2.1 Tabel Perbedaan dan Persamaan Peneliti Terdahulu
No Nama
Judul Variabel
1 Naimah2006
Pengaruh Risiko Perusahaan, Leverage,
Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Relevansi Nilai
Laba Akuntansi Dengan Sampel Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia X1= risiko
perusahaan X2= leverage
X3= ukuran perusahaan
Y= relevansi nilai laba akuntansi
2 Almilia dan
Sulistyowati 2007 AnalisiTerhadap Relevansi
Nilai Laba, Arus Kas, Operasi Dana Nilai Buku
Ekuitas Pada Periode Disekitar Krisis Keuangan
Pada Perusahaan Manufaktur Di BEJ
X1 = nilai laba X2 = aktiva bersih
X3 = arus kas Y = harga saham
3 Nurmala 2006
Pengaruh Kebijakan Deviden Terhadap Harga
Saham Perusahaan- Perusahaan Otomotif Di
Bursa Efek Jakarta X = kebijakan
deviden Y = harga saham
4 Audy Noer Hidayat
2014 Pengaruh Laba Akuntansi
Dan Kebijakan Deviden Terhadap Harga Saham
Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia X1 = laba akuntansi
X2=kebijakan deviden
Y = harga saham
Sumber : Peneliti
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2. Landasan Teori
2.2.1.  Saham 2.2.1.1.Pengertian Saham
Secara  Umum  saham  adalah  “Surat  Tanda  Kepemilikan Perusahaan”.Pengertian harga saham menurut Hartono 2000: 8.
Menurut  Sunariyah  2003:  30,  saham  adalah  penyertaan  modal  dalam kepemilikan suatu perseroan terbatas PT atau yang biasa disebut emiten. Saham
adalah sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan.Wujud  saham  adalah  selembar  kertas  yang  menerangkan  bahwa
pemilik  kertas  tersebut  adalah  pemilik  perusahaan  yang  menerbitkan  kertas tersebut Fakhruddin dan Hadianto, 2001: 6.
2.2.1.2.Harga Saham
Harga  saham  adalah  harga  pasar,  yaitu  harga  yang  terbentuk  di  pasar  jual  beli saham.Menurut  standar  akuntansi,  harga  saham  pada  tanggal  transaksi  untuk
perseroan terbatas yang disepakati RUPS untuk saham yang tidak ada nilai pasar. Menurut  Sartono  2001:  9  Harga  saham  yang  terjadi  dipasar  bursa  pada
saat  tertentu  yang  ditentukan  oleh  pelaku  pasar  dan  ditentukan  oleh  permintaan dan  penawaran  saham  yang  bersangkutan  dipasar  modal.  harga  saham  terbentuk
dipasar modal dan ditentukan oleh beberapa faktor seperti laba per lembar saham atau  earning  per  share,  rasio  laba  terhadap  harga  per  lembar  saham  atau
priceearning  ratio ,  tingkat  bunga  bebas  risiko  yang  diukur  dari  tingkat  bunga
deposito pemerintah dan tingkat kepastian operasi perusahaan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dari  pengertian  diatas  dapat  disimpulkan  bahwa  harga  saham  akan terbentuk dari adanya transaksi yang terjadi di pasar modal yang ditentukan oleh
permintaan  dan  penawaran  saham  yang  bersangkutan  dengan  dipengaruhi  oleh beberapa faktor.
Pemegang  saham  adalah  pemilik  perusahaan  yang  berhak  atas  aktiva perusahaan dan bertanggung jawab atas hutang
– hutang perusahaan. Saham yang telah beredar di masyarakat dapat berpindah tangan melalui pasar sekunder, pasar
sekunder di Indonesia adalah Bursa Efek Indonesia BEI Kekuatan pasar dapat menjadi tombak dalam penentuan nilai perusahaan,
dimana jika pasar menilai bahwa perusahaan penerbit saham dalam kondisi baik, maka biasanya harga saham perusahaan akan naik. Demikian pula sebaliknya, jika
perusahaan dinilai rendah oleh pasar maka harga saham perusahaan dinilai rendah oleh  pasar  sehingga  akan  berdampak  pula  pada  harga  saham  perusahaan  yang
akan ikut menurun bahkan bisa lebih rendah dari harga di pasar perdana. Dengan demikian,  kekuatan  tawar  menawar  di  pasar  sekunder  antara  investor  yang  satu
dengan investor yang lain sangat menentukan harga saham perusahaan.
