Tahap Rekomendasi Perbaikan ANALISA DAN PEMBAHASAN

Setelah sumber-sumber penyebab dari masalah teridentifikasi, maka langkah selanjutnya perlu melakukan penetapan rencana tindakan perbaikan waste yang bertujuan untuk mengurangi kegiatan yang tdak menghasilkan nilai tambah, sehingga dapat dicapai suatu tingkat proses produksi yang sesuai dengan keinginan perusahaan. Alat yang digunakan untuk mengidentifikasi akar penyebab dari masalah waste ini adalah FMEA failure mode and effect analysis. Dengan Pengerjaan FMEA ini akan dapat memberikan usulan perbaikan pada perusahaan. Secara teknis penetapan penilaian keseriusan akibat kesalahan kesalahan potensial terhadap proses dan konsumen severity, frekuensi terjadinya kesalahan yang menghasilkan kegagalan potensial occurance, dan terhadap alat kontrol akibat potensial cause detection dengan jalan brainstorming dengan pihak produksi yang ada di dalam area produksi.

4.4 Tahap Rekomendasi Perbaikan

Tahap perbaikan disajikan dalam bentuk tabel Failure Mode Effect Analysis FMEA dikarenakan perusahaan belum bisa memberikan kepastian untuk dapat melaksanakan perbaikan ini atau tidak. Dalam FMEA sendiri terdapat beberapa tahapan, yakni Menetapkan batasan proses yang akan dianalisa, melakukan pengamatan terhadap proses yang akan dianalisa, hasil pengamatan digunakan untuk menemukan kesalahan defect potensial pada proses, mengidentifikasi potensial cause penyebab dari kesalahan defect yang terjadi, mengidentifikasikan akibat effect yang ditimbulkan, menetapkan nilai-nilai dengan jalan brainstorming dalam point severity, occurance detection, memasukkan kriteria nilai sesuai dengan 3 kriteria yang telah dibuat sebelumnya, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dan dapatkan nilai RPN Risk Potential Number dengan jalan mengalikan nilai SOD Severity, Occurance, Detection. Dalam tahap ini dilakukan beberapa langkah dalam mengidentifikasi masalah – masalah potensial penyebab kegagalan sehingga nantinya upaya meminimal defect yang merupakan rencana perbaikan sebagai prioritas nantinya. Selengkapnya akan disajikan pada sub bab dibawah ini :

4.4.1 Menetapkan Suatu Usulan Rencana Tindakan Perbaikan

Rencana tindakan perbaikan sesuai dengan analisa cacat untuk mempermudah prioritas perbaikan dilakukan dengan jalan brainstorming ke pihak Perencanaan dan Pengendalian Produksi untuk menentukan nilai RPN Risk Priority Number ,yang nilainya didapatkan dengan jalan mengalikan nilai SOD Severity ,Occurance, Detection. Kemudian RPN tersebut disusun dari terbesar sampai terkecil sehingga dapat diketahui mode kegagalan mana yang paling kritis untuk segera dilakukan tindakan korektif. perhitungan nilai RPN sebagai berikut : Perhitungan Nilai RPN: 1. Defect, Kualitas Botol Gelas “Medium Weight” Tidak memenuhi standard Severity S = 7 pengaruh buruk yang masih berada dalam batas toleransi Occurance O = 6 c Detection D = 7 alat control cukup bisa mendeteksi kesalahan Nilai RPN = S x O x D = 7 x 6 x 7 = 294 RPN = Bobot S x Bobot O x Bobot D Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2. Transportation, Jarak antara mesin terlalu jauh Severity S = 5 pengaruh buruk yang masih berada dalam batas toleransi Occurance O = 5 kegagalan agak mungkin terjadi Detection D = 5 Alat kontrol bisa mendeteksi kesalahan Nilai RPN = S x O x D = 5 x 5 x 5 = 125 3. Waiting, Kurang Operator Pemasukan Raw Material Jadi Lambat. Severity S = 4 pengaruh buruk yang masih berada dalam batas toleransi Occurance O = 5 kegagalan agak mungkin terjadi Detection D= 4 alat Rcontrol relatif andal untuk mendeteksi kesalahan Nilai RPN = S x O x D = 4 x 5 x 4 = 80 Berdasarkan dari tabel 4.16, diketahui nilai RPN yang terbesar pada proses pembuatan produk Botol Gelas “Medium Weight” pada PT.IGLAS karena peralatan mesin yang kurang diperhatikan, baik dalam hal setting mesin maupun perawatannya. Dengan melihat nilai RPN, maka disini peneliti hanya memberikan sebatas usulan rencana perbaikan dan pengendalian kepada pihak perusahaan untuk mengurangi tingkat resiko kegagalan. Adapun usulan rencana perbaikan dan pengendalian tersebut dapat dilihat seperti tabel sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.11 Usulan Rencana Perbaikan Jenis Waste RPN Potential root cause Rencana Perbaikan Defect 294 Kualitas Botol Gelas “Medium Weight” kurang memenuhi standard dikarenakan bahan baku yang menurun serta keausan dan maintenance mesin yang penggunaannya untuk berproduksi secara continue Melakukan checking terjadwal untuk kualitas bahan baku dan untuk mesin seharusnya dilakukan perawatan dan bila perlu dilakukan penggantian mesin untuk mesin yang sudah tua aus serta penjadwalan tetap Transportasi 100 Jarak antara penumpukan bahan baku dan area produksi terlampau jauh Perbaikan Layout produksi dari bahan baku menuju tempat produksi untuk mengurangi jumlah waktu transportasi atau menambah sarana pengangkutan bahan baku menuju area produksi forklift Waiting 80 kurangnya operator pada area produksi Batch Plant Proses Pencampuran dan Performance Rating antar Operator yang bervariasi Sebaiknya dilakukan penambahan operator untuk mempercepat proses pemasukan bahan baku ketempat receiving hover dan dilakukan Training untuk membuat standarisasi bagi para operator agar tidak melakukan gerakan – gerakan yang tidak diperlukan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN