Arus dan Komposisi Lalu Lintas Kapasitas

14 1. Kapasitas Dasar Jika kondisi sesungguhnya sama dengan kasus dasar ideal tertentu, maka semua faktor penyesuaian menjadi 1,0 sehingga besarnya kapasitas sama dengan kapasitas dasar. Nilai kapasitas dasar dapat dilihat pada tabel 2.4. Tabel 2.4. Kapasitas dasar C untuk jalan perkotaan Tipe jalan Kapasitas dasar Keterangan Empat lajur terbagijalan satu arah 1650 Per lajur Empat lajur tak terbagi 1500 Per lajur Dua lajur tak terbagi 2900 Total dua arah Sumber: Departemen Pekerjaan Umum 1997 2. Faktor Penyesuaian Pemisah Arah FC SP Untuk faktor penyesuaian kapasitas pemisah arah FC SP dapat dilihat pada Tabel 2.5. Tabel ini hanya memberikan nilai untuk jalan dua lajur dua arah 22 dan empat lajur dua arah 42 tak terbagi. Sedangkan untuk jalan terbagi dan satu arah faktor penyesuaian arah bernilai 1,0. Tabel 2.5 Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisah arah FC SP Pemisah arah SP - 50-50 60-40 70-30 80-20 90-100 100-0 FC SP Dua lajur dua arah 22 1,00 0,94 0,88 0,82 0,75 0,70 Empat lajur dua arah 42 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88 0,85 Sumber: Departemen Pekerjaan Umum 1997 15 3. Faktor Penyesuaian Lebar Jalur Lalu Lintas Kapasitas juga dipengaruhi oleh lebar jalur lalu lintas yang dinyatakan dengan faktor penyesuaian lebar jalan FC W dapat dilihat pada Tabel 2.6. Tabel 2.6 Faktor penyesuaian kapasitas FC W untuk pengaruh lebar jalur lalu lintas untuk jalan perkotaan Tipe Jalan Lebar Jalur Lalu Lintas Efektif W C m FC W Empat lajur terbagi 42D atau jalan satu arah Per lajur 3,00 3,25 3,50 3,75 4,00 0,92 0,96 1,00 1,04 1,08 Empat lajur tak terbagi 42UD Per lajur 3,00 3,25 3,50 3,75 4,00 0,91 0,95 1,00 1,05 1,09 Dua lajur dua arah tak terbagi 22UD Total dua arah 5 6 7 8 9 10 11 0,56 0,87 1,00 1,14 1,25 1,29 1,34 Sumber: Departemen Pekerjaan Umum 1997 16 4. Faktor Penyesuaian Hambatan Samping FC SF Hambatan samping adalah dampak terhadap kinerja lalu lintas dari aktivitas samping segmen jalan, seperti pejalan kaki, kendaraan hentiparkir di sisi jalan, kendaraan masukkeluar sisi jalan dan kendaraan tidak bermotor. Nilai faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping dibedakan berdasarkan tipe jalan dengan bahu dan tipe jalan dengan kereb yang dapat dilihat pada Tabel 2.7 dan 2.8. Sedangkan untuk kelas hambatan samping pada jalan perkotaan dan nilai faktor berbobot untuk tipe hambatan samping dapat dilihat pada Tabel 2.9 dan 2.10. Tabel 2.7 Faktor penyesuaian FC SF untuk pengaruh hambatan samping dan lebar bahu pada kapasitas jalan perkotaan dengan bahu Tipe Jalan Kelas Hambatan Samping Faktor