Pengaruh Struktur Modal dan Aktiva Produktif terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN AKTIVA

PRODUKTIF TERHADAP PROFITABILITAS PADA

PERUSAHAAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH:

NAMA : VERANITA BR TARIGAN NIM : 050503159

DEPARTEMEN : AKUNTANSI PROGRAM STUDI : S-1

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Medan 2010


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Struktur Modal dan Aktiva Produktif terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi program S1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 22 Juni 2010

Yang membuat pernyataan,

Veranita Br Tarigan


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan anugrah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Struktur Modal dan Aktiva Produktif terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa doa, bimbingan, pengarahan, bantuan, serta kerja sama semua pihak yang telah turut membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini oleh karena itu peneliti ingin menyampaikan hormat dan terima kasih kepada beberapa pihak antara lain :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si., Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,

3. Ibu Dra. Narumondang B Siregar, MM, Ak selaku Dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.


(4)

4. Bapak Drs. M Utama Nasution, MM, Ak dan Bapak Iskandar Muda, SE, Msi, Ak selaku Dosen Pembanding I dan Pembanding II yang telah banyak membantu penulis melalui saran dan kritik yang diberikan demi kesempurnaan skripsi ini. 5. Ayahanda Drs. Matius Tarigan dan Ibunda Kartini Sitepu yang senantiasa

melimpahkan cinta dan kasih sayangnya serta selalu mendoakan dan mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini baik dalam tata bahasa maupun pembahasannya. Dengan demikian peneliti menerima kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfat bagi banyak pihak.

Medan, 22 Juni 2010 Peneliti,

Veranita Br Tarigan NIM : 050503159


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur modal dan aktiva produktif terhadap profitablitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur modal dan aktiva produktif sebagai variabel independent dan profitabilitas sebagai variabel dependen. Struktur modal diukur dengan debt to asset ratio (X1), equity

to asset ratio (X2) dan aktiva produktif diukur dengan surat-surat berharga.

Metode penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pooling, yang merupakan kombinasi antara data

cross section dan data time series yang diambil dari laporan tahunan 18 bank yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 3 tahun periode 2006-2008. Pengujian data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda, uji t dan uji F. Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial debt to asset ratio dan

equity to asset ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return on asset (ROA), hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung < t tabel (-4,3525<2,008559

dan 0,257979<2,008559). Sedangkan surat-surat berharga berpengaruh terhadap ROA, hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung > t table (5,161651>2,008559). Hasil uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung > F tabel dengan nilai 14,43196 > 2,786229. Dari hasil uji F dapat disimpulkan bahwa debt to asset ratio, equity to

asset ratio dan surat-surat berharga berpengaruh secara parsial terhadap return on asset.

Kata Kunci : Struktur Modal, Debt to Asset Ratio, Equity to Asset Ratio, Aktiva Produktif, Surat-surat Berharga, Profitabilitas, Return on Asset


(6)

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of capital structure and profitability of productive assets of the banking company listed on the Jakarta Stock Exchange. Variables used in this research is the capital structure and earning assets as independent variable and profitability as the dependent variable. Capital structure is measured by debt to asset ratio (X1), the equity to assets ratio (X2) and

productive assets is measured by the securities.

The research method used is associative. Data used in this study were data pooling, which is a combination of cross section data and time series data taken from annual report 18 banks listed in Indonesia Stock Exchange during the three year period from 2006 to 2008. Testing the data using statistical analysis of multiple linear regression analysis, t test and F test T test was used to test the effect of partially independent variables to dependent variable. F test used to test the effect of independent variables simultaneously on the dependent variable.

The results showed that partial debt to asset ratio and equity to asset ratio is negative and not significant effect on return on assets (ROA), this can be seen from the value of the t <t table (-4.3525 < 2.008559 and 0 , 257 979 < 2.008559). While securities influence on ROA, it can be seen from the value t count> t table (5.161651> 2.008559). F test results showed that the value of F calculated> F table with the value 14.43196 > 2.786229. From test results, concluded that the debt to asset ratio, equity to assets ratio and influential securities partially to the return on assets.

Keywords: Capital Structure, Debt to Asset Ratio, Equity to Asset Ratio, Productive assets, Securities, Profitability, Return on Asset


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis... 6

1. Bank ... 6

2. Struktur Modal ... 7

3. Aktiva Produktif ... 10

4. Profitabilitas... 12

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 13

C. Kerangka Konseptual ... 14


(8)

A. Desain Penelitian ... 18

B. Populasi dan Sampel ... 18

C. Jenis Data dan Sumber Data ... 20

D. Teknik Pengumpulan Data ... 20

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 21

F. Metode Analisis Data ... 22

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ... 28

B. Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Autokorelasi ... 34

2. Uji Multikolinearitas ... 36

C. Pengujian Hipotesis 1. Persamaan Regresi ... 37

2. Uji Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 38

3. Uji T ... 39

4. Uji F... 40

D. Pembahasan Hasil Penelitian... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 43

B. Keterbatasan Penelitian ... 44

C. Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 46


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu………. 15

Tabel 3.1 Sampel Penelitian... 17

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif... 25


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran 1 Data Penelitian Lampiran 2 Deskripsi Statistik Lampiran 3 Hasil Regresi


(12)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur modal dan aktiva produktif terhadap profitablitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur modal dan aktiva produktif sebagai variabel independent dan profitabilitas sebagai variabel dependen. Struktur modal diukur dengan debt to asset ratio (X1), equity

to asset ratio (X2) dan aktiva produktif diukur dengan surat-surat berharga.

Metode penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pooling, yang merupakan kombinasi antara data

cross section dan data time series yang diambil dari laporan tahunan 18 bank yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 3 tahun periode 2006-2008. Pengujian data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda, uji t dan uji F. Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial debt to asset ratio dan

equity to asset ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return on asset (ROA), hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung < t tabel (-4,3525<2,008559

dan 0,257979<2,008559). Sedangkan surat-surat berharga berpengaruh terhadap ROA, hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung > t table (5,161651>2,008559). Hasil uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung > F tabel dengan nilai 14,43196 > 2,786229. Dari hasil uji F dapat disimpulkan bahwa debt to asset ratio, equity to

asset ratio dan surat-surat berharga berpengaruh secara parsial terhadap return on asset.

Kata Kunci : Struktur Modal, Debt to Asset Ratio, Equity to Asset Ratio, Aktiva Produktif, Surat-surat Berharga, Profitabilitas, Return on Asset


(13)

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of capital structure and profitability of productive assets of the banking company listed on the Jakarta Stock Exchange. Variables used in this research is the capital structure and earning assets as independent variable and profitability as the dependent variable. Capital structure is measured by debt to asset ratio (X1), the equity to assets ratio (X2) and

productive assets is measured by the securities.

The research method used is associative. Data used in this study were data pooling, which is a combination of cross section data and time series data taken from annual report 18 banks listed in Indonesia Stock Exchange during the three year period from 2006 to 2008. Testing the data using statistical analysis of multiple linear regression analysis, t test and F test T test was used to test the effect of partially independent variables to dependent variable. F test used to test the effect of independent variables simultaneously on the dependent variable.

The results showed that partial debt to asset ratio and equity to asset ratio is negative and not significant effect on return on assets (ROA), this can be seen from the value of the t <t table (-4.3525 < 2.008559 and 0 , 257 979 < 2.008559). While securities influence on ROA, it can be seen from the value t count> t table (5.161651> 2.008559). F test results showed that the value of F calculated> F table with the value 14.43196 > 2.786229. From test results, concluded that the debt to asset ratio, equity to assets ratio and influential securities partially to the return on assets.

Keywords: Capital Structure, Debt to Asset Ratio, Equity to Asset Ratio, Productive assets, Securities, Profitability, Return on Asset


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Krisis ekonomi yang berulangkali melanda Indonesia, mengakibatkan industri perbankan mengalami pasang surut. Ketika bank mulai pulih dan menata kembali struktur keuangannya pasca krisis ekonomi tahun 1997, krisis ekonomi pun kembali melanda di tahun 2007. Peristiwa ini menjadi pukulan berat bagi industri perbankan. Selain menyangkut permasalahan modal, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank pun menurun. Hal ini tentu sangat rentan bagi bank karena akan dapat menurunkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan perusahaan akibat laba yang turut menurun pula.

Langkah awal yang perlu diperlukan oleh bank adalah dalam pengambilan keputusan pendanaan perusahaan. Dana sangat terkait dengan manajemen pendanaan. Manajemen pendanaan pada hakekatnya menyangkut keseimbangan antara aktiva dengan pasiva. Pemilihan susunan dari aktiva akan menentukan struktur kekayaan perusahaan, sedangkan pemilihan dari pasiva akan menentukan

struktur financial (struktur pendanaan) dan struktur modal perusahaan.

