Akuntabilitas Publik Laporan Keuangan

14 daerah, pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, dan pemerintah pusat kepada MPR. Untuk akuntabilitas horizontal, pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.

E. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 pada PSAP 01 Penyajian Laporan Keuangan paragraf 9: “9. Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan.” Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang berisi informasi keuangan dimana informasi tersebut digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan baik pihak internal maupun pihak eksternal Mahsun dkk, 2006:115. 2. Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan menurut PSAP 01 Penyajian Laporan Keuangan paragraf 9 PP Nomor 71 Tahun 2010: “Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran lebih, arus kas, hasil operasi, dan perubahan ekuitas suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya.” Bagi organisasi pemerintahan, tujuan umum akuntansi dan laporan keuangan yaitu untuk memberikan informasi yang digunakan dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 pembuatan keputusan ekonomi, sosial, politik serta sebagai bukti pertanggungjawaban dan pengelolaan. Selain itu, laporan keuangan ini juga memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional. 3. Pemakai Laporan Keuangan Terdapat beberapa kelompok pengguna laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan, yaitu: a. Masyarakat b. Para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa c. Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman d. Pemerintah. 4. Kualitas Laporan Keuangan Suatu laporan keuangan harus dapat memenuhi karakteristik kualitatif agar kualitas laporan keuangan yang dihasilkan dapat transparan dan akuntabel. Informasi dalam laporan keuangan harus disajikan secara wajar berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum GAAP. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, terdapat empat karakteristik kualitatif yang diperlukan agar laporan keuangan memenuhi kualitas yang dikehendaki. Karakteristik kualitatif tersebut terdapat di Kerangka Konseptual pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Paragraf 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 “Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran– ukuran normatif yang diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.” Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki: a. Relevan Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Informasi yang relevan: 1 Memiliki manfaat umpan balik feedback value , yaitu informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu. 2 Memiliki manfaat prediktif predictive value, yaitu informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini. 3 Tepat waktu, yaitu informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan. 4 Lengkap, yaitu informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin, yaitu mencakup semua informasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Informasi yang melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat dicegah. b. Andal Informasi yang disajikan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Penggunaan informasi yang relevan, tetapi hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan, maka informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Karakteristik informasi yang andal: 1 Penyajian Jujur, yaitu informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. 2 Dapat diverifikasi, yaitu informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak jauh berbeda. 3 Netralitas, yaitu nformasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu. 18 c. Dapat dibandingkan Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan. d. Dapat dipahami Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud. 19

F. Standar Akuntansi Pemerintahan

1. Penyusunan Standar Akuntansi Pemerintahan Berdasarkan Penjelasan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan: “Standar Akuntansi Pemerintahan disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan KSAP yang independen dan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah setelah mendapat pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan.” Penyusunan ini dilakukan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan melalui proses baku penyusunan yang merupakan pertanggungjawaban professional KSAP. Konsep dasar dari penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan dilandasi oleh Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. Kerangka konseptual tersebut juga merupakan acuan bagi KSAP, penyusun laporan keuangan, pemeriksa, dan pengguna laporan keuangan dalam mencari pemecahan atas suatu masalah yang belum diatur di dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan. Standar Akuntansi Pemerintahan yang lebih dahulu ditetapkan oleh pemerintahan adalah Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Standar Akuntansi Pemerintahan tersebut menggunakan basis kas untuk pengakuan transaksi pendapatan, belanja dan pembiayaan, dan basis akrual untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 kemudian digantikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 yang meliputi SAP Berbasis Akrual dan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, dimana SAP Berbasis Akrual terdapat pada Lampiran I dan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual terdapat pada Lampiran II. 2. Tujuan Standar Akuntansi Pemerintahan Berdasarkan penjelasan atas Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun