Analisis Data .1 Evaluasi Outlier

73 melakukan pekerjaan hal ini di tunjukan pada jumlah target produsi barang yang sering belum memenuhi target. 4.3 Analisis Data 4.3.1 Evaluasi Outlier Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi atau mutivariat Hair, 1998. Evaluasi terhadap outlier multivariate antar variabel perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outliers pada tingkat univariate, tetapi observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak antara Mahalanobis untuk tiap-tiap observasi dapat dihitung dan akan menunjukkan sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah ruang multidimensional Hair.dkk, 1998; Tabachnick Fidel, 1996. Uji terhadap outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan jarak Mahalanobis pada tingkat p 1. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan χ² chi kuadrat pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil uji outlier tampak pada tabel berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 74 Tabel 4.7 Outlier Data Residuals Statistics a Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 36.189 92.760 62.500 12.169 124 Std. Predicted Value -2.162 2.487 .000 1.000 124 Standard Error of Predicted Value 7.545 18.563 11.879 1.817 124 Adjusted Predicted Value 32.304 92.488 62.234 12.958 124 Residual -62.073 67.558 .000 33.817 124 Std. Residual -1.736 1.889 .000 .946 124 Stud. Residual -1.820 1.988 .003 1.003 124 Deleted Residual -68.236 74.807 .266 38.079 124 Stud. Deleted Residual -1.840 2.015 .004 1.008 124 Mahalanobis Distance [MD] 4.484 32.153 12.895 4.287 124 Cooks Distance .000 .047 .009 .010 124 Centered Leverage Value .036 .261 .105 .035 124 a Dependent Variable : NO. RESP Sumber : Lampiran Deteksi terhadap multivariat outliers dilakukan dengan menggunakan kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat p 0,001. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan  2 pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian. Bila kasus yang mempunyai Jarak Mahalanobis lebih besar dari nilai chi-square pada tingkat signifikansi 0,001 maka terjadi multivariate outliers. Nilai  2 0.001 dengan jumlah indikator 13 adalah sebesar 32.153. Hasil analisis Mahalanobis diperoleh nilai 32.153 lebih dari  2 tabel 34.528 tersebut. Dengan demikian, tidak terjadi multivariate outliers. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 75

4.3.2 Evaluasi Reabilitas

Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa Cronbach’s Alpha ini digunakan untuk mengestimasi reliabiltas setiap skala variabel atau observasi indikator. Sementara itu item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan mengeliminasi butir-butir yang kehadirannya akan memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha yang dihasilkan Purwanto, 2002. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.8 Reabilitas Data Pengujian Reliability Consistency Internal Konstrak Indikator Item to Total Correlation Koefisien Cronbachs Alpha X11 0.561 X12 0.609 Compensation X13 0.650 0.140 X21 0.669 X22 0.682 Motivation X23 0.654 0.380 Y1 0.573 Y2 0.589 Y3 0.660 Satisfaction Y4 0.360 0.388 Z1 0.606 Z2 0.653 Performance Z3 0.544 0.120 Sumber : Data Diolah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 76 Proses eleminasi diperlakukan pada item to total correlation pada indikator yang nilainya 0,5 [Purwanto,2003]. Terjadi eliminasi karena nilai item to total correlation indikator belum seluruhnya ≥ 0,5. Indikator yang tereliminasi tidak disertakan dalam perhitungan cronbachs alpha. Perhitungan cronbachs dilakukan setelah proses eliminasi. Hasil pengujian reliabilitas konsistensi internal untuk setiap construct di atas menunjukkan hasil kurang baik dimana koefisien Cronbach’s Alpha yang diperoleh belum seluruhnya memenuhi rules of thumb yang disyaratkan yaitu ≥ 0,7 [Hair et.al.,1998].

4.3.3 Evaluasi Validitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur, karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variable construct akan diuji dengan melihat loading faktor dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variable. Hasil analisis tampak pada tabel di bawah ini. Tabel 4.9 Evaluasi Validitas Standardize Faktor Loading dan Construct dengan Confirmatory Factor Analysis Faktor Loading Konstrak Indikator 1 2 3 4 X11 0.095 X12 0.397 Compensation X13 0.038 X21 0.620 X22 0.357 Motivation X23 0.235 Y1 0.348 Satisfaction Y2 0.515 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 77 Y3 0.418 Z1 0.189 Z2 -0.103 Performance Z3 0.204 Sumber : Data Diolah Berdasarkan hasil confirmatory factor analysis terlihat bahwa factor loadings masing masing butir pertanyaan yang membentuk setiap construct belum seluruhnya ≥ 0,5, sehingga butir-butir instrumentasi setiap konstruk tersebut dapat dikatakan validitasnya kurang baik.

