Landasan Teori. 1. Pengertian Bank.

sama-sama menggunakan jumlah tabungan masyarakat sebagai variable terikatnya Y1. Berdasarkan penelitian terdahulu seperti yang telah di sebutkan diatas, yang juga merupakan dasar acuan untuk penelitian hal ini dengan judul “Analisis beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Tabungan Masyarakat Pada Bank-Bank BPR Di Kabupaten Sidoarjo”. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendapatan perkapita X1, Jumlah penduduk X2, Tingkat inflasi X3, Jumlah kantor bank X4, dan Tingkat suku bunga X5, sedangkan variabel terikatnya yang digunakan adalah Jumlah Tabungan Masyarakat Y1 dan Deposito Y2. 2.2. Landasan Teori. 2.2.1. Pengertian Bank. Ada banyak macam definisi, pengertian, ataupun makna mengenal apa itu tentang bank, yang telah dikemukakan oleh para penulis baik itu dari luar negeri maupun dari dalam negeri dan menurut Undang-undang tentang perbankan, terdapat pada pasal 1 Undung-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan, antan lain: 1. “Bank adalah suatu organisasi yang menggabungkan usaha manusia dan sumber-sumber keuangan untuk melaksanakan fungsi bank dalam rangka Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. melayani kebutuhan masyarakat dan untuk memperoleh keuntungan bagi pemilik bank”. Siamat, 1993:12 2. “Bank adalah suatu badan usaha yang transaksinya berkaitan dengan uang menerima simpanan deposits dari nasabah, menyediakan dana atas setiap penarikan, melakukan penagihan cek-cek atas perintah nasabah, memberikan kredit dan atau menanamkan kelebihan simpanan tersebut sampai dibutuhkan untuk pembayaran kembali”. Siamat,1993:12 3. “Bank adalah badan yang usaha utamanya menciptakan kredit”. Suyatno, 1999: 1 4. “Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan financial intermediaries, yang menyalurkan dana dan pihak yang berkelebihan dana idlefund surplus unit kepada pihak yang membutuhkan dana atau kekurangan dana defisit unit pada waktu yang ditentukan”. Denda wijaya, 2000 : 25 Dari pengertian diatas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan, sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah keuangan itu sendiri. Kasmir, 2002 23-24 Mendengar kata bank sebenarnya tidak asing lagi bagi kita, terutama orang-orang yang hidup didaerah perkotaan, bahkan didaerah pedesaan sekalipun saat ini kata bank bukan merupakan kata yang asing dan aneh. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menyebut kata bank setiap orang selalu mengaitkanya dengan uang, sehingga selalu juga ada anggapan bahwa yang berhubungan dengan bank selalu ada kaitanya dengan uang. Hal ini tidak salah, karena bank memang merupakan lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak dibidang keuangan, Sebagai lembaga keuangan bank menyediakan berbagai jasa keuangan. Dalam negara- negara maju bank bahkan sudah merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat setiap kali bertransaksi atau melakukan transaksi, Kasmir, 2003 : 11 Di Indonesia, bank merupakan lembaga keuangan atau badan usaha yang mendapat kepercayaan masyarakat dalam, menyimpan atau menaruh dana-dananya. Dana yang dimaksud dapat berupa tabungan, deposito maupun sertifikat deposito. Dengan demikian maka masalah mengenai perbankan yang kita kenal sekarang ini adalah merupakan sambungan dan rnasalah perbankan yang telah ada beratus-ratus tahun yang lalu, dimana bank itu telah ada. Harijanto, 1999 : 11 Untuk lebih ringkasnya, secara garis besar kegiatan bank sebagai lembaga keuangan dapat dilihat dalam gambar berikut ini : Gambar 1 : Pemasaran Bank Menyalurkan dana Menghimpun dana Jasa-jasa lainnya Bank Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Sumber: Kasmir, 2004, Pemasaran Bank, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hal : 10

2.2.1.1. Peranan Perbankan.

Lembaga keuangan, baik bank maupun lembaga keuangan bukan bank mempunyai peran yang penting bagi aktivitas perekonomian. Peran strategis bank dan lembaga keuangan bukan bank tersebut sebagai wahana yang mampu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien kearah peningkatan taraf hidup rakyat. Bank dan lembaga keuangan bukan bank merupakan lembaga perantara keuangan sebagai prasarana pendukung yang amat vital untuk menunjang kelancaran dalam system perekonomian. Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang paling penting peranannya dalam masyarakat adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Sinungan, 1995: 112 Perbankan memiliki peran juga sangat penting dalam menunjung perekonomian, karena kita tahu bahwa pembangunan pada sektor riil selalu berkaitan dengan sektor moneter khususnya dalam perbankan, karena itu perlu kerja sama yang baik antara pemerintah dan perbaikan guna untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat khususnya di Indonesia, selain memiliki peran didalam negeri, perbankan juga memiliki beberapa peran penting diluar negeri, yakni sebagai jembatan dengan dunia internasional dan lalu lintas Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. devisa uang, serta bekerja sama dengan hubungan moneter, perdagangan pengiriman uang, hubungan antara bank didalam dan diluar negeri dan ada juga kemungkinan berlangsungnya ekspor-import dengan internasional.

2.2.1.2. Kewajiban Bank.

Beberapa aturan sudah ditetapkan langsung dan pemerintah maupun melalui Bank Indonesia terutama mengenai perbankan, berdasarkan Undang- undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan, bank memiliki beberapa kewajiban yang harus dilaksanakan, yaitu: 1. Setiap bank diwajibkan memelihara kepentingan likuiditas dan solvabilitas dengan perbandingan tertentu menurut ketentuan umum yang ditetapkan Bank Indonesia, 2. Bank wajib memberikan kepada Bank Indonesia segala keterangan dan bahan mengenai usahanya menurut cara yang ditentukan oleh Bank Indonesia. 3. Setiap bank wajib atas permintaan Bank Indonesia atau petugas yang ditunjuk oleh Bank Indonesia untuk memberikan kesempatan bagi pemeriksaan buku dan berkas-berkas yang ada padanya guna penyelidikan dan kebenaran dan bahan-hahan yang telah diberikannya itu dan seterusnya untuk memberikan segala bantuan dalam pelaksanaan pemeriksaan buku dan berkas-berkas tersebut. Kasmir, 2003 : 20 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.1.3. Fungsi Bank.

Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik bank dapat berfungsi, anatara lain: a. Agent of trust , merupakan dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan trust. Baik dalam hal penghimpunan dana maupun dalam penyaluran dana masyarakat akan mau menitipkan dananya dibank apa bila dilandasi adanya unsur kepercayaan. b. Agent of development , merupakan kegiatan perekonomian masyarakat disektor riil tidak dapat dipisahkan. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apa bila sektor moneter tidak dapat bekerja dengan baik. c. Agent of services , merupakan disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank dan penyelesaian tagihan. Dari ketiga fungsi bank diatas diharapkan dapat memberikan gambaran yang menyeluruh atau secara komperhensif dan lengkap mengenai fungsi bank dalam perekonomian, sehingga bank tidak hanya dapat diartikan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. sebagai lembaga perantara keuangan financial intermediary instution. Totok, 2006 : 9

2.2.1.4. Peran Bank Dan Lembaga Keuangan Bukan Bank.

Bank dan lembaga keuangan bukan bank mempunyai peran yang sangat penting dalam system keuangan, antara lain: a. Pengalihan asset asset transmulation Merupakan bank dan lembaga keuangan bukan bank akan memberikan pinjaman kepada pihak yang membutuhkan dana, dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Sumber dana pinjaman tersebut diperoleh dan pemilik dana yaitu unit surplus yang jangka waktunya dapat diatur sesuai dengan keinginan pemilik dana. b. Transaksi transaction Merupakan bank dan lembaga keuangan bukan bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi barang dan jasa. Transaksi keuangan selalu diperlukan baik secara langsung dalam jual beli barang jadi, maupun dalam transaksi jual beli bahan mentah dan setengah jadi dalam proses produksi. Misalnya saja tabungan, deposito dan sebagainya. c. Likuiditas liquidy Merupakan unit-unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk produk-produk berupa giro, tabungan, deposito Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dan sebagainya. Produk-produk tersebut masing-masing punya tingkat likuiditas yang berbeda-beda. Untuk kepentingan likuiditas para pemilik dana dapat menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya. Dengan demikian, lembaga keuangan memberikan fasilitas pengelolaan likuiditas kepada pihak yang mengalami surplus likuiditas. d. Efisiensi efficiency Merupakan bank dan lembaga keuangan bukan bank dapat menurunkan biaya transaksi dengan jangkauan pelayanan. Disini hanya memperlancar dan mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan. Adanya informasi yang tidak simetris antara peminjam dan investor menimbulkan masalah insentif. Peran lembaga perantara keuangan menjadi penting untuk memecahkan masalah insentif ini. Totok, 2006: 11-12

2.2.1.5. Jenis Dan Macam Bank

Jenis atau bentuk bank bermacam-macam, tergantung pada cara penggolongannya. Penggolongan dapat dilakukan berdasarkan, antara lain : 1. Dilihat dan segi fungsinya Menurut undang-undang Pokok Perbankan Nomor 7 Tabun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-undang Republik Indonesia Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Nomor 10 Tahun 1998, maka jenis perbankan berdasarkan fungsinya terdiri dari: a. Bank Umum Commercial Bank Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. b. Bank Perkreditan Rakyat BPR Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah. Dalam kegiatannya BPR tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya, jasa-jasa perbankan yang ditawarkan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan atau jasa bank umum. 2. Dilihat dari segi kepemilikan Maksudnya ini adalah siapa-siapa saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan, antara lain: a. Bank Milik Pemerintah Adalah bank yang akte pendirian maupun modal bank ini sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh: - Bank Negara Indonesia BNI Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. - Bank Rakyat Indonesia BRI - Bank Tabunagn Negara BTN - Bank Mandiri Disamping itu, juga terdapat pula Bank Pemerintah Daerah BPD, antara lain - BPD DKI Jakarta - BPD Jawa Barat - BPD Jawa Tengah - BPD Jawa Timur b. Bank Milik Swasta Nasional Adalah bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional. Contoh : - Bank Bumi Putra - Bank Central Asia BCA - Bank Danamon - Bank Lippo - Bank Mega - Bank Niaga - Bank Muamalat c. Bank Milik Koperasi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Adalah bank yang kepemilikan saham-sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contoh bank jenis ini adalah Bank Umum Koperasi Indonesia Bank Bukopin. d. Bank Milik Asing. Adalah bank yang kepemilikannya 100 oleh pihak asing luar negeri di Indonesia. Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, baik itu milik swasta maupun milik pemerintah asing. Contoh bank asing, antara lain : - ABN AMRO BANK - American Expresss Bank - Bank of America - Bank of Tokyo - Hongkong Bank - City Bank - Inter Pasific Bank e. Bank Milik Campuran Adalah bank yang sahamnya dimiliki oleh dua belah piliak yaitu dari dalam negeri dan dari luar negeri. Artinya, kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Komposisi kepemilikan saham secara mayoritas dipegang oleh Warga Negara Indonesia WNI. Contoh bank milik campuran, antara lain: - Bank Finconesia - Bank Merincorp - Bank Sakura Swadarma - Ing bank - Inter Pasific Ban 3. Dilihat dari segi status Artinya, jenis ini dilihat dari segi kemampuannya melayani masyarakat, terutama BPR. Status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat, baik dari segi jumlah produk, modal maupun dan segi kualitas pelayanannya. Jenis bank dilihat dan segi status, anatara lain sebagai berikut: a. Bank Devisa Adalah bank yang dapat meleksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. Contoh transaksi keluar negeri adalah transfer keluar negeri, inkaso keluar negeri, travel lers chequr, pembukaan dan pembayaran letter of credit LC dan transaksi luar negeri lainnya. b. Bank Non Devisa Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Adalah bank yang belum mempunyai izin untuk melakukan transaksi sebagai bank swasta, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya pada bank swasta. 4. Dilihat dari segi cara menentukan harga Dalam menentukan harga, baik harga jual maupun harga beli saat ini bank terbagi kedalam 2 kelompok besar, yaitu : a. Bank yang berdasarkan Prinsip Konversional Barat Merupakan mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia dimana asal mula bank di Indonesia dibawa oleh kolonial Belanda. b. Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah Islam Bagi bank yang berdasarkan Prinsip Syariah dalam penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank yang berdasarkan Prinsip Konvensional. Bank berdasarkan Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya. Kasmir, 2004: 17-24 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.1.6. Resiko Usaha Bank

Resiko usaha atau business risk bank merupakan tingkat ketidakpastian mengenai suatu hasil yang diperkirakan atau diharapkan akan diterima. Semakin tidak pasti hasil yang diperoleh suatu bank, semakin besar kemungkinan resiko yang dihadapi investor dan semakin tinggi pula premi resiko atau bunga yang diinginkan oleh investor. Resiko usaha yang dapat dihadapi oleh bank antara lain, sebagai berikut : 1. Risiko kredit Resiko kredit Default Risk merupakan suatu resiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. 2. Risiko penanaman dalam sekuritas Investment Risk Merupakan keadaan stuktur pasar dimana sekuritas tersebut diperdagangkan. 3. Risiko Liquiditas Liquidity Risk Risiko yang mungkin dihadapi oleh bank untuk memenuhi kebutuhan liquiditasnya dalam rangka untuk memenuhi permintaan kredit dan semua penarikan dana oleh penabung pada suatu waktu. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Sumber dana ini merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dan sumber dana ini seperti: simpanan tabungan, simpanan giro, dan simpanan deposito.

2.2.2. Pengertian Tabungan Mayarakat.

Adapun pengertian dari beberapa penulisan mengenai tabungan, antara lain : 1. Tabungan menurut teori klasik adalah fungsi dan tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga, maka makin tinggi pula keingginan masyarakat untuk menabung. Artinya, pada tingkat bunga yang lebih tinggi masyarakat akan lebih terdorong untuk mengurangi pengluaran untuk konsumsi, guna menambah tabungan. Nopirin, 1992 : 70 2. Pengertian tabungan menurut Undang-undang Perbankan Nornor 10 Tahun 1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Kasmir, 2002: 74. 3. Tabungan saving adalah sisa dan pendapatan yang tidak dibelanjakan oleh konsumen, atau secara matematis dapat dituliskan S = Y - C, dimana: S tabungan, Y pendapatan, C konsumsi. Suparmono, 2004 43.

2.2.2.1 Alat Penarik Tabungan.

Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Ada beberapa alat untuk melakukan suatu penarikan didalam tabungan, hal ini tergantung bank masing-masing mau menggunakan sarana yang mereka inginkan. Alat ini dapat digunakan sendiri-sendiri atau secara bersama-sama. Alat-alat yang dimaksud, antara lain : a. Buku Tabungan Yaitu buku dipegang oleh nasabah, dimana berisi catatan saldo tabungan, penarikan, dan pembebanan-pembebanan yang mungkin terjadi. Buku ini digunakan pada saat penarikan, sehingga langsung dapat mengurangi saldo yang ada dibuku tabungan tersebut. b. Slip Penarikan. Merupakan formulir penarikan dimana nasabah cukup menulis nama, nomor rekening, jumlah uang serta tanda tangan nasabah untuk menarik sejulah uang. Slip penarikan ini biasanya digunakan bersamaan dengan jumlah tabungan. c. Kwitansi. Adalah bukti penarikan yang dikeluarkan oleh bank yang fungsinya sama dengan slip penarikan, dimana tertulis nama penarik, nomor penarik, jumlah uang dan tanda tangan penarik. Alat ini juga dapat digunakan secara bersamaan dengan buku tabungan. d. Kartu yang terbuat dari plastik. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Yaitu sejenis kartu kredit yang terbuat dari plastik yang dapat digunakan untuk menarik sejumlah uang tunai dan tabungannya, baik bank maupun dimesin Automated Teller Machine ATM. Kasmir, 2002 74-75

2.2.2.2. Jenis-Jenis Tabungan.

Dalam praktik perbankan di Indonesia dewasa ini terdapat beberapa jenis-jenis tabungan. Perbedaan jenis tabungan ini hanya terletak dari pada fasilitas yang diberikan kepada si penabung. Jenis-jenis dimaksud adalah: 1. Tabanas. Merupakan bentuk tabungan yang tidak terkait oleh jangka waktu dengan penyetoran atau pengambilan. Ada beberapa jenis bentuk tabungan, seperti : - Tabungan umum Merupakan tabungan yang berlaku bagi perorangan dilaksanakan secara sendiri-sendiri oleh penabung yang bersangkutan. Misalnya untuk membantu program oleh pemerintah dalam rangka pembangunan. - Tabungan Pemuda Merupakan tabungan khusus yang dilaksanakan secara kolektif melaiui organisasi pemuda. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. - Tabungan Pelajar Merupakan tahungan yang dikhususkan bagi untuk siswa atau pelajar melalui pihak sekolah. - Tabungan Pramuka Merupakan tabugan yang khusus diberikan untuk para anggota atau dalam organisasi pramuka. 2. Taska. Merupakan tabungan yang dikaitkan dengan asuransi jiwa. Kegunaan taska ini adalah tabungan anda akan diasumsikan untuk suatu perencanaan berupa biaya, seperti biaya kuliah, biaya sekolah dan lain- lain. 3. Tabungan Lainnya. Merupakan tabungan selain tabanas dan taska. Tabungan ini dilakukan oleh masing-masing bank dengan ketentuan-ketentuan yang diatur oleh Bank Indonesia. Kasmir, 2002 : 75-76

