10
c. Kedalaman Tanah
Kedalaman lapisan tanah adalah tebalnya lapisan tanah dari permukaan tanah sampai bahan induk. Kedalaman efektif tanah merupakan lapisan tanah
yang masih dapat ditembus oleh perakaran tanaman, sehingga ketebalannya akan mempengaruhi perakaran tanaman Kartono, 1989.
Kedalaman efektif minimal yang dibutuhkan oleh tanaman budidaya adalah 30 cm. Jika kedalamannnya kurang dari angka tersebut maka perakaran
tanaman akan terganggu dan akibatnya tanaman akan sukar tumbuh. Kedalaman efektifitas yang dangkal dapat terjadi akibat proses pencucian
leaching yang merusak morfogenesa tanah. Pencucian terjadi akibat aliran suspensi yang diendapkan oleh suatu penghalang bagi aliran suspensi
berikutnya, sehingga endapan suspensi bertambah tebal. Akibatnya ruang permukaan perakaran tanaman atau lapisan kedalaman efektif menipis
Notohadiprawiro, 2006.
2.2.2 Kriteria Kerusakan Tanah dan Kekritisan Lahan
Kerusakan tanah di Indonesia terutama disebabkan oleh hilangnya lapisan permukaan top soils oleh kekuatan pukulan butir-butir hujan dan kekuatan daya
angkut aliran permukaan dari air hujan. Sebagai proses selanjutnya akan terbentuk lahan kritis dan marginal yang semakin bertambah setiap tahunnya
Anonim, 1985. Parameter evaluasi kerusakan tanah di lahan kering seperti pada Tabel 2.1 sebagai berikut Anonim, 2006:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11 Tabel 2.1 Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering
Kementrian Lingkungan Hidup, 2006
No. Parameter
Ambang Kritis PP 1502000
1 Ketebalan Solum
20 cm 2
Kebatuan Permukaan 40
3 Komposisi Fraksi
18 koloid, 80 pasir kuarsitik 4
Berat Isi 1,4 gcm
3
5 Porositas Total
30 ; 70 6
Derajat Pelulusan Air 0,7 cmjam, 8,0 cmjam
7 pH H2O 1 : 2,5
4,5 ; 8,5 8
Daya Hantar Listrik DHL 4,0 mScm
9 Redoks
200 mV 10
Jumlah Mikroba 10
2
cfug tanah Keterangan : Melebihi = Kritis ; Tidak melebihi = Tidak kritis
Klasifikasi lahan kritis berdasarkan tingkatannya yaitu: Lahan sangat kritis dengan kedalaman tanah dangkal sampai sangat dangkal 30 cm, presentasi
tutupan vegetasi permanen sangat rendah 25 bahkan gundul tandus, lereng umumnya 45 . Lahan kritis dengan kedalaman tanah sangat dangkal
60 , presentasi tutupan lahan vegetasi permanen antara 25-50 , lereng antara 15-30 . Lahan semi agak kritis dengan kedalaman tanah sedang 60
– 90 cm, presentasi vegetasi permanen penutup lahan 50
– 70 . Lahan potensial kritis merupakan lahan masih tertutup vegetasi cukup tinggi vegetasi
permanen lebih dari 75 , keadaan lereng sedemikian curam 45 Anonim, 2004.
2.2.3 Manajemen Pengelolaan Lahan
Menurut Sitorus 1998, pengelolaan lahan dapat diartikan sebagai segala tindakan atau perlakuan yang diberikan pada sebidang lahan untuk menjaga dan
meningkatkan produktivitas lahan. Sistem pengelolaan lahan mencakup upaya untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lahan yaitu: perencanaan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12 penggunaan lahan sesuai dengan kemampuannya, tindakan konservasi tanah
dan air, penyiapan tanah dalam keadaan olah yang baik, penggunaan sistem pergiliran tanaman yang baik, menyediakan unsur hara yang cukup dan
seimbang. Menurut Arsyad 2000, konservasi tanah untuk menanggulangi lahan kritis
diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai
dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Usaha konservasi tanah terdiri dari 3 metode fisik-mekanik, kimiawi, dan
biologis vegetatif.
a. Metode Fisik-Mekanik