2.2.1.3. Macam-macam Harga Saham
Menurut  Widiatmodjo,  1996:  46-47  menyatakan  ada  beberapa  definisi tentang harga yang berkaitan dengan saham, antara lain:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1. Harga Nominal
Yaitu  nilai  yang  ditetapkan  oleh  perusahaan  penerbit  saham  emiten untuk  menilai  setiap  lembar  saham  yang  dikeluarkannya,  besarnya  harga
nominal ini tergantung dari keinginan emiten. 2.
Harga Perdana Yaitu harga sebelum saham tersebut dicatat dibursa efek atau harga  yang
ditetapkan  pada  saat  penawaran  umum.Besarnya  harga  perdana  ini tergantung dari persetujuan emiten dan jaminan emisi.
3. Harga Pasar
Yaitu  nilai  jual  dari  investor  yang  satu  ke  investor  yang  lain.  Harga  ini terjadi  setelah  harga  tersebut  tercatat  dibursa.Besarnya  harga  ini
tergantung penawaran dan permintaan antara penjual dan pembeli. 4.
Harga Pembukaan Yaitu harga yang diminta antara penjual dan pembeli pada saat jam bursa
dibuka. 5.
Harga Penutupan Yaitu harga yang diminta antara penjual dan pembeli pada saat jam akhir
bursa. 6.
Harga Tertinggi Yaitu harga paling tinggi  yang terjadi pada saat transaksi jual beli saham
pada hari bursa. 7.
Harga terendah yaitu harga paling rendah pada saat transaksi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.1.4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham
Menurut  Weston  dan  Brigham  2001:  26,  faktor-faktor  yang mempengaruhi harga saham adalah :
1. Laba per lembar saham Earning Per ShareEPS
Seorang  investor  yang  melakukan  investasi  pada  perusahaan  akan menerima  laba  atas  saham  yang  dimilikinya.  Semakin  tinggi  laba  per
lembar  saham  EPS  yang  diberikan  perusahaan  akan  memberikan pengembalian  yang  cukup  baik.  Ini  akan  mendorong  investor  untuk
melakukan  investasi  yang  lebih  besar  lagi  sehingga  harga  saham perusahaan akan meningkat.
2. Tingkat Bunga
Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara : a.  Mempengaruhi  persaingan  di  pasar  modal  antara  saham  dengan
obligasi,  apabila  suku  bunga  naik  maka  investor  akan  menjual sahamnya  untuk  ditukarkan  dengan  obligasi.  Hal  ini  akan
menurunkan  harga  saham.  Hal  sebaliknya  juga  akan  terjadi  apbila tingkat bunga mengalami penurunan.
b.  Mempengaruhi  laba  perusahaan,  hal  ini  terjadi  karena  bunga  adalah biaya,  semakin  tinggi  suku  bunga  maka  semakin  rendah  laba
perusahaan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan ekonomi  yang juga akan mempengaruhi laba perusahaan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Jumlah Kas Deviden yang Diberikan
Kebijakan  pembagian  deviden  dapat  dibagi  menjadi  dua,  yaitu  sebagian dibagikan dalam bentuk deviden dan sebagian lagi disisihkan sebagai laba
ditahan. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham, maka peningkatan  pembagian  deviden  merupakan  salah  satu  cara  untuk
meningkatkan  kepercayaan  dari  pemegang  saham  karena  jumlah  kas deviden  yang  besar  adalah  yang  diinginkan  oleh  investor  sehingga  harga
saham naik. 4.
Jumlah laba yang didapat perusahaan Pada  umumnya,  investor  melakukan  investasi  pada  perusahaan  yang
mempunyai  profit  yang  cukup  baik  karena  menunjukan  prospek  yang cerah  sehingga  investor  tertarik  untuk  berinvestasi,  yang  nantinya  akan
mempengaruhi harga saham perusahaan. 5.