4.3.4 Evaluasi Construct Reliability Dan Variance Extracted

Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance extracted. Kedua pengujian tersebut masih dalam koridor uji konsistensi internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama Purwanto, 2002. Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50. Hasil perhitungan construct reliability dan variance extracted dapat dilihat dalam tabel 4.6 Tabel 4.10 Construct Reliability Dan Variance Extracted Construct Reliability Variance Extrated Konstrak Indikator Standardize Factor Loading SFL Kuadrat Error [ εj] Construct Reliability Variance Extrated X11 0.095 0.009 0.991 X12 0.397 0.158 0.842 Compensation X13 0.038 0.001 0.999 0.090 0.056 X21 0.620 0.384 0.616 X22 0.357 0.127 0.873 Motivation X23 0.235 0.055 0.945 0.376 0.189 Y1 0.348 0.121 0.879 Y2 0.515 0.265 0.735 Satisfaction Y3 0.418 0.175 0.825 0.402 0.187 Performance Z1 0.189 0.036 0.964 0.028 0.029 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 78 Z2 -0.103 0.011 0.989 Z3 0.204 0.042 0.958 Batas Dapat Diterima ≥ 0,7 ≥ 0,5 Sumber : Data Diolah Hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan construct reliability dan variance extracted menunjukkan instrumen kurang reliabel, yang ditunjukkan dengan nilai construct reliability belum seluruhnya ≥ 0,7. Meskipun demikian angka tersebut bukanlah sebuah ukuran “mati” artinya bila penelitian yang dilakukan bersifat exploratory, maka nilai di bawah 0,70 pun masih dapat diterima sepanjang disertai alasan–alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi. Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50.

4.3.5 Evaluasi Normalitas

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Skewness Value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut z-value. Bila nilai-z lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 1 yaitu sebesar  2,58. Hasilnya diperoleh nilai c.r. multivariat diantara  2,58 dan itu berarti asumsi normalitas terpenuhi dan data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya. Hasil analisis tampak pada tabel berikut : Tabel 4.11 Normalitas Data Assessment of normality Variable min max kurtosis c.r. X11 2 6 0.052 0.118 X12 2 5 -0.696 -1.583 X13 2 6 -0.742 -1.687 X21 2 6 -0.933 -2.122 X22 2 6 -0.607 -1.379 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 79 X23 2 6 -0.544 -1.237 Y1 2 6 -0.626 -1.422 Y2 2 6 -0.495 -1.124 Y3 2 6 -0.727 -1.652 Z1 2 6 -0.563 -1.279 Z2 2 6 -0.352 -0.799 Z3 2 6 -0.392 -0.89 Multivariate -3.007 -0.913 Batas Normal ± 2,58 Sumber : Lampiran Hasil uji menunjukkan bahwa nilai c.r. mutivariate berada di antara ± 2,58 itu berarti asumsi normalitas terpenuhi. Fenomena ini tidak menjadi masalah serius seperti dikatakan oleh Bentler Chou [1987] bahwa jika teknik estimasi dalam model SEM menggunakan maximum likelihood estimation [MLE] walau ditribusi datanya tidak normal masih dapat menghasilkan good estimate, sehingga data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya.

