Tutupan Vegetasi Kelerengan TINJAUAN PUSTAKA

7 mampu melaksanakan upaya-upaya konservasi, sehingga kondisinya makin lama makin memburuk Karama dan Abdurrachman, 1995. Kondisi tersebut lebih diperparah lagi oleh pola usahatani yang orientasinya subsisten, sehingga mempercepat terbentuknya lahan kritis Suyana, 2005. Dalam hubungannya dengan erosi yang menyebabkan degradasi lahan serta langkah-langkah penanganannya di lahan marginal telah banyak dibahas pakar antara lain Scwab et.al 1981, Arsyad 2006, Agus dan Widianto 2004. Pada prinsipnya, kejadian erosi erat kaitannya dengan erosivitas hujan, erodibilitas tanah serta panjang dan lereng. Sementara itu pendekatan yang ditempuh untuk pengendalian erosi dilakukan melalui beragam cara.

a. Tutupan Vegetasi

Faktor kondisi tutupan vegetasi sangat berpengaruh terhadap kondisi hidrologis. Suatu lahan dengan kondisi tutupan vegetasi yang baik memiliki kemampuan meredam energi kinetis hujan sehingga memperkecil terjadinya erosi percik splash erosion, memperkecil koefisien aliran sehingga mempertinggi kemungkinan penyerapan air hujan, khususnya pada lahan dengan solum tebal sponge effect. Faktor tanaman penutup tanah vegetasi memiliki sifat melindungi tanah dari timpaan-timpaan keras butir-butir air hujan ke permukaan, selain itu vegetasi dapat pula memperbaiki susunan tanah dengan bantuan akar-akarnya yang menyebar. Sedangkan faktor kegiatan atau perlakuan manusia terhadap lahan selain dapat mempercepat terjadinya erosi karena perlakuan-perlakuan buruk dapat pula memegang peranan yang penting dalam usaha pencegahan erosi Rupaidah, 2008. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 8

b. Kelerengan

Kemiringan dan panjang lereng sangat penting untuk mengetahui terjadinya erosi karena faktor-faktor yang menentukan besarnya kecepatan dan volume pergerakan air Asdak, 2007. Pada garis besar topografi dibagi menjadi: Topografi datar; permukaan tanah yang datar atau hampir datar tanpa kenampakan tanda-tanda run off dan erosi, tapi juga tidak menjadi tempat penampungan dan penimbunan bahan yang dihanyutkan. Topografi miring; menampakan adanya tanda-tanda run off yang lambat dan adanya erosi kecil yang disebabkan oleh vegetasi lebat biasanya tersembunyi. Topografi curam; permukaan tanah yang curam sudah jelas menampakan tanda run off dan erosi yang merusak, hanya tidak tampak jika tertutup hutan. Topografi cekung; permukaan tanah cekung yang merupakan tempat tertimbunnya air dan bahan endapan dari semua arah. Topografi cembung: aliran air dipermukaan tanah mengalir ke semua arah seolah-olah datang dari satu pusat. Topografi berbukit: menunjukan permukaan tanah yang berbuki-bukit Notohadiprawiro, 2006. Kemiringan lereng yang dinyatakan dalam satuan persen dikelompokan menjadi 7 kelas yaitu: Topografi datar 0 – 3 , Topografi landai berombak 3 – 8 , Topografi agak miring bergelombang 8 – 15 , Topografi miring berbukit 15 – 30 , Topografi agak curam 30 – 45 , Topografi curam 45 – 65 , Topografi sangat curam 65 Rahim, 2012. Tanah memiliki tingkat erosi yang besar pada lereng lebih dari 40 . Besarnya erosi dapat menyebabkan terjadinya parit-parit erosi yang rapat dan dalam. Lapisan tanah bagian bawahnya akan tersikap. Dilihat dari tingkat laju kesuburannya, lapisan tanah bawah lebih rendah dari pada lapisan tanah bagian atasnya. Tanah lapisan atas yang subur dibawa dan diendapkan pada sejumlah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 9 aliran-aliran deras. Proses ini menyebabkan berkurangnya luas tanah subur Kartono, 1989. Hubungan antara lereng dengan fungsi hidrologis adalah bahwa semakin kecil lereng akan semakin besar kemungkinan air hujan yang meresap ke dalam tanah, hal ini dikarenakan semakin kecilnya air hujan yang menjadi air di permukaan. Di samping itu aliran air pada daerah yang permukaannya datar, cenderung lebih lambat dibangdingkan dengan daerah dengan lereng yang curam, sehingga kemungkinan terjadinya erosi juga kecil. Dengan demikian pengaruh daerah dengan lereng datar terhadap kemungkinan timbulnya lahan kritis juga semakin kecil. Pada tanah datar kecepatan pengaliran air lebih kecil dari pada tanah berombak. Topografi miring mempercepat proses erosi air, sehingga membatasi dalamnya solum Darmawijaya, 1992. Pada penelitian yang dilakukan di Sub-Das Cikapundung Hulu faktor lain yang memungkinkan tidak adanya perbedaan yang nyata pada bobot isi pada semua tingkat kemiringan lereng adalah adanya penterasan dapat meredam energi hujan, meredam daya gerus aliran permukaan, mengurangi kuantitas aliran permukaan, dan dapat memperlambat laju aliran permukaan. Pembuatan teras bangku memungkinkan terjadinya pemotongan panjang lereng dan kecuraman lereng, sehingga menghambat laju aliran permukaan dan pada akhirnya pengangkutan partikel-partikel tanah menjadi terhambat Saribun, 2007. Menurut Foth 1995 potensi erosi yang besar pada lahan dengan lereng panjang dan curam akan diminimalisir dengan adanya vegetasi penutup tanah. Vegetasi dapat menyerap energi kinetik dari titik-titik hujan yang jatuh dan mengurangi potensi erosi oleh air hujan. Lebih lanjut, vegetasi itu sendiri dapat menahan sejumlah besar air hujan dan memperlambat aliran permukaan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 10

c. Kedalaman Tanah