Pengecekan konsistensi SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN PEGAWAI DI LABORATORIUM KLINIK PRODIA - SURABAYA.

Nilai Normalisasi =   n 1 ij dij d i atau   n 1 ij aij a i 2.1 c Hitung Nilai Prioritas Dengan cara menghitung rata-rata untuk tiap baris pada normalized matriks.

c. Pengecekan konsistensi

Pengecekan konsistensi dilakukan untuk melihat apakah perbandingan berpasangan yang sudah dibuat masih berada di dalam batas kontrol penerimaan atau tidak. Jika ternyata tidak, maka perlu dilakukan kajian ulang untuk menyelidiki apakah konsistensi tersebut dapat diaplikasikan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap pengecekan konsistensi adalah sebagai berikut : 1 Membuat matriks nilai kolom kali nilai prioritas, dengan cara kalikan setiap nilai kepentingan pada matriks perbandingan berpasangan pada kolom j dengan nilai prioritas pada baris ke-i, dimana j = i. 2 Hitung total kolom : jumlahkan tiap kolom pada matriks tersebut. 3 Kemudian bagilah total kolom dengan nilai prioritas pada tiap variabel. 4 Hitung  max : rata-rata dari hasil point 3 diatas. 5 Hitung Consistency Index CI : CI = 1   n n Max  2 . 2 dimana n : jumlah itemvariabel yang dibandingkan. 6 Hitung Consistency Ratio CR : RI CI CR  , 2 . 3 di mana RI adalah indeks random konsistensi. Jika rasio konsistensi ≤ 0.1, hasil perhitungan data dapat dibenarkan. . 7 Menyusun matriks baris antara alternative versus kriteria yang isinya hasil perhitunganyang tertinggi. 8 Hasil alhirnya berupa prioritas global sebagai nilai yang digunakan oleh pengambil keputusan berdasarkan skor. Dimana RI : random index yang nilainya dapat dilihat pada tabel 2.5 Saaty T, 1986. Tabel 2.5 Nilai Indeks Random Ukuran Matriks Nilai RI 1,2 0,00 3 0,58 4 0,90 5 1,12 6 1,24 7 1,32 8 1,41 9 1,45 10 1,49 11 1,51 12 1,48 13 1,56 14 1,57 15 1,59 Jika CR 0,1 maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan konsisten. Jika CR 01, maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks. kriteria yang diberikan tidak konsisten. Sehingga jika tidak konsisten, maka pengisian nilai-nilai pada matriks berpasangan pada unsure kriteria maupun alternatif harus diulang. Batasan diterima tidaknya konsistensi suatu matriks sebenarnya tidak ada yang baku, hanya menurut beberapa eksperimen dan pengalaman inkonsistensi sebesar 10 ke bawah ialah tingkat inkonsistensi yang masih dapat diterima Apabila A adalah matriks perbandingan berpasangan yang tidak konsisten, maka vektor bobot yang berbentuk Aw T = nw T dapat didekati dengan cara: a. Menormalkan setiap kolom j dalam matriks A, sedemikian hingga  i ij a = 1, yang disebut sebagai A’ b. Untuk setiap baris i dalam A’, hitunglah nilai rata-ratanya w i =  j ij a n 1 , 2 . 4 dengan w i adalah bobot tujuan ke-i dari vektor bobot.

2.6 TOPSIS