a. Kunci Primer Primary Key, adalah atribut atau satu set minimal atribut yang
tidak hanya mengidentifikasikan secara unik suatu kejadian spesifik, tetapi juga dapat mewakili setiap kejadian dari suatu entity. Setiap kandidat
mempunyai peluang menjadi kunci primer. b.
Kunci Kandidat Candidate Key, adalah suatu atribut atau satu set minimal yang mengidentifikasikan secara unik suatu kejadian spesifik dari entity. Satu
minimal set atribut menyatakan secara tak langsung dimana beberapa atribut dalam satu set tidak dapat dibuang tanpa merusak kepemilikan yang unik. Jika
suatu kandidat berisi lebih dari satu atribut, maka biasanya disebut kunci komposit gabungan.
c. Kunci Tamu Foreign Key, adalah satu atribut atau satu set minimal atribut
yang melengkapi satu relationship yang menunjukkan ke induknya. Kunci tamu ditempatkan pada entity anak dan sama dengan kunci primer induk
direlasikan. Hubungan antara entity anak dan entity induk adalah hubungan set lawan banyak one to many relationship.
d. Kunci Alternatif Alternate Key, adalah kunci kandidat yang tidak dipakai
sebagai kunci primer. Kerap kali kunci alternatif dipakai sebagai kunci pengurutan dalam laporan
. Relasi, adalah hubungan antar file yang direlasikan dengan kunci relasi
Relation Key, yang merupakan kunci utama dari masing-masing file, yang menyajikan asosiasi antara dua entitas atau lebih.
2.4 Entity Relationship Diagram ERD
Entity relationship diagram ERD untuk mendokumentasikan data perusahaan dengan mengidentifikasi jenis entitas entity dan hubungannya. ERD
merupakan suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan pada system secara abstrak. ERD juga menggambarkan hubungan antara satu
entitas yang memiliki sejumlah atribut dengan entitas yang yang lain dalam suatu sistem yang terintegrasi. ERD digunakan oleh perancang system untuk
memodelkan data yang nantinya akan dikembangkan menjadi basis data database. Model data ini juga akan membantu pada saat analisis dan
perancangan basis data, karena model data ini akan menunjukkan bermacam- macam data yang dibutuhkan dan hubungan antar data. ERD ini juga merupakan
model konseptual yang dapat mendiskripsikan hubungan antara file yang digunakan untuk memodelkan struktur data serta hubungan antar data.
ERD terbagi atas tiga komponen, yaitu entitas entity, atribut attribute, dan relasi atau hubungan relation. Secara garis besar entitas merupakan dasar
yang terlibat dalam system. Atribut atau field berperan sebagai penjelas dari entitas, dan relasi atau hubungan menunjukkan hubungan yang terjadi antara dua
entitas.
Tabel 2.2 Simbol-simbol Entity relationship diagram ERD Simbol Keterangan
Adalah obyek pointer yang digunakan untuk memilih dan melakukan perubahan properti pada obyek yang dipilih
Adalah obyek Entity yang digunakan untuk membuat Entity pada rancangan CDM
Adalah Obyek Relationship yang digunakan untuk merelasikan antar Entity
2.5 AHP Analitycal Hierarchy Proses
Metode AHP merupakan salah satu model pengambilan keputusan yang sering digunakan, umumnya digunakan dengan tujuan untuk menyusun prioritas dari
berbagai alternatif pilihan yang ada dan pilihan-pilihan tersebut bersifat kompleks atau multi kriteria. Dengan menggunakan AHP prioritas yang
dihasilkan akan bersifat konsisten dengan teori, logis, transparan dan partisipatif. Dengan tuntutan yang semakin tinggi berkaitan dengan transparansi dan
partisipasi AHP sangat cocok digunakan untuk penyusunan prioritas kebijakan publik yang menuntut transparansi dan partisipasi Saaty T, 1993.
Untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh perusahaan prodia yang berkecimpung dalam bidang laboratorium maka digunakan pendekatan
AHP. Salah satu teknik pengambilan keputusan optimasi multivariate yang digunakan dalam analisis kebijaksanaan. Pada hakekatnya AHP merupakan suatu
model pengambil keputusan yang komprehensif dengan memperhitungkan hal- hal yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Dalam model pengambilan keputusan
dengan AHP pada dasarnya berusaha menutupi semua kekurangan dari model- model sebelumnya. AHP juga memungkinkan ke struktur suatu sistem dan
lingkungan kedalam komponen saling berinteraksi dan kemudian menyatukan mereka dengan mengukur dan mengatur dampak dari komponen kesalahan sistem
Saaty, 2001 Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan
input utamanya adalah persepsi manusia. Jadi perbedaan yang mencolok model AHP dengan model lainnya terletak pada jenis inputnya. Terdapat 4 aksioma-
aksioma yang terkandung dalam model AHP
1 Reciprocal Comparison artinya pengambilan keputusan harus dapat
memuat perbandingan dan menyatakan preferensinya. Prefesensi tersebut harus memenuhi syarat resiprokal yaitu apabila A lebih disukai daripada B
dengan skala x, maka B lebih disukai daripada A dengan skala 1x 2
Homogenity artinya preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam
skala terbatas atau dengan kata lain elemen- elemennya dapat dibandingkan satu sama lainnya. Kalau aksioma ini tidak dipenuhi maka elemen- elemen
yang dibandingkan tersebut tidak homogen dan harus dibentuk cluster kelompok elemen yang baru
3 Independence artinya preferensi dinyatakan dengan mengasumsikan bahwa
kriteria tidak dipengaruhi oleh alternatif-alternatif yang ada melainkan oleh objektif keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa pola ketergantungan dalam
AHP adalah searah, maksudnya perbandingan antara elemen-elemen dalam satu tingkat dipengaruhi atau tergantung oleh elemen-elemen pada tingkat
diatasnya 4
Expectation artinya untuk tujuan pengambil keputusan. Struktur hirarki
diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka pengambil keputusan tidak memakai seluruh kriteria atau objectif yang tersedia atau
diperlukan sehingga keputusan yang diambil dianggap tidak lengkap Selanjutnya Saaty 2001 menyatakan bahwa proses hirarki analitik AHP
menyediakan kerangka yang memungkinkan untuk membuat suatu keputusan efektif atas isu kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses
pendukung keputusan. Pada dasarnya AHP adalah suatu metode dalam merinci suatu situasi yang kompleks, yang terstruktur kedalam suatu komponen-
komponennya. Artinya dengan menggunakan pendekatan AHP kita dapat memecahkan suatu masalah dalam pengambilan keputusan.