2.2.2.3. Dorongan Untuk Menabung di Bank.

Dorongan masyarakat untuk menabung di bank sangat erat berkaitan dengan suatu pendapatan atau penghasilan yang mereka terima setiap bulannya, yang setelah dikurangi oleh pengeluaran. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Mayarakat yang mempunyai pendapatan, yaitu yang lebih cenderung untuk rnenabungkan uangnya di bank agar untuk satu-satunya memperoleh bunga dan jumlah uang yang mereka tabung setiap bulannya. Adapun hasrat masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank yaitu, antara lain 1. Adanya tingkat suku bunga yang menarik atau menguntungkan. Dengan menyimpan uang di bank, masyarakat akan mendapatkn suatu tingkat bunga atau suatu keuntungan setiap akan menabung di bank, dari pada membiarkan uangnya dalam artian mengganggur dirumah atau ditabung dirumah tanpa memperoleh keuntungan sama sekali. 2. Uang yang disimpan di bank terjamin keamanannya. Bank akan bertanggung jawab penuh kepada setiap nasabah didalam meyimpan uang tabungan. Oleh karena itu, masyarakat yang mempunyai uang di bank berarti bank tersebut telah memperoleh suatu kepercayaan dari masyarakat. 3. Belajar hidup hemat, Dengan menabung, masyarakat akan lebih dapat mengkontrol pengeluaran khususnya pengeluaran yang tidak terlalu penting, sehingga masyarakat dapat berencana kedepan untuk berpola hemat dalam pengeluaran guna untuk memperoleh manfaat atau kebahagiaan dimasa yang datang. Artinya bahwa jika jangka waktu deposito tersebut telah berakhir, maka deposan tidak perlu harus datang ke bank lagi, akan tetapi bank secara Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. otomatis akan memperpanjang jangka waktu deposito tersebut. Perpanjangan demikian harus diperjanjikan pada saat pembukaan Deposito. Atas perpanjangan Deposito tersebut tidak perlu diterbitkan bilyet Deposito baru, namun demikian pada bilyet Deposito tersebut telah dicetak tulisan “Perpanjangan Secara Otomatis”. Atas perpanjangan tersebut bank tetap harus memberikan informasi kepada Deposan bahwa depositonya telah diperpanjang. 2.2.3. Pengertian, Jenis, dan Fungsi Deposito. 2.2.3.1. Pengertian Deposito Deposito merupakan salah satu tempat bagi nasabah untuk melakukan investasi dalam bentuk surat-surat berharga. Pemilik deposito disebut deposan. Kepada setiap deposan akan diberi imbalan berupa bunga atas depositonya, bunga yang diberikan merupakan bunga yang tertinggi dibandingkan dengan simpanan atau tabungan. Keuntungan bagi bank dengan menghimpun dana lewat deposito adalah bank dapat leluasa menggunakan kembali dana tersebut untuk keperluan penyaluran kredit. Khasmir, 2000: 93 Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang pengertian deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara nasabah penyimpan dengan bank. Khasmir, 2000: 93 Penarikan deposito hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu maksudnya adalah jika nasabah deposan menyimpan uangnya untuk jangka waktu 3 bulan, maka uang tersebut baru diciairkan setelah jangka waktu tersebut berakhir dan sering disebut tanggal jatuh tempo. Untuk mencairkan deposito yang dimiliki deposan dapat menggunakan bilyet deposito atau sertifikat deposito. Dalam hal ini deposito merupakan sarana investasi jangka menengah dimana masyarakat dapat menentukan sendiri jatuh tempo yang diinginkan. Penentuan jangka waktu sangat penting dalam investasi ini. Bila masyarakat sudah cukup memiliki dana dan ingin mendapatkan beberapa bunga tetap selama jangka waktu tertentu, produk deposito dapat menjadi pilihan. Tapi bila kebijakan investasi yang dinginkan adalah pengembangan dari dana awal, maka ada produk lain yang lebih memungkinkan. Anda mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi dengan resiko yang tetap terukur.

2.2.3.2. Jenis - Jenis Deposito.

Deposito atau dana yang bersumber dari mayarakat ini, pada dasarnya dibedakan menurut sifat dan ketentuan yang mengatur dana tersebut. Adapun Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dana yang berasal dari simpanan masyarakat ini terdiri dari bebagai jenis yaitu: 1. Deposito Berjangka Time Deposit. Deposito berjangka merupakan deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu tertentu. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik perseoranganlembaga. Pencairan bunga deposito dapat dilakukan setiap bulan atau setelah jatuh tempo sesuai jangka waktunya, baik tunai maupun non tunai. 2. Sertifikat Deposito Merupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 2, 3, 5, dan 12 bulan sertifikat deposito diterbitkan atas dalam bentuk sertifikat. Artinya di dalam sertifikat deposito tidak tertulis nama seseorang atau badan hukum tertentu. Disamping itu sertifikat deposito dapat diperjual belikan pada pihak lain. Pencairan bunga dilakukan dimuka, tiap bulan atau jatuh tempo, baik tunai maupun non tunai. 3. Deposit on Call . Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal 7 hari dan paling lama kurang dari 1 bulan. Diterbitkan atas mana dan biasanya dalam jumlah yang besar tergantung bank yang bersangkutan. Pencairan bunga dapat dilakukan pada saat pencairan deposit on call dan sebelum deposit on call dicairkan terlebih dahulu 3 hari sebelumnya nasabah sudah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. memberitahukan bank penerbit. Besarnya bunga ditentukan dengan negoisasi terlebih dahulu antara pihak bank dengan nasabah. Khasmir, 2002 : 94

2.2.3.3. Fungsi Deposito.

Fungsi deposito secara garis besar adalah sebagai berikut: 1. Sebagai alat pengaman kekayaan. Deposito memberikan rasa aman kepada pihak-pihak yang memiliki kekayaan dalam bentuk uang. 2. Bila deposito meningkat, hal ini menunjukkan bahwa dunia perbankan dapat berpindah dalam mempertemukan pihak-pihak yang membutuhkan dana dengan pihak-pihak yang kelebihan dana, sehingga dana tersebut dapat digunakan secara produktif. Sinungan, 2000 : 6

2.2.3.4. Deposito Berjangka.

Simpanan deposito berjangka merupakan simpanan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dilakukan dalam waktu yang ditentukan sesuai dengan peranjian tertulis 1, 3, 6, 12, dan 24 bulan antara pihak ketiga deposan dengan bank yang bersangkutan. Apabila penarikan dana oleh deposan dilakukan sebelum jatuh tempo seperti yang tertulis pada perjanjian dengan pihak bank, maka deposan dikenakan denda oleh pihak bank. Selain itu deposan dapat menarik simpanan deposito pada kurun waktu jatuh tempo Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dan dapat juga memperpanjang simpanan deposito berjangkanya sesuai dengan perjanjian dengan pihak bank. Sinungan, 1992 : 65

