9 Gambar 2.3 Penjelasan istilah geometrik jalan perkotaan
Sumber: Dep.PU 1997
2. Kondisi Lingkungan
- Ukuran kota merupakan jumlah penduduk yang berada di dalam kota
yang dinyatakan dalam satuan juta jiwa, dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Kelas ukuran kota
Ukuran Kota juta jiwa Kelas Ukuran Kota City Size
0,1 Sangat kecil
0,2-0,5 Kecil
0,6-1,0 Sedang
1,1-3,0 Besar
3,0 Sangat besar
Sumber : Departemen Pekerjaan Umum 1997
- Hambatan Samping adalah suatu faktor yang dapat mempengaruhi
kegiatan lalu lintas pinggir jalan. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi hambatan samping adalah :
10 Jumlah kendaraan yang berhenti dan parkir.
Jumlah kendaraan bermotor yang keluar dan masuk ke atau dari
lahan samping dan jalan sisi. Jumlah pejalan kaki yang berjalan dan menyebrang sepanjang
segmen jalan. Arus kendaraan yang bergerak lambat, seperti : becak, delman,
sepeda dan kendaraan lainnya.
2.3 Klasifikasi Jalan
Berdasarkan UU No. 38 Tahun 2004, jalan sebagai sarana trnsportasi mempunyai peranan penting dalam bidang ekonomi, sosial budaya,
lingkungan hidup, politik, pertahanan dan kemananan serta digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Jalan dapat diklasifikasikan
sebagai berikut : Berdasarkan atas peruntukannya, jalan dapat dibedakan menjadi :
1. Jalan umum diperuntukan bagi lalu lintas umum dalam rangka
distribusi barang dan jasa yang dikelompokan menurut sistem, fungsi, status dan kelas.
2. Jalan khusus tidak diperuntukan bagi lalu lintas umum dalam rangka
distribusi barang dan jasa yang dubutuhkan. a.
Berdasarkan sistemnya jalan umum dibedakan menjadi : Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan
dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, demgan
menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan.
Sistem jaringan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk
masyarakat di dalam kawasan perkotaan. b.
Berdasarkan fungsinya , jalan umum dibedakan menjadi : Jalan arteri adalah jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan utama dengan ciri pejalanan jarak jauh, kecepatan
11 rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya
guna. Jalan kolektor adalah jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk
dibatasi. Jalan lokal adalah jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak
dibatasi. Jalan lingkungan dalah jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan lingkungan denga ciri perjalanan jarak dekat dn kecepatan rata-rata rendah.
c. Berdasarkan statusnya , jalan umum dibedakan menjadi :
Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan primer yang menghubungkan antar ibukota
provinsi, jalan strategis nasional dan jalan tol. Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan
jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupatenkota, atau antar ibukota kabupatenkota dan
jalan strategis provinsi. Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan
jalan primer yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar ibu kota kecamatan, ibukota
kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lokal, serta jalan umum dengan sistem jaringan jalan sekunder
dalam wilayah kabupaten dan jalan strategis kabupaten. Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan
sekunder yang menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil,
menghubungkan antar persil serta menghubungkan antar pusat pemukiman yang berada didalam kota.
12 Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan
kawasan atau antar pemukiman di dalam desa serta jalan lingkungan.
d. Berdasarkan pengaturan kelas, jalan umum dibedakan menjadi :
Jalan bebas hambatan Jalan raya
Jalan sedang Jalan kecil
2.4 Kinerja Ruas Jalan Perkotaan
Kinerja merupakan suatu ukuran kuantitatif mengenai kondisi operasional dari fasilitas lalu lintas. Adapun beberapa parameter yang digunakan dalam
menentukan kinerja ruas jalan adalah sebagai berikut :
2.4.1 Arus dan Komposisi Lalu Lintas
Arus Berdasarkan Dep.PU 1997, arus lalu lintas adalah jumlah kendaraan bermotor yang melalui titik pada jalan per satuan waktu, dinyatakan
dalam kendjam Q
kend
, smpjam Q
smp
atau LHRT Q
LHRT
Lalu-lintas Harian Rata-rata Tahunan.
Dalam manual kapasitas, nilai arus lalu lintas Q mencerminkan komposisi lalu lintas, dengan menyatakan arus dalam satuan mobil penumpang
smp. Semua nilai arus lalu lintas per arah dan total diubah menjadi satuan mobil penumpang smp dengan menggunakan ekivalen mobil penumpang emp
yang diturunkan secara empiris tipe kendaraan berikut Dep.PU, 1997: 1.
Kendaraan beratHeavy Vehicle HV, kendaraan bermotor dengan jarak as lebih dari 3,50 m biasanya beroda lebih dari 4 termasuk bis,
truk 2 as, truk 3 as, dan truk kombinasi sesuai sistem klasifikasi Bina Marga.
2. Kendaraan ringanLight Vehicle LV, kendaraan bermotor 2 as beroda
4 dengan jarak as 2,0-3,0 m termasuk mobil penumpang, opelet, mikrobis, pick up, dan truk kecil sesuai sistem klasifikasi Bina Marga.