2.5.1 Karakteristik Model AHP
AHP adalah salah satu bentuk model pengambilan keputusan yang pada dasarnya berusaha menutupi semua kekurangan dari model-model sebelumnya.
Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dan
tidak terstruktur dipecah ke dalam kelompok-kelompoknya dan kemudian kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki Saaty T, 1993.
Model AHP memakai persepsi manusia yang dianggap “pakar” sebagai input utamanya. Kriteria “pakar” disini bukan berarti bahwa orang tersebut
haruslah jenius, pintar, bergelar doktor dan sebagainya tetapi lebih mengacu pada orang yang mengerti benar permasalahan yang diajukan, merasakan akibat suatu
masalah atau punya kepentingan terhadap masalah tersebut. Bisa dikatakan bahwa model AHP adalah suatu model pengambilan keputusan yang komprehensif,
memperhitungkan hal-hal kuantitatif dan kualitatif sekaligus Saaty T, 1993.
Sama halnya dengan metode-metode pengambilan keputusan lainnya, yang memiliki prinsip-prinsip kerja dasar, pengambilan keputusan dalam metodologi
AHP didasarkan pada 3 prinsip pokok, yaitu: a.
Penyusunan hirarki Penyusunan hirarki permasalahan merupakan langkah untuk mendefinisikan
masalah rumit dan kompleks sehingga menjadi lebih jelas dan detail. Bentuk sebuah hirarki tergantung dari pengetahuan dan pengalaman seseorang, untuk
memecahkan masalah yang sama, dua orang akan membuat dua hirarki yang
berbeda. Keputusan yang akan diambil dijadikan sebagai tujuan yang dijabarkan menjadi elemen-elemen yang lebih rinci hingga mencapai suatu
tahapan yang paling operasionalterukur. Hirarki permasalahan akan mempermudah pengambilan keputusan untuk menganalisis dan mengambil
kesimpulan yang harus dilakukan terhadap masalah tersebut. Contoh hirarki dapat dilihat pada gambar 2.3 :
Gambar 2.3 Hirarki 3 Level AHP b.
Penentuan prioritas Prioritas dari elemen-elemen kriteria dapat dipandang sebagai
bobotkontribusi elemen tersebut terhadap tujuan pengambilan keputusan. AHP melakukan analisis prioritas elemen dengan metode perbandingan berpasangan
antar 2 elemen hingga semua elemen yang ada tercakup. Prioritas ini ditentukan berdasarkan pandangan para pakar dan pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap pengambilan keputusan, baik secara langsung diskusi maupun tidak langsung kuesioner.
c. Konsistensi logis
Konsistensi jawaban para responden dalam menentukan prioritas elemen merupakan prinsip pokok yang akan menentukan validitas data dan hasil
pengambilan keputusan. Secara umum, responden harus memiliki konsistensi
dalam melakukan perbandingan elemen dengan contoh sebagai berikut: jika AB dan BC, maka secara logis responden harus menyatakan bahwa AC,
berdasarkan nilai-nilai numerik yang disediakan oleh Saaty T, 1993.
2.5.2 Prinsip Kerja AHP
Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata
dalam suatu hierarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif
dibandingkan dengan variabel lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas
tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut Mulyono, 1996.
2.5.3 Langkah dan Prosedur AHP
Secara umum langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan
AHP untuk pemecahan suatu masalah adalah sebagai berikut: a.
Pembentukan hirarki
Hirarki dapat membantu untuk menyederhanakan suatu masalah yang rumit menjadi lebih terstruktur. Sebuah hirarki menunjukkan pengaruh tujuan dari level
atas sampai pada level yang paling bawah. Hirarki dapat diuraikan menjadi dua jenis, yaitu :
1 Hirarki struktural, yaitu suatu pembagian masalah yang rumit ke dalam
kelompok-kelompok yang lebih kecil. 2
Hirarki fungsional, yaitu suatu penguraian masalah ke dalam beberapa bagian didasarkan atas hubungan esensialnya.
Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1
Mendefinisikan masalah dan penentuan solusi yang diinginkan. 2
Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan subtujuan-subtujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif
pada tingkatan kriteria yang paling bawah Djiwo Harsono, 2007.
b. Pair-wise comparison