Deskripsi Hasil Penelitian 1. Variabel Profitabilitas X

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1. Variabel Profitabilitas X 1 Profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Profitabilitas diukur dengan menggunakan rasio Return on Investment. Return on Investment ROI merupakan rasio laba rugi setelah pajak terhadap total aktiva Riyanto, 2010:336. Berikut ini data profitabilitas perusahaan industri barang konsumsi tahun 2009 sampai dengan 2011: Tabel 4.1 Data Profitabilitas Perusahaan Industri Barang Konsumsi Tahun 2009 - Tahun 2011 No Kode Profitabilitas Mean 2009 2010 2011 1 AISA 2.41 3.92 3.53 3.29 2 CEKA 8.70 3.48 11.70 7.96 3 DLTA 16.64 19.69 20.84 19.06 4 FAST 17.48 16.15 14.80 16.14 5 INDF 5.14 6.25 5.74 5.71 6 MLBI 34.27 38.95 41.55 38.26 7 MYOR 11.46 11.00 1.40 7.96 8 PSDN 9.18 3.12 3.05 5.11 9 SKLT 6.53 2.42 2.79 3.91 10 STTP 7.49 6.57 4.57 6.21 11 SMAR 7.33 10.10 12.12 9.85 12 TBLA 9.01 6.76 9.87 8.55 13 ULTJ 3.53 5.35 4.65 4.51 14 DVLA 9.22 12.98 13.03 11.74 15 INAF 0.29 1.71 3.31 1.77 16 KAEF 3.99 8.37 9.57 7.31 17 KLBF 14.33 17.61 17.91 16.62 18 MERK 33.80 27.32 39.56 33.56 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 19 PYFA 3.78 4.17 4.38 4.11 20 TSPC 11.03 13.62 13.32 12.66 21 GGRM 12.69 13.49 12.52 12.90 22 HMSP 12.46 15.71 15.86 14.67 23 MRAT 5.75 6.32 6.60 6.22 24 TCID 12.53 12.55 12.38 12.49 25 UNVR 40.67 38.93 39.72 39.77 26 KDSI 1.91 3.03 4.02 2.99 Mean 11.60 11.91 12.65 12.05 Sumber : Lampiran 1 Penjelasan tabel 4.1 adalah sebagai berikut: 1. Nilai ROI tahun 2009 a. Rata-rata ROI tahun 2009 adalah 11,60. b. Perusahaan yang memiliki nilai ROI tertinggi pada tahun 2009 adalah PT. Unilever Indonesia Tbk yaitu sebesar 40,67 sedangkan perusahaan yang memiliki ROI terendah adalah PT. Indofarma Tbk dengan nilai 0,29. 2. Nilai ROI tahun 2010 a. Rata-rata ROI tahun 2010 adalah 11,91. b. Perusahaan yang memiliki nilai ROI tertinggi pada tahun ini adalah PT. Multi Bintang Indonesia Tbk yaitu sebesar 38,95 sedangkan perusahaan yang memiliki ROI terendah adalah PT. Indofarma Tbk dengan nilai 1,71. 3. Nilai ROI tahun 2011 a. Rata-rata ROI tahun 2011 adalah 12,65. b. Perusahaan yang memiliki nilai ROI tertinggi pada tahun 2011 adalah PT. Multi Bintang Indonesia Tbk yaitu sebesar 41,55 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. sedangkan perusahaan yang memiliki ROI terendah adalah PT. Mayora Indah Tbk dengan nilai 1,40. 4. Selama pengamatan kami dari tahun 2009 hingga 2011, PT. Unilever Indonesia Tbk memiliki rata-rata ROI tertinggi yaitu sebesar 39,77 sedangkan PT. Indofarma Tbk memiliki rata-rata ROI terendah dengan nilai 1,77. 5. Nilai rata-rata ROI tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 cenderung mengalami peningkatan. Hal ini menandakan adanya kemampuan perusahaan dalam mengelola usahanya yang semakin efektif.