Salah satu fungsi bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit). Dalam fungsinya tersebut, bank harus bijak dalam mengelola dananya sehingga menghasilkan struktur modal yang optimal. Fungsi untuk mencari dan selanjutnya menghimpun dana dalam bentuk simpanan (deposit)


(15)

sangat menentukan pertumbuhan suatu bank, sebab volume dana yang dapat dikembangkan oleh bank tersebut dalam bentuk pemberian kredit,penempatan dan pada bank lain, dan pembelian efek-efek atau surat berharga dalam pasar uang.

Struktur modal merupakan perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri. Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari sumber modal sendiri berasal dari modal saham, laba ditahan, dan cadangan. Dalam pemenuhan kebutuhan dana, perusahaan harus mencari alternatif-alternatif pendanaan yang efisien. Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal secara keseluruhan atau biaya modal rata-rata.

Struktur modal diperlukan untuk meningkatkan nilai perusahaan karena penetapan struktur modal dalam kebijakan pendanaan perusahaan menentukan profitabilitas perusahaan. Pemilihan struktur modal yang baik pada perusahaan adalah penting. Perbandingan modal pinjaman dengan modal sendiri haruslah tepat karena perbandingan tersebut akan berakibat langsung terhadap posisi keuangan perusahaan. Bila perusahaan mengutamakan modal sendiri akan mengurangi biaya ketergantungan terhadap pihak luar dan mengurangi resiko keuangan. Namun disamping itu perusahaan akan mengalami keterbatasan modal karena setiap perusahaan akan berusahan melakukan pengembangan usaha atau ekspansi sehingga membutuhkan modal yang besar, sehingga selain menggunakan modal sendiri, perusahaan juga membutuhkan modal pinjaman.


(16)

Berdasarkan peraturan Bank Indonesia, setiap bank wajib memenuhi kecukupan modal sebesar 8 %. Bank sebagai perusahaan yang sumber laba nya berasal dari kredit pasti membutuhkan modal yang besar agar bisa menyalurka kredit lebih banyak sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan.

Dalam menjalankan fungsinya sebagi penyalur dana kepada masyarakat, bank juga memberikan fasilitas kredit kepada masyarakat. Dana kredit ini berasal dari aktiva produktif. Aktiva yang produktif atau productive assets sering juga disebut dengan earning assets atau aktiva yang menghasilkan, karena penempatan dana bank tersebut ditujukan untuk mencapai tingkat penghasilan yang diharapkan. Aktiva produktif adalah penanaman bank dalam bentuk kredit, surat berharga, penyertaan dan penanaman lainnya yang dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan.

Pengelolaan dalam aktiva produktif merupakan sumber pendapatan bank yang digunakan untuk membiayai keseluruhan biaya operasional bank, termasuk biaya bunga, biaya tenaga kerja, dan biaya operasional lainnya. Pendapatan dari penanaman dana pada aktiva produktif ini akan memberikan kontribusi pada laba yang diperoleh bank.

Profitabilitas dapat diatikan sebagai kemampuan bank untuk menghasilkan laba secara efektif dan efisien. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA (return on asset).

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Dian (2006) yang meneliti pengaruh struktur modal terhadap return on equity (ROE), dimana struktur modal


(17)

diproksikan dengan Debt to Equity, menemukan bahwa struktur modal berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity (ROE).

Sandy (2003) meneliti pengaruh aktiva produktif terhadap rentabilitas (Return on Asset) pada PT BPR Linggar Jati Makmur Cirebon, menemukan bahwa secara simultan, kredit dan penempatan dana pada bank lain memiliki pengaruh signifikan terhadap rentabilitas namun secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh struktur modal dan aktiva produktif terhadap profitabilitas perbankan dengan obyek penelitian bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2006-2008 dalam skripsi dengan judul

“Pengaruh Struktur Modal dan Aktiva Produktif terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah penelitian ini adalah :

Apakah struktur modal dan aktiva produktif berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap profitabilitas perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?


(18)

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah struktur modal dan aktiva produktif berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap profitabilitas perusahaan perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan khususnya mengenai pengaruh struktur modal dan aktiva aproduktif terhadap profitabilitas perusahaan perbankan,

2. Bagi peneliti lainnya, dapat menjadi bahan referensi dan dasar pengembangan dalam melakukan penelitian sejenis berikutnya,

3. Bagi calon investor, dapat menjadi informasi tambahan untuk mendapatkan keputusan investasi yang tepat untuk diambil,

4. Bagi manajemen perusahaan, dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan terhadap profitabilitas perusahaan


(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Krisis ekonomi yang berulangkali melanda Indonesia, mengakibatkan industri perbankan mengalami pasang surut. Ketika bank mulai pulih dan menata kembali struktur keuangannya pasca krisis ekonomi tahun 1997, krisis ekonomi pun kembali melanda di tahun 2007. Peristiwa ini menjadi pukulan berat bagi industri perbankan. Selain menyangkut permasalahan modal, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank pun menurun. Hal ini tentu sangat rentan bagi bank karena akan dapat menurunkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan perusahaan akibat laba yang turut menurun pula.

Langkah awal yang perlu diperlukan oleh bank adalah dalam pengambilan keputusan pendanaan perusahaan. Dana sangat terkait dengan manajemen pendanaan. Manajemen pendanaan pada hakekatnya menyangkut keseimbangan antara aktiva dengan pasiva. Pemilihan susunan dari aktiva akan menentukan struktur kekayaan perusahaan, sedangkan pemilihan dari pasiva akan menentukan

struktur financial (struktur pendanaan) dan struktur modal perusahaan.

Salah satu fungsi bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit). Dalam fungsinya tersebut, bank harus bijak dalam mengelola dananya sehingga menghasilkan struktur modal yang optimal. Fungsi untuk mencari dan selanjutnya menghimpun dana dalam bentuk simpanan (deposit)


(20)

sangat menentukan pertumbuhan suatu bank, sebab volume dana yang dapat dikembangkan oleh bank tersebut dalam bentuk pemberian kredit,penempatan dan pada bank lain, dan pembelian efek-efek atau surat berharga dalam pasar uang.

Struktur modal merupakan perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri. Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari sumber modal sendiri berasal dari modal saham, laba ditahan, dan cadangan. Dalam pemenuhan kebutuhan dana, perusahaan harus mencari alternatif-alternatif pendanaan yang efisien. Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal secara keseluruhan atau biaya modal rata-rata.

Struktur modal diperlukan untuk meningkatkan nilai perusahaan karena penetapan struktur modal dalam kebijakan pendanaan perusahaan menentukan profitabilitas perusahaan. Pemilihan struktur modal yang baik pada perusahaan adalah penting. Perbandingan modal pinjaman dengan modal sendiri haruslah tepat karena perbandingan tersebut akan berakibat langsung terhadap posisi keuangan perusahaan. Bila perusahaan mengutamakan modal sendiri akan mengurangi biaya ketergantungan terhadap pihak luar dan mengurangi resiko keuangan. Namun disamping itu perusahaan akan mengalami keterbatasan modal karena setiap perusahaan akan berusahan melakukan pengembangan usaha atau ekspansi sehingga membutuhkan modal yang besar, sehingga selain menggunakan modal sendiri, perusahaan juga membutuhkan modal pinjaman.


(21)

Berdasarkan peraturan Bank Indonesia, setiap bank wajib memenuhi kecukupan modal sebesar 8 %. Bank sebagai perusahaan yang sumber laba nya berasal dari kredit pasti membutuhkan modal yang besar agar bisa menyalurka kredit lebih banyak sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan.

Dalam menjalankan fungsinya sebagi penyalur dana kepada masyarakat, bank juga memberikan fasilitas kredit kepada masyarakat. Dana kredit ini berasal dari aktiva produktif. Aktiva yang produktif atau productive assets sering juga disebut dengan earning assets atau aktiva yang menghasilkan, karena penempatan dana bank tersebut ditujukan untuk mencapai tingkat penghasilan yang diharapkan. Aktiva produktif adalah penanaman bank dalam bentuk kredit, surat berharga, penyertaan dan penanaman lainnya yang dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan.

Pengelolaan dalam aktiva produktif merupakan sumber pendapatan bank yang digunakan untuk membiayai keseluruhan biaya operasional bank, termasuk biaya bunga, biaya tenaga kerja, dan biaya operasional lainnya. Pendapatan dari penanaman dana pada aktiva produktif ini akan memberikan kontribusi pada laba yang diperoleh bank.

Profitabilitas dapat diatikan sebagai kemampuan bank untuk menghasilkan laba secara efektif dan efisien. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA (return on asset).

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Dian (2006) yang meneliti pengaruh struktur modal terhadap return on equity (ROE), dimana struktur modal


(22)

diproksikan dengan Debt to Equity, menemukan bahwa struktur modal berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity (ROE).