Tingkat Risiko dan Pengembalian Apabila  tingkat  risiko  dan  proyeksi  laba  yang  diharapkan  perusahaan
meningkat  maka  akan  mempengaruhi  harga  saham  perusahaan.  Biasanya semakin  tinggi  risiko  maka  semakin  tinggi  pula  tingkat  pengembalian
saham yang diterima.
2.2.1.5. Karakteristik Saham
Menurut  Fakhruddin  dan  Hadianto  2001:  8,  saham  memiliki  beberapa karakteristik antara lain:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1. Deviden dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba
2. Memiliki  hak  suara  dalam  rapat  umum  pemegang  saham  one  share  one
vote 3.
Memiliki hak terakhir yunior dalam hal pembagian kekayaan perusahaan jika  perusahaan  tersebut  dilikidasi  dibubarkan  setelah  semua  kewajiban
perusahaan dilunasi. 4.
Memiliki  tanggung  jawab  terbatas  terhadap  klaim  pihak  lain  sebesar proporsi sahamnya.
5. Hak untuk mengalihkan kepemilikan saham.
2.2.1.6. Keuntungan Membeli atau Memiliki Saham
Menurut  Fakhruddin  dan  Hadianto  2001:  6,  pada  dasarnya  ada  dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham :
1. Deviden, yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit
saham tersebut, atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. 2.
Capital Gain , merupakan selisih bersih harga beli dan harga jual. Capital
Gain terbentuk  dengan  adanya  aktivitas  perdagangan  saham  di  pasar
sekunder. Selain  dua  keuntungan  diatas,  pemegang  saham  mungkin  akan
mendapatkan keuntungan yang serupa saham bonus, yaitu saham yang dibagikan perusahaan kepada pemegang saham  yang diambil dari agio saham.  Agio saham
adalah selisih antara harga jual terhadap harga minimal saham tersebut pada saat perusahaan melakukan penawaran umum di pasar perdana.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.1.7. Jenis-jenis Saham
Secara garis besar, saham dibedakan menjadi 2, yaitu: a.  Saham biasa Common Stock
Menurut  Sunariyah  2004:  47,  saham  biasa  adalah  suatu  saham  yang sudah  dikenal  masyarakat  yang  menyatakan  bahwa  pemilik  sebagian
perusahaan.  Setiap  pemilik  memperoleh  sertifikat  sebagai  tanda kepemilikan  perusahaan.Hak-hak  pemegang  saham  perlu  dipahami  oleh
para investor agar terhindar dari praktik yang merugikan.
b.  Saham Preferen Preferent Stock Menurut  Sunariyah  2004:  48,  saham  preferen  sama  seperti  saham  biasa
yaitu  mempunyai  hak-hak  tertentu  tersebut,  bagi  saham  preferen mempunyai  hak  istimewa  dibandingkan  dengan  pemegang  saham  biasa.
Hak-hak  istimewa  tersebut  tergantung  pada  perjanjian  kontrak  dengan manajemen.
2.2.2  Kebijakan Deviden 2.2.2.1 Pengertian Kebijakan Dividen
Dividen  adalah  bagian  dari  laba  bersih  yang  diberikan  kepada  para pemegang  saham  sebagai  bentuk  atas  penyertaan  modal  yang  mereka  berikan
kepada sebuah perusahaan. Laba itu sendiri diperoleh dari selisih pendapatan atas biaya-biaya  yang  menyertainya  dalam  satu  periode  tertentu.  Berdasarkan  hal  ini,
laba sering digunakan dalam pengambilan keputusan seperti halnya sebagai salah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
satu pedoman investasi, pengenaan pajak, dan juga kebijakan dividen. Kebijakan dividen  dapat  diartikan  sebagai  kebijakan  yang  berkaitan  dengan  pembayaran
dividen oleh sebuah perusahaan  yang di dalamnya juga terdapat masalah tentang penentuan besarnya pembayaran dividen dan besarnya laba yang ditahan retained
earnings .
