Hasil Analisis dan Uji Hipotesis 1. Uji Normalitas

5. Nilai rata-rata struktur modal tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 cenderung mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan modal perusahaan untuk menjamin utang jangka panjangnya semakin baik. 4.3. Hasil Analisis dan Uji Hipotesis 4.3.1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak Sumarsono, 2004: 40. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov Smirnov test. Adapun hasil dari pengujian normalitas adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Variabel Bebas Kolmogorov Smirnov Sig Profitabilitas X 1 Struktur aktiva X 2 Struktur modal Y 1,624 0,984 2,261 0,010 0,288 0,000 Sumber : Lampiran 2 Berdasarkan tabel 4.4, variabel profitabilitas X 1 dan struktur modal Y tidak berdistribusi normal karena tingkat signifikan yang dihasilkan kurang dari 5 sig 0,05. Sedangkan variabel struktur aktiva X 2 berdistribusi normal karena tingkat signifikan yang dihasilkan lebih dari 5 sig 0,05. Regresi linier berganda tetap dilakukan, mengingat data penelitian lebih dari 30 observasi. Hal ini sesuai dengan teori batas memusat dan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. teori law of large bahwa untuk pengambilan sampel dengan n besar sampel cukup besar, biasanya untuk rata-rata dengan n ≥ 30 maka rata- rata tersebut akan mengikuti distribusi normal, apapun distribusi dari random variabel populasinya Suparman, 2003:2.28.

4.3.2. Asumsi Klasik

Model persamaan regresi linier berganda yang dihasilkan pada penelitian ini tidak melanggar asumsi klasik yaitu tidak terjadi multikolinieritas, tidak terjadi heteroskedastisitas dan tidak terjadi autokorelasi sehingga model regresi tersebut menghasilkan model dengan estimasi linear tidak bias yang baik Best Linier Unbiased estimatorBLUE dengan artian bahwa koefisien regresi pada persamaan tersebut linear dan tidak bias. Adapun hasil dari asumsi klasik tersebut adalah sebagai berikut : 1. Uji Multikolinieritas Hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat berdasarkan nilai Variance Inflation Factor VIF. Adapun besaran VIF dari variabel profitabilitas X 1 dan struktur aktiva X 2 adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil VIF Variance Inflation Factor Variabel Bebas VIF Profitabilitas X 1 Struktur aktiva X 2 1,002 1,002 Sumber : Lampiran 4 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa model regresi yang dihasilkan tidak terjadi multikolinearitas karena nilai VIF pada variabel profitabilitas X 1 dan struktur aktiva X 2 lebih kecil dari 10 VIF 10. 2. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas dapat diidentifikasi dengan cara menghitung koefisien korelasi Rank Spearman antara nilai residual dengan seluruh variabel bebas. Hasil dari uji Rank Spearman adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Korelasi Rank Spearman Variabel Bebas Koefisien korelasi Rank Spearman Tingkat signifikansi Profitabilitas X 1 Struktur aktiva X 2 0,175 0,007 0,126 0,950 Sumber : Lampiran 4 Tabel 4.6 menunjukkan bahwa model regresi yang dihasilkan tidak terjadi heteroskedastisitas karena tingkat signifikasi yang dihasilkan oleh variabel profitabilitas X 1 dan struktur aktiva X 2 lebih besar dari 5, dimana tingkat signifikan pada variabel profitabilitas X 1 sebesar 0,126 dan tingkat signifikan pada variabel struktur aktiva X 2 sebesar 0,950. 3. Uji Autokorelasi Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi adalah uji Durbin-Watson DW. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi, perlu dilihat tabel Watson dengan jumlah variabel bebas k dan jumlah data n sehingga diketahui d L dan d U Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. nya. Dari sini dapat diperoleh distribusi daerah keputusan ada tidaknya autokorelasi. Adapun ketentuannya Sulaiman, 2004:89, yaitu: a. 1,65 DW 2,35 menunjukkan tidak adanya autokorelasi b. 1,21 DW 1,65 atau 2,35 DW 2,79 menunjukkan tidak dapat disimpulkan c. DW 1,21 atau DW 2,79 menunjukkan terjadinya autokeralasi Nilai Durbin-Watson yang dihasilkan pada penelitian ini adalah 1,652 yang terletak diantara 1,65 sampai dengan 2,35. Berarti model regresi yang dihasilkan tidak terjadi autokorelasi.