Sandy (2003) meneliti pengaruh aktiva produktif terhadap rentabilitas (Return on Asset) pada PT BPR Linggar Jati Makmur Cirebon, menemukan bahwa secara simultan, kredit dan penempatan dana pada bank lain memiliki pengaruh signifikan terhadap rentabilitas namun secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh struktur modal dan aktiva produktif terhadap profitabilitas perbankan dengan obyek penelitian bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2006-2008 dalam skripsi dengan judul

“Pengaruh Struktur Modal dan Aktiva Produktif terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah penelitian ini adalah :

Apakah struktur modal dan aktiva produktif berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap profitabilitas perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?


(23)

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah struktur modal dan aktiva produktif berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap profitabilitas perusahaan perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan khususnya mengenai pengaruh struktur modal dan aktiva aproduktif terhadap profitabilitas perusahaan perbankan,

2. Bagi peneliti lainnya, dapat menjadi bahan referensi dan dasar pengembangan dalam melakukan penelitian sejenis berikutnya,

3. Bagi calon investor, dapat menjadi informasi tambahan untuk mendapatkan keputusan investasi yang tepat untuk diambil,

4. Bagi manajemen perusahaan, dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan terhadap profitabilitas perusahaan


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Bank

Definisi bank menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan, yaitu : bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Sebagai lembaga keuangan, bank memiliki usaha pokok berupa menghimpun dana yang (sementara) tidak dipergunakan untuk kemudian menyalurkan kembali dana tersebut ke dalam masyarakat untuk jangka waktu tertentu. Fungsi untuk mencari dan selanjutnya menghimpun dana dalam bentuk simpanan (deposit) sangat menentukan pertumbuhan suatu bank, sebab volume dana yang dapat dikembangkan oleh bank tersebut dalam bentuk pemberian kredit, pembelian efek-efek atau surat berharga dalam pasar uang.

Menurut PSAK (2004), bank didefinisikan sebagai berikut:

Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan masyarakat. Hal tersebut tampak dalam kegiatan pokok bank yang menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, serta deposito berjangka dan memberikan kredit kepada pihak yang memerlukan dana.


(25)

2. Struktur Modal

Menurut Sawir (2004), “Struktur modal (capital structure) merupakan

komposisi pendanaan permanen perusahaan, yaitu bauran pendanaan jangka panjang perusahaan. Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan dimana struktur keuangan mencerminkan kebijakan manajemen perusahaan dalam mendanai aktivanya”. Tujuan pokok manajemen struktur modal adalah menciptakan suatu bauran atau kombinasi sumber dana permanen sedemikian rupa agar mampu memaksimalkan harga saham perusahaan dan agar tujuan manajemen keuangan untuk memaksimalkan nilai perusahaan tercapai. Bauran pendanaan yang ideal dan selalu diupayakan manajemen ini disebut struktur modal optimal. Perusahaan dalam menentukan struktur modalnya pasti bertujuan untuk meminimalkan biaya modal yang akan dikeluarkan, karena biaya ini secara potensial akan mengurangi pembayaran dividen kepada para pemegang saham. Jika biaya modal ini dapat diminimalisir, jumlah dividen yang akan dibayarkan akan meningkat, dan hal ini tentunya dapat memaksimumkan harga saham.

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Tujuan ini jelas bukan hanya menguntungkan pemegang saham, tetapi juga memastikan bahwa sumber daya yang terbatas telah dialokasikan secara efisien, yang menguntungkan perekonomian. Kekayaan pemegang saham akan menjadi maksimal dengan memaksimalkan perbedaan antara nilai pasar saham dengan nilai buku saham bersangkutan. Ini dapat dicapai dengan membuat kebijakan struktur modal yang optimal, yaitu struktur modal yang meminimalisasi biaya modal sehingga menjaga pengembalian atas investasi tetap tinggi.


(26)

Perusahaan pada umumnya menghadapi permasalahan bagaimana mengatur kombinasi yang optimal antara pinjaman utang dan modal sendiri untuk memaksimalkan nilai perusahaan secara keseluruhan. Menurut Brigham (2001), ada empat faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal, yaitu :

a. risiko bisnis, yakni risiko yang melekat pada operasi perusahaan apabila perusahaan tidak menggunakan hutang. Makin besar risiko bisnis perusahaan, maka makin rendah rasio hutang yang optimal,

b. posisi pajak perusahaan, yakni dengan menggunakan hutang maka biaya bunga dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak, sehingga menurunkan biaya hutang yang sesungguhnya,

c. fleksibilitas keuangan atau kemampuan untuk menambah modal dengan persyaratan yang wajar dalam keadaan yang memburuk. Para manajer dana perusahaan mengetahui bahwa modal yang kuat diperlukan untuk operasi yang stabil dan pemilik modal lebih suka menanamkan modalnya pada perusahaan dengan posisi neraca yang baik bila keadaan perekonomian sulit, dan

d. konservatisme atau agresivitas manajemen, yakni ada sebagian besar manajer lebih agresif dari yang lain, sehingga sebagian perusahaan lebih cenderung menggunakan hutang untuk meningkatkan laba, dimana hal ini tidak mempengaruhi struktur modal yang optimal, tetapi akan mempengaruhi struktur modal yang ditargetkan.

Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal. Penentuan struktur modal bukanlah sebuah ilmu pasti, karena itu, meskipun perusahaan-perusahaan berada dalam industri yang sama, seringkali mempunyai struktur modal yang berbeda. Menurut Brigham (2001), kebijakan struktur modal melibatkan perimbangan (trade off) antara resiko dan tingkat pengembalian sebagai berikut:

a. menggunakan lebih banyak hutang berarti memperbesar risiko yang ditanggung pemegang saham, dan

b. menggunakan lebih banyak hutang juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan.


(27)

Risiko yang makin tinggi cenderung menurunkan harga saham tetapi meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut, karena itu struktur modal yang optimal harus berada pada keseimbangan antara risiko dan pengembalian yang memaksimumkan harga saham. Dalam menentukan kebijakan struktur modal, manajemen berpegang pada beberapa teori di bawah ini:

a. Teori Pecking Order (Pecking Order Theory)

Menurut Keown (2000), teori pecking order dalam struktur modal dijelaskan dalam empat poin di bawah ini :

a.1. perusahaan menerapkan kebijaksanaan denda untuk kesempatan investasi,

a.2. perusahaan lebih suka mendanai kesempatan investasi dengan dana dari dalam dulu, lalu modal keuangan eksternal akan dicari,

a.3. saat pendanaan eksternal dibutuhkan, perusahaan pertama akan memilih menerbitkan sekuritas utang. Menerbitkan sekuritas jenis modal akan diterbitkan terakhir, dan

a.4. dengan semakin banyaknya dana eksternal dibutuhkan untuk mendanai proyek dengan nilai sekarang positif, pendapat pecking order akan diikuti, ini berarti lebih menyukai utang yang beresiko, artinya pada konvertibel, modal preferen, dan modal biasa sebagai pilihan terakhir.

Dana internal lebih disukai karena memungkinkan perusahaan untuk tidak perlu lagi membuka diri dari pemodal luar, kalau bisa memperoleh sumber dana yang diperlukan tanpa memperolehnya dari pemodal luar sebagai akibat penerbitan saham baru. Dana eksternal lebih disukai dalam bentuk utang daripada modal sendiri dengan alasan : pertama, biaya emisi obligasi lebih murah daripada biaya emisi saham baru. Kedua, manajer khawatir penerbitan saham baru akan ditafsirkan sebagai akibat buruk dari pemodal, dan membuat harga saham akan


(28)

turun. Jadi, urutan sumber pendanaan dengan mengacu pada pecking order theory adalah dana internal (fund internal), utang (debt), dan modal sendiri (equity).

b. Teori Signal (Signalling Theory)

Signalling theory is based on the assumption that information is not equally available to all paeties at the same time, and that information asymmetry is the rule. Information asymmetries can result in very low valuations or a sub-optimum investment policy. Signalling theory states that corporate financial decisions are signals sent by the company’s managers to investors in order to shake up these asymmetries. These signals are the cornerstone of financial communications policy.

Teori ini menyatakan bahwa perusahaan melakukan penyesuaian dividen untuk menunjukkan sinyal akan prospek perusahaan. Asumsi awal dalam investasi menyatakan bahwa manajemen dan investor memiliki informasi yang sama namun teori ini menjelaskan bahwa manajemen memiliki informasi yang lebih baik daripada investor luar. Hal ini disebut ketidaksamaan informasi (asymmetric

information). Investor mungkin tidak mengetahui secara pasti tentang kondisi

perusahaan, tapi dapat memperkirakannya dari keputusan struktur modal yang diambil. Perusahaan yang prospeknya baik tidak menghendaki pendanaan dengan penjualan saham baru, sebaliknya perusahaan dengan prospek yang buruk akan lebih memilih pendanaan dengan menerbitkan saham baru.

c. Teori Trade Off (Trade Off Theory)

Sejumlah argumentasi terdahulu mengarah pada perkembangan yang disebut dengan “Teori Trade Off dari Leverage”, dimana perusahaan menyeimbangkan manfaat dari pendanaan dengan utang dengan suku bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi (Brigham, 2006).