Manajer  memiliki  peran  yang  sangat  penting  dalam  pengambilan  keputusan  atas kebijakan  dividen.Pada  salah  satu  sisi,  manajer  harus  ingat  bahwa  salah  satu
tujuan  perusahaan  adalah  meningkatkan  kemakmuran  para  pemegang saham.Dividend Payout Ratio DPR adalah sebuah rasio antara dividen dan laba
bersih.  Dari  sini,  rasio  pembayaran  yang  ditargetkan  dapat  didefinisikan  sebagai persentase  laba  bersih  yang  harus  dibayarkan  sebagai  dividen  tunai,  dimana
sebagian  besar  berdasarkan  atas  preferensi  investor  atas  dividen.  Manajer  harus dapat melihat apakah investor lebih suka jika perusahaan membagikan laba dalam
bentuk tunai atau dalam bentuk laba ditahan demi keperluan perusahaan di masa yang akan datang.
Peningkatan  dividen  kas  sebagai  bentuk  atas  tingginya  permintaan  pembagian dividen  dalam  bentuk  tunai  dapat  mengurangi  sumber  pendanaan  perusahaan.
Sumber pendanaan perusahaan yang berasal dari laba ditahan internal financing adalah sumber pendanaan dengan  cost of capital yang paling kecil dibandingkan
sumber  pendanaan  yang  lain.  Apabila  kemampuan  reinvestasi  perusahaan  kecil, hal ini dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan perusahaan yang akhirnya dapat
ikut juga dalam menekan harga saham.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Terdapat  berbagai  macam  faktor  yang  ikut  mempengaruhi  besarnya tingkat  pembayaran  dividen,  tetapi  yang  menjadi  permasalahan  adalah  mengenai
bagaimana bentuk kebijakan dividen yang bisa ditempuh oleh sebuah perusahaan. Menurut Awat 1998; 171 terdapat empat bentuk kebijakan dividen, yaitu:
1.  Kebijakan  yang  stabil  stable  dividend-  per  share  policy,  yakni  jumlah pembayaran  dividen  yang  sama  besar  dari  tahun  ke  tahun.  Salah  satu  alasan
mengapa  sebuah  perusahaan  mengambil  kebijakan  ini  adalah  untuk  menjaga kesan para investor terhadap perusahaan tersebut. Apabila sebuah perusahaan
menerapkan  kebijakan  yang  stabil  berarti  pendapatan  bersih  perusahaan tersebut juga stabil dari tahun ke tahun.
2.  Kebijakan  dividend  payout  ratio  yang  tetap  constant  dividend  payout  ratio policy,
yakni  sebuah  kebijakan  dimana  jumlah  dividen  akan  berubah  sesuai dengan  jumlah  laba  bersih,  tetapi  rasio  antara  dividen  dan  laba  ditahan  tetap
sama. 3. Kebijakan kompromi compromise policy, yakni suatu kebijakan dividen yang
terletak antara kebijakan dividen per saham yang stabil dan kebijakan dividen output  ratio  yang  konstan  ditambah  dengan  persentasi  tertentu  pada  tahun-
tahun yang mampu menghasilkan laba bersih yang tinggi. 4. Kebijakan dividen residual residual dividend policy adalah sebuah kebijakan
yang  dikeluarkan  perusahaan  apabila  sedang  menghadapi  sebuah  kesempatan investasi yang tidak stabil sehingga manajemen menghendaki agar dividen hanya
dibayarkan ketika laba bersih tinggi. Oleh Awat 1998, masih terdapat beberapa
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
metode  lain  untuk  pembayaran  dividen  non-cash  yaitu  stock  dividend  dan  stock split
.  Di  samping  itu  juga  masih  terdapat  repurchase  of  stock  sebagai  alternatif lain pembayaran dividen.
1.  Stock  dividend  adalah  bentuk  pembayaran  dividen  kepada  para  pemegang saham  dalam  bentuk  saham  stock  dividend  karena  pembayaran  bisa
dilakukan  dalam  bentuk  lain  selain  dalam  bentuk  kas  cash  dividend. Pembayaran  stock  dividend  dilakukan  dengan  cara  mengubah  sebagian  laba
ditahan  retained  earning  menjadi  modal  saham,  dimana  pada  dasarnya  hal ini tidak akan merubah jumlah modal sendiri.