4.3.3. Persamaan Regresi Linier Berganda

Berdasarkan hasil asumsi klasik diatas, dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda yang dihasilkan adalah Best Linier Unbiased EstimatorBLUE yaitu model regresi yang menghasilkan estimasi linear tidak bias yang baik. Adapun model regresi linier berganda yang dihasilkan adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Koefisien Regresi Model Koefisien regresi Konstanta Profitabilitas X 1 Struktur aktiva X 2 29,292 -0,870 0,185 Sumber : Lampiran 4 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Model Regresi Y = 29,292 – 0,870 X 1 + 0,185 X 2 Interpretasi Model Regresi 1. Konstanta a sebesar 29,292 menunjukkan besarnya struktur modal Y yaitu 29,292 jika profitabilitas X 1 dan struktur aktiva X 2 adalah konstan. 2. Koefisien regresi pada variabel profitabilitas X 1 b 1 bertanda negatif atau tidak searah yaitu sebesar -0,870 yang artinya jika profitabilitas X 1 naik satu persen, maka struktur modal Y akan turun sebesar 0,870 dengan asumsi variabel struktur aktiva X 2 dianggap konstan. 3. Koefisien regresi pada variabel struktur aktiva X 2 b 2 bertanda positif atau searah yaitu sebesar 0,185 yang artinya jika struktur aktiva X 2 naik satu persen, maka struktur modal Y akan naik sebesar 0,185 dengan asumsi variabel profitabilitas X 1 dianggap konstan.

4.3.4. Uji F

Uji F disebut juga uji serempak atau uji simultan Gujarati, 1995:120. Uji F digunakan untuk menguji apakah model regresi linier berganda yang digunakan adalah cocok atau tidak. Berikut ini adalah hasil uji F: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.8 Hasil Uji F Sumber : Lampiran 4 Nilai F hitung yang dihasilkan sebesar 3,912 dengan tingkat signifikan 0,024 kurang dari 5, hal ini berarti model regresi yang dihasilkan adalah cocok atau sesuai untuk mengetahui pengaruh profitabilitas X 1 dan struktur aktiva X 2 terhadap struktur modal Y. Hanya saja besarnya pengaruh profitabilitas X 1 dan struktur aktiva X 2 terhadap struktur modal Y relatif sangat rendah, yaitu: Tabel 4.9 Nilai Koefisien Determinasi Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa: 1. Nilai R adalah sebesar 0,307 menunjukkan suatu hubungan yang lemah antara profitabilitas X 1 dan struktur aktiva X 2 dengan struktur modal Y. ANOVA b 6905.864 2 3452.932 3.912 .024 a 66202.068 75 882.694 73107.932 77 Regression Residual Total Model 1 Sum of Squares df Mean Square F Sig. Predictors: Const ant, strukt ur aktiv a X2, prof itabilitas X1 a. Dependent Variable: struktur modal Y b. Model Summary b .307 a .094 .070 29.71017 1.652 Model 1 R R Square Adjusted R Square St d. Error of the Estimate Durbin- Wat son Predictors: Constant, st ruktur aktiv a X2, prof it abilitas X1 a. Dependent Variable: struktur modal Y b. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2. Nilai R Square adalah sebesar 0,094 yang berarti bahwa hanya 9,4 variansi struktur modal Y dijelaskan oleh profitabilitas X 1 dan struktur aktiva X 2 , serta sebanyak 90,6 variabel bebas ditentukan oleh faktor-faktor eksternal selain variabel profitabilitas X 1 dan struktur aktiva X 2 . Sehingga hipotesis ke-3 yang menyatakan bahwa “Profitabilitas dan struktur aktiva mempunyai pengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” teruji kebenarannya.

4.3.5 Uji t

Uji t digunakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh masing- masing profitabilitas X 1 dan struktur aktiva X 2 terhadap struktur modal Y. Tabel 4.10 Hasil Uji t Variabel Bebas Nilai t-hitung Sig Profitabilitas X 1 Struktur aktiva X 2 -2,683 0,671 0,009 0,504 Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa : 1. Nilai t hitung pada variabel profitabilitas X 1 sebesar -2,683 dan tingkat signifikan kurang dari 5 yaitu sebesar 0,009 maka dapat dikatakan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Sehingga hipotesis ke-1 yang menyatakan bahwa “Profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan industri Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ” teruji kebenarannya. 2. Nilai t hitung pada variabel struktur aktiva X 2 sebesar 0,671 dan tingkat signifikan lebih dari 5 yaitu sebesar 0,504 maka dapat dikatakan bahwa struktur aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Sehingga hipotesis ke-2 yang menyatakan bahwa “Struktur aktiva mempunyai pengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ” tidak teruji kebenarannya.

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Struktur Modal dan Aktiva Produktif terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 29 70

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 6 14

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 3 18

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 3 26

Pengaruh Struktur Aktiva dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal (Studi Kasus pada Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta).

0 0 2

Pengaruh Struktur Aktiva dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal (Studi Kasus pada Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta).

0 0 92

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 125

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 106

ANALISIS PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PENJUALAN DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaf

0 0 9

PENGARUH PROFITABILITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 20