2.2.3.5. Manfaat Masyarakat Menabung Dalam Bentuk Deposito Berjangka

Beberapa manfaat masyarakat dalam menetapkan dananya dalam bentuk deposito berjangka adalah : 1. Tingkat suku bunga yang menarik dan menguntungan. 2. Resiko simpanan deposito berjangka relatif keci1. 3. Fasilitas yang memuaskan nasabah. 4. Mempermudah nasabah dalam lalu lintas pembayaran. 5. Mengerjakan nasabah untuk hidup hemat. 6. Sewaktu-waktu dapat diambil, walaupun penarikan deposito hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara deposan dengan pihak bank, maka bank dapat mebayar kembali simpanan tersebut saat setelah beberapa syarat terpenuhi biasanya dikenakan denda tetapi untuk deposit on call tidak dikenakan denda. 7. Adanya perpanjangan jangka waktu pada saat jatuh tempo secara otomatis. 8. Simpanan deposito dapat dijadikan jaminan. Khasmir, 2000: 81 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2.2.4. Pendapatan Perkapita. 2.2.4.1. Pengertian Pendapatan Perkapita. Pengertian pendapatan perkapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara pada suatu waktu tertentu. Nilainya diperoleh dan membagi nilai pendapatan nasional bruto atau pendapatn domestik bruto pada sesuatu tahun tertentu dengan jumlah penduduk pertahun tersebut. Dengan demikian pendapatan perkapita dapat dihitung dengan menggunakan salah satu persarnaan berikut: Sukirno, 2002 : 417 Pengertian lain mengenai pendapat perkapita adalah personal income dimana pendapatan yang diterima rumah tangga dan bisnis non perusahaan. Nilainya diperoleh dengan membagi nilai Produk Domestik Regional Bruto PDRB suatu tahun tertentu dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. Mankiw, 2003: 10 a. Perkapita = b. Perkapita PDB = Adanya pendapatan perkapita sehingga suatu negara mengharap pembangunan ekonomi yang terus mengalami pengembangan atau terus berkembangan dari tahun ke tahun, sebab dengan pendapatan perkapita suatu negara dapat membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat, serta dapat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. membandingkan laju pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai oleh negara dan masa ke masa. Kemudian juga dengan adanya suatu pendapatan perkapita dapat diketahui bahwa makin tinggi pendapatan perkapita suatu negara, maka makin kecil peranan sektor swasta dalam membuka kesempatan kerja, akan tetapi sebaliknya menguntungkan bagi sektor-sektor perbankan dalam peranannya di sektor ekonomi. Untuk lebih jelasnya pendapatan perkapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara tertentu. Sukirno, 2002 : 21 Jadi dapat disimpulkan dan pengertian mengenai pendapatan perkapita diatas adalah rata-rata penduduk, yaitu menyangkut semua penduduk, baik anak- anak maupun dewasa. Apabila jumlah penduduk suatu negara selalu bertambah melalui kenaikan pendapatan nasional, maka pendapatan perkapita menjadi rendah, demikian pula sebaliknya apabila jumlah penduduk suatu negara lebih kecil dan kenaikan pendapatan nasional, maka pendapatan perkapita menjadi tinggi.

2.2.4.2. Fungsi Pendapatan Perkapita.

Fungsi pendapatan perkapita dapat dilihat dan data pendapatan perkapita itu sendiri menurut harga tetap, antara lain 1. Untuk menunjukan perkembangan tingkat kemakmuran disuatu Negara. 2. Juga untuk sebagai bahan perbandingan dalam menunjukkan perbedaan tingkat kemakmuran disuatu Negara dengan Negara-negara yang lain. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Harijanto, 1999 : 21 Suatu masyarakat dipandang mengalami pertambahan dalam kemakmuran masyarakatnya, apabila pendapatan perkapita menurut harga tetap atau pendapatan perkapita riil terus menerus bertambah. Pendapatan perkapita sebagai bahan untuk menjadi dasar perbandingan tingkat kesejahteraan masyarakat dan laju tingkat pembangunan ekonomi berbagai Negara. Harijanto, 1999 : 21

2.2.4.3. Macam - Macam Perhitungan Pendapatan Perkapita.

Dalam menghitung pendapatan perkapita ada dua macam perhitungan dapat dilakukan yaitu berdasarkan: 1. Harga yang berlaku. Perhitungan menurut harga yang berlaku penting untuk memberikan gambaran mengenai kemampuan rata-rata dan penduduk negara itu membeli barang-barang. Perhitungan ini juga penting sebagai bahan perbandingan dalam menunjukan perbedaan tingkat kemakmuran disuatu negara dengan negara-negara lain. Sukirno, 2002 : 417 2. Harga tetap. Data pendapata perkapita menurut harga tetap perlu dihitung untuk menunjukan perkembangan tingkat kemakmuran pada suatu negara. Sukirno, 2002 : 417 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.4.4. Metode Perhitungan Pendapatan Perkapita.

Ada 3 metode yang digunakan dalam menghitung pendapatan domestik regional bruto yang dapat dipakai jika ditinjau dan metode yang berlainan, yaitu : 1. Metode produksi metode output Output Approach Pendapatan Domestik Bruto PDB merupakan jumlah nilai produk barang-barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi suatu daerah tertentu dalam jangka waktu tertentu biasanya 1 tahun atau juga biasanya disebut sebagai nilai output, yang dalam penyajiannya dikelompokan menjadi 11 sector yaitu pertanian, pertambangan, dan penggalian industri pengolahan, listrik, gas, dan air bersih, bangunan hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, bank dan lembaga keuanga lain, sewa rumah, pertahanan, serta jasa-jasa. 2. Metode pendapatan Income Approach Pendapatan Domestik Bruto PDB adalah balas jasa kepada faktor-faktor produksi berupa upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung, karena telah turut era dalam proses produksi disuatu daerah dalam jangka Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. waktu tertentu biasanya 1 tahun PDB merupakan nilai tambah bruto seluruh sektor. 3. Metode pengeluaran Expenditure Approach Produk Pomestik Bruto PDB merupakan pengeluaran yang dilakukan untuk konsumsi rumah tangga, lembaga sosiai swasta yang tidak mencari keuntungan, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan stok dan ekspor netto suatu daerah dalam waktu tertentu biasanyn 1 tahun apabila pembentukan modal dan ekspor netto dijumlah, maka akan diperoleh nilai PDB. Rahardja, 2004 : 23