2. Stock split atau pemecahan saham adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham. Harga per lembar saham baru setelah stock split adalah sebesar
1n  dari  harga  sebelumnya.  Misalnya  jumlah  saham  yang  beredar  pada awalnya  1  juta  lembar  dengan  nilai  Rp.  1000  per  lembar.  Nilai  ekuitas
perusahaan  adalah  sebesar  1  juta  x  Rp.  1000  =  Rp.  1  Milyar.  Perusahan kemudian memecah satu lembar saham menjadi  dua lembar saham, sehingga
harga per lembar saham baru adalah Rp. 500 dan jumlah saham yang beredar menjadi 2 juta lembar saham.
3. Repurchase of stock biasanya diambil sebagai langkah oleh sebuah perusahaan ketika berada dalam kondisi dana tetapi dihadapkan dengan kesempatan investasi
yang  kurang  menguntungkan.  Kelebihan  dana  tersebut  dapat  didistribusikan dengan  membeli  kembali  saham  perusahaan  atau  meningkatkan  pembayaran
dividen. Dengan adanya pembelian
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kembali  saham,  maka  saham  yang  beredar  akan  menjadi  lebih  sedikit dibandingkan  dengan  sebelumnya.  Dalam  penelitian  ini  juga  terdapat  beberapa
pendapat mengenai kebijakan dividen, diantaranya adalah: 1. Dividen merupakan informasi yang tidak relevan
2. Bird in Hand Theory 3. Teori preferensi pajak
4. Signaling Hypothesis Theory 5. Clientele Effect Theory
2.2.2.2 Dividen Merupakan Informasi yang Tidak Relevan
Beberapa  pihak  berpendapat  bahwa  kebijakan  dividen  tidak  memiliki  pengaruh terhadap  harga  saham  perusahaan  dan  biaya  modal  utang  dimiliki  sebuah
perusahaan. Apabila kebijakan dividen tidak memiliki pengaruh  yang signifikan, maka hal tersebut tidak relevan.
Dalam  Suhartono  2004,  Merton  Miller  dan  Franco  Modigliani  atau  yang  lebih dikenal  dengan  nama  MM,  mereka  berpendapat  bahwa  kebijakan  dividen  tidak
mempengaruhi  harga  saham.  Dalam  pasar  modal  sempurna  perfect  capital market
para  pemegang  saham  tidak  membedakan  antara  cash  dividend  dan retained earning
. Inti dari teori yang dikemukakan oleh MM adalah dalam dunia yang sempurna ada kepastian, tidak ada pajak, tidak ada biaya transaksi, dan ada
pasar  yang  sempurna  maka  nilai  perusahaan  tidak  dipengaruhi  dividen.  Hal
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
tersebut  dirasakan  agak  sulit  dikarenakan  bahwa  pada  kenyataannya  terdapat berbagai macam biaya seperti biaya pajak maupun biaya pialang.
Menurut  Modigliani  dan  Miller  1961,  nilai  sebuah  peruasahaan  tidak ditentukan oleh besar kecilnya Dividend Payout Ratio, tetapi ditentukan oleh laba
bersih  sebelum  pajak  EBIT  dan  kelas  resiko  perusahaan,  berdasarakan  hal tersebut, MM berpendapat bahwa dividen adalah informasi yang tidak relevan.
Pernyataan  Modigliani  dan  Miller  1961  ini  didasarkan  pada  beberapa asumsi dibawah ini:
1.  Pasar  modal  yang  sempurna,  dimana  para  investor  mempunyai  kesamaan informasi, tidak ada biaya transaksi dan tidak ada pajak.
2. Para investor bersifat rasional. 3. Semua peserta pasar bersifat pricetaker.
4.  Adanya  unsur  ketidakpastian  bagi  arus  pendapatan  masa  depan  dan  para investor memiliki informasi yang sama.
5. Manajer dalam pengambilan keputusannya mengenai produksi dan investasinya disesuaikan dengan informasi tersebut.
6.  Untuk  memisahkan  pengaruh  dividen  dan  pengaruh  leverage  maka  semua perusahaan dianggap memiliki rasio DS sama.
7. Perusahaan-perusahaan semestinya memiliki kelas resiko yang sama. 8. Perusahaan dengan produksi yang sekarang memiliki yield yang sama.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.2.3Bird in Hand Theory
Myron Gordon 1959 dan John Lintner 1956 berpendapat bahwa ekuitas akan  turun  apabila  rasio  pembayaran  dividen  dinaikkan.  Para  investor  kurang
yakin terhadap penerimaan keuntungan modal capital gains yang dihasilkan dari laba yang ditahan dibandingkan seandainya para investor menerima dividen.
