaliknya jika nilai R2 mendekati satu menunjukkan semakin kuat pengaruh variabel independen terhadap variasi variabel dependen.


(44)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian

1. Statistik Deskriftif

Statistik deskriftif dalam penelitian ini hanya untuk mendeskripsikan data sampel dan tidak membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil. Menurut Ghozali (2005:19) statistik deskriftif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dapat dilihat dari rata- rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, dan kemencengan distribusi.

Tabel 4.1

Demografi Responden

Keterangan Jumlah Persentase

Jenis Kelamin

Pria 20 22.72

Wanita 68 77.28

Jumlah 88 100%

IPK

2.5>3.00 10 11.36

3.01-3.5 55 62.5

>3.5 23 26.14

Jumlah 88 100%

Angkatan

2008-2005 88 100%

Jumlah

Pekerjaan Orang Tua

Pegawai Negeri/TNI/Polri 30 34.09

Pegawai Swasta/ BUMN 27 30.68

Wiraswasta 13 14.77

Lain-Lain 18 20.46

Jumlah 88 100%

Pendapatan Orang Tua

Rp500.000-Rp 1.000.000,- 13 14.77

Rp 1.000.000-Rp.2.000.000,- 15 17.05

Rp.2.000.000-Rp.5.000.000,- 47 53.41

>Rp5.000.000,- 13 14.77

Jumlah 88 100%

Tabel diatas, menunjukkan bahwa demografi responden pada penelitian ini yang dilihat dari jenis kelamin responden pria dalam penelitian ini sebanyak 20


(45)

orang dan responden wanita sebanyak 68 orang. Dilihat dari IPK responden, mahasiswa yang nya >2.50-3.00 sebanyak 10 orang, mahasiswa yang IPK-nya 3.00-3.5 sebaIPK-nyak 55 orang, dan mahasiswa yang IPK-IPK-nya >3.51 sebaIPK-nyak 23 orang. Responden penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2005-2008 sebanyak 88 orang. Dilihat dari pekerjaan orang tua responden, yang bekerja sebagai Pegawai negeri sebanyak 30 orang, pegawai swasta/ BUMN 27 orang, wiraswasta 13 orang, dan lain-lain sebanyak 18 orang. Pendapatan orang tua responden juga beragam,yang pendapatannya Rp.500.000-1.000.000 adalah 13 orang, yang pendapatannya Rp.1.000.000-2.000.000 adalah 15 orang, yang pendapatannya Rp.2.000.000-5.000.000 adalah 47 orang dan pendapatan yang >Rp.5.000.000 adalah 13 orang.

Tabel 4 .2

Statistik Deskriptif Motivasi dan Minat Responden Mengikuti PPAk

a. Motivasi kualitas (X1)

Variabel motivasi kualitas memiliki nilai minimum sebesar 23; nilai maksimum sebesar 45; nilai rata- rata 35.81; dengan standar deviasi sebesar 3.859 dan jumlah observasi sebanyak 88 sampel.

Variabel N Kisaran Aktual Kisaran Teoritis

Mean Standar Deviasi

Motivasi Kualitas 88 23-45 9-45 35.81 3.859

Motivasi Karir 88 27-50 10-50 40,61 4.517

Motivasi Ekonomi 88 20-50 10-50 38.82 6.378


(46)

b. Motivasi Karir (X2)

Variabel motivasi karir memiliki nilai minimum sebesar 27; nilai maksimum sebesar 50; nilai rata- rata 40.61; dengan standar deviasi sebesar 4.517 dan jumlah observasi sebanyak 88 sampel.

c. Motivasi Ekonomi (X3)

Variabel motivasi ekonomi memiliki nilai minimum sebesar 20; nilai maksimum sebesar 50; nilai rata- rata 38.82; dengan standar deviasi sebesar 6.378 dan jumlah observasi sebanyak 88 sampel.

d. Minat mengikuti PPAk (Y)

Variabel minat mengikuti PPAk memiliki nilai minimum sebesar 14; nilai maksimum sebesar 25; nilai rata- rata 19.98; dengan standar deviasi sebesar 2.383 dan jumlah observasi sebanyak 88 sampel.