(29)

Ringkasan teori trade off :

c.1. fakta bahwa bunga adalah beban pengurang pajak menjadikan utang lebih mudah daripada saham biasa atau saham preferen. Akibatnya secara tidak langsung pemerintah telah membayarkan sebagian biaya dari modal utang, atau dengan cara lain, utang memberikan manfaat perlindungan pajak. Jadi, penggunaan utang memberikan lebih banyak laba operasi perusahaan yang diterima oleh para investor. Karenanya semakin banyak perusahaan mempergunakan utang, semakin tinggi harga sahamnya. Menurut asumsi tulisan Modigliani-Miller dengan pajak, harga saham sebuah perusahaan akan mencapai nilai maksimal sepenuhnya jika perusahaan sepenuhnya menggunakan utang 100%, c.2 dalam dunia nyata, perusahaan jarang menggunakan utang 100%.

Alasan utama perusahaan membatasi penggunaan utangnya adalah untuk menjaga-jaga biaya yang berhubungan dengan kebangkrutan tetap rendah,

c.3. terdapat beberapa tingkat batasan utang, dimana kemungkinan kebangkrutannya begitu rendah sehingga menjadi tidak penting. Kemudian, biaya-biaya yang berhubungan dengan kebangkrutan menjadi semakin penting, dan biaya-biaya tersebut mengurangi manfaat pajak atas utang dengan tingkat yang semakin tinggi. Biaya-biaya yang berhubungan dengan kebangkrutan berkurang tetapi tidak sepenuhnya menutupi manfaat pajak atas utang, sehingga harga saham perusahaan naik seiring dengan naiknya rasio utang. Akan tetapi, kemudian biaya-biaya yang berhubungan dengan kebangkrutan telah melebihi manfaat pajak, sehingga selanjutnya peningkatan rasio utang akan menurunkan nilai saham, dan

c.4. terdapat fakta bahwa banyak perusahaan besar yang sukses menggunakan utang lebih sedikit daripada yang dinyatakan dalam teori ini. Hal ini mengarah pada teori pensinyalan (Brigham, 2006:37-38).

Teori ini juga merupakan salah satu teori dasar dalam pengambilan keputusan pendanaan karena teori ini menjelaskan pembayaran bunga yang dapat dikurangkan dari perhitungan pajak dapat meningkatkan nilai perusahaan sejalan dengan peningkatan hutang, selama posisi hutang dalam struktur modal masih berada di bawah target struktur modal optimal.


(30)

3. Aktiva Produktif

Menurut PSAK (2004), aktiva produktif didefinisikan sebagai berikut: “Aktiva produktif adalah penanaman dana bank, baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, efek (surat-surat berharga), efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (reserve repo), tagihan derivatif, tagihan akseptasi, penempatan dana pada bank lain, penyertaan, dan lain-lain”.

Menurut Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.3/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1998 tentang kualitas aktiva produktif pada pasal 1b dijelaskan bahwa aktiva produktif adalah penanaman dana bank baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat-surat berharga, penempatan dana pada bank lain, penyertaan termasuk komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administrasi. Dengan kata lain, aktiva produktif adalah semua aktiva dalam rupiah dan valuta asing yang dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya.

Alokasi dana bank berdasarkan sifat aktiva adalah pengalokasian dana bank ke dalam bentuk-bentuk aktiva, yaitu :

1. penanaman dana dalam aktiva produktif

Aktiva produktif adalah semua aktiva dalam rupiah dan valuta asing yang dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Komponen aktiva produktif terdiri atas kredit yang diberikan, penempatan dana pada bank lain, surat-surat berharga dan penyertaan modal.


(31)

Aktiva tidak produktif adalah penanaman dana bank ke dalam aktiva yang tidak memberikan hasil bagi bank. Komponen dana dalam bentuk aktiva tidak produktif terdiri atas alat-alat liquid atau cash asset serta aktiva tetap dan inventaris.

Menurut dendawijaya (2001), komponen aktiva produktif terdiri dari :

1. kredit yang diberikan

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

2. surat-surat berharga

Surat-surat berharga adalah surat pengakuan hutang, wesel, obligasi sekuritas kredit atau kepentingan lain atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang, antara lain Sertifikat Bank Indonesia (SBI), surat berharga pasar uang (SBPU), dll.

3. penempatan dana pada bank lain

Penempatan dana pada bank lain adalah penanaman dana bank pada bank lainnya berupa giro, call money, deposito berjangka, pinjaman uang berjangka menengah dan panjang.

4. penyertaan

Penyertaan adalah penanaman dana bank dalam bentuk sham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan yang tidak melalui pasar modal, serta dalam bentuk penyertaan modal sementara pada perusahaan debitor untuk mengatasi kegagalan kredit.

Keempat jenis aktiva tersebut semuanya menggunakan loanable funds

atau excess reserve sehingga dengan memperhatikan bahwa sumber dana terbesar

untuk penempata aktiva itu adalah yang berasal dari dan pihak ketiga dan pinjaman, maka risiko yang mungkin timbul atas penempatan/alokasi dana tersebut harus diikuti dan diamati terus melalui analisis –analisis risiko.


(32)

Semua dalam usaha menanamkan dana tersebut mengundang risiko dimana tidak terbayar kembali atas kredit yang telah diberikan. Sementara itu, penanaman dalam bentuk kredit merupakan bagian terbesar dari aktiva operasional dan aktiva secara keseluruhan. Karena itu, pengamatan dan analisis tentang bagaimana kualitas dari aktiva produktif harus dilakukan terus-menerus. Pengelolaan dalam aktiva produktif merupakan sumber pendapatan bank yang digunakan untuk membiayai keseluruhan biaya operasional bank, termasuk biaya bunga, biaya tenaga kerja, dan biaya operasional lainnya. Pendapatan dari penanaman dana pada aktiva produktif ini akan memberikan kontribusi pada laba yang diperoleh bank.

Sebagai cadangan sekunder (secondary reserve), bank dapat membeli surat berharga yang bonafid dan mudah dicairkan. Dewasa ini dalam dunia perbankan Indonesia dikenal beberapa surat berharga yang sering diperjualbelikan dalam rangka pemanfaatan dana yang idle (menganggur) atau sebaliknya dalam rangka memperoleh tambahan dana. Bank Indonesia mengeluarkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang dapat dibeli secara diskonto oleh bank-bank yang kelebihan dana. Bank juga dapat membeli Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) yang berupa surat sanggup (aksep/promes) atau wesel, yang diterbitkan oleh suatu bank atau nasabah dari suatu bank yang dijamin oleh banknya.

Adapun tujuan utama dari cadangan sekunder (secondary reserve) adalah untuk dijadikan sebagai pelengkap atau cadangan pengganti bagi cadangan primer (primary reserve). Karena sifatnya yang dapat menghasilkan pendapatan bagi bank selain berfungsi sebagai cadangan, secondary reserve dapat memberikan


(33)

manfaat bagi bank, yaitu untuk menjaga likuiditas dan meningkatkan profitabilitas bank.

1. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

Sertifikat Bank Indonesia diatur dalam Keputusan Presiden No. 5 Tahun 1984 tentang Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia. Peraturan pelaksanaan dari Keputusan Presiden tersebut adalah Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 28/84/KEP/DIR tentang Penerbitan dan Perdagangan Sertifikat Bank Indonesia yang selanjutnya diubah dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 31/67/KEP/DIR tentang Penerbitan dan Perdagangan Sertifikat Bank Indonesia serta Intervensi Rupiah tanggal 23 Juli 1998.

Menurut Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 31/67/KEP/DIR, yang dimaksud dengan Sertifikat Bank Indonesia adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan sistem diskonto. Sistem diskonto adalah di mana pihak yang membeli Sertifikat Bank Indonesia menerima pembayaran bunganya di muka/seketika itu, dengan ketentuan bunga yang telah diterimanya itu akan diperhitungkan pada saat Sertifikat Bank Indonesia dibayarkan kembali tepat pada tanggal jatuh tempo.

Adapun pihak yang dapat memiliki Sertifikat Bank Indonesia adalah perorangan atau perusahaan. Untuk memiliki Sertifikat Bank Indonesia tersebut diperoleh melalui bank atau perusahaan pialang pasar uang, baik


(34)

dijual melalui pasar perdana maupun pasar sekunder. Sedangkan Bank Indonesia melakukan penjualannya melalui lelang, yang dapat diikuti oleh bank dan atau pialang. Bank sebagai peserta lelang dapat mengajukan penawaran kuantitas dan tingkat diskonto menurut jangka waktu untuk kepentingan sendiri atau pihak lain.

2. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)

Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) adalah surat berharga jangka pendek yang bisa diperjual-belikan secara diskonto dengan Bank Indonesia atau dengan Lembaga Keuangan yang ditunjuk oleh Bank Indonesia.