2.2.4.5. Hubungan Pendapatan Perkapita Dengan Jumlah Tabungan Masyarakat Dan Deposito.

Tingkat pendapatan yang rendah, tabungan masyaakat akan mengalami negatif, keadaan ini berarti menggunakan tabungan dimasa lalu untuk membiayai hidupnya, baru setelah pendapatan melebihi pendapatan awal, maka masyarakat menabung sebagian dari pendapatannya. Sukirno, 2002 : 77 Apabila seseorang menerima pendapatannya dan hasilnya bekerja, maka inipun akan segera merencanakan untuk membelanjakan pendapatanya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. itu setelah dikurangi dengan segala kewajibannya. Dalam hal itu, setiap pendapatan yang akan dikeluarkan untuk keperluan konsumsi, sedangkan sisanya jika masih ada akan ditabung. Samuelson, 1996 : 95 Menurut teori Keynes dalam Nopirin 2000 : 79 menjelaskan faktor- faktor yang menentukan pendapatan nasional. Menurut kaum klasik, pendapatan nasional akan selalu dalam keadaan Full Employment dimana keinginan masyarakat untuk menabung sama dengan keinginan perusahaan untuk melakukan investasi. Menurut Keynes, apabila perusahaan mengalami tambahan persediaan yang tidak diinginkan, pengusaha akan memperkecil atau mengurangi produksi. Output akan turun selama keinginan menabung lebih besar dan pada keingirian untuk investasi. Proses turunnya output itu akan terus berlangsung sampai keinginan menabuag sama dengan keinginan investasi, dimana pendapatan nasional keseimbangan yang baru lebih rendah dari semula. Keynes mengatakan bahwa pengeluaran konsumsi C terutama tergantung dari suatu pendapatan Y, makin tinggi pendapatan maka makin tinggi suatu konsumsi. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat rneningkat. Sukirno, 2002 10 Dengan demikian, apabila pertumbuhan ekonomi meningkat, maka tingkat pendapatan dan kemakmuran rakyat juga akan mengalaim Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. peningkatan, hal ini akan berpengaruh pada tingkat konsumsi masyarakat dan juga akan mempengaruhi tabungan masyarakat, karena tingkat pendapatan yang meningkat, dan kebutuhan telah terpenuhi maka masyarakat juga akan meningkatkan pula tabungan mereka. 2.2.5. Jumlah Penduduk. 2.2.5.1. Definisi Penduduk. Menurut para ahli ekonorni dimaksudkan dengan perkataan penduduk disini tentu saja adalah penduduk dan bukan yang lainnya misalnya : ternak, unggas, tumbuhan, dan sebagainya, sekalipun yang lainnya ltu tidaklah diabaikan sama sekali. Sebab mengapa para ahli ekonomi sangat tertarik kepada masalah kependudukan ini adalah karena penduduk itulah yang melakukan produksi maupun konsumsi dan penduduk itulah sebagai subyek ekonomi, serta penduduk itu merupakan sumber tenaga kerja, human resources , disamping sumber factor produksi skill. Rosyidi, 2004 : 87 Diluar ilmu ekonomi, maka cabang ilmu pengetahuan yang paling banyak menarik perhatian para ahli ekonomi adalah ilmu tentang kependudukan. Keterkaitan para ahli ekonomi terhadap persoalan kependudukan karena disebabkan penduduk itulah yang menentukan suatu produksi, konsumsi, maupun tabungan, dan juga dapat dikarenakan penduduk itu adalah suatu subyek ekonomi. Rosyidi, 1996: 7 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Sebagai subyek ekonomi maka penduduklah yang akan dapat menentukan perkembangan perekonomian suatu negara atau daerah menjadi lebih baik atau lebih buruk. Jumlah serta mutu suatu negara atau daerah merupakan unsur penentu yang paling penting bagi kemampuan produksi, serta standart hidup suatu negara atau daerah. Namun demikian, sebab yang paling utama mengapa masalah penduduk ini sangat menarik, sehingga perhatian para ahli ekonomi adalah karena penduduk itu adalah sumber tenaga kerja, human resources, disamping sumber faktor produksi skill. Rosyidi, 2004 : 87 Dengan peran penduduk sebagai sumber tenaga kerja dan faktor produksi skill, maka jumlah penduduk yang besar denga kualitas yang baik akan berdampak positif pada perekonomian suatu negara atau suatu daerah. Hal ini disebabkan karena dengan jumlah penduduk yang besar, produksi suatu negara juga besar. Selain itu seperti yang tercantum dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara GBHN pada tahun 1993 telah disebutkan bahwa penduduk yang besar jumlahnya sebagai sumber daya manusia yang berpotensi dan produktif bagi pembangunan. Rosyidi, 1996 : 87

2.2.5.2. Pengertian Jumlah Penduduk.

Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Jumlah penduduk adalah manusia dan bukan yang lainnya misalnya: tanah, tumbuhan, dan sebagainya yang melakukan produksi maupun konsumsi. Rosyidi, 2004 : 87 Apabila jumlah penduduk naik, maka hasrat atau minat untuk menabung di bank akan meningkat pula, karena jumlah penduduk yang besar. Perkembangan jumlah penduduk pada dasarnya merupakan suatu faktor yang sangat vital didalam mobilisasi dana masyarakat yang secara umum mempengaruhi penghirnpunan dana pada bank. Dikarenakan salah satu sumber dana bank yang paling utam adalah berasal dan rnasyarakat. Kasmir, 2003: 19 Menurut Rosyidi 1996 : 92, apabila suatu negara mempunyai penduduk yang terlalu sedikit, maka mungkin sekali itu tidak akan mampu memanfaatkan sumber-sumbernya dengan seefisien mungkin, sebagaimana yang mungkin akan dihasilkan jika saja jumlah penduduk lebih besar. Dalam keadaan seperti ini usaha untuk mewujudkan potensi besar-besaran sangatlah terhalangi. Dari faktor diatas tampak jelas bahwa penduduk merupakan faktor yang justru lebih serius disektor pertanian dibanding sektor diluar pertanian. Seperti yang telah kita ketahui bahwa pertumbuhan penduduk justru mendorong usaha pertumbuhan ekonomi, sebab jika tidak ada pertumbuhan ekonomi niscaya standart hidup manusia pasti semakin merosot. Laju pertumbuhan suatu penduduk yang tinggi dinegara-negara sedang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. berkembang merupakan akibat dan penurunan tingkat kematian dan masih tetap tingginya tingkat suatu kelahiran dari ini terjadi terutama diluar sektor produksi. Tingkat kelahiran dinegara-negara industri jelas menurun dan bahkan kalau kecenderungan ini berlangsung terus akan dapat terjadi keadaan penduduk yang “stationer” atau bahkan semakin kecil jumlahnya. Suparmoko, 1997: 53

2.2.5.3. Hubungan Jumlah Penduduk Dengan Jumlah Tabungan Masyarakat Dan Deposito.

Jumlah penduduk adalah manusia bukan yang lainnya yang melakukan suatu produksi maupun konsumsi yang ada disaat sekarang ini. Dengan begitu jumlah penduduk yang sangat banyak akan dapat memeberi pengaruh terhadap suatu tingkat jumlah tabungan. Seperti yang kita ketahui bahwa pertumbuhan penduduk justru mendorong usaha pertumbuhan ekonomi, sebab kalau tidak ada pertumbuhan ekonomi niscaya standart hidup masyarakat pasti akan semakin merosot. Suparmoko, 1997 : 53 Penduduk dipadang sebagai nasabah yang akan melakukan kegiatan menabung. Seperti apa yang diutarakan oleh Kasmir dalam bukunya Manajemen Perbankan, bahwa dana terbesar pada sektor perbankan didominasi oleh dana pihak ketiga yaitu yang diperoleh dari masyarakat. Kasmir, 2003: 19 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Jadi makin banyaknya penduduk, maka makin tinggi pula. jumlah dan tabungan masyarakat yang dihimpun oleh sektor perbankan.