2. Hasil Uji Kualitas Data

Pengujian terhadap validitas dan reliabilitas instrument kuesioner yang digunakan dilakukan dengan menggunakan metode construct validity. Pengukuran ini menguji makna dan isi dari suatu konsep dan alat ukur yang dipakai untuk mengukur konsep tersebut. Construct validity ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi antar skor item yang lebih besar dari batasan r tabel yang ditentukan. Untuk data sejumlah 88 observasi, penggunaan derajat signifikan ( α ) sebesar 5% akan menghasilkan r- tabel sebesar 0.2096.


(47)

Hasil pengujian terhadap masing- masing variabel dijelaskan sebagai berikut: a. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Motivasi Kualitas

Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji validitas terhadap item pertanyaan motivasi kua litas.

Tabel 4.3

Hasil Uji validitas Item pertanyaan Variabel Motivasi Kualitas

Item R r tabel Keterangan

rtanyaan 1 0.373 0.2096 valid

Pertanyaan 2 0,121 Tidak valid

Pertanyaan 3 0,563 Valid

Pertanyaan 4 0,509 Valid

Pertanyaan 5 0,334 Valid

Pertanyaan 6 0,658 Valid

Pertanyaan 7 0,360 Valid

Pertanyaan 8 0,290 Valid

Pertanyaan 9 0,364 Valid

Pertanyaan 10 0,327 Valid

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.3, setiap item pertanyaan menghasilkan koefisien korelasi yang lebih besar dari r- tabel, kecuali item pertanyaan kedua, maka pertanyaan kedua ini akan dikeluarkan dari item pertanyaan variabel motivasi kualitas karena tidak lolos uji validitas. Sedangkan untuk ke sembilan pertanyaan lainnya tetap digunakan dalam kuesioner variabel motivasi kua litas karena telah teruji validitasnya.

Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji reliabilitas terhadap item pertanyaan variabel motivasi kualitas.


(48)

Tabel 4.4

Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Variabel Motivasi Kualitas

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.747 .741 9

Hasil pengujian terhadap reliabilitas kuesioner menghasilkan angka Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.6 yaitu sebesar 0.747 , berdasarkan hasil ini juga dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan dari variabel motivasi kualitas teruji reliabilitasnya.

b. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Motivasi Karir

Tabel 4.5 berikut ini menyajikan hasil uji validitas terhadap item pertanyaan motivasi karir.

Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas Item pertanyaan Variabel Motivasi Karir

Item R r tabel Keterangan

rtanyaan 1 0.482 0.2096 Valid

Pertanyaan 2 0.525 Valid

Pertanyaan 3 0.640 Valid

Pertanyaan 4 0.643 Valid

Pertanyaan 5 0.561 Valid

Pertanyaan 6 0.521 Valid

Pertanyaan 7 0.648 Valid

Pertanyaan 8 0.466 Valid

Pertanyaan 9 0.424 Valid


(49)

Berdasarkan hasil pengujian seperti dalam tabel 4.5, kesepuluh item pertanyaan menghasilkan koefisien korelasi yang lebih besar dari r-tabel. Sehingga kesepuluh item pertanyaan mampu mengukur motivasi karir. Berdasarkan hasil ini maka seluruh item pertanyaan variabel motivasi karir dapat disimpulkan lolos uji validitas.

Tabel 4.6 berikut ini menyajikan hasil uji reliabilitas terhadap item pertanyaan variabel motivasi karir.

Tabel 4.6

Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Variabel Motivasi Karir Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items

N of Items

.836 .838 10

Hasil pengujian terhadap reliabilitas kuesioner menghasilkan angka Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.6 yaitu sebesar 0.836, berdasarkan hasil ini juga dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan dari variabel motivasi karir teruji reliabilitasnya.

c. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Motivasi Ekonomi

Tabel 4.7 berikut ini menyajikan hasil uji validitas terhadap item pertanyaan motivasi ekonomi.

Tabel 4.7

Hasil Uji Validitas Item pertanyaan Variabel Motivasi Ekonomi

Item R r tabel Keterangan


(50)

Pertanyaan 2 0.793 Valid

Pertanyaan 3 0.706 Valid

Pertanyaan 4 0.697 Valid

Pertanyaan 5 0.756 Valid

Pertanyaan 6 0.652 Valid

Pertanyaan 7 0.476 Valid

Pertanyaan 8 0.680 Valid

Pertanyaan 9 0.741 Valid

Pertanyaan 10 0.755 Valid

Berdasarkan hasil pengujian dalam tabel 4.7, kesepuluh item pertanyaan menghasilkan koefisien korelasi yang lebih besar dari r-tabel. Sehingga kesepuluh item pertanyaan mampu mengukur motivasi ekonomi. Berdasarkan hasil ini maka seluruh item pertanyaan variabel motivasi ekonomi dapat disimpulkan lolos uji validitas.

Tabel 4.8 berikut ini menyajikan hasil uji reliabilitas terhadap item pertanyaan variabel motivasi ekonomi.

Tabel 4.8

Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Variabel Motivasi Ekonomi

Hasil pengujian terhadap reliabilitas kuesioner menghasilkan angka Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.6 yaitu sebesar 0.919 , berdasarkan hasil ini juga dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan dari variabel motivasi ekonomi teruji reliabilitasnya.

d. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Minat Mengikuti PPAk

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items


(51)

Tabel 4.9 berikut ini menyajikan hasil uji validitas terhadap item pertanyaan minat mahasiswa mengikuti PPAk.

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Item pertanyaan Variabel Minat Mengikuti PPAk

Item R r – tabel Keterangan

rtanyaan 1 0.363 0.2096 Valid

Pertanyaan 2 0.655 Valid

Pertanyaan 3 0.642 Valid

Pertanyaan 4 0.461 Valid

Pertanyaan 5 0.244 Valid

Berdasarkan hasil pengujian dalam tabel 4.9, kelima item pertanyaan menghasilkan koefisien korelasi yang lebih besar dari r-tabel. Sehingga kelima item pertanyaan mampu mengukur minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Berdasarkan hasil ini maka seluruh item pertanyaan variabel minat mengikuti PPAk dapat disimpulkan lolos uji validitas.

Tabel 4.10 berikut ini menyajikan hasil uji reliabilitas terhadap item pertanyaan variabel minat mengikuti PPAk.

Tabel 4.10

Hasil Uji Reliabilitas Item PertanyaanVariabel Minat Mengikuti PPAk

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items


(52)

Hasil pengujian terhadap reliabilitas kuesioner menghasilkan angka Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.6 yaitu sebesar 0.689 , berdasarkan hasil ini juga dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan dari variabel minat mengikuti PPAk teruji reliabilitasnya.

3. Uji Asumsi Klasik

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi linear berganda. Uji – uji ini terdiri atas uji normalitas data,uji multikolinearitas, dan uji heteroskedasitas.

a. Uji Normalitas Data

Tujuan uji normalitas ini adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk sampel kecil. Cara yang digunakan kali ini adalah dengan menggunakan analisis grafik. Berikut ini merupakan hasil pengujian normalitas data dalam bentuk grafik histogram dan grafik PP Plots.


(53)

Gambar 4.1 Histogram

2 0

-2 -4

Regression Standardized Residual

25

20

15

10

5

0

Frequency

Mean =1.3E-15 Std. Dev. =0.983

N =88

Histogram


(54)

1.0 0.8

0.6 0.4

0.2 0.0

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Expected Cum P

rob

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: minat

Gambar 4.2 Normal P-Plot

Dari grafik histogram pada gambar 4.1 menunjukkan grafik histogram memberikan pola distribusi yang mendekati normal, begitu juga pada grafik P Plots pada gambar 4.2 terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi layak digunakan karena memenuhi uji normalitas data.

b. Uji Multikolinearitas

Metode yang digunakan untuk medeteksi adanya multikolinearitas adalah dengan menggunakan nilai VIF (Variance Inflation Factor), menurut Erlina dan Mulyani (2007), “jika nilai VIF lebih besar dari dua, maka terjadi multkolinearitas diantara


(55)

variabel independen”. Jika nilai VIF di bawah dua, maka dapat dikatakan tidak terjadi gejala multikolineritas dalam model penelitian.

Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 4.11

Hasil Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

m.kualitas .723 1.383

m.karir .504 1.983

m.ekonomi .619 1.614

a Dependent Variable: minat

Dari hasil pengujian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas antara variabel independen. Gejala multikolinearitas terjadi apabila nilai VIF lebih besar dari 2. Berdasarkan hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi kualitas, motivasi karir dan motivasi ekonomi lolos uji gejala multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketiksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot disekitar nilai X dan Y.

Jika ada pola tertentu, maka telah terjadi gejala heteroskedastisitas. Hasil pengujian gejala heteroskedastisitas adalah sebagai berikut.