Investor  merasa  bahwa  pembayaran  dividen  merupakan  penerimaan  yang  pasti jika  dibandingkan  dengan  capital  gain,  hal  ini  sejalan  dengan  pernyataan  yang
dikutip  oleh  Gordon  dan  Lintner  dari  Suhartono  2004;44.  Mereka  membuat kiasan  atas  fenomena  ini  dengan  sebutan  bird  in  hand  theory.  Kiasan  tersebut
memiliki  arti  bahwa  satu  burung  di  tangan  lebih  berharga  dibandingkan  seribu burung di udara.
Bertolak  belakang  dengan  apa  yang  telah  diungkapkan  oleh  Gordon  dan  Linter, MM berpendapat jika investor memiliki rencana untuk menginvestasikan kembali
dividen  mereka  dalam  saham  di  perusahaan  yang  bersangkutan  atau  perusahaan sejenis,  dan  dalam  banyak  kasus,  tingkat  resiko  dari  arus  kas  perusahaan  bagi
investor dalam jangka panjang hanya ditentukan oleh tingkat arus kas operasinya, bukan oleh kebijakan pembagian dividen yang dikeluarkan perusahaan tersebut.
2.2.2.4 Teori Preferensi Pajak
Kebijakan dividen yang optimal dalam perusahaan adalah sebuah kebijakan yang menciptakan  keseimbangan  antara  dividen  saat  ini  dan  pertumbuhan  perusahaan
di masa yang akan datang. Dalam banyak hal, dividen sering diperlakukan sebagai
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pertimbangan  terakhir  setelah  pertimbangan  investasi  dan  pertimbangan- pertimbangan lainnya.
Selanjutnya  menurut  Litzenberg  dan  Ramaswamy  dalam  Atmaja,  L.S  1999 menyatakan  bahwa  dengan  adanya  pajak  yang  dikenai  pada  keuntungan  dividen
dan  capital  gains,  para  investor  lebih  menyukai  capital  gains  karena  dapat menunda pembayaran pajak
.
Ada  beberapa  alasan  yang  membuat  investor  lebih  memilih  tingkat pembagian dividen yang rendah daripada tingkat pembagian dividen yang tinggi,
yaitu: 1.  Capital  gain  dikenakan  tarif  pajak  lebih  rendah  daripada  pendapatan  dividen.
Untuk itu para investor yang kaya memiliki sebagian besar saham mungkin lebih  suka  perusahaan  menahan  dan  menanamkan  kembali  laba  ke  dalam
perusahaan.  Pertumbuhan  laba  mungkin  dianggap  menghasilkan  kenaikan harga  saham,  dan  keuntungan  modal  yang  pajaknya  rendah  akan
menggantikan dividen yang pajaknya tinggi. 2.  Pajak  atas  keuntungan  tidak  dibayarkan  sampai  saham  terjual,  sehingga  ada
efek nilai waktu. 3. Jika selembar saham yang dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal, sama
sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terutang.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.2.5Signaling Hypothesis Theory
Dalam teori ini dijelaskan bahwa dengan adanya kenaikan atau penurunan dividen  dapat  digunakan  oleh  investor  sebagai  tanda  atas  kondisi  pertumbuhan
perusahaan.  Biasanya  akan  terjadi  kecenderungan  kenaikan  harga  saham  apabila juga  terjadi  peningkatan  atas  dividen.  Dividen  itu  sendiri  tidak  menyebabkan
kenaikan atau penurunan harga saham, tetapi prospek perusahaan  yang ditujukan oleh  meningkatmenurunnya  dividen  yang  dibayarkan  yang  menyebabkan
perubahan harga saham Hanafi 2004:371.