Surat Berharga Pasar Uang dapat dikelompokkan menjadi surat sanggup bayar (promes) dan surat wesel. Promes dapat diterbitkan oleh nasabah dalam rangka penerimaan kredit bank untuk membiayai kegiatan tertentu, dan dapat juga diterbitkan oleh bank dalam rangka pinjaman antar bank. Sementara itu wesel dapat berupa wesel yang ditarik oleh satu pihak dan diterima pihak lain dalam rangka transaksi tertentu.

4. Profitabilitas

Menurut Gitman (2003) “profitability is the relationship between revenues

and costs generated by using the firm’s asset both current and fixed asset in productive activities”. Profitabilitas menunjukkan bagaimana kemampuan

perusahaan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Dendawijaya (2001) mengemukakan bahwa ROA (Return on Assets) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh


(35)

keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula posisi uang/dana tersebut dari segi penggunaan aset.

Jumlah laba sebelum pajak Total Aset

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Dian (2006) yang meneliti pengaruh struktur modal terhadap return on equity (ROE), dimana struktur modal diproksikan dengan Debt to Equity, menemukan bahwa struktur modal berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity (ROE).

Saputra (2003) yang melakukan penelitian pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yaitu PT BPR Linggarjati Makmur Cirebon pada periode 1998-2002 menganalisis hubungan aktiva produktif terhadap rentabilitas, dimana aktiva produktif sebagai variabel independen (X) yang terdiri dari kredit (X1) dan

penempatan dana pada bank lain (X2), sedangkan rentabilitas diukur dengan

indikator ROA sebagai variabel dependen (Y). Penelitian tersebut menemukan bahwa aktiva produktif secara simultan (bersama-sama) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas. Namun secara parsial, kredit dan penempatan dana pada bank lain tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas. Rincian penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel berikut:


(36)

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

Nama Judul Variabel yang

digunakan Hasil penelitian Dian Anggraeni (2006) Pengaruh Struktur Modal Terhadap ROE pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Debt to Equity Ratio (DER) Struktur modal berpengaruh signifikan terhadap ROE Sandy Saputra (2003) Pengaruh Aktiva Produktif terhadap Rentabilitas

(Return on Asset) pada PT BPR Linggar Jati Makmur Cirebon periode 1998-2002

Kredit dan penempatan dana pada bank lain

Kredit dan penempatan dana pada bank lain memiliki

pengaruh signifikan terhadap

rentabilitas secara simultan dan tidak memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial. Endry Leeguer (2008) Pengaruh Aktiva Produktif terhadap Tingkat Rentabilitas pada bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Kredit dan surat-surat berharga

Aktiva produktif berpengaruh

positif terhadap rentabilitas

Ira windi raya (2009) Pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta

DAR dan DER DAR dan DER

berpengaruh positif terhdap profitabilitas secara simultan namun tidak memiliki pengaruh secara parsial.


(37)

Return On Asset

(ROA) (Y)

C. Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian yang telah disampaikan sebelumnya, maka kerangka konseptual dan hipotesisnya adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu (Erlina dan Mulyani, 2007). Kerangka konseptual akan menghubungkan antara variabel – variebel penelitian, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Struktur modal diperlukan untuk meningkatkan nilai perusahaan karena penetapan struktur modal dalam kebijakan pendanaan perusahan menentukan profitabilitas perusahaan. Semakin tinggi proporsi penggunaan hutang dalam struktur modal yang ditunjukkan dengan besarnya rasio hutang dengan aset (Debt

to asset ratio) maka semakin meningkat pula kemampuan perusahaan

menghasilkan laba (profitabilitas) yang ditunjukkan melalui semakin meningkatnya Return on Asset (ROA).

Equity to Asset Ratio

(x2)

Surat-surat berharga

(X3)


(38)

Semakin tinggi penggunaan modal sendiri yang ditunjukkan oleh besarnya equity to asset ratio (EAR), maka semakin menurun pula kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profitabilitas) yang ditunjukkan melalui semakin menurunnya ROA.


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain kausal atau hubungan

sebab akibat. Desain penelitian ini berguna untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2003).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, suatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Jumlah populasi yang ada adalah 18 bank.

Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,2004).

Beberapa pertimbangan yang ditentukan adalah sebagai berikut:

1. perbankan yang terdaftar di BEI dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008,

2. perusahaan tersebut tidak sedang berada dalam proses delisting pada periode pengamatan, yaitu dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008,


(40)

3. perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan yang lengkap dari tahun 2006 sampai 2008, dan

4. perusahaan tersebut menerbitkan data harga saham dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008.

Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh banyaknya sampel yaitu 18 perusahaan yang diperlihatkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

Nama Bank Kode

1 Bank Artha Graha International INPC

2 Bank Bumi Putera Indonesia BABP

3 Bank Central Asia BBCA

4 Bank Danamon BDMN

5 Bank Eksekuif International BEKS

6 Bank International Indonesia BNII

7 Bank Kesawan BKSW

8 Bank Mandiri BMRI

9 Bank Mayapada International MAYA

10 Bank Mega MEGA

11 Bank Negara Indonesia BBNI

12 Bank NISP NISP

13 Bank Nusantara Parahyangan BBNP

14 Bank Pan Indonesia PNBN

15 Bank Permata BNLI

16 Bank Rakyat Indonesia BBRI

17 Bank Swadesi BSWD

18 Bank Victoria BVIC

C. Jenis Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dimana sumber data tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder untuk penelitian ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory


(41)

(ICMD) dan situs resmi Bursa Efek Indonesia, yaitu www.idx.co.id Data yang dibutuhkan adalah informasi keuangan yang berhubungan dengan variabel penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan studi dokumentasi, yaitu dengan mempelajari, mengklasifikasikan, dan menganalisis data sekunder berupa catatan-catatan, laporan keuangan maupun informasi lainnya yang terkait dengan lingkup penelitian ini.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional memberikan pengertian terhadap konstruk atau memberikan variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang diperlukan peneliti untuk mengukur. Dilihat dari sudut pandang hubungannya variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen:

1. variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2004). Dalam penelitian ini variabel independen terdiri dari:

a) struktur modal, merupakan bauran dari utang dan ekuitas yang dihasilkan melalui keputusan pendanaan. Dalam penelitian ini,


(42)

variabel struktur modal diindikasikan dengan Debt to Asset Ratio (DAR) yang sering disebut dengan rasio utang, dan Equity to Asset

Ratio (EAR). Adapun ukuran dari kedua variabel tersebut adalah

sebagai berikut:

1) ukuran dari variabel DAR menggunakan formula sebagai berikut:

DAR =

TotalAsset TotalDebts

2) ukuran dari variabel EAR menggunakan formula sebagai berikut:

EAR =

y TotalEquit

TotalDebts

b) aktiva produktif adalah penanaman bank dalam bentuk kredit, surat berharga, penyertaan dan penanaman lainnya yang dimaksud untuk memperoleh penghasilan. Dalam penelitian ini aktiva produktif dibatasi pada surat-surat berharga.

2. variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006:3). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang dinyatakan dengan ROA (Return on Asset).

Jumlah laba sebelum pajak Total Aset


(43)

F. Metode Analisis Data

Dalam melakukan pengolahan data penelitian, penulis menggunakan program

Eviews 5.0. Model Analisis yang digunakan dalam menganalisis data adalah

model ekonometrika. Teknik analisis yang digunakan adalah model kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square atau OLS).

1. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu atau time series karena “gangguan” pada seorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Pada penelitian ini, uji autokorelasi dilakukan dengan Uji Durbin Watson, karena uji ini yang umum digunakan. Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat pertama (first order autokorelasi) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi. Ghozali (2005) memberikan pedoman dalam pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi sebagai berikut:


(44)

1) apabila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara 0 dan batas bawah atau Lower Bound (DL), berarti ada autokorelasi positif. 2) apabila nilai DW terletak antara DL dan batas atas atau Upper

Bound (DU), berarti tidak dapat diputuskan apakah terjadi

autokorelasi positif atau tidak.

3) apabila nilai DW terletak antara 4 – DL dan 4, berarti ada autokorelasi negatif.

4) apabila nilai DW terletak antara 4 – DU dan 4 – DL, berarti tidak dapat diputuskan apakah terjadi autokorelasi negatif atau tidak. 5) apabila nilai DW terletak di antara batas atas atau Upper Bound

(DU) 4 – DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif.

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah alat untuk mengetahui suatu kondisi apakah terdapat korelasi variabel independen diantara satu sama lainnya. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearity dapat dilihat dari nilai R2, F-hitung, t-hitung, dan standart error.

Adanya multikolinearity ditandai dengan : 1. standard error tidak terhingga

2. tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α = 1%, α = 5%, α = 10% 3. membandingkan R2 regresi pertama dengan R2 regresi variabel-variabel

independen 4. R2 sangat tinggi.


(45)

2. Pengujian Hipotesis

Langkah yang dilakukan setelah uji asumsi klasik adalah menganalisis data dengan metode analisis regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaannya adalah:

Y = α + β1X1+ β2X2 + β3 LN_X3+ µ

Keterangan :

Y = Variabel dependen, dalam hal ini profitabilitas.

α = Konstanta.

β1,β2,β3 = Koefisien regresi

X1 = Variabel independen pertama yaitu debt to asset ratio.

X2 = Variabel independen kedua yaitu equity to asset ratio.

LN_X3 = Variabel independen ketiga yaitu surat-surat berharga

e = Tingkat kesalahan pengganggu.

a. Koefisien Determinasi (R-Square)

Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen secara bersama-sama memberi penjelasan terhadap variabel dependen. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1 (0≤ R 2 ≤1). Koefisien determinasi bernilai nol berarti tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, sebaliknya nilai koefisien determinasi 1 berarti suatu kecocokan sempurna dari ketepatan pekiraan model.


(46)

b. Uji t-statistik ( Partial test)

Uji t-statistik merupakan suatu pengujian secara parsial yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lainnya konstan. Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut :

H0 : bi = 0

Ha : bi ≠0

Dimana bi adalah koefisien variabel independen ke-i nilai parameter

hipotesis, biasanya b dianggap = 0. Artinya tidak ada pengaruh variabel X terhadap Y. Bila nilai t-hitung > t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh

secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen. Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus :

t-hitung =

(

)

Sbi b bi

Dimana :

bi = koefisien variabel independen ke-i

b = nilai hipotesis nol

Sbi = simpangan baku dari variabel independen ke-i

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 : β =0 H0 diterima (t*<t-tabel) artinya variabel independen secara


(47)

Ha : β ≠0 Ha diterima (t*>t-tabel) artinya variabel independen secara

parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

c. Uji F-statistik (Overall test)

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hipotesa yang dipakai sebagai berikut:

• Ho: b1 = b2 = b3 = 0, artinya secara bersama-sama tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

• Ha: b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya secara bersama-sama ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F-statistik dengan F-tabel. Jika F-hitung > F-tabel maka H0 ditolak, yang berarti variabel independen

secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus :

F-hitung =

( )

(

R

)

(

n k

)

k R

− − 2 −

2

1

1

Dimana :R2 = Koefisien determinasi k = Jumlah variabel independen n = Jumlah sampel

Kriteria pengambilan keputusan :

Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya semua variabel independen secara bersama-sama merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen begitu pula sebaliknya..


(48)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian

Statistik deskriptif dalam penelitian ini hanya untuk mendeskripsikan data sampel dan tidak membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil. Menurut Ghozali (2005), statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range dan kemencengan distribusi.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

ROA? DAR? EAR? SURATBERHARGA?

Mean 0.015074 0.900704 0.111167 16554341

Median 0.012550 0.906000 0.094500 3778228.

Maximum 0.074900 0.950000 0.790000 95511990

Minimum -0.018800 0.789000 0.050000 1745.000

Std. Dev. 0.014284 0.033177 0.099320 25210873

Skewness 1.266429 -1.675614 6.096928 1.849217

Kurtosis 7.564498 6.227108 42.00559 5.634912

Jarque-Bera 61.31253 48.70114 3757.783 46.39764

Probability 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

Sum 0.814000 48.63800 6.003000 8.94E+08

Sum Sq. Dev. 0.010813 0.058337 0.522814 3.37E+16

Observations 54 54 54 54

Cross sections 18 18 18 18

Sumber: Hasil Pengelolaan eviews(2010)

Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah:

• variabel DAR memiliki nilai minimum 0,789 ; nilai maksimum 0,950 ; nilai rata-rata DAR sebesar 0,901 dengan deviasi standar sebesar 0,033 dan jumlah observasi sebanyak 54 sampel.


(49)

• variabel EAR memiliki nilai minimum 0,050 ; nilai maksimum 0,210 ; nilai rata-rata EAR sebesar 0,098 dengan deviasi standar sebesar 0,032 dan jumlah observasi sebanyak 54 sampel.

• variabel surat-surat berharga memiliki nilai minimum 1.745 juta rupiah dan nilai maksimum 95.511.990 juta rupiah dengan rata-rata adalah16.554.341 juta rupiah dengan standar deviasi 25.210.873 juta rupiah dan jumlah observasi sebanyak 54 sampel.

• variabel ROA memiliki nilai minimum -0.0188; nilai maksimum 0.0749; nilai rata-rata ROA sebesar 0.015074 dengan deviasi standar sebesar 0.014284 dan jumlah observasi sebanyak 54 sampel.

B. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Autokorelasi

Berdasarkan hasil olahan data, diketahui bahwa nilai DW sebesar

1,999878. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel sebanyak 54 (n = 54) dan jumlah variabel independen sebanyak 3 (k=3), maka dari tabel statistik Durbin-Watson didapatkan nilai batas bawah (DL) sebesar 1,44 dan nilai batas atas (DU) sebesar 1,68. Nilai DW berada diantara DU dan 4-DU (1,44 < 1,999 < 2,32), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi baik positif maupun negatif.

2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah suatu kondisi dimana terdapat hubungan variabel independen diantara satu dengan lainnya. Multikolinearitas sering terjadi jika


(50)

diantara variabel bebas (X) saling berkorelasi sehingga tingkat penelitian pemerkiraan semakin rendah. Di samping itu interval keyakinan kesimpulan yang diambil keliru. Multikolinearitas yang berat dapat mengubah tanda koefisien regresi yang seharusnya bertanda (+) berubah (-) atau sebaliknya. Uji multikolinearitas diperoleh dengan beberapa langkah yaitu

1). melakukan regresi model lengkap Y = f (X1…Xn) sehingga kita

mendapatkan R square;

2). melakukan regresi X1 terhadap seluruh X lainnya, maka diperoleh nilai Ri

square (regresi ini disebut auxiliary regression); dan

3). membandingkan nilai Ri square dengan R square. Hipotesa yang dapat dipakai adalah Ho diterima apabila Ri square < R square model pertama berarti tidak terjadi multikolinearitas dan Ha diterima apabila Ri square > R square model pertama berarti terjadi masalah multikolinearitas.

Dalam penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas diantara variabel bebas (independent). Hal ini dapat dilihat dari setiap koefesien masing-masing variabel sesuai dengan hipotesis yang telah ditentukan.

Dari model analisa:

Y = α + β1X1+ β2X2 + β3LN_X3+ µ ...(1)

Hasilnya:

R-Squared =0.464071; F-statistik =14.43196

Untuk melihat bahwa di dalam penelitian ini tidak terdapat multikolineritas diantara variabel independen, terlihat dalam setiap koefisien


(51)

masing-masing variabel sesuai dengan hipotesa yang telah ditentukan. Maka dilakukan pengujian diantra masing-masing variabel dependen sebagai berikut:

X1= α+β2X2+ β3LN_X3 + µ...(2)

R-Squared = 0.066507 ; F-statistik = 1.816741

Diperoleh R2 sebesar 0.066507 , artinya variabel Debt to Asset Ratio (X1) mampu memberi penjelasan 6% terhadap variabel Equity to Asset Ratio (X2), surat-surat berharga (X3) dan F-hitung sebesar 1.816741 masih lebih kecil dari F-hitung hasil regresi persamaan 1 .

X2 = α+β1X1+ β3LN_X3 + µ...(3)

R-Squared= 0.060604 ; F-statistik = 1.645107

Diperoleh R2 sebesar 0.060604, artinya variabel Equity to Asset Ratio (X2) mampu memberi penjelasan 6% terhadap variabel Debt to Asset Ratio (X1)dan

surat-surat berharga (X3) serta F-hitung sebesar 1.645107 dimana masih lebih kecil dari F-hitung hasil regresi persamaan 1 .

LN_X3= α+ β1X1 + β2X2 + µ...(4)

R-Squared = 0.009810 ; F-statistik = 0.252642

Diperoleh R2 sebesar 0.009810, artinya variabel surat-surat berharga (X3))

mampu memberi penjelasan 0.9% terhadap variabel Debt to Asset Ratio (X1)dan

Equity to Asset Ratio (X2) serta F-hitung sebesar 0.252642 masih lebih kecil dari F-hitung hasil regresi persamaan 1 .

Dari hasil regresi di antara variabel independen terlihat bahwa koefisien determinasinya masih lebih kecil dibandingkan dengan koefisien determinasi (R2) dari hasil regresi di antara variabel dependen (Y) dengan variabel dependen yaitu


(52)

sebesar 0.46. Hal ini berarti bahwa di antara variabel independen tidak terdapat multikolinearitas.

C. Pengujian hipotesis 1. Persamaan Regresi

Dari hasil pengujian asumsi klasik dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan pengolahan data, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil regresi Data Dependent Variable: ROA?