(56)

3 2

1 0

-1 -2

-3 3

2

1

0

-1

-2

-3

-4

Regression S

tudent

ized Residual

Scatterplot Dependent Variable: minat

Gambar 4.3 Scatterplot

4. Hasil Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi linier berganda dilakukan dengan menggunakan metode enter, karena dengan metode enter seluruh variabel akan dimasukkan ke dalam analisis untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Data akan diolah dengan menggunakan metode enter pada input alat bantu program statistik dan dihasilkan output sebagai berikut yang dapat dilihat pada tabel 4.12.


(57)

Tabel 4.12 Variabel Entered/Removed Model Variables Entered Variables

Removed Method

1

m.ekonomi, m.kualitas, m.karir(a)

. Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: minat

Berdasarkan tabel 4.12 diatas, menunjukkan analisis statistik deskriftif sebagai berikut:

1. Variabel yang dimasukkan kedalam persamaan adalah variabel independen yaitu motivasi kualitas, motivasi karir dan motivasi ekonomi.

2. Tidak ada variabel dependen yang dikeluarkan.

3. Metode yang digunakan untuk memasukkan data yaitu metode enter. Tabel 4.13

Hasil Analisis Regresi Liniear Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 9.849 2.437 4.042 .000

mot.kualitas .061 .073 .099 .836 .406

mot.karir .165 .074 .313 2.220 .029

mot.ekonomi .031 .047 .084 .673 .502

Berdasarkan tabel 4.13, pada kolom Unstandarized Coefficients bagian B diperoleh model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = 9.849 + 0.061 X1+ 0.165 X2 + 0.031 X3

a. Konstanta sebesar = 9.849 menyatakan bahwa jika tidak ada motivasi kualitas, motivasi karir dan motivasi ekonomi maka minat mahasiswa mengikuti PPAk adalah sebesar 9.849.


(58)

b. Koefisien X1 (b1) = 0,061 menunjukkan bahwa motivasi kualitas (X1) berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa mengikuti PPAk (Y) . Artinya jika motivasi kualitas ditingkatkan sebesar 1 satuan nilai maka akan meningkatkan minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk sebesar 0,061 satuan nilai.

c. Koefisien X2 (b2) = 0,165, menunjukkan bahwa motivasi karir (X2) berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa mengikuti PPAk (Y). Artinya jika motivasi karir ditingkatkan sebesar 1 satuan nilai maka akan meningkatkan minat mahasiswa mengikuti PPAk sebesar 0,165 satuan nilai.

d. Koefisien X3 (b3) = 0,031, menunjukkan bahwa motivasi ekonomi (X3) berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa mengikutin PPAk (Y). Artinya jika motivasi ekonom i ditingkatkan sebesar 1 satuan nilai maka akan meningkatkan minat mahasiswa mengikuti PPAk sebesar 0,031 satuan nilai.

Hasil regresi berganda di atas menunjukkan bahwa variabel motivasi kualitas, motivasi karir, dan motivasi ekonomi memiliki pengaruh positif terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Hal ini menunjukkan bahwa jika motivasi kualitas, motivasi karir dan motivasi ekonomi ditingkatkan maka akan meningkatkan minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk.

5. Hasil Pengujian Hipotesis a. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel motivasi kualitas (X1), motivasi karir (X2), dan motivasi ekonomi (X3), secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk (Y).


(59)

Nilai F hitung diperoleh dengan menggunakan alat bantu program statistik seperti terlihat pada tabel 4.14.

Tabel 4.14

Hasil Uji F ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 93.152 3 31.051 6.508 .001(a)

Residual 400.803 84 4.771

Total 493.955 87

a Predictors: (Constant), mot.ekonomi, mot.kualitas, mot.karir b Dependent Variable: minat

Salah satu kriteria pengambilan keputusan untuk pengujian hipotesis ini adalah quick look. Menurut Ghozali (2005:84), “Quick look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho ditolak pada derajat kepercayaan 5%, dengan kata lain hipotesis alternative diterima”. Dari uji F di atas, diperoleh F hitung sebesar 6,508> 4, dengan tingkat signifikansi 0.001, karena profitabilitas signifikansi (0,001) lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi kualitas, motivasi karir dan motivasi ekonomi secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk.

b. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji statistik t dilakukan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara parsial atau individual dalam menerangkan variabel dependen. Uji t yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel motivasi kualitas (X1), motivasi karir (X2), dan motivasi ekonomi (X3), secara parsial berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk (Y).

Nilai t hitung dapat diperoleh dengan menggunakan alat bantu program statistik seperti terlihat pada tabel 4.15.