2.2.6. Pengertian Inflasi.

Ada beberapa mengenai definisi tentang apa itu inflasi, yaitu antara lain : 1. Inflasi merupakan proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus menerus. Ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu naik dengan persentase yang sama, mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tidaklah bersamaan. Yang penting terdapat kenaikkan harga umum barang secara terus menerus selama suatu periode tertentu Boediono, 2001: 25 2. Inflasi merupakan suatu permasalahan ekonomi yang terjadi, baik itu dinegara-negara maju ataupun dinegara-negara berkembang seperti dinegara kita Indonesia. Suparmono, 2004 : 128

2.2.6.1. Penggolongan Inflasi 1

Penggolongan inflasi menurut parah tidaknya inilasi: a Inflasi ringan Yaitu inflasi yang terjadi dibawah angka 10 pertahun. b Inflasi sedang Yaitu inflasi yang teriadi diantara angka 10 - 30 pertahun. c Inflasi berat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Yaitu inflasi yang terjadi diantara angka 30 - 100 pertahun. d Inflasi hiper inflasi Yaitu inflasi yang teerjadi diatas angka 100 pertahun. Nopirin, 2000 :27 2 Penggolongan inflasi menurut penyebabnya : Penggolongan kedua ini adalah atas dasar sebab masalah awal dari inflasi. Atas dasar ini kita bedakan 2 macam inflasi: a Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai Larang terlalu kuat demand pull inflation. Inflasi yang terjadi karena jumlah barang yang diminta secara total aggregate demand AD. Melebihi jumlah barang yang ditawarkan dalam perekonomian aggregate supply AS. Dengan kata lain, permintaan masyaraka. terhadap barang dan jasa tertentu selalu mengalami peningkatan sementara, disisi. lain kapasitas produksi tetap tidak dapat ditingkatkan. Gambar 2: Demand Pull Inflation Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Sumber : Suparmono, 2004, Pengantar Ekonomika Makro, Edisi Pertama, Hal 129 Keterangan : jumlah barang dan jasa yang dihasilkan secara total oleh suatu perekonomian ditunjukan oleh kurva AS. Mula-mula permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa yang dihasilkan tersebut ditunjukan oleh kurva permintaan AD, sehingga dipasar terjadi harga keseimbangan awal P1 dan jumlah keseimbangan awal Q1. Karena kapasitas perekonomian tidak mampu rnenghasilkan barang dan jasa melebihi penawaran awal AS dan disisi lain pemerintah meningkat menjadi AD , maka harga akan naik dan P1 menjadi P2. Kenaikan permintaan inilah yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga, sehingga menyebabkan terjadinya inflasi dari sisi permintaan. Kenaikan permintaan ini dapat diakibatkan oleh pertambahan jumlah penduduk maupun semakin bertambahnya jenis dan jumlah kebutuhan masvarakat. Suparmono, 2004 : 129 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. b Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi cost push inflation Dilihat dari sisi penawaran, kenaikan harga dapat terjadi karena turunnya jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Misalnya jumlah produksi beras menurun pada musim tanam tertentu yang disebabkan oleh kegagalan panen. Turunnya produksi beras dan disisi lain permintaannya tetap akan dapat mengakibatkan kenaikan harga. Gambar 3: Cost Push Inflation Sumber : Suparmono, 2004, Pengantar Ekonomika Makro, Edisi Pertama, Hal 129 Keterangan : Dalam kondisi normal, produksi beras ditunjukan oleh kurva penawaran awal S dengan permitaan awal D. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Keseimbangan terjadi dititik E dengan harga keseimbangan P1 dan jumlah keseimbangan Y1. Apabila terjadi kegagalan panen, ini akan mengakibatkan turunnya jumlah produksi beras, sehingga kurva penawarannya bergeser kekiri atas dan AS ke S1.Kondisi ini rnengakibatkan keseimbangan bergeser dari E ke E1 dan harga naik menjadi P2. Suparmono, 2004 : 133 3 Penggolongan Inflasi menurut asalnya. Penggolongan yang ketiga ialah berdasarkan asal dan inflasi, antara lain: 1. Inflasi yang berasal dan dalam negeri Domestic Inflation Inflasi dan dalam negeri merupakan inflasi yang timbul misalnya karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan percetakan uang baru, serta adanya panen yang gagal dan sebagainya. 2. Inflasi yang berasal dan luar negeri Imported Inflation Inflasi yang berasal dari luar negeri merupakan inflasi yang timbul karena harga-harga diluar negeri atau negara-negara langganan berdagang kita. Boediono, 2001 : 164

2.2.6.2. Efek Akibat Inflasi.

Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Inflasi juga akan menimbulkan efek-efek terhadap individu dan masyarakat : 1. Inflasi menurunkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan tetap. Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga-harga, maka inflasi akan menurunkan upah riil individu-individu yang berpendapatan tetap. 2. Intlasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang. Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang, simpanan di bank, simpanan tunai, dan simpanan dalam institusi-institusi keuangan lain merupakan simpanan keuangan. 3. Memperburuk pembagian kekayaan. Telah ditujukan bahwa penerima pendapatan tetap akan menghadapi kemotaerosn dalam nilai riil pendapatannya, dan pemilik kekayaan bersifat keuangan mengalami penurunan dalam nilai riil kekayaannya. Sukirno, 2006 : 339

2.2.6.3. Cara Mencegah Inflasi.

Mencegah suatu inflasi ada tiga bentuk kebijaksanaan, antara lain: 1. Kebijaksanaan fiskal Dengar kebijaksanaan fiskal itu akan mengatasi masalah inflas’ dalam bentuk mengurangi pengeluaran pernerintah, dan kebijaksanaan ini Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. menimbulkan efek yang cepat dalam mengurangi pengeluaran dalam perekonomian. Kebijaksanaan ini juga menyangkut tentang pengeluaran pemerintah serta perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total, sehingga dapat mempengaruhi harga. Misalnya : penurunan biaya masuk impor barang, 2. Kebijaksanaan moneter Dengan kebijaksanaan moneter itu juga dapat mencegah inflasi atau mengurangi inflasi yang dilakukan oleh pemerintah adalah untuk menurunkan penawaran uang. Perubahan ini akan menaikkan suku bunga, dengan kebijaksanaan moneter juga melalui pengaturan jumlah uang yang beredar. Kebijaksanaan moneter anatara lain: • Diskon rate : tingkal diskonto untuk pinjaman yang diberikan bank sentral kepada bank umum. • Politik pasar terbuka : menarik uang beredar dengan cara menjual surat berharga. • Margin requitment : batasan maximum pemberian waktu. 3. Dengan dasar segi penawaran Dengan melakukan langkah-langkah yang dapat mengurangi biaya produksi dan menstabilkan harga seperti mengurangi pajak impor dan pajak atas bahan mentah, melakukan penetapan harga, menggalakkan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pertambahan produksi dan menggalakkan perkembangan tekhnologi. Sukirno, 2006 : 354