2.2.2.6Clientele Effect Theory
Clientele  Effect ini  adalah  sebuah  kecenderungan  sebuah  perusahaan  untuk
menarik jenis investor tertentu yang menyukai kebijakan dividen mereka teori ini menyatakan  bahwapemegang  saham  yang  berbeda  memiliki  preferensi  yang
berbeda  terhadap  kebijaksanaan  dividen  perusahaan.  Sebagai  contoh,  kelompok investor  yang  membutuhkan  penghasilan  pada  saat  ini  lebih  menyukai  tingkat
divident  payout  ratio yang  tinggi.  Sebaliknya,  kelompok  investor  dengan
preferensi  tingkat  pajak  yang  tinggi  akan  menghindari  dividen  karena  dividen memiliki tingkat pajak yang lebih tinggi dibandingkan dengan capital gain.
2.2.3 Laba Akuntansi 2.2.3.1 Pengertian Laba Akuntansi
Pemaknaan  atau  pendefinisian  laba  mempunyai  implikasi  terhadap  pengukuran dan penyajian laba.Laba akuntansi yang dianut sekarang dimaknai sebagai selisih
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
antara pendapatan dan beban.Laba akuntansi dalam laporan keuangan merupakan salah  satu  parameter  kinerja  perusahaan  yang  mendapat  perhatian  utama
investor.Investor  akan  menilai  suatu  perusahaan  melalui  angka  laba  yang dilaporkan  dalam  laporan  keuangan.  Penilaian  tersebut  akan  mempengaruhi
perilaku investor dalam pengambilan keputusan. Berbagai masalah yang berkaitan dengan  laba  adalah  menentukan  konsep  laba  secara  tepat  untuk  pelaporan
keuangan sehingga angka laba merupakan angka yang bermakna dan mempunyai relevansi bagi berbagai pengguna laporan keuangan.
Laba akuntansi dengan berbagai interpretasinya diharapkan dapat digunakan sebagai  indikator  efisiensi  penggunaan  dana  yang  tertanam  dalam  perusahaan
yang diwujudkan dalam tingkat pengembalian atas investasi dan dasar pembagian deviden  Suwardjono,  2005.  Pada  dasarnya,  pemegang  saham  menanamkan
modal dan mengharap pengembalian atas modal tersebut.Untuk mengukur tingkat pengembalian  modal  bagi  pemegang  saham,  perusahan  harus  mengukur  sumber
daya  yang  diperlukan  untuk  mempertahankan  modal  yang  ditanamkan  pada tingkatan  semula,  yaitu  jumlah  yang  diperlukan  agar  modal  pada  akhirnya
kembali  pada  pemegang  saham.Kelebihan  sumber  daya  yang  dihasilkan  dari operasi pada periode bersangkutan disebut dengan laba.
Jika  dilihat  dari  konsep  kesatuan  usaha,  laba  dapat  dimaknai  sebagai imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang atau jasa.Hal ini berarti laba
merupakan  kelebihan  pendapatan  di  atas  biaya.Atau  dapat  dikatakan  laba  adalah kenaikan  asset  dalam  suatu  periode  akibat  kegiatan  produktif  yang  dapat  dibagi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
atau  didistribusikan  kepada  kreditor,  pemerintah,  pemegang  saham  tanpa mempengaruhi keutuhan ekuitas pemegang saham.
Sumber  penyebab  timbulnya  laba  memiliki  peranan  penting  dalam  menilai kemajuan perusahaan. Ada dua konsep yang digunakan untuk menentukan elemen
laba perusahaan Chariri dan Ghozali, 2005, yaitu: 1.  Current operating concept Earning
Konsep  ini  mengukur  efisiensi  suatu  perusahaan  pada  periode  berjalan dengan  membandingkan  laba  periode  sebelumnya.Kesalahan  perhitungan
laba periode sebelumnya tidak menunjukkan efisiensi manajemen periode berjalan.Jadi  hal  yang  menjadi  penentu  laba  periode  berjalan  adalah
pendapatan, biaya dan untung  rugi  yang benar benar terjadi pada periode berjalan.
2.  All inclusive concept of income Laba Komprehensif FASB  dalam  SFAC  No.3  dan  6  menyebutkan  bahwa  laba  komprehensif
adalah: “Total perubahan aktiva bersih perusahaan selama satu periode yang berasal
dari  semua  transaksi  dan  kegiatan  lain  dari  sumber  selain  sumber  dari pemilik.”
