Klasifikasi Jalan TINJAUAN PUSTAKA

12  Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan atau antar pemukiman di dalam desa serta jalan lingkungan. d. Berdasarkan pengaturan kelas, jalan umum dibedakan menjadi :  Jalan bebas hambatan  Jalan raya  Jalan sedang  Jalan kecil

2.4 Kinerja Ruas Jalan Perkotaan

Kinerja merupakan suatu ukuran kuantitatif mengenai kondisi operasional dari fasilitas lalu lintas. Adapun beberapa parameter yang digunakan dalam menentukan kinerja ruas jalan adalah sebagai berikut :

2.4.1 Arus dan Komposisi Lalu Lintas

Arus Berdasarkan Dep.PU 1997, arus lalu lintas adalah jumlah kendaraan bermotor yang melalui titik pada jalan per satuan waktu, dinyatakan dalam kendjam Q kend , smpjam Q smp atau LHRT Q LHRT Lalu-lintas Harian Rata-rata Tahunan. Dalam manual kapasitas, nilai arus lalu lintas Q mencerminkan komposisi lalu lintas, dengan menyatakan arus dalam satuan mobil penumpang smp. Semua nilai arus lalu lintas per arah dan total diubah menjadi satuan mobil penumpang smp dengan menggunakan ekivalen mobil penumpang emp yang diturunkan secara empiris tipe kendaraan berikut Dep.PU, 1997: 1. Kendaraan beratHeavy Vehicle HV, kendaraan bermotor dengan jarak as lebih dari 3,50 m biasanya beroda lebih dari 4 termasuk bis, truk 2 as, truk 3 as, dan truk kombinasi sesuai sistem klasifikasi Bina Marga. 2. Kendaraan ringanLight Vehicle LV, kendaraan bermotor 2 as beroda 4 dengan jarak as 2,0-3,0 m termasuk mobil penumpang, opelet, mikrobis, pick up, dan truk kecil sesuai sistem klasifikasi Bina Marga. 13 3. Sepeda motorMotor Cycle MC, kendaraan bermotor beroda 2 atau 3 termasuk sepeda motor dan kendaraan beroda 3 sesuai sistem klasifikasi Bina Marga. 4. Kendaraan tak bermotorUnmotorized UM, kendaraan beroda yang menggunakan tenaga manusia atau hewan termasuk sepeda, becak, kereta kuda dan kereta dorong sesuai sistem klasifikasi Bina Marga. Nilai ekivalen mobil penumpang emp ditampilkan pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Emp untuk jalan perkotaan terbagi dan satu arah Tipe jalan: Jalan tak terbagi Arus lalu-lintas total dua arah kendjam Emp HV MC Lebar jalur lalu lintas Cw m ≤6 6 Dua lajur tak terbagi 22 UD 1,3 0,40 0,40 ≥ 1800 1,2 0,25 0,25 Empat lajur tak terbagi 42 UD 1,3 0,40 ≥3700 1,2 0,25 Sumber: Departemen Pekerjaan Umum 1997

2.4.2 Kapasitas

Kapasitas adalah arus lalu lintas maksimum yang dapat melintas dengan stabil pada suatu potongan melintang jalan pada kondisi tertentu. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia MKJI 1997 , besarnya kapasitas jalan dapat dihitung dengan rumus : C = C x FC W x FC SP x FC SF x FC CS 2.1 Keterangan: C = Kapasitas sesungguhnya smpjam C = Kapasitas dasar smpjam FC W = Faktor penyesuaian lebar jalan FC SP = Faktor penyesuaian pemisah arah FC SF = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalankerb FC CS = Faktor penyesuaian ukuran kota 14 1. Kapasitas Dasar Jika kondisi sesungguhnya sama dengan kasus dasar ideal tertentu, maka semua faktor penyesuaian menjadi 1,0 sehingga besarnya kapasitas sama dengan kapasitas dasar. Nilai kapasitas dasar dapat dilihat pada tabel 2.4. Tabel 2.4. Kapasitas dasar C untuk jalan perkotaan Tipe jalan Kapasitas dasar Keterangan Empat lajur terbagijalan satu arah 1650 Per lajur Empat lajur tak terbagi 1500 Per lajur Dua lajur tak terbagi 2900 Total dua arah Sumber: Departemen Pekerjaan Umum 1997 2. Faktor Penyesuaian Pemisah Arah FC SP Untuk faktor penyesuaian kapasitas pemisah arah FC SP dapat dilihat pada Tabel 2.5. Tabel ini hanya memberikan nilai untuk jalan dua lajur dua arah 22 dan empat lajur dua arah 42 tak terbagi. Sedangkan untuk jalan terbagi dan satu arah faktor penyesuaian arah bernilai 1,0. Tabel 2.5 Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisah arah FC SP Pemisah arah SP - 50-50 60-40 70-30 80-20 90-100 100-0 FC SP Dua lajur dua arah 22 1,00 0,94 0,88 0,82 0,75 0,70 Empat lajur dua arah 42 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88 0,85 Sumber: Departemen Pekerjaan Umum 1997