4.3.6 Analisis Model SEM

Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural parameter- parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi antara measurement model dan structural model yang diestimasi secara bersama-sama [One Step Approach to SEM]. One step aprroach to SEM digunakan apabila model diyakini bahwa dilandasi teori yang kuat serta validitas reliabilitas data sangat baik [Hair et.al.,1998]. Hasil estimasi dan fit model one step approach to SEM dengan menggunakan program aplikasi Amos 4.01 terlihat pada Gambar dan Tabel Goodness of Fit di bawah ini. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 80 Gambar 4.2 Tabel 4.12 Evaluasi Kriteria Goodness Of Fit Indices Model One-Step Approach-Base Model Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Kriteria Hasil Nilai Kritis Evaluasi Model CminDF 0.936 ≤ 2,00 Baik Probability 0.619 ≥ 0,05 Baik RMSEA 0.000 ≤ 0,08 Baik GFI 0.935 ≥ 0,90 Baik AGFI 0.903 ≥ 0,90 Baik TLI 1.303 ≥ 0,95 Baik CFI 1.000 ≥ 0,94 Baik Sumber : Lampiran Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 81 Dari hasil evaluasi terhadap model one step base model ternyata dari semua kriteria goodness of fit yang digunakan, seluruhnya menunjukkan hasil evaluasi model yang baik, berarti model telah sesuai dengan data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori telah sepenuhnya didukung oleh fakta. Berdasarkan uji Reliability Consistency Internal terdapat indikator tereliminasi sebagaimana terdapat di bawah ini. Gambar 4.3 Tabel 4.13 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One- Step Approach – Modifikasi Sumber : Lampiran Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Kriteria Hasil Nilai Kritis Evaluasi Model CminDF 0.979 ≤ 2,00 Baik Probability 0.515 ≥ 0,05 Baik RMSEA 0.000 ≤ 0,08 Baik GFI 0.94 ≥ 0,90 Baik AGFI 0.906 ≥ 0,90 Baik TLI 1.069 ≥ 0,95 Baik CFI 1.000 ≥ 0,94 Baik Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 82 Dari hasil evaluasi terhadap model one step elimination model ternyata dari semua kriteria goodness of fit yang digunakan, seluruhnya menunjukkan hasil evaluasi model yang baik, berarti model telah sesuai dengan data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori telah sepenuhnya didukung oleh fakta. Dengan demikian model ini adalah model yang terbaik untuk menjelaskan keterkaitan antar variabel dalam model.

4.3.7 Uji Kausalitas

Dilihat dari angka determinant of sample covariance matrix : 3,425 0 mengindikasikan tidak terjadi multicolinierity atau singularity dalam data ini sehingga asumsi terpenuhi. Dengan demikian besaran koefisien regresi masing- masing faktor dapat dipercaya sebagaimana terlihat pada uji kausalitas di bawah ini. Tabel 4.14 Hasil Uji Kausalitas Ustd Std Faktor Faktor Estimat e Estimat e Prob. Motivation Compensatio n 0.630 0.994 0.000 Satisfaction Compensatio n -2.385 -6.610 0.815 Satisfaction Motivation 3.901 6.857 0.809 Performance Compensatio n 0.001 0.004 0.999 Performance Satisfaction -0.420 -0.752 0.958 Performance Motivation -0.123 -0.386 0.998 Batas Signifikansi ≤ 0,10 Sumber : Lampiran Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 83 Dilihat dari tingkat Prob. arah hubungan kausal, maka hipotesis yang menyatakan bahwa; a. Faktor Compensation berpengaruh positif terhadap Faktor Organizational Motivation, dapat diterima [Prob. kausalnya 0,000 ≤ 0,10 [signifikan [positif]. b. Faktor Compensation berpengaruh positif terhadap Faktor Organizational Satisfaction, tidak dapat diterima [Prob. kausalnya 0,815 0,10 [tidak signifikan [negatif]. c. Faktor Motivation berpengaruh positif terhadap Faktor Organizational Satisfaction, tidak dapat diterima [Prob. kausalnya 0,809 0,10 [tidak signifikan [positif]. d. Faktor Compensation berpengaruh positif terhadap Faktor Organizational Performance tidak dapat diterima [Prob. kausalnya 0,999 0,10 [tidak signifikan [positif]. e. Faktor Satisfaction berpengaruh positif terhadap Faktor Organizational Performance tidak dapat diterima [Prob. kausalnya 0,958 0,10 [tidak signifikan [negatif]. f. Faktor Motivation berpengaruh positif terhadap Faktor Organizational Performance tidak dapat diterima [Prob. kausalnya 0,998 0,10 [tidak signifikan [negatif].

4.4 Pembahasan

Dokumen yang terkait

PENGARUH BEBAN KERJA DAN KOMUNIKASI TERHADAP MOTIVASI SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA KARYAWAN.

0 3 20

PENGARUH MOTIVASI, KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA PERUSAHAAN.

0 2 7

PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. KUSUMAHADI SANTOSA Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Kusumahadi Santosa Karanganyar.

0 5 23

PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. KUSUMAHADI SANTOSA Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Kusumahadi Santosa Karanganyar.

0 3 13

PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA Pengaruh Kompensasi, Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Gujati 59 Utama sukoharjo.

0 4 14

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DAN DAMPAKNYA Pengaruh Motivasi Kerja Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Dan Dampaknya Pada Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Pada Karyawan RS. Amal Sehat Sr

0 2 18

PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. AMPEL JAYA DI SURABAYA.

0 0 14

PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA IMPLIKASINYA PADA KINERJA KARYAWAN

1 4 16

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA KARYAWAN DI PT PANIN BANK BANJARMASIN

0 2 10

PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA KARYAWAN (STUDY KASUS PADA PT. PROFILIA INDOTECH SURABAYA)

0 1 22