8 Gambar 2.2 Keterkaitan antar Subsistem Transportasi Tamin, 2000
2.2 Kondisi Geometrik dan Kondisi Lapangan
1. Kondisi Geometrik
Adapun beberapa hal yang terkait dengan kondisi geometrik jalan adalah sebagai berikut :
Median jalan merupakan daerah yang memisahkan arus lalu lintas pada suatu segmen jalan
Lebar jalur yaitu lebar jalur jalan yang dilewati arus lalu lintas dan tidak termasuk bahu
Lebar jalur efektif adalah lebar rata-rata yang tersedia pada pergerakan lalu lintas setelah dikurangi parkir tepi jalan sementara
yang menghalangi jalan Lebar bahu merupakan lebar bahu di sisi jalur jalan yang
disediakan untuk kendaraan berhenti sementara, pejalan kaki dan kendaraan yang bergerak lambat
Lebar bahu efektif merupakan lebar bahu yang tersedia setelah dikurangi oleh adanya penghalang pohon, toko dan bangunan
penghalang lainnya
9 Trotoar adalah bagian jalan yang disediakan untuk pejalan kaki
Panjang jalan adalah panjang segmen jalan yang diamati sebagai
daerah studi Jalur gerak yaitu bagian jalan yang direncanakan khusus untuk
kendaraan bemotor yang membebani jalan tersebut Tipe jalan yaitu potongan melintang jalan ditentukan oleh adanya
jumlah lajur dan arah pada suatu segmen jalan. Adapun jenis –
jenis jalan meliputi : a.
Jalan dua lajur satu arah 21 b.
Jalan dua lajur dua arah tak terbagi 22 UD c.
Jalan empat lajur dua arah tak terbagi 42 UD d.
Jalan empat lajur dua arah terbagi 42 D e.
Jalan enam lajur dua arah terbagi 62 D Jumlah lajur ditentukan dari marka lajur atau dari lebar efektif jalur
We untuk segmen jalan. Jumlah lajur suatu jalan dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Jumlah Lajur Lebar jalur efektif m
Jumlah lajur 5
– 10,5 2
10,5 - 16 4
Sumber : Departemen Pekerjaan Umum 1997
2. Kondisi lingkungan
- Ukuran kota merupakan jumlah penduduk yang berada di dalam kota yang dinyatakan dalam satuan juta jiwa, dapat dilihat pada Tabel 2.2
Tabel 2.2 Kelas ukuran kota
Ukuran kota juta jiwa Kelas Ukuran Kota City Size
0,1 Sangat kecil
0,1-0,5 Kecil
0,5-1,0 Sedang
1,0 – 3,0
Besar 3,0
Sangat besar
Sumber : Departemen Pekerjaan Umum 1997
10 -
Hambatan samping adalah suatu faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan lalu lintas pinggir jalan. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi
hambatan samping adalah :
Jumlah kendaraan yang berhenti dan parkir bobot = 1,0
Jumlah kendaraan bermotor yang yang keluar dan masuk kedari lahan samping dan jalan sisi bobot = 0,7
Jumlah pejalan yang berjalan dan menyeberang sepanjang segmen jalan
bobot = 0,5
Arus kendaraan yang bergerak lambat, seperti ; becak, delman, sepeda dan kendaraan lainnya bobot = 0,4
Untuk mendapatkan jumlah berbobot kejadian, dilakukan dengan mengalikan masing-masingtipe kejadian dengan masing-masing faktor berbobotnya, kemudian
jumlahkansemua tipe kejadian berbobot untuk mendapatkan jumlah berbobot kejadian.
2.3 Kinerja Ruas Jalan Perkotaan