Batasan Masalah Metode Penelitian Sejarah Pemanah Berkuda Di Jepang

8 pertempuran memperlihatkan bahwa pemanah berkuda memainkan peranan penting dalam memenangkan suatu pertempuran. Dengan alasan inilah maka penulis tertarik memilih judul Pemanah Berkuda Jepang Yabusame sebagai judul kertas karya ini.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulis memilih judul kertas karya ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui sejarah dan pengertian pemanah berkuda 2. Untuk mengetahui berbagai perlengkapan bertempur yang dipakai oleh seorang pemanah berkuda 3. Untuk mengetahui peranan pemanah berkuda pada abad ke 13-14 4. Untuk mengetahui strategi bertempur yang digunakan pemanah berkuda dalam suatu medan pertempuran

1.3 Batasan Masalah

Penulis akan memfokuskan pembahasan kertas karya ini pada peranan serta strategi bertempur seorang pejuang pemanah berkuda Jepang pada abad ke 13-14. Untuk mendukung pembahasan, penulis juga akan mengemukakan mengenai sejarah serta perlengkapan bertempur yang digunakan oleh seorang pemanah berkuda.

1.4 Metode Penelitian

Dalam penulisan kertas karya ini penulis menggunakan metode Universitas Sumatera Utara 9 kepustakaan library research, yakni dengan cara mengumpulkan sumber- sumberbacaan yang ada yakni berupa buku sebagai referensi yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang dibahas, kemudian dirangkum dan dideskripsikan ke dalam kertas karya ini. Selain itu, penulis juga memanfaatkan informasi teknologi internet sebagai referensi tambahan agar data yang didapatkan menjadi lebih akurat dan lebih jelas. Universitas Sumatera Utara 10 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PEMANAH BERKUDA

2.1 Sejarah Pemanah Berkuda Di Jepang

Bukti awal pemanah berkuda digambarkan dalam ukiran Assyria, dimana ada dua penunggang kuda, satu orang mengendalikan kuda, sementara orang yang satunya lagi memanah. Salah satu panglima perang yang memenangkan pertempuran pertamanya melawan pemanah berkuda adalah Alexander Agung. Ia mengalahkan pasukan Scythia pada 329 SM dalam Pertempuran Jaxartes Sungai Syr Darya. Meskipun demikian, Jaxartes merupakan batas paling timur laut dari kekuasaan Alexander di Asia, dan ia tidak pernah mencapai wilayah yang lebih jauh yang merupakan tempat para penge ndara kuda nomaden. Beberapa pemimpin pasukan berat yang lain pernah mengalami pengalaman yang mengerikan menghadapi pasukan pemanah berkuda, di antaranya adalah Crassus dalam Pertempuran Carrhae. Pertempuran Hatin pada abad pertengahan adalah contoh klasik dari kontribusi pemanah berkuda dalam mengalahkan pasukan berbaju besi , melalui demoralisasi dan pelecehan yang berkelanjutan. Khan-khan Mongol menggunakan taktik yang serupa dalam menciptakan Kekaisaran Mongolia yang membentang dari China sampai Eropa Timur. Di Jepang, pemanah berkuda dikenal dengan nama Yabusame. Yabusame ada sejak tahun 530-an masehi ketika Kaisar ke-29, Kinmeu, memanjatkan syukur dan memohon berkat tenka taihe kedamaian dan gokuko houjyou panen berlimpah. Sang Kaisar menunggang kuda dan melepaskan anak panah ke arah 3 target yang melambangkan sanka, 3 negara di Universitas Sumatera Utara 11 daratan korea. Di kalangan samurai, yabusame sangat populer dan dijadikan salah satu keahlian bertempur mereka.

2.2 Pemanah Berkuda