Penyesuaian Untuk Hambatan Samping dan Lebar Bahu FC SF Lebar Bahu W S m ≤ 0,5 1,0 1,5 ≥ 2,0 42 D Sangat Rendah 0,96 0,98 1,01 1,03 Rendah 0,94 0,97 1,02 1,02 Sedang 0,92 0,95 0,98 1,00 Tinggi 0,88 0,92 0,95 0,98 Sangat Tinggi 0,84 0,88 0,92 0,96 42 UD Sangat Rendah 0,96 0,99 1,01 1,03 Rendah 0,94 0,97 1,00 1,02 Sedang 0,92 0,95 0,98 1,00 Tinggi 0,87 0,91 0,94 0,98 Sangat Tinggi 0,80 0,86 0,90 0,95 22 UD atau jalan satu arah Sangat Rendah 0,94 0,96 0,99 0,99 Rendah 0,92 0,94 0,97 0,97 Sedang 0,89 0,92 0,95 0,94 Tinggi 0,82 0,86 0,90 0,88 Sangat Tinggi 0,73 0,79 0,85 0,91 Sumber: Departemen Pekerjaan Umum 1997 17 Tabel 2.8 Faktor penyesuaian FC SF untuk pengaruh hambatan samping dan jarak kereb penghalang pada kapasitas jalan perkotaan dengan kereb Tipe Jalan Kelas Hambatan Samping Faktor Penyesuaian Untuk Hambatan Samping dan Jarak Kereb Penghalang FC SF Jarak Kereb W k m ≤ 0,5 1,0 1,5 ≥ 2,0 42 D Sangat Rendah 0,95 0,97 0,99 1,01 Rendah 0,94 0,96 0,98 1,00 Sedang 0,91 0,93 0,95 0,98 Tinggi 0,86 0,89 0,92 0,95 Sangat Tinggi 0,81 0,85 0,88 0,92 42 UD Sangat Rendah 0,95 0,97 0,99 1,01 Rendah 0,93 0,95 0,97 1,00 Sedang 0,90 0,92 0,95 0,97 Tinggi 0,84 0,87 0,90 0,93 Sangat Tinggi 0,77 0,81 0,85 0,90 22 UD atau jalan satu arah Sangat Rendah 0,93 0,95 0,97 0,99 Rendah 0,90 0,92 0,95 0,97 Sedang 0,86 0,88 0,91 0,94 Tinggi 0,78 0,81 0,84 0,88 Sangat Tinggi 0,68 0,72 0,77 0,82 Sumber: Departemen Pekerjaan Umum 1997 18 Tabel 2.9 Kelas hambatan samping pada jalan perkotaan Kode Kelas hambatan samping SFC Besarnya kejadian per 200mjam dua sisi Kondisi Khusus VL Sangat rendah 100 Daerah permukiman, jalan dengan jalan samping L Rendah 100-299 Daerah permukiman; beberapa kendaraan umum dsb M Sedang 300-499 Daerah Industri; beberapa toko disisi jalan H Tinggi 500-899 Daerah komersil, aktivitas sisi jalan tinggi VH Sangat Tinggi 900 Daerah komersil dengan aktivitas pasar di pinggir jalan Sumber: Departemen Pekerjaan Umum 1997 Tabel 2.10 Faktor berbobot tipe hambatan samping Tipe kejadian hambatan samping Symbol Bobot Pejalan kaki yang berjalan dan menyebrang PED 0,5 Kendaraan lambat SMV 0,4 Kendaraan masuk dan keluar kedari lahan samping EEV 0,7 Parkir dan kendaraan berhenti PSV 1,0 Sumber: Departemen Pekerjaan Umum 1997 19 5. Faktor Penyesuaian Ukuran Kota FC CS Faktor penyesuaian untuk pengaruh ukuran kota FC CS dapat dilihat pada Tabel 2.11. Tabel 2.11 Faktor penyesuaian FC CS untuk pengaruh ukuran kota pada kapasitas jalan perkotaan Ukuran Kota juta jiwa Faktor penyesuaian untuk ukuran kota FC CS 0,1 0,86 0,1 – 0,5 0,90 0,5 – 1,0 0,94 1,0 – 3,0 1,00 3,0 1,04 Sumber: Departemen Pekerjaan Umum 1997

