Derajat Kejenuhan Kecepatan Kinerja Ruas Jalan Perkotaan

16 e. Faktor penyesuaian ukuran kota faktor penyesuaian untuk pengaruh ukuran kota FC CS dapat dilihat pada Tabel 2.11. Tabel 2.11 Faktor penyesuaian untuk pengaruh ukuran kota pada kapasitas jalan perkotaan Ukuran kota Juta penduduk FCcs 0,1 0,1-0,5 0,5-1,0 1,0-3,0 3 0,86 0,90 0,94 1,00 1,04 Sumber :Departemen Pekerjaan Umum1997

2.3.3 Derajat Kejenuhan

Derajat kejenuhan DS adalah rasio volume kendaraan terhadap kapasitas yang digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan prilaku lalu lintas pada suatu ruas jalan. Nilai derajat kejenuhan menunjukan apakah segmen jalan tersebut mempunyai masalah kapasitas atau tidak Persamaan derajat kejenuhan adalah DS=QC………………………………………………………2.3 Keterangan: DS : derajat kejenuhan Q : Arus lalu Lintas smpjam C : Kapasitas smpjam

2.3.4 Kecepatan

Kecepatan menentukan jarak ditempuh oleh pengemudi dalam waktu tertentu. Jadi kecepatan merupakan rasio jarak yang ditempuh per satuan waktu. Persamaan umum derajat kecepatan V=LTT…………………………………………………….. 2.4 17 Keterangan: V : kecepatan rata-rata ruang kendaraan ringan kmjam L : panjang segmen km TT : waktu tempuh rata-rata kendaraan ringan sepanjang segmen jam Gambar 2.3 Grafik Hubungan antara Kecepatan Dengan Derajat Kejenuhan Sumber : Departemen Pekerjaan Umum 1997 Klasifikasi utama dalam analisis kecepatan adalah: - kecepatan sesaat spot speed adalah kecepatan sesaat kendaraan pada lokasi jalan tertentu. - kecepatan rata-rata ruang space mean speed adalah kecepatan rata-rata kendaraan pada lokasi jalan tertentu. - kecepatan rata-rata waktu time mean speed adalah distribusi kecepatan kendaraan pada suatu titik pengamatan dijalan. - kecepatan jalan running speed adalah hasil pembagian jarak yang di tempuh selama kendaraan dalam keadaan bergerak - kecepataan perjalanan journey speed adalah kecepatan efektif kendaraan menempuh rute tertentu. 18 Dalam pelaksanaan survai ini yang dicatat hanya kendaraan ringan sesuai jumlah sampel yang dibutuhkan. Oleh karena itu perlu dilakukan sampel data pilot survai pada lokasi studi.Besarnya sampel yang dibutuhkan dapat ditentukan sebagai berikut Dajan,1986 1. Melakukan survai pendahuluan 2. Berdasarkan besaran parameter data tersebut, dihitung  Nilai rata-rata sampel mean n Xi X   _  Standar deviasi sd = 1 2    n X Xi Keterangan: = nilai rata- rata; Xi = nilai sampel ke I; n = jumlah sampel awal 3. Ketelitian 95  = 5  Z 2 = 1.96 dari tabel distribusi normal 4. Pada tingkat ketelitian 95 maka basaran  Acceptable sampling error Se = 5 dari sample mean  Acceptable standard error Sex = Se 1,96 Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka besarnya jumlah sampel yang representatif dihitung dengan persamaan:   2 2 X Se sd n  ……………………………………………………………2.5 N n n n 1   Dimana : n = Jumlah sampel representatif untuk populasi tak hingga n = Jumlah sampel representatif untuk populasi yang hingga N = Jumlah populasi   2 X Se = Acceptable standard error dikuadratkan Sd = Standar deviasi Langkah-langkah perhitungan statistik diuraikan sebagai berikut : 19 1. Menghitung nilai rata-rata dan standar deviasi salah satu variabel dari sampel pendahulunya. 2. Menghitung variannya. 3. Menghitung besarnya acceptable sampling error. 4. Menghitung besarnya acceptable standard error. 5. Menghitung besarnya n jumlah sampel representatif . Pada analisis kecepatan kendaraan, diperlukan data pilot survai yang besarnya ditentukan dengan persamaan   2 2 X Se sd n  . Oleh sebab itu terlebih dahulu dilakukan survai pendahuluan untuk menentukan besar jumlah sampel yang diperlukan pada daerah studi dengan spesifikasi ketelitian 95 .

a. Kecepatan Arus Bebas