16
b. Mata panah
Ada berbagai macam mata panah. Mata panah sendiri terbuat dari besi atau baja, dan memiliki batang panjang yang diikat pada lubang bambu. Berbagai
bulu burung digunakan untuk membantu anak panah melesat jauh dan mantap, dimana kebanyakan diambil dari bulu burung tangkapan. Tiga atau sering kali
empat bulu diikatkan dibatang bambu. Bulu rajawali terbukti yang sangat khas, dan paling dihargai, sementara bulu burung elang juga bisa digunakan. Bulu ekor
burung pemangsa lebih disukai, sekalipun bulu sayap merupakan pilihan lain. Begitu pentingnya bulu-bulu ini sehingga samurai mengklasifikasikannya
ke dalam lima kategori, dimana bulu ekor terluar dianggap yang paling baik. Bulu unggas lainnya, seperti bulu angsa juga dapat digunakan. Demikian juga bulu
burung merpati. Namun, bulu burung hantu, ayam dan bangau tidak pernah digunakan.
Beberapa mata panah diperkuat dari baja yang ampuh digunakan untuk menembus baju zirah, dan dikenal sebagai panah perang soya. Yang lainnya,
tidak diragukan digunakan untuk menembak wajah atau leher, memiliki dua gigi garpu karimata dan dimaksudkan untuk menimbulkan luka sesakit mungkin, dan
menimbulkan luka tambahan saat ditarik keluar. Beberapa mata panah dengan dua gigi garpu memiliki pentolan berbentuk lobak cina yang dipasang dibelakangnya,
tepat sebelum bagian batangnya. Dikenal sebagai kaburaya, anak panah ini akan memancarkan suara desisan rendah yang aneh yang seringkali menandai
dimulainya pertempuran. Berbagai jenis mata panah lainnya yang menjadi populer seperti hikime, maku, togariya, tobi-naoshi, karimata dan soya.
Universitas Sumatera Utara
17 Beberapa mata panah yang lebih banyak dihiasi, sering kali diberikan ke
kuil, memiliki panji keluarga yang dihiasi semarak diatasnya. Yang lainnya dibuat primitif, seperti sebuah mata panah dengan dua gigi garpu. Mata panah tanpa
batang memiliki panjang 2 hingga 4 cm, sementara panjang beberapa sampel dengan batangnya sekali lagi dari kuil Kasuga mencapai 10-11 cm.
Kadangkala, pandai besi akan menandai batang dari mata panah. Tetapi benda-benda ini tidak pernah berkembang menjadi benda mistik sebagaimana
pedang tempaan. Batang mata panah dimasukkan ke dalam lubang bambu, yang merupakan bagian utama anak panah. Panjang keseluruhan dari beberapa
peninggalan, seperti yang berasal dari kuil Kasuga, adalah 79,4 cm. Samurai menyimpan beberapa panah khusus dengan nama-nama mereka tercantum di
atasnya, yang hanya digunakan untuk menembakkan lawan berpangkat tinggi, sehingga membuat nama mereka tercatat sebagai pelakunya. Namun anak panah
yang digunakan terhadap pejuang rendahan tidak mencantumkan identitas pemanahnya.
c. Busur dan Kekuatan Busur