2.4.3 Derajat Kejenuhan

Derajat kejenuhan DS didefinisikan sebagai rasio arus jalan terhadap kapasitas, yang digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen jalan. Nilai DS menunjukkan apakah segmen jalan tersebut mempunyai masalah kapasitas atau tidak. Persamaan dasar untuk menentukan derajat kejenuhan adalah sebagai berikut: C Q DS  2.2 Keterangan: DS = Derajat kejenuhan Q = Arus lalu-lintas smpjam C = Kapasitas smpjam

2.4.4 Kecepatan

Kecepatan adalah jarak perjalanan yang ditempuh dalam satuan waktu kmjam. 20 Klasifikasi utama dalam analisis kecepatan adalah : - Kecepatan titiksesaat spot speed adalah kecepatan yang diukur pada saat kendaraan melintasi suatu titik dijalan. Metode ini survai ini digunakan dalam survai kecepatan titik. Contoh dalam menghitung kecepatan kendaraan saat melewati zebra cross. - Kecepatan rata-rata ruang space mean speed adalah kecepatan rata-rata dari semua kendaraan yang menempati suatu potongan jalan selama suatu periode waktu tertentu. Metode survai ini digunakan untuk menghitung kecepatan kendaraan yang melewati panjang segmen survai. - Kecepatan rata-rata waktu time mean speed adalah kecepatan rata-rata dari semua kendaraan yang melintasi suatu titik di jalan selama periode waktu tertentu. Contohnya perhitungan kecepatan rata-rata suatu kendaraan pada potongan segmen jalan tertentu. - Kecepatan bergerak Running Speed adalah panjang suatu potongan jalan tertentu dibagi waktu bergerak. Metode survai ini digunakan dalam perhitungan kecepatan rata-rata kendaraan berjalan pada lalu lintas. Contoh perhitungan kecepatan tempuh suatu kendaraan di segmen secara keseluruhan. - Kecepatan perjalanan journey speed adalah kecepatan efektif kendaraan yang sedang dalam perjalanan antara dua titik pengamatan dibagi dengan lama waktu perjalanan yang diamati. Metode survai ini digunakan dalam survai suatu perjalanan dari asal hingga tujuan. MKJI menggunakan kecepatan tempuh sebagai ukuran utama kinerja segmen jalan. Kecepatan tempuh merupakan kecepatan rata-rata kmjam arus lalu lintas dari panjang ruas jalan dibagi waktu tempuh rata-rata kendaraan yang melalui segmen jalan tersebut. MKJI 1997. Rumus yang digunakan untuk mencari kecepatan rata-rata kendaraan ringan adalah sebagai berikut: TT L V  2.3 Keterangan: V = Kecepatan rata-rata kendaraan ringan kmjam L = Panjang segmen km 21 TT = Waktu tempuh rata-rata kendaraan ringan sepanjang sepanjang segmen jam

a. Kecepatan Arus Bebas

Kecepatan arus bebas didefinisikan sebagai kecepatan pada saat tingkatan arus nol, sesuai dengan kecepatan yang akan dipilih pengemudi seandainya mengendarai kendaraan bermotor tanpa halangan kendaraan bermotor lain di jalan yaitu saat arus = 0. Kecepatan arus bebas mobil penumpang biasanya 10-15 lebih tinggi dari jenis kendaraan lain. Persamaan untuk penentuan kecepatan arus bebas pada jalan perkotaan mempunyai bentuk sebagai berikut: FV = FV + FV W x FFV SF x FFV CS 2.4 Keterangan: FV = Kecepatan arus bebas kendaraan ringan pada kondisi lapangan kmjam FV = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan pada jalan dan alinyemen yang diamati kmjam FFV W = Penyesuaian kecepatan akibat lebar jalur lalu lintas kmjam FFV SF = Faktor penyesuaian hambatan samping dan lebar bahujarak kereb ke penghalang FFV CS = Faktor penyesuaian kota 1. Kecepatan Arus Bebas Dasar FV Berdasarkan Dep.PU 1997, kecepatan arus bebas adalah kecepatan kendaraan yang tidak dihalangi kendaraan lain. Kecepatan arus bebas dasar ditentukan berdasarkan jenis jalan dan jenis kendaraan. Untuk nilai kecepatan arus bebas dasar dapat dilihat pada Tabel 2.12.