Dengan kata lain, laba komprehensif terdiri atas seluruh perubahan aktiva bersih  yang  berasal  dari  transaksi  operasi.  Jadi  laba  komprehensif  juga
memasukkan pos pos yang diklasifikasikan sebagai penyesuaian periode lalu. Angka  laba  dan  komponennya  yang  diukur  atas  dasar  asas  akrual
merupakan  indikator  kinerja  yang  lebih  baik  dari  sekedar  perubahan  aliran
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kas.Karena  kreditor  dan  investor  menjadi  pihak  utama  pengguna  laporan keuangan,  maka  investor  dan  kreditor  berkepentingan  dengan  aliran  kas  yang
masuk atas investasinya. Aliran  kas  yang  diterima  atau  diharapkan  investor  akan  dipengaruhi  oleh
kemampuan  perusahaan  untuk  menciptakan  kas  yang  cukup  untuk  membayar semua  kewajiban  pada  saatnya,  mendanai  keperluan  operasi,  reinvestasi,
membayar bunga, dan membayar deviden. Kemampuan menciptakan kas tersebut ditentukan oleh kemampuan perusahaan mendatangkan laba jangka panjang yang
memadai.Untuk  itu,  investor  dan  kreditor  memerlukan  informasi  laba  masa  lalu untuk memprediksi laba masa datang.
Pemegang saham berasumsi aliran kas dapat ditentukan atas dasar harapan harga  saham  di  masa  depan.  Bila  perusahaan  memperoleh  laba  yang  memadai,
nilai  asset  bersih  akan  naik  sehingga  nilai  buku  per  saham  juga  naik.  Dengan demikian,  earning  per  shareakan  berasosiasi  dengan  kenaikan  harga  saham
Suwardjono,2005. Berbagai studi juga telah membuktikan bahwa laba akuntansi berhubungan dengan harga saham Ball dan Brown, 1968; Beaver, 1976; Collins
dan Khotari, 1989.Laba akuntansi merupakan hasil laba tahunan perusahaan yang dibagi dengan jumlah saham umum yang beredar.
2.3 Hubungan Laba Akuntansi terhadap Harga Saham
Naimah  2008;  Almilia  dan  Sulistyowati  2007  membuktikan  bahwa labaakuntansi  berhubungan  dengan  harga  saham.Hal  ini  menyatakan
bahwaseringkali  investor  mengambil  keputusan  berinvestasi  pada  sebuah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
perusahaanberdasarkan  tingkat  laba  yang  mencerminkan  kondisi  perusahaan tersebut.
Laba tahunan memiliki kandungan informasi, apabila laba tahunan memiliki kandungan  informasi,  apabila  pengumuman    laba  akan  menyebabkan  perubahan
reaksi  investor  terhadap distribusi  aliran  kas  dimasa  yang  akan  datang,  yang akan  menyebabkan  perubahan  harga saham.  Perubahan  harga  saham  disekitar
tanggal    pengumuman    diharapkan    lebih    besar    jika  dibandingkan    dengan perubahan  harga  saham  diluar  tanggal  pengumuman.  Informasi  laba akuntansi
mempunyai  pengaruh  yang  positif  dengan  harga  saham  Indra  dan  Syam, 2004.  Hal    ini  mengindikasikan  bahwa    investor  menggunakan    informasi    laba
akutansi untuk menilai kinerja perusahaan pada periode pengamatan. Triyono  dan  Hartono  2000  juga  melakukan  penelitian  mengenai  dampak
pengumuman  laporan  tahunan  terhadap  reaksi  pasar  modal  dan  menemukan bahwa  laba  bersih  memiliki  kandungan  informasi  yang  relevan  yang
menyebabkan  perubahan  terhadap  harga  saham.Studi  ini  menemukan  bukti adanya  hubungan  positif  antara  laba  akuntansi  terhadap  harga  saham
perusahaan.Hal ini berarti laba akuntansi memiliki informasi  yang relevan.Hasil- hasil  penelitian  tersebut  mendukung  hipotesis  bahwa  laba  akuntansi
menyampaikan informasi dalam penilaian sekuritas. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka perumusan hipotesis adalah:
H. 1   : Laba akuntansi berpengaruh positif terhadap harga saham.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.4 Hubungan Kebijakan Deviden terhadap Harga Saham.