(60)

Tabel 4.15 Hasil uji T

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 9.849 2.437 4.042 .000

mot.kualitas .061 .073 .099 .836 .406

mot.karir .165 .074 .313 2.220 .029

mot.ekonomi .031 .047 .084 .673 .502

a Dependent Variable: minat

Menurut Ghozali (2005), uji t dilihat dari tingkat siginifikansi. Jika nilai signifikansi di bawah 0,05 atau lebih kecil dari 0.05, maka masing-masing variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

Dari hasil uji t yang ditunjukkan pada tabel 4.15 memperlihatkan nilai dari profitabilitas signifikansi dari masing-masing variabel independen. Variabel motivasi kualitas dan motivasi ekonomi memiliki nilai profitabilitas signifikansi 0,406 dan 0.502 atau berada diatas nilai 0.05 ( lebih besar dari 0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi kualitas dan motivasi ekonomi secara parsial tidak berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk.

Sedangkan untuk motivasi karir memiliki nilai profitabilitas signifikansi 0.029 atau lebih kecil dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi karir secara parsial memiliki pengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk.

c. Koefisien Adjusted Determinasi (R2)

“Koefisien Adjusted Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005).” Melalui koefisien adjusted determinasi (R2) dapat diketahui sejauh mana variabel motivasi kualitas, motivasi karir dan motivasi ekonomi mampu menjelaskan variabel minat untuk mengikuti PPAk.


(1)

Sedangkan, dari hasil pengujian yang dilakukan diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa motivasi kualitas dan motivasi ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk, sementara motivasi karir berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Yuskar (2006) dan Syafiqurrahman (2006) yang menyatakan bahwa motivasi kualitas dan motivasi karir berpengaruh, sedangkan motivasi ekonomi tidak berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Namun, hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Victor dan Jenny Marosa, 2007 yang menyatakan bahwa motivasi karir berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk, begitu juga dengan penelitian Wijayanti, 2000 (Victor dan Jenny Marosa, 2007) yang menyatakan bahwa mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik mengharapkan gaji awal yang tinggi, memperoleh kesempatan berkembang yang lebih baik dibandingkan dengan karir yang lain. Selain itu, auditor yang mempunyai latar belakang pendidikan profesional akuntansi membutuhkan lebih sedikit waktu untuk dipromosikan menjadi auditor senior dan atau manajer.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV, maka dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk, sebagai berikut:

1. Motivasi ternyata berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk. Namun, minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk tersebut hanya sedikit sekali dipengaruhi oleh motivasi yakni sebesar 16% artinya jika motivasi meningkat sebesar 1 satuan maka minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk meningkat sebesar 0.160 satuan. Faktor- faktor lain diluar motivasi yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk sebesar 84%.

2. Variabel independen motivasi kualitas dan motivasi ekonomi secara parsial tidak berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk, hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansinya yaitu 0.406 dan 0.502 ( lebih besar dari 0.05) sedangkan motivasi karir berpengaruh secara parsial terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk dengan nilai signifikansinya 0.029 ( lebih kecil dari 0.05). Namun, jika diuji secara simultan motivasi kua litas, motivasi karir dan motivasi ekonomi berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk, hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansinya yaitu 0.001 ( lebih kecil dari 0.05).


(3)

A. Keterbatasan Penelitian

1. Penulis menyadari bahwa jumlah sampel yang diambil relatif sedikit dan hanya melibatkan satu universitas saja yaitu Universitas Sumatera Utara, sehingga tingkat generalisasi dari penelitian sangat rendah.

2. Minat mengikuti PPAk yang menjadi variabel dependen penelitian ini merupakan perspektif dari mahasiswa akuntansi regular yang dijadikan sampel penelitian, sehingga memungkinkan interprestasi yang berbeda jika individunya berbeda pula, misalnya jika sampel yang diambil adalah mahasiswa akuntansi ekstension, sehingga pengukuran minat untuk mengikuti PPAk ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner.

3. Dengan menggunakan kuesioner maka memungkinkan adanya respon bias dari responden yang dapat disebabkan karena tidak serius ataupun tidak jujur dalam menjawab pertanyaan yang ada dalam kuesioner.

4. Penelitian ini hanya ditinjau dari segi motivasi kualitas, motivasi karir dan motivasi ekonomi sedangkan faktor – faktor lain diluar motivasi seperti biaya pendidikan, lamanya pendidikan dan keunggulan strata pendidikan yang didapatkan tidak dimasukkan dalam penelitian.