Method: Pooled Least Squares Date: 05/30/10 Time: 23:51 Sample: 2006 2008

Included observations: 3 Cross-sections included: 18

Total pool (balanced) observations: 54

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.150384 0.042211 3.562716 0.0008

DAR? -0.200797 0.046134 -4.352500 0.0001

EAR? 0.003963 0.015362 0.257979 0.7975

LN_SURATBERHARGA? 0.003036 0.000588 5.161651 0.0000

R-squared 0.464071 Mean dependent var 0.015074

Adjusted R-squared 0.431915 S.D. dependent var 0.014284

S.E. of regression 0.010766 Akaike info criterion -6.153692

Sum squared resid 0.005795 Schwarz criterion -6.006360

Log likelihood 170.1497 F-statistic 14.43196


(53)

ROA = 0,150384-0,200797DAR+0,003963EAR+0,003036LN_SuratBerharga

Adapun interpretasi dari persamaan di atas adalah :

a. konstanta (a) sebesar 0,150384, menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka ROA sebesar 0,150384

b. koefisien DAR (b1) = -0,200797, ini menunjukkan apabila terjadi peningkatan variabel DAR sebesar 1%, maka akan menurunkan ROA sebesar 0,200797 , dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol, dan

c. koefisien EAR (b2) = 0,003963, ini menunjukkan apabila terjadi peningkatan variabel EAR sebesar 1%, maka akan meningkatkan ROA sebesar 0,003963, dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol, dan

c. koefisien Surat-Surat Berharga (b3) = 0,003036, ini menunjukkan bahwa apabila terjadi peningkatan Surat-Surat Berharga sebesar 1%, maka akan meningkatkan ROA sebesar 0,003036 dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol.

2. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu.

Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi


(54)

variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen

meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Pada tabel di atas, angka R sebesar 0,464071 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara ROA dengan DAR, EAR dan Surat-surat Berharga adalah tidak begitu kuat karena berada di bawah 0.5. Nilai Adjusted R square atau koefisien determinasi yang sudah disesuaikan adalah 0.431915. Nilai ini mengindikasikan bahwa 43.2% variasi atau perubahan dalam ROA dapat dijelaskan oleh variasi variabel DAR, EARdan Surat-surat Berharga. Sedangkan sisanya sebesar 56.8% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.

3. Uji T

Uji t dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial (individu).

Dalam uji t digunakan hipotesis sebagai berikut:

H0: b1,b2,b3 = 0, artinya DAR, EAR dan surat-surat berharga secara parsial tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat Profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(55)

Ha: b1,b2,b3≠ 0, artinya artinya DAR, EAR dan surat-surat berharga secara parsial

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat Profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

H0diterima jika t hitung < t tabel untuk α = 5%

Haditerima jika t hitung > t tabel untuk α = 5%

Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel DAR sebesar 4,3525. Hasil uji statistik tersebut dapat menyimpulkan t hitung adalah -4,3525 sedangkan t tabel adalah 2,008559 sehingga t hitung < t tabel (--4,3525 < 2.008559). maka Ha ditolak, artinya bahwa secara parsial DAR tidak berpengaruh terhadap ROA.Tabel diatas juga menunjukkan besarnya t hitung untuk variabel EAR sebesar 0,257979 sedangkan t tabel adalah 2,008559, sehingga t hitung < t tabel (0.257979 < 2.008559), maka Ha ditolak, artinya bahwa secara parsial EAR tidak berpengaruh terhadap ROA. Untuk variabel Surat-surat Berharga (X3) di dapat t hitung sebesar 5,161651 sedangkan t table sebesar 2,008559, sehingga t hitung >t table (5,161651>2,008559), maka Ha diterima, artinya bahwa secara parsial Surat-surat Berharga berpengaruh terhadap ROA.

4. Uji F

Uji F ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Dalam uji F digunakan hipotesis sebagai berikut:

H0: b1 = b2 = b3 = 0, artinya variabel DAR, EAR dan surat-surat berharga secara


(56)

Profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Ha: b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya variabel DAR, EAR dan surat-surat berharga secara

bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat Profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kriteria:

H0 diterima jika F hitung < F tabel untuk α = 5%

Haditerima jika F hitung > F tabel untuk α = 5%

Dari uji F test, diperoleh F hitung sebesar 14,43196 sedangkan F tabel sebesar 2,786229 dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa DER, EAR dan Surat-surat Berharga berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap ROA karena F hitung > F tabel (14,43196 > 2,786229).

d. Pembahasan hasil penelitian

Dari hasil pengujian variabel secara parsial, variabel debt to asset ratio (DAR) dan earning to asset ratio (EAR) tidak berpengaruh positif terhadap return

on Asset (ROA). Sedangkan Surat-surat Berharga berpengaruh positif terhadap

ROA. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung dan t tabel serta signifikansi masing-masing variabel tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kenaikan Struktur modal perusahaan tidak turut menaikkan kemmapuan perusahaan dalam


(57)

menghasilkan laba secara keseluruhan namun penanaman dana bank dalam bentuk surat-surat berharga akan menaikkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sartono (2000) yang menyatakan bahwa semakin besar penggunaan hutang dalam struktur modal maka profitabilitas suatu perusahaan akan semakin meningkat, berbeda dengan Weston dan Brigham (1998) yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi cenderung memiliki hutang dalam jumlah kecil.

Hasil tersebut juga berbeda dengan hasil yang didapat oleh Leegeur (2008) yang menyatakan bahwa Surat-surat berharga berpengaruh positif terhadap ROA. Namun hasil tersebut sesuai dengan pendapat dendawijaya (2001), yang menyatakan bahwa pendapatan dari penanaman dana pada aktiva produktif ini akan memberikan kontribusi pada laba yang diperoleh bank.

Dari hasil pengujian secara bersama-sama, dapat disimpulkan bahwa debt

to asset ratio (DAR) dan equity to asset ratio (EAR) dan Surat-surat Berharga

berpengaruh positif terhadap return on equity (ROA), yang ditunjukkan dengan nilai F hitung < F tabel . Nilai adjusted R square 0,431915 mengindikasikan bahwa 43,2% variasi perubahan dalam return on equity (ROA) dapat dijelaskan oleh variabel debt to asset ratio (DAR) dan equity to asset ratio (EAR) dan Surat-surat Berharga. Sedangkan sisanya 56,8% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian. Dengan demikian berarti kemampuan variabel independen dalam memprediksi variabel dependen masih rendah.


(58)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini menguji apakah struktur modal dan aktiva produktif memiliki pengaruh terhadap profitabilitas perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam hal ini, struktur modal terdiri dari debt to asset ratio (DAR) dan equity to asset ratio (EAR) sedangkan aktiva produktif diwakili oleh surat-surat berharga (variabel independen); dan tingkat profitabilitas diukur dengan menggunakan Return on Assets/ROA (variabel dependen). Penelitian ini menggunakan sampel 18 emiten yang listing selama periode 2006-2008.

Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. dari hasil pengujian variabel secara parsial, variabel debt to asset ratio (DAR) dan earning to asset ratio (EAR) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

return on Asset (ROA). Sedangkan Surat-surat Berharga berpengaruh

signifikan terhadap ROA.

2. dari hasil pengujian secara simultan, dapat disimpulkan bahwa debt to asset

ratio (DAR) dan equity to asset ratio (EAR) dan Surat-surat Berharga

berpengaruh signifikan terhadap return on equity (ROA), yang ditunjukkan dengan nilai F hitung < F tabel . Nilai adjusted R square 0,431915 mengindikasikan bahwa 43,2% variasi perubahan dalam return on equity (ROA) dapat dijelaskan oleh variabel debt to asset ratio (DAR) dan equity to


(59)

asset ratio (EAR) dan Surat-surat Berharga. Sedangkan sisanya 56,8%

dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian. Dengan demikian berarti kemampuan variabel independen dalam memprediksi variabel dependen masih rendah.

B. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan tersebut antara lain:

1. jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya menganalisis bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan jumlah sampel yang

listing sebanyak 18 emiten.

2. struktur modal terdiri dari DAR dan EAR, sedangkan aktiva produktif hanya diwakili oleh Surat-surat Berharga.

3. penulis melakukan pengamatan terhadap tingkat profitabilitas dengan menggunakan indikator (alat ukur) Return on Assets/ROA.

C. Saran

Dengan segala keterbatasan yang telah diungkapkan sebelumnya, maka peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya antara lain:

1. menambah jumlah sampel yang ada, sehingga tidak hanya pada bank yang go

public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia saja, melainkan dapat dilihat

dari sumber lain seperti Bank Indonesia dan periode pengamatan yang lebih lama.


(60)

2. menggunakan variabel penelitian yang lebih beragam, seperti penggunaan seluruh bagian struktur modal yang lain seperti DER dan aktiva produktif antara lain kredit, penempatan dana pada bank lain dan termasuk penyertaan untuk menilai aktiva produktif.

3. menggunakan indikator (alat ukur) lain selain ROA untuk menilai profitabilitas suatu bank.


