E. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala, yang disusun melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Penyusunan
blue print
Sebelum membuat skala ke dua variabel, peneliti terlebih dahulu menyusun
blue print.
1.1.
Blue print
efikasi diri Penyusunan
blue print
efikasi diri didasarkan pada teori Bandura yang kemudian peneliti kelompokkan ke dalam 2 konteks,
yaitu efikasi diri akademik dan efikasi diri sosial.
Blue print
efikasi diri dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1.
Blue print
efikasi diri
Konteks Indikator
Jumlah Item yang Direncanakan
Akademik PA
25 HA
25 Sosial
PS 25
HS 25
Total
100
Keterangan: PA : memiliki keyakinan dalam proses pemenuhan tugas-tugas
akademik
HA : memiliki keyakinan terkait hasil akademik yang dapat dicapai PS : memiliki keyakinan dalam proses pemenuhan tugassituasi
sosial
HS : memiliki keyakinan terkait hubuungan interpersonal yang
dimiliki 1.2.
Blue print
penyesuaian diri di perguruan tinggi Penyusunan
blue print
penyesuaian diri di perguruan tinggi didasarkan pada teori yang dikemukakan oleh Baker dan Siryk
1986.
Blue print
penyesuaian diri di perguruan tinggi dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2.
Blue print
penyesuaian diri di perguruan tinggi
Dimensi Indikator
Jumlah Item yang
Direncanakan
Penyesuaian Diri Akademik AP
8,33 PA
8,33 TA
8,33 Penyesuaian Diri Sosial
TK 8,33
MH 8,33
PS 8,33
Penyesuaian Diri Personal- Emosi
KE 8,33
PP 8,33
KF 8,33
Kelekatan Pada Institusi KFP
8,33 KU
8,33 KM
8,33
Total 100
Keterangan: AP : mampu mengaplikasikan motivasi akademik
PA : memiliki pestasi akademik yang baik TA : mampu mengatasi tuntutan akademik
TK : terlibat dalam kegiatan yang ada di perguruan tinggi MH : mampu menjalin hubungan dengan orang lain
PS : mampu mengatasi perubahan social KE : mampu mengontrol emosi
PP : memiliki persepsi positif terhadap tuntutan di perguruan tinggi KF : memiliki kondisi fisik yang baik
KFP : kepuasan terhadap fakultasprodi KU : kepuasan terhadap universitas
KM : kepuasan terhadap status mahasiswa
2. Focus Group Disscussion FGD
Focus group discussion
FGD yang dilakukan sebelum penyusunan skala bertujuan untuk mencari pedoman penulisan item agar
item yang dibuat sesuai dengan konteks calon responden di lapangan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
FGD dilakukan pada bulan November 2016 dengan 8 orang mahasiswa tahun pertama, Universitas Sanata Dharma, yang terdiri dari beberapa
program studi.
Penyusunan pertanyaan
FGD didasarkan
pada konteksdimensi serta indikator masing-masing variabel. Daftar pertanyaan
FGD variabel efikasi diri dapat dilihat pada lampiran 1, dan daftar pertanyaan FGD variabel penyesusian diri di perguruan tinggi dapat dilihat
pada lampiran 2. 2.1
Hasil FGD efikasi diri Efikasi diri akademik pada mahasiswa terlihat dari keyakinan
untuk mendapatkan nilai yang baik, memiliki IPK yang tinggi, mengetahui cara belajar yang efektif, mampu menjaga semangat tetap
konsisten, dan mampu membagikan ilmu kepada orang lain. Selain itu, dalam konteks sosial, efikasi diri dapat terlihat dari keyakinan
untuk dapat memiliki relasi yang luas, mengembangkan
soft skill
, mencari informasi mengenai kegiatan yang ingin diikuti, aktif
berdinamika dalam kegiatan yang diikuti, mampu menjalin relasi dengan orang lain, contohnya bertegur sapa dengan kakak tingkat,
karyawan, atau bersenda gurau dengan teman. 2.2
Hasil FGD penyesuaian diri di perguruan tinggi Berdasarkan hasil FGD, penyesuaian diri akademik terlihat
dalam bentuk mempelajari materi kuliah secara rutin, datang pada setiap perkuliahan, mampu membuat prioritas antara tugas dan
kegiatan lain, dan mencari bantuan dari orang lain. Dari segi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penyesuaian diri sosial, responden mengetahui berbagai kegiatan yang ada di lingkup prodi, fakultas, maupun universitas. Bentuk
penyesuaian diri sosial dapat tercermin dalam upaya mencari tahu informasi mengenai kegiatan yang ada di lingkup perguruan tinggi,
mencoba mendaftarkan diri pada kegiatan yang dianggap menarik, aktif mengikuti kegiatan yang dipilih, mampu menyesuaikan diri
dengan orang dengan latar belakang dan sifat yang berbeda, tidak memaksakan orang lain menjadi seperti yang diinginkan, dan
memiliki hubungan yang baik dengan orang lain di lingkungan fakultas maupun universitas seperti dengan teman satu angkatan,
kakak tingkat, karyawan, dan lain-lain. Pada
penyesuaian diri
personal-emosional, responden
memiliki pola makan yang teratur dan menyadari bahwa perubahan yang terjadi di lingkungan perguruan tinggi menuntutnya untuk
menjadi pribadi yang lebih baik. Sementara pada kelekatan pada institusi, responden merasa puas dengan fasilitas dan lingkungan yang
ada di prodifakultas, namun mereka kurang puas dengan letak antar kampus yang berjauhan. Seluruh responden mengatakan bahwa
mereka puas dengan status mereka sebagai mahasiswa dan tidak berniat untuk pindah ke tempat lain.
Ketidakmampuan menyesuaikan diri di perguruan tinggi dapat dilihat dari mengerjakan tugas mendekati waktu pengumpulan, tidak
memperhatikan materi yang diajarkan, hanya belajar ketika akan ada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ujian atau ketika mendapatkan nilai jelek, lebih memilih untuk bermain dengan teman-teman lamanya atau memilih untuk sendiri
jika merasa tidak cocok dengan orang atau lingkungan sekitarnya, merasa tertekan dengan tuntutan akademik atau tuntutan dari
keluarga, mudah stress dan cenderung kurang bisa mengontrol emosi ketika banyak tugas yang harus dikerjakan, atau tuntutan akademik
dan sosial berpengaruh pada kondisi fisik.
3. Penulisan item