2.2.6.4 Pengaruh Inflasi.

Sebenarnya siapa yang diuntungkan dan dirugikan dengan timbulnya inflasi, sebab inflasi akan menguntungkan bagi kelompok yang memiliki uang yang lebih, karena uang tersebut dapat diinvestasikan pada aset tanah, rumah dan dialokasikan dipasar uang. Bentuk aset-aset tersebut akan mengalami kenaikan harga yang jauh lebih cepat dan pada bentuk aset lainnya, sehingga pemilik aset akan mendapatkan keuntungan dan kenaikan aset tersebut. Sebaliknya kelompok rendah akan mengalami penurunan daya beli uang yang dimiliki untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Uang yang dimiliki akan mengalami penurunan daya beli, sehingga secara riil pendapatan orang tersebut akan mengalami penurunan seiring dengan kenaikan inflasi. Suparmono, 2004: 138

2.2.6.5. Hubungan Inflasi dengan Pemilik Tabungan.

Bagairnana infIasi yang dikaitkan dengan pemilik tabungan disuatu bank, Pemiilik tabungan di bank juga akan mengalami kerugian apabila bunga yang diterima dan tabungan tersebut lebih rendah dan pada laju inflasi. Nilai Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. riil tabungan akan terus mengalami pengurangan seiring terjadinya inflasi. Kondisi ini lebih para lagi apabila masyarakat menyimpan uang dirurnah, disatu sisi masyarakat kehilangan kesempatan memperoleh pendapatan bunga apabila menyimpan uangnya di bank atau surat berharga, disisi lain uang tersebut secara riil juga mengalami penurunan. Dengan demikian inflasi dapat dikatakan sebagai pajak atas pendapatan sebagian masyarakat, karena inflasi akan mengurangi pendapatan masyarakat terutama pendapatan tetap. Suparmono, 2004: 139 2.2.7. Tingkat Suku Bunga. 2.2.7.1 Pengertian Tingkat Suku Bunga. Ketika selanjutnya kita memeriksa bagaimana uang mempengaruhi aktifitas ekonomi, kita akan memfokuskan pada suku bunga, yang sering disebut “harga uang”. Bunga adalah pembayaran yang dilakukan untuk pengunaan uang. Sedangkan suku bunga adalah jumlah bunga yang dibayarkan per unit waktu yang disebut sebagai persentase dan jumlah yang dipinjamkan. Dengan kata lain, orang harus rnembayar kesempatan untuk meminjam uang. Biaya peminjam uang, diukur dalam dollar pertahun per dollar yang dipinjam, adalah suku bunga. Sarnuelson Nordhaus, 2004: 190 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Pengertian tingkat suku bunga adalah suatu bunga yang dinyatakan sebagai persentase dan modal. Pada umumnya persentase yang dinyatakan menunjukkan tingkat bunga dan sejumlah modal di dalam satu tahun. Dengan demikian kalau dinyatakan tingkat suku bunga adalah 15 persen , artinya adalah modal yang dipinjamkan tingkat bungannya adalah 15 persen setahun. Sukirno, 1995 : 377

2.2.7.2 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Terdapatnya Beberapa Tingkat Bunga.

Didalam kenyataan, keadaannya adalah sangat berbeda, yaitu didalam perekoriomian terdapat beberapa tingkat bunga. Seseorang yang menabuag disuatu bank menerima tingkat bunga yang berbeda dan seseorang yang meminjam uang di bank. Tingkat bunga pinjaman pemerintah berbeda dengan tingkat bunga yang dibayar konsumen, dan bank mengenakan tingkat bunga yang berbeda kepada nasabah.. nasabahnya. Perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor-faktor, antara lain: 1. Perbedaan resiko Pinjaman pemerintah membayar tingkat bunga yang lebih rendah dan tingkat bunga pinjaman swasta, Walaupun begitu, pemerintah masih Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dapat rnemperoleh pinjaman yang diperlukannya karena resiko dan meminjamkan kepada pemerintah sangat kecil. Salah satu pertimbangan bank-bank didalam menentukan tingkat bunga yang akan dikenakannya. adalah resiko dan memberikan pinjaman tersebut. 2. Jangka Waktu Pinjaman Semakin lama sejumlah modal dipinjamkan, semakin besar tingkat bunga yang harus dibayarkan. Salah satu sebab dan keadaan ini adalah karena resiko yang ditanggung peminjam akan semakin besar apabila jangka waktu peminjaman bertambah panjang. Sukirno, 1995 385

2.2.7.3 Hubungan Tingkat suku Bunga Dengan Tabungan Masyarakat

Dalam suatu perekonomian tidak semua mendapatan yang diterima masyarakat akan digunakan untuk pengeluaran konsumsi. Sebagian dan pendapatan tersebut akan disisikan oleh penerima pendapatan sebagai tabungan. Penabungan ini dilakukan untuk beberapa tujuan, seperti untuk membiayai pengeluaran konsumsi semasa sudah menginjak usia pensiun, untuk mengumpulkan biaya pendidikan anak-anak pada. masa mereka dewasa, dan untuk berjaga-jaga didalam menghadapi kesusahan dimasa yang akan datang. Menurut pandangan Klasik yang terdapat didalamnya pandangan tradisional yaitu berkeyakinan bahwa jumlah tabungan yang dilakukan masyarakat ditentukan oleh tingkat suku bunga. Semakin tinggi tingkat suku bunga, maka semakin besar jumlah tabungan yang akan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dilakukan oleh masyarakat. Sedangkan menurut pandangan Keynes yang didalamnya terdapat pandangan modern yaitu pandangan sesudah masa klasik, tabungan tergantung kepada pendapatan nasional Pada tingkat pendapatan nasional yang sangat rendah tabungan adalah negatif, yaitu konsumsi masyarakat adalah lebih tinggi dari pendapatan nasional. Dan penjelasan ini dapat dilihat bahwa dalam pandangan modern tingkat bunga tidak mempengaruhi jumlah tabungan masyarakat. Sukirno, 1995 381-382

2.3. Kerangka Pikir.