(61)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Dian,2006. “Pengaruh Struktur Modal terhadap ROE pada

Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Universitas

Widyatama, Bandung.

Brigham, Eugene F., Joel F. Houston, 2001. Fundamentals Of Financial

Management, Eight Edition, Alih Bahasa Herman Wibowo, Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan, Jilid II, Erlangga, Jakarta.

Dendawijaya, Lukman,2001. Manajemen Perbankan, Ghalia Indonesia, Jakarta. Erlina dan Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan

Manajemen. USU Press, Medan.

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Universitas Diponegoro, Semarang.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta.

Indonesian Stock Exchange, 2008, company profile and annual report. www.idx.co.id

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku

Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi USU, Medan.

Keown, et al, 2000. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Buku Kedua, Edisi Pertama, Alih Bahasa Chaerul Djakman dan Sulistryatini, Salemba Empat, Jakarta.

Leeguer, Endry,2008. ” Pengaruh Aktiva Produktif terhadap Tingkat Rentabilitas

pada Bank-Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Universitas

Sumatera Utara, Medan.

Pratomo, Wahyu Ario dan Paidi Hidayat. 2007. Pedoman Praktis Penggunaan

Eviews Dalam Ekonometrika. Medan : USU Press.

Republik Indonesia, 1998, Undang-undang No.10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Undang-undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Jakarta.

Saputra, Sandy, 2003. “Pengaruh Aktiva Produktif Terhadap Rentabilitas (Return

on Asset) pada PT BPR Linggarjati Makmur Cirebon Periode 1998-2002” Skripsi, Universitas Widyatama, Bandung.


(62)

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandumg.

Umar, Husein, 2003, Riset Akuntansi; Metode Riset Sebagai Cara Penelitian Ilmiah, Gramedia Pustaka, Jakarta.


(63)

Lampiran 1

Tabel 1.1 Variabel DAR

No Nama Bank 2006 2007 2008

1 Bank Artha Graha International 0,950 0,944 0,928

2 Bank Bumi Putera Indonesia 0,904 0,915 0,920

3 Bank Central Asia 0,898 0,906 0,905

4 Bank Danamon 0,882 0,875 0,896

5 Bank Eksekuif International 0,914 0,914 0,941

6 Bank International Indonesia 0,896 0,902 0,910

7 Bank Kesawan 0,939 0,939 0,938

8 Bank Mandiri 0,902 0,908 0,915

9 Bank Mayapada International 0,904 0,789 0,828

10 Bank Mega 0,938 0,916 0,918

11 Bank Negara Indonesia 0,913 0,906 0,923

12 Bank NISP 0,899 0,884 0,894

13 Bank Nusantara Parahyangan 0,917 0,917 0,908

14 Bank Pan Indonesia 0,824 0,844 0,865

15 Bank Permata 0,899 0,899 0,919

16 Bank Rakyat Indonesia 0,891 0,905 0,909

17 Bank Swadesi 0,881 0,893 0,792


(1)

Tabel 1.3

Variabel Surat-Surat Berharga

(dalam juta rupiah)

No

Nama Bank

2006

2007

2008

1

Bank Artha Graha International

1.416.785

1.697.670

878.118

2

Bank Bumi Putera Indonesia

388.606

342.690

369.003

3

Bank Central Asia

54.266.445

57.074.023 51.672.694

4

Bank Danamon

25.921.423

18.903.674 17.220.427

5

Bank Eksekuif International

28.939

52.889

161.661

6

Bank International Indonesia

16.308.285

13.691.778

9.128.241

7

Bank Kesawan

300.132

517.824

384.407

8

Bank Mandiri

95.511.990

93.258.842 92.465.621

9

Bank Mayapada International

81.061

466.453

493.524

10

Bank Mega

14.728.533

14.549.382

8.053.631

11

Bank Negara Indonesia

46.182.987

53.220.664 45.044.124

12

Bank NISP

4.736.266

3.853.184

6.310.322

13

Bank Nusantara Parahyangan

1.003.493

1.440.589

710.751

14

Bank Pan Indonesia

3.703.271

9.943.386

9.883.229

15

Bank Permata

6.108.682

2.866.298

2.183.649

16

Bank Rakyat Indonesia

21.599.632

38.114.099 40.118.489

17

Bank Swadesi

9.442

1.745

27.323


(2)

Lampiran 2

Deskriptif Statistik

ROA? DAR? EAR?

LN_SURATBE RHARGA? Mean 0.015074 0.900704 0.111167 14.85722 Median 0.012550 0.906000 0.094500 15.14000 Maximum 0.074900 0.950000 0.790000 18.37000 Minimum -0.018800 0.789000 0.050000 7.460000 Std. Dev. 0.014284 0.033177 0.099320 2.526515 Skewness 1.266429 -1.675614 6.096928 -0.730402 Kurtosis 7.564498 6.227108 42.00559 3.131253 Jarque-Bera 61.31253 48.70114 3757.783 4.840143 Probability 0.000000 0.000000 0.000000 0.088915 Sum 0.814000 48.63800 6.003000 802.2900 Sum Sq. Dev. 0.010813 0.058337 0.522814 338.3137

Observations 54 54 54 54


(3)

Hasil Regresi Data

Dependent Variable: ROA?

Method: Pooled Least Squares Date: 05/30/10 Time: 23:51 Sample: 2006 2008

Included observations: 3 Cross-sections included: 18

Total pool (balanced) observations: 54

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.150384 0.042211 3.562716 0.0008 DAR? -0.200797 0.046134 -4.352500 0.0001 EAR? 0.003963 0.015362 0.257979 0.7975 LN_SURATBERHARGA? 0.003036 0.000588 5.161651 0.0000 R-squared 0.464071 Mean dependent var 0.015074 Adjusted R-squared 0.431915 S.D. dependent var 0.014284 S.E. of regression 0.010766 Akaike info criterion -6.153692 Sum squared resid 0.005795 Schwarz criterion -6.006360 Log likelihood 170.1497 F-statistic 14.43196 Durbin-Watson stat 1.999878 Prob(F-statistic) 0.000001


(4)

Lampiran 4

Uji Multikolinearitas

Dependent Variable: DAR? Method: Pooled Least Squares Date: 05/30/10 Time: 23:53 Sample: 2006 2008

Included observations: 3 Cross-sections included: 18

Total pool (balanced) observations: 54

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.893602 0.027521 32.46999 0.0000 EAR? -0.080253 0.045253 -1.773422 0.0821 LN_SURATBERHARGA? 0.001078 0.001779 0.606252 0.5470 R-squared 0.066507 Mean dependent var 0.900704 Adjusted R-squared 0.029899 S.D. dependent var 0.033177 S.E. of regression 0.032677 Akaike info criterion -3.950331 Sum squared resid 0.054457 Schwarz criterion -3.839832 Log likelihood 109.6589 F-statistic 1.816741 Durbin-Watson stat 0.866351 Prob(F-statistic) 0.172917


(5)

Method: Pooled Least Squares Date: 05/30/10 Time: 23:54 Sample: 2006 2008

Included observations: 3 Cross-sections included: 18

Total pool (balanced) observations: 54

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.779923 0.368932 2.114003 0.0394 DAR? -0.723772 0.408122 -1.773422 0.0821 LN_SURATBERHARGA? -0.001134 0.005359 -0.211644 0.8332 R-squared 0.060604 Mean dependent var 0.111167 Adjusted R-squared 0.023765 S.D. dependent var 0.099320 S.E. of regression 0.098132 Akaike info criterion -1.751045 Sum squared resid 0.491129 Schwarz criterion -1.640546 Log likelihood 50.27821 F-statistic 1.645107 Durbin-Watson stat 1.485229 Prob(F-statistic) 0.203067


(6)

Dependent Variable: LN_SURATBERHARGA? Method: Pooled Least Squares

Date: 05/30/10 Time: 23:55 Sample: 2006 2008

Included observations: 3 Cross-sections included: 18

Total pool (balanced) observations: 54

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 8.967632 9.969870 0.899473 0.3726 DAR? 6.634364 10.94324 0.606252 0.5470 EAR? -0.773664 3.655490 -0.211644 0.8332 R-squared 0.009810 Mean dependent var 14.85722 Adjusted R-squared -0.029021 S.D. dependent var 2.526515 S.E. of regression 2.562913 Akaike info criterion 4.774119 Sum squared resid 334.9947 Schwarz criterion 4.884618 Log likelihood -125.9012 F-statistic 0.252642 Durbin-Watson stat 0.120513 Prob(F-statistic) 0.777712


Dokumen yang terkait

Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Stuktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 43 94

Analisis Pengaruh Struktur Aset, Modal Kerja, Pertumbuhan Aktiva, Risiko, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 45 131

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 6 14

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 3 18

PENGARUH PROFITABILITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 94

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN TRANSPORTASI DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 16

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 125

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 106

PENGARUH PROFITABILITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 20

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL SEKTOR RITEL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 12