4.2.2. Variabel Struktur Aktiva X

2 Struktur aktiva ialah perimbangan atau perbandingan baik dalam artian absolut maupun dalam arti relatif antara aktiva lancar dengan aktiva tetap Riyanto, 2010:22. Cara mengukurnya dengan perbandingan atau perimbangan antara aktiva tetap dengan total aktiva Kesuma, 2009. Berikut ini data struktur aktiva perusahaan industri barang konsumsi tahun 2009 sampai dengan 2011: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.2 Data Struktur Aktiva Perusahaan Industri Barang Konsumsi Tahun 2009 - Tahun 2011 No Kode Struktur Aktiva Mean 2009 2010 2011 1 AISA 34.96 32.01 26.01 30.99 2 CEKA 33.06 23.19 24.64 26.96 3 DLTA 15.69 16.07 14.10 15.29 4 FAST 18.02 17.87 15.27 17.05 5 INDF 26.73 24.83 24.11 25.22 6 MLBI 42.36 46.51 44.82 44.57 7 MYOR 39.51 33.86 30.89 34.75 8 PSDN 33.14 28.38 35.88 32.47 9 SKLT 50.73 48.65 46.83 48.74 10 STTP 59.39 49.14 62.03 56.85 11 SMAR 33.20 31.45 30.85 31.83 12 TBLA 36.00 31.69 32.81 33.50 13 ULTJ 46.68 46.94 49.09 47.57 14 DVLA 19.51 20.78 21.53 20.61 15 INAF 13.87 13.21 30.76 19.28 16 KAEF 25.68 24.93 23.78 24.80 17 KLBF 21.57 21.98 22.48 22.01 18 MERK 15.42 15.42 10.53 13.79 19 PYFA 54.08 52.52 46.69 51.10 20 TSPC 21.91 21.19 20.85 21.32 21 GGRM 25.78 24.09 20.95 23.61 22 HMSP 26.13 22.71 28.84 25.89 23 MRAT 17.74 17.69 17.66 17.70 24 TCID 40.20 37.89 36.82 38.30 25 UNVR 40.56 47.68 50.70 46.31 26 KDSI 32.99 31.82 30.66 31.82 Mean 31.73 30.10 30.75 30.86 Sumber : Lampiran 1 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Penjelasan tabel 4.2 adalah sebagai berikut: 1. Nilai struktur aktiva tahun 2009 a. Rata-rata struktur aktiva tahun 2009 adalah 31,73. b. Perusahaan yang memiliki struktur aktiva tertinggi pada tahun 2009 adalah PT. Siantar Top Tbk yaitu sebesar 59,39 sedangkan perusahaan yang memiliki struktur aktiva terendah adalah PT. Indofarma Tbk dengan nilai 13,87. 2. Nilai struktur aktiva tahun 2010 a. Rata-rata struktur aktiva tahun 2010 adalah 30,10. b. Perusahaan yang memiliki struktur aktiva tertinggi pada tahun ini adalah PT. Pyridam Farma Tbk yaitu sebesar 52,52 sedangkan perusahaan yang memiliki struktur aktiva terendah adalah PT. Indofarma Tbk dengan nilai 13,21. 3. Nilai struktur aktiva tahun 2011 a. Rata-rata struktur aktiva tahun 2010 adalah 30,10. b. Perusahaan yang memiliki struktur aktiva tertinggi pada tahun 2011 adalah PT. Siantar Top Tbk yaitu sebesar 62,03 sedangkan perusahaan yang memiliki struktur aktiva terendah adalah PT. Merck Tbk dengan nilai 10,53. 4. Selama pengamatan kami dari tahun 2009 hingga 2011, PT. Siantar Top Tbk memiliki rata-rata struktur aktiva tertinggi yaitu sebesar 56,85 sedangkan PT. Merck Tbk memiliki rata-rata struktur aktiva terendah dengan nilai 13,79. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 5. Nilai rata-rata struktur aktiva tahun 2010 mengalami penurunan dan tahun 2011 mengalami peningkatan. Pada tahun 2010, kegiatan ekonomi perusahaan yang berhubungan dengan aset lancar meningkat sehingga jumlah aktiva mengalami kenaikan tanpa diimbangi dengan peningkatan aktiva tetapnya. Di tahun 2011, peningkatan juga terjadi pada jumlah aktivanya namun dapat diimbangi dengan adanya kenaikan aktiva tetap.

