23
5.3 Hasil Analisa Kekritisan Lahan berdasarkan Kerusakan Tanah di Kecamatan Manding Tahun 2013
Parameter penelitian kerusakan tanah tahun 2013 di Kecamatan Manding, meliputi: Ketebalan solum, kebatuan permukaan, berat isi, porositas total, dan
derajat pelulusan air. Hasil analisa seperti pada Tabel 5.4. Tabel 5.4 Hasil Analisa Tahun 2013 di Kecamatan Manding
Hasil analisa, 2013
No Parameter
Kerusakan Tanah
Ambang Kritis Topografi
Datar Berombak Bergelombang
1 Berat Isi
1,4 gcm
3
1,41 1,37
1,4 2
Porositas Total 30 ; 70
51,1 53,75
53,94 3
Derajat Pelulusan Air
0,7 cmjam ; 8,0 cmjam
1,16 3,11
1,74 4
Ketebalan Solum
20 cm 52,5
44 40
5 Kebatuan
Permukaan 40
7,5 30
15
Hasil analisa tahun 2013 menunjukan berat isi pada topografi datar melebihi ambang kritis, sedangkan topografi berombak dan bergelombang tidak
melebihi ambang kritis. Porositas total, derajat pelulusan air, ketebalan solum, dan kebatuan permukaan pada topografi datar, berombak, dan bergelombang
tidak melebihi ambang kritis. Hal ini dapat disimpulkan kondisi Kecamatan Manding pada tahun 2013 tidak mengalami kerusakan tanah yang melebihi
ambang kritis.
5.4 Perkembangan Kekritisan Lahan di Kec. Manding Tahun 2011 – 2013
5.4.1 Berat Isi dan Porositas Total
Tanah dikatakan bermasalah bila berat isi tanah 1,4 gcm³ karena akar sulit menembus tanah tersebut. Hasil pengamatan berat isi tanah seperti pada
Gambar 5.5.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
``
Gambar 5.5 Grafik Berat Isi Tanah Tahun 2011 – 2013
Berdasarkan hasil pengamatan berat isi tanah pada wilayah dengan topografi datar mengalami penurunan sebesar 13,09 di tahun 2011
– 2012 dari 1,68 gcm
3
menjadi 1,46 gcm
3
, dan di tahun 2012 – 2013 mengalami penurunan
sebesar 3,42 dari 1,46 gcm
3
menjadi 1,41 gcm
3
. Pada wilayah dengan topografi berombak mengalami penurunan di tahun 2011
– 2012 sebesar 7,69 dari 1,56 gcm
3
menjadi 1,44 gcm
3
, dan di tahun 2012 – 2013 mengalami
penurunan sebesar 4, 86 dari 1,44 gcm
3
menjadi 1, 37 gcm
3
. Penurunan berat isi juga dialami wilayah dengan topografi bergelombang di tahun 2011
– 2012 sebesar 1,22 dari 1,63 gcm
3
menjadi 1,61 gcm
3
, dan di tahun 2012 –
2013 menurun hingga 13,04 dari 1,61 gcm
3
menjadi 1,4 gcm
3
. Hal tersebut menyatakan berat isi tanah di Kecamatan Manding semakin mengalami
perbaikan dan tidak melebihi batas ambang kritis. Berat isi merupakan petunjuk kepadatan tanah, semakin padat suatu
tanah semakin tinggi pula berat isi tanahnya yang berarti semakin sulit meneruskan atau ditembus akar tanaman. Pemadatan tanah dapat menurunkan
laju infiltrasi yang menyebabkan meningkatnya aliran permukaan sehingga memperbesar kemungkinan terjadinya erosi.
1,68 1,56
1,63 1,46
1,44 1,61
1,41 1,37
1,4
0,5 1
1,5 2
Datar Berombak
Bergelombang
BERAT ISI gcm
3
Tahun 2011 Tahun 2012
Tahun 2013
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25 Faktor-faktor yang mempengaruhi berat isi adalah struktur, tekstur,
kandungan bahan organik, ketebalan solum tanah. Penurunan berat isi di Kecamatan Manding disebabkan oleh revegetasi tanaman dengan cara
penanaman pada lahan-lahan terbuka sehingga pada masing-masing wilayah dapat menyumbangkan biomass ke dalam tanah.
Tinggi rendahnya berat isi tanah dapat berpengaruh terhadap porositas total tanah. Semakin tinggi berat isi maka akan semakin rendah porositas ruang
pori pada tanah begitu juga sebaliknya. Penurunan berat isi yang terjadi di Kecamatan Manding dapat meningkatkan jumlah porositas tanahnya. Hasil
pengamatan porositas total seperti pada Gambar 5.6.
Gambar 5.6 Grafik Porositas Total Tahun 2011 – 2013
Berdasarkan hasil pengamatan porositas total pada wilayah dengan topografi datar di tahun 2011
– 2012 mengalami peningkatan porositas sebesar 5,5 dari 24,28 menjadi 29,78 , dan di tahun 2012
– 2013 mengalami peningkatan sebesar 21,32 dari 29,78 menjadi 51,1 . Pada topografi
berombak mengalami peningkatan di tahun 2011 – 2012 sebesar 0,99 dari
28,48 menjadi 29,47 , dan pada tahun 2012 – 2013 mengalami peningkatan
sebesar 24,28 dari 29,47 menjadi 53,75 . Sedangkan pada wilayah dengan topografi bergelombang di tahun 2011
– 2012 mengalami penurunan
24,28 28,48
23,98 29,78
29,47 23,85
51,1 53,75
53,94
10 20
30 40
50 60
Datar Berombak
Bergelombang
POROSITAS TOTAL
Tahun 2011 Tahun 2012
Tahun 2013
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26 porositas sebesar 0,13 dari 23,98 menjadi 23,85 , namun mengalami
peningkatan kembali sebesar 30,09 dari 23,85 menjadi 53,94 pada tahun
2012 – 2013.
Peningkatan porositas pada tahun 2013 terjadi pada wilayah dengan topografi bergelombang sebesar 30,09 , topografi berombak 24,28 dan
topografi datar 21,32 . Hal ini disebabkan oleh adanya revegetasi tanaman tahunan seperti tanaman Mente dan Jati di lahan tegalan pada topografi
bergelombang sehingga akar-akar tanaman tersebut mampu meningkatkan porositas tanah dan menurunkan tingkat kepadatan tanah. Kondisi tersebut dapat
memperbaiki lahan yang semula kritis menjadi tidak kritis. Menurut Hairiah dkk, 2003, tanaman tahunan memberikan pengaruh
positif terhadap kesuburan tanah, antara lain melalui: a peningkatan masukan bahan organik; b mengurangi kehilangan bahan organik tanah dan hara melalui
perannya dalam mengurangi erosi, limpasan permukaan dan pencucian; c perbaikan kehidupan biota; d memperbaiki sifat fisik tanah seperti perbaikan
struktur tanah, dan kemampuan menyimpan air.
5.4.2 Derajat Pelulusan Air, Ketebalan Solum, dan Kebatuan Permukaan