BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT. IGLAS Gresik. Pengambilan data dilaksanakan dibagian produksi pada proses pembuatan Botol Gelas Polos
“Medium Weight” pada bulan November 2010 sampai data itu tercukupi.
3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel
Dalam identifikasi variable terdapat variabel – variabel yang didapatkan berdasarkan dari data perusahaan yang digunakan dalam metode Lean Thinking.
Variabel – variabel tersebut adalah sebagai berikut:
a. Variabel Terikat
Variabel terikat yaitu variabel yang nilainya tergantung dari variasi perubahan variabel bebas, adapun variabel bebas terikat dalam penelitian ini
adalah Kegiatan Value Adding dan Kegiatan Non-value adding.
b. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah suatu variabel yang mempunyai nilai berubah – ubah dan mempengaruhi variasi pe rubahan nilai variabel terikat, variabel tersebut
meliputi:
1. Waste Environmental, Health, and Safety, pemborosan yang terjadi akibat
kelalaian pihak – pihak tertenti dalam perusahaan untuk memahami prosedur EHS yang ada. Dengan sikap seperti ini akan menimbulkan dampak seringnya
terjadi kecelakaan kerja. Jika permasalahan kecelakaan tersebut terjadi, maka
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
akan tidak sedikit biaya, waktu, dan tenaga yang harus dikeluarkan perusahaan untuk mengatasinya.
2. Waste Defect, tidak sesuai dengan spesifikasi, diantarnaya, retak pada body
Cracks body, Retak pada pundak Cracks Shoulder, Retak pada dinding
Crack bottom , dan masih banyak lainnya.
3. Waste Overproduction, pemborosan yang disebabkan produksi yang
berlebihan, maksudnya adalah memproduksi produk yang melebihi yang dibutuhakan atau memproduksi lebih awal dari jadwal yang sudah dibuat.
Bentuk dari overproduction ini antara lain adalah aliran produksi yang tidak lancar, tumpukan WIP yang terlalu banyak, target dan pencapaian hasil
produksi dari setiap bagian produksi kurang jelas. 4.
Waste Waiting, pemborosan karena menunggu untuk proses berikutnya.
Waiting merupakan selang waktu ketika operator tidak menggunakan waktu
untuk melakukan value adding activity dikarenakan menunggu aliran produk dari proses sebelumnya upstream. Waiting ini juga mencakup operator dan
mesin seperti kecepatan produksi mesin dalam stasiun kerja lebih cepat atau
lambat daripada stasiun yang lainnya. 5.
Waste Not Utilizing Employees Knowledge, Skills, and Abilities
merupakansuatu kondisi dimana sumber daya yang ada operator tidak digunakan secara maksimal, sehingga terjadi pemborosan. Kinerja operator
yang tidak maksimal ditujukkan dengan tidak adanya aktivitas yang dilakukan operator menganggur atau produktivitas rendah. Selain itu juga bisa
diakibatkan penggunaan operator yang tidak tepat untuk suatu pekerjaan
tertentu.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6. Waste Transportation, merupakan kegiatan yang penting akan tetapi tidak
menambah nilai dari suatu produk. Transport merupakan proses memindahkan material atau Work In Process dari satu stasiun kerja ke satsiun kerja yang
lainnya. Baik menggunakan forklift maupun conveyor. 7.
Waste Inventories, berarti persediaan yang kurang perlu. Maksudnya adalah
persediaan material yang terlalu banyak, Work In Process yang terlalu banyak antara proses satu dengan proses yang lainnya sehingga membutuhkan ruang
yang banyak untuk menyimpannya, kemungkinan pemborosan ini adalah buffer
yang sangat tinggi. 8.
Waste Motion, berarti adalah aktivitas atau pergerakan yang kurang perlu yang
dilakukan operator yang tidak menambah nilai dan memperlambat proses sehingga lead time menjadi lama. Proses mencari komponen karena tidak
terdeteksi tempat penyimpanannya, gerakan tambahan untuk mengoperasikan suatu mesin. Hal ini juga dapat terjadi dikarenakan layout produksi yang tidak
tepat sehingga sering terjadi pergerakan yang kurang perlu dilakukan oleh
operator.
9. Waste Excees Process, terjadi ketika metode kerja atau urutan kerja proses
yang digunakan dirasa kurang baik dan fleksibel. Hal ini juga dapat terjadi ketika proses yang ada belum standar sehingga kemungkinan produk yang
rusak akan tinggi. Selain itu juga ditunjukkan dengan adanya variasi metode yang dikerjakan operator.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.3 Pengambilan Data
Pengambilan data yang dilakukan di lingkungan produksi PT. IGLAS menggunakan dua cara yaitu :
a. Data Primer
Data primer didapatkan dengan melakukan pengamatan secara langsung di lantai produksi. Pengamatan tersebut dilakukan untuk mendapatkan waktu beserta
output proses dari setiap operasi dan performansi operator dari setiap bagian produksi. Pengukuran tersebut dilakukan dengan metode work
sampling. Selanjutnya peneliti melakukan penyebaran kuisioner tentang waste. Hasil dari kuisioner
digunakan untuk menentukan ranking penggunan value stream analysis tools. Dari ranking tersebut nantinya akan digunakan oleh peneliti dalam proses identifikasi waste
beserta akar permasalahannya Kemudian peneliti membuat current state value stream mapping
dari datadata yang sudah dihubungkan untuk mengetahui waste-waste beserta hubungannya dan akar permasalahannya.
b. Data Sekunder
Data sekunder dikumpulkan dari arsip yang sudah ada di perusahaan, antara lain: variasi produk dan spesifikasinya, variasi bahan baku, variasi mesin
dan karakteristiknya, lead time order bahan baku, layout lantai produksi, dan jumlah operator, dan kebijakan yang sedang diterapkan di perusahaan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.4 Metode Pengolahan Data