4.2.3. Variabel Struktur Modal Y

Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan pula perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri Riyanto, 2010:22. Apabila kita membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri, maka disebut dengan istilah struktur modal capital structure yang menggambarkan kemampuan modal sendiri menjamin utang jangka panjang. Berikut ini data struktur modal perusahaan industri barang konsumsi tahun 2009 sampai dengan tahun 2011: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.3 Data Struktur Modal Perusahaan Industri Barang Konsumsi Tahun 2009 - Tahun 2011 No Kode Struktur Modal Mean 2009 2010 2011 1 AISA 84.20 143.91 47.66 91.92 2 CEKA 62.38 50.73 12.65 41.92 3 DLTA 4.32 4.47 4.89 4.56 4 FAST 12.76 13.42 35.51 20.56 5 INDF 135.28 74.85 47.14 85.76 6 MLBI 34.15 7.15 5.79 15.69 7 MYOR 54.32 66.22 98.56 73.04 8 PSDN 38.19 19.26 22.87 26.77 9 SKLT 31.91 25.93 23.92 27.25 10 STTP 8.46 7.04 28.83 14.78 11 SMAR 52.03 41.06 42.50 45.20 12 TBLA 100.93 76.25 79.53 85.57 13 ULTJ 12.91 17.56 12.09 14.19 14 DVLA 5.44 6.02 7.71 6.39 15 INAF 17.54 15.15 7.60 13.43 16 KAEF 5.99 6.59 6.55 6.38 17 KLBF 2.73 2.12 2.06 2.30 18 MERK 3.30 5.28 5.01 4.53 19 PYFA 7.18 9.99 13.68 10.28 20 TSPC 5.85 6.16 6.38 6.13 21 GGRM 4.85 4.43 4.11 4.46 22 HMSP 13.55 11.97 16.98 14.17 23 MRAT 3.25 3.15 3.35 3.25 24 TCID 4.12 4.39 2.28 3.59 25 UNVR 5.06 6.17 8.89 6.70 26 KDSI 7.42 8.68 9.71 8.60 Mean 27.62 24.54 21.39 24.52 Sumber : Lampiran 1 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Penjelasan tabel 4.3 adalah sebagai berikut : 1. Nilai struktur modal tahun 2009 a. Rata-rata struktur modal tahun 2009 adalah 27,62. b. Perusahaan yang memiliki struktur modal tertinggi pada tahun ini adalah PT. Tunas Baru Lampung Tbk yaitu sebesar 100,93 sedangkan perusahaan yang memiliki struktur modal terendah adalah PT. Kalbe Farma Tbk dengan nilai 2,73. 2. Nilai struktur modal tahun 2010 a. Rata-rata struktur modal tahun 2010 adalah 24,54. b. Perusahaan yang memiliki struktur modal tertinggi pada tahun 2010 adalah PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk yaitu sebesar 143,91 sedangkan perusahaan yang memiliki struktur modal terendah adalah PT. Kalbe Farma Tbk dengan nilai 2,12. 3. Nilai struktur modal tahun 2011 a. Rata-rata struktur modal tahun 2011 adalah 21,39. b. Perusahaan yang memiliki struktur modal tertinggi pada tahun 2011 adalah PT. Mayora Indah Tbk yaitu sebesar 98,56 dan perusahaan yang memiliki struktur modal terendah adalah PT. Kalbe Farma Tbk dengan nilai 2,06. 4. Selama pengamatan kami dari tahun 2009 hingga 2011, PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk memiliki rata-rata struktur modal tertinggi yaitu 91,92 sedangkan PT. Kalbe Farma Tbk memiliki rata-rata struktur modal terendah dengan nilai 2,30. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 5. Nilai rata-rata struktur modal tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 cenderung mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan modal perusahaan untuk menjamin utang jangka panjangnya semakin baik. 4.3. Hasil Analisis dan Uji Hipotesis 4.3.1. Uji Normalitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Struktur Modal dan Aktiva Produktif terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 29 70

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 6 14

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 3 18

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 3 26

Pengaruh Struktur Aktiva dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal (Studi Kasus pada Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta).

0 0 2

Pengaruh Struktur Aktiva dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal (Studi Kasus pada Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta).

0 0 92

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 125

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 106

ANALISIS PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PENJUALAN DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaf

0 0 9

PENGARUH PROFITABILITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 20