(4)

B. Saran

Dengan segala keterbatasan yang telah diungkapkan sebelumnya, maka peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya:

1. Menggunakan populasi yang lebih luas dan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga dengan demikian, diharapkan hasil yang diperoleh akan lebih akurat. 2. Bagi penyelenggara PPAk diharapkan agar dapat meningkatkan sosialisasi

dan promosi kepada mahasiswa akuntansi tentang pentingnya PPAk dan keunggulan PPAk, sehingga diharapkan minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk juga akan bertambah, mengingat kebutuhan akuntan dimasa yang akan datang juga sangat tinggi.

3. Menambah variabel penelitian, seperti: biaya pendidikan, lamanya pendidikan di PPAk dan predikat jenjang pendidikan yang di dapatkan dengan mengikut i PPAk sehingga diperoleh hasil yang lebih akurat lagi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arens & Loebbecke, 1993. Auditing, Diterjemahkan oleh Amir Abadi. Edisi Kelima, Jilid I, Salemba Empat, Jakarta.

Badudu, J.S. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Edisi Pertama, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Erlina dan Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan

Manajemen.USU Press, Medan.

Ellya Benny dan Yuskar. 2006. Pengaruh Motivasi terhadap Minat Mahasiswa

Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi. Simposium

Nasional Akuntansi IX.

Gozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS, Universitas Diponegoro, Semarang.

Hadibroto S, 1994. Masalah Akuntansi. Buku Lima. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri. 1991. Auditing Kontemporer. Edisi Pertama, Erlangga, Jakarta.

IAI. 2001. Standard Profesional Akuntan Publik, Salemba 4. Jakarta.

Keputusan Menteri Keuangan RI No 359/KMK.06/2003 tentang perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan No 423/KMK.06/2002 tentang jasa akuntan publik.

Keputusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan RI No.179/U/2001 tertanggal 21 November 2001 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi. Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga.

Jakarta.

Maria, Agnes, dan Djohan Pinnarwan, 2003.” Independensi Akuntan Publik: Sebuah Rekapitulasi, Metode Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi,


(6)

Murtanto. 2002. Sertifikasi: Upaya Memantapkan Profesionalisme Akuntan. Metode Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol 2, No.3 Desember 2002 hal 68-80.

Oetomo, Hening Widi. 2006. Analisis Faktor Terhadap Pandangan Mahasiswa Tentang Program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).Ventura. Vol. 9, No.2, Agustus 2006.

Regar, Moenaf H. 1993. Mengenal Profesi Akuntansi dan Memahami

Laporannya. Bumi Aksara. Jakarta.

Robbins, Stephen. 2008. Perilaku Organisasi. Buku Satu, edisi 12. Salemba Empat. Jakarta.

Soeranta dan Syafiqurrahman. 2006. Pengaruh Motivasi terhadap Minat

Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi .

( download, Desember 2008)

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. CV. Alfabeta. Bandung. , 2006. Statistik Untuk Penelitian. CV. Alfabeta. Bandung

Suharyadi dan Purwanto. 2004. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta: PT. Salemba Empat.

Tuanakota, Theodarus M. 2007. Setengah Abad Profesi Akuntansi. Edisi Pertama. Salemba 4. Jakarta

Umar, Husein. 2001. Riset Akuntansi: Metode Riset Sebagai Cara Penelitian Ilmiah.Gramedia Pustaka. Jakarta.

Victor dan Jenny Marosa. 2007. Pengaruh Motivasi Karir terhadap Minat

Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi.


Dokumen yang terkait

Studi deskriptif tentang respon mahasiswa akuntansi terhadap minat memasuki Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk) pasca dikeluarkannya PMK nomor 25/PMK.01/2014: studi empiris pada tiga Universitas Negeri di Jakarta

0 8 132

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi(PPAK).

0 16 16

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi(PPAK).

0 5 15

BAB 1 PENDAHULUAN Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi(PPAK).

0 2 11

PENGARUH MOTIVASI DAN BIAYA PENDIDIKAN TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN Pengaruh Motivasi Dan Biaya Pendidikan Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

0 1 15

PENGARUH MOTIVASI DAN BIAYA PENDIDIKAN TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN Pengaruh Motivasi Dan Biaya Pendidikan Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

0 1 15

Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

0 8 40

Pengaruh Motivasi terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

0 0 37

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk).

0 